HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Diyah Yusnita ( )

II. KAJIAN PUSTAKA. perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berda di pusat susunan syaraf.

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

III. METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimen.

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL (JURNAL) Oleh RISMA RIADILA MAMAN SURAHMAN RISWANTI RINI

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

III. METODELOGI PENELITIAN. melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah. Penelitian ini

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL DENGAN PENGEMBANGAN KECERDASAN JAMAK LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA 4-5 JURNAL. Oleh JUNARIAH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL ANAK

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP SAINS ANAK USIA DINI (JURNAL) Oleh

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN BUDAYA LOKAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh RINA ANGGRAINI ( )

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PAUD Amalia yang terletak di Jln M.yunus Blok

Keywords: the card game, numbers ability, letters ability

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rizkha Novitasari PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

III. METODE PENELITIAN. dengan metode yang digunakan oleh peneliti. pada suatu faktor berkaitan dengan variabel-variabel pada satu

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

III. METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Sukmadinata,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL Oleh ELVIRA YUNITA (1113054004) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN Nama Mahasiswa : Elvira Yunita Nomor Pokok Mahasiswa : 1113054004 Program Studi Jurusan Fakultas : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini : Ilmu Pendidikan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandar Lampung, Oktober 2015 Peneliti, Elvira Yunita NPM 1113054004 Mengesahkan Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Dra. Sasmiati, M.Hum NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19560424 198103 2 003

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PEGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN Elvira Yunita 1), Baharuddin Risyak 2), Sasmiati 3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung This research based on children ability in knowing the size concept that undeveloved at group B2 Melati Puspa Kindergarten Tanjung Senang Bandar Lampung. This study aimed to investigate the relationship between activity using educational game toward children ability in knowing the size concept. This study used correlational method. The subject of this study was children in group B2 aged 5-6 years old. Sampling technique used was purposive random sampling. Data were collected by using observation, documentation and test performance. Data were analyzed Correlation Spearman Rank. The result showed that there was a significant relationship between educational game tools toward children ability in knowing size concept. Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum berkembangnya kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini di kelas B2 TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas penggunaan alat permainan edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Sampel penelitian ini adalah anak TK kelas B2 usia 5-6 tahun. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi dan test kinerja. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas penggunaan Alat permainan edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini di TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung. Kata kunci: aktivitas, alat permainan edukatif, konsep ukuran, anak usia dini. 1) Mahasiswa 2) Pembimbing 1 3) Pembimbing 2

PENDAHULUAN Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Menurut NAEYC (Sujiono, 2007:5) Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Anak usia dini memiliki potensi yang masih perlu dikembangkan. Pada rentang usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age), yang merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai rangsangan. Dengan demikian masa anak-anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang. Karena pada masa ini, anak mengalami proses pertumbuhan dan pekembangan yang sangat pesat, untuk itu perlu diberi rangsangan agar potensi anak berkembang secara optimal. Salah satunya melalui pendidikan anak usia dini. Adapun tujuan pendidikan anak usia dini sebagaimana yang terkandung didalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Adapun aspek-aspek perkembangan anak usia dini sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) Nomor 58 tentang standar pendidikan anak usia dini meliputi nilai moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosialemosional. Dari lima aspek

perkembangan tersebut, perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan karena perkembangan kognitif mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir teliti. Kemampuan Mengenal Konsep Ukuran Kemampuan mengenal konsep ukuran merupakan salah satu kemampuan kognitif. Menurut Permen No.58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini perkembangan kognitif meliputi 3 hal yaitu : (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola dan (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. dari 3 hal tersebut, kemampuan mengenal konsep ukuran termasuk dalam konsep bentuk, warna, ukuran dan pola. Untuk mengembangkan aspek kognitif guru perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang dapat memungkinkan mereka menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi guru sebagai pendamping, pembimbing, dan fasilitator bagi anak. Jamaris (2006:47) menyatakan bahwa konsep ukuran diperoleh dari pengalaman anak pada waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan membandingkan mengklasifikasikan dan menyusun benda-benda. Hal yang agak berbeda dikemukakan oleh Aisyah,dkk (2008:5.33) bahwa anak mendapatkan lebih banyak pengalaman didalam lingkungannya maka anak mulai menaruh perhatian khusus kepada hubungan antar benda-benda yang ada disekitarnya. Ukuran adalah salah satu yang

