BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, baik kebudayaan yang bersifat tradisional ataupun modern. Setiap daerah memiliki tradisi yang bermacam-macam berbeda dengan daerah lain dan semakin menambah budaya di negeri khatulistiwa ini. Hasil kesenian menjadi salah satu acuan untuk kita berkreativitas lebih baik lagi lebih menjaga dan melestarikan hasil dari suku budaya kita sendiri terlebih kita sebagai anggota masyarakat yang menjadi pemeran didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan atas tiga yaitu : 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kelompok dari ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Salah satu suku di Indonesia yang berada di Sumatera Utara adalah suku Batak Angkola. Suku Batak Angkola adalah salah satu dari sub etnis Batak yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan yang mendiami beberapa daerah seperti daerah Batang Angkola, Sipirok, dan Arse. Seperti halnya etnis lain, etnis Batak Angkola juga memiliki banyak sekali hasil kebudayaan kesenian tradisional yang dihasilkan dalam 1

2 masyarakatnya diantaranya nyanyiaan, tari-tarian, musik, dan makanan tradisi yang khas pada etnis Batak Angkola. Salah satu kesenian vokal yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu Onang-onang yang merupakan sebuah musik vokal yang ada di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan yang hanya dipakai dalam pelaksanaan upacara adat Nagodang. Adat Nagodang adalah pesta besar masyarakat Batak Angkola yang diadakan pada pesta pernikahan. Onang-onang tidak dapat diartikan secara harfiah, namun beberapa sumber mengatakan bahwa asal kata Onang adalah Inang yang artinya ibu. Mulanya Onang-onang adalah suatu pencetusan perasaan kerinduan hati terhadap yang dikasihinya, yaitu ibu dan kekasihnya. Menurut analisa maka lama kelamaan Onang-onang ini berkembang pengertiannya, ia tidak hanya merupakan pencetusan kerinduan hati kepada ibu dan kekasihnya, akan tetapi dipergunakan juga dalam suasana gembira. Misalnya: upacara perkawinan, memasuki rumah baru, dan anak lahir. Kalau dahulu Onang-onang dinyanyikan oleh seseorang untuk dirinya sendiri, saat sekarang bahkan pada umumnya Onang-onang dinyanyikan untuk orang banyak dalam suasana gembira. Sehingga pada saat sekarang ini ada dua pembagian nyanyian Onang-onang : (1) Onang-onang yang dilaksanakan oleh seseorang untuk dirinya sendiri dalam mengungkapkan perasaan hatinya dan (2) Onang-onang yang ditampilkan dalam upacara adat, yakni upacara perkawinan, memasuki rumah baru, dan anak lahir. Namun pada saat sekarang ini fungsi Onang-onang sudah bergeser tidak sesuai dengan fungsi dahulunya bila ditampilkannya pada upacara perkawinan,

3 begitu juga dengan maknanya masyarakat batak Angkola khususnya kurang mengetahuinya. Onang-onang hanya sebagai hiburan semata pada masyarakat Batak Angkola. Dengan demikian menarik perhatian peneliti sebagai masyarakat Batak Angkola mengetahui apa penyebab pergeseran fungsi Onang-onang pada kehidupan masyarakat Batak Angkola yang selalu dihadirkan dalam upacara perkawinannya tersebut, sehingga sangat disayangkan bila kita nantinya tidak mampu dan sanggup memperkenalkan identitas diri lewat budaya kita yang khas yang kita miliki. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasi berbagai masalah yang dapat diteliti terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak 2. Makna Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan. 3. Proses penyajian Onang-onang dalam upacrara perkawinan masyarakat Batak 4. Dampak pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak

4 1.3. Pembatasan Masalah Mengingat masalah yang kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan, tenaga, dana, dan untuk mengarahkan masalah penelitian lebih terfokus maka masalah penelitian dibatasasi untuk mengetahui : 1. Pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak 2. Makna Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan. 3. Proses penyajian Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan yang telah dikemukakan diatas dalam penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti ini dirumuskan hanya pada tiga permasalahan yakni sebagai berikut : 1. Apa penyebab pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan? 2. Apa makna Onang-onang dalam dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan?

5 3. Bagaimana proses penyajian Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui penyebab pergeseran fungsi Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. 2. Mengetahui makna Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli selatan. 3. Mengetahui proses penyajian Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. 1.6 Manfaat Penelitian Tujuan penelitian yang dicapai akan mendatangkan manfaat penelitian yang sudah diteliti. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan wawasan kajian Foklore yang bersifat lisan mengenai Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. 2. Sebagai informasi tertulis bagi setiap pembaca mengenai Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan.

6 3. Sebagai sumber informasi dan motivasi bagi setiap pembaca khususnya peneliti sebagai masyarakat agar tetap melestarikan kebudayaan dan menjaganya sebaik-baiknya.