diperhatikan anak secara khusus. Hal ini sering diajarkan dalam konteks kebalikan, seperti besar dengan kecil, panjang dengan pendek. Selanjutnya Beaty (2013:284) mengemukakan bahwa saat anak kecil menyusun pengetahuannya sendiri dengan berinteraksi dengan objek dan orang di lingkungannya, otaknya sepertinya memerhatikan lebih seksama pada hubungan antara benda-benda. Ukuran merupakan salah satu hubungan itu. Apa besar, kecil, lebih besar atau lebih kecil dari lainnya. Atas dasar hal tersebut, kemampuan mengenal konsep ukuran merupakan kemampuan yang diperoleh anak saat anak belajar membandingkan objek yang terlihat sama tetapi ukuran berbeda, dengan cara mengamati, memegang, membuat dan menggunakan. Perbandingan langsung objek-objek berdasarkan salah satu perbandingan itu sepertinya merupakan cara terbaik bagi anak kecil untuk belajar ukuran. Dengan demikian maka, kemampuan mengenal konsep ukuran diperoleh jika anak berinteraksi dengan objek yang dipelajari secara langsung. Aktivitas Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) Alat permainan edukatif (APE) merupakan salah satu media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia dini. Depdiknas (2003) dalam Badru (2005) menyatakan bahwa Alat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Hal yang sama dikemukakan oleh Tedjasaputra (2001:81) bahwa alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Arrousal Modulation Theory, dikembangkan oleh Berlyne (1960) dan dimodifikasi oleh Ellis (1973) dalam Tedjasaputra (2001:13) mengemukakan bahwa bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar system syaraf pusat tetap berada dalam keadaan terjaga. Bila terlalu banyak stimulasi, arrousal akan meningkat sampai batas yang kurang sesuai dan

menyebabkan seseorang akan mengurangi aktivitas. Ellis juga menganggap bermain sebagai aktivitas mencari rangsang (stimulus) yang meningkatkan arrousal (minat) secara optimal. Selanjutnya Ligart (Sujiono, 2007:66) mengemukakan bahwa anak-anak diberikan benda-benda yang yang nyata dalam kegiatan pembelajaran. anak dirangsang untuk berfikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata sebagai contoh materi pembelajaran. Dengan demikian, terciptanya pengalaman melalui benda nyata diharapkan anak dapat mengerti maksud dari materi yang diajarkan guru. Menurut Piaget (Isjoni, 2011:77) proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, dan equalibrasi. Piaget juga menyatakan bahwa anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya (dalam Jamaris, 2006:19). Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitif atau schemata (dalam bentuk tunggal adalah skema) yang dimulai dari terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu generalisasi( kesimpulan umum). Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa melalui bermain anak mendapat stimulus dengan melakukan aktivitas yang dapat mengembangkan kognisi anak. Adapun aktivitas yang dilakukan anak meliputi mengamati, memegang, membuat dan menggunakan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas penggunaan APE merupakan aktivitas dalam menggunakan APE meliputi mengamati, memegang, membuat dan menggunakan APE. METODE Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Nana Syaodih, 2007:56). Dalam penelitian ini metode penyelesaian masalah yang digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimen. Populasi dalam peneltian ini adalah anak-anak TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar lampung pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 60 anak, yang terdiri dari kelompok A usia 4-

5 tahun dan kelompok B usia 5-6 tahun. rank untuk menguji hubungan kedua variabel dengan rumus Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun dikelas B2 yang terdiri dari 16 anak di TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan purposive random sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan peneliti mengambil sampel di kelas B2, karena subejek penelitian yang dituju adalah anak usia 5-6 tahun, dan berdasarkan pengamatan peneliti di kelas B2, anak banyak yang bermasalah dalam mengenal konsep ukuran. Peneliti menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan tes kinerja. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui hubungan antara aktivitas penggunaan alat permainan edukatif dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis dengan menggunakan analisis tabel dan selanjutnya analisis hipotesis menggunakan korelasi spearman sumber :Sugiyono (2012:254) HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian direkap. Berdasarkan data yang telah diperoleh tentang aktivitas penggunaan alat permainan edukatif terlihat bahwa mayoritas anak aktif menggunakan APE sebanyak 43,75% anak, selanjutnya yang sangat aktif menggunakan APE sebanyak 37,50% anak dan sisanya sebanyak 12,5% anak yang kurang aktif menggunakan APE, dan sebanyak 6,25% anak yang tidak aktif menggunakan APE. Selain itu berdasarkan data yang telah diperoleh tentang kemampuan mengenal konsep ukuran terlihat bahwa mayoritas anak yang kemampuan mengenal konsep ukurannya berkembang sangat baik sebanyak 81,25 % anak, selanjutnya yang 12,5% anak kemampuan mengenal konsep ukurannya berkembang sesuai harapan, dan sisanya sebanyak 6,25% anak yang

kemampuan mengenal konsep ukurannya mulai berkembang. Setelah data variabel X dan Y dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, maka selanjutnya dianalisis juga menggunakan teknik analisis tabel (1). Berdasarkan analisis tabel silang, perolehan tertinggi sebanyak 37,5% anak yang sangat aktif menggunakan APE dan kemampuan mengenal konsep ukurannya berkembang sangat baik. Tabel 1. Silang Aktivitas Penggunaan Dengan Kemampuan Mengenal Konsep Berdasarkan perhitungan korelasi spearman rank diatas menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas penggunaan alat permainan edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini yang ditunjukkan dengan besaran 0,95. Berdasarkan pedoman tingkat keeratan koefisien korelasi maka antara aktivitas penggunaan alat permainan edukatif dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini memiliki hubungan yang sangat kuat dan bernilai positif. Kemampuan mengenal konsep ukuran Aktivitas Penggunaan APE BSB BSH MB BB Jumlah Sangat 6 0 0 0 6 Aktif (37,5 (37,5%) %) Aktif 6 1 0 0 7 (37,5 (6,75 (43,75%) %) %) Kurang 0 2 0 0 2 Aktif (12,50 (12,50%) %) Tidak 1 0 0 0 1 aktif (6,25 (6,25%) %) Jumlah 13 2 1 0 Sumber : data hasil penelitian 2015 Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi spearman rank untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menginterprestaskan angka ini maka perlu dibandingkan dengan tabel nilai rho. Dari tabel terlihat bahwa untuk n=16, pada taraf kesalahan 5% diperoleh harga 0,506. Hasil rho hitung ternyata lebih besar dari rho tabel pada taraf kesalahan 5%. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara aktivitas penggunaan Alat permainan edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini. Berdasarkan fakta tersebut maka hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penggunaan alat permainan edukatif (APE) berhubungan dengan

kemampuan mengenal konsep ukuran anak usia dini. usia dini di TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Piaget (Sudjiono,2007:153) bahwa intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning. Melalui active learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indera anak. Kognitif berkembang melalui interaksi dari hasil kematangan manusia dan pengaruh lingkungan. Salah satu cara mewujudkan active learning dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya pendapat lain yang memperkuat adalah Vigotsky (Aisyah,2008:5.30) juga menekankan bahwa belajar aktif dari pada belajar pasif dan memberi perhatian besar kepada apa yang telah diketahui pembelajar sehingga dapat memperkirakan apa yang telah dipelajarinya. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas Penggunaan APE terbukti dapat mengembangkan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini telah dibuktikan dalam pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi spearman rank yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini di TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung tahun Ajaran 2014-2015. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut : (1) Didalam proses kegiatan pembelajaran hendaknya anak difasilitasi dengan berbagai macam APE yang bervariasi guna mengembangkan kemampuan anak. (2) Sebaiknya guru merancang kegiatan pembelajaran untuk anak dalam bentuk bermain dan juga kreatif dalam meraancang APE

sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. (3) Kepala Sekolah hendaknya dalam proses belajar mengajar memfasilitasi guru dalam penyediaan APE yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Tedjasaputra, M. S. 2001. Bermain, Mainan, Dan Permainan. Jakarta: Grasindo. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Badru, Z. dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Beaty, J. J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini.(Terjemahan Observing Development of The Young Child: seventh edition). Jakarta: Kencana. Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta. Jamaris, M. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Grasindo. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Syaodih, N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.