BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

FUNGSI MARTUMBA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA DI PAHAE : KAJIAN FOLKLOR. Skripsi Sarjana O L E H : BILFERI HUTAPEA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

3. Karakteristik tari

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Gayo adalah kesenian Didong. Kata didong mendekati pengertian dendang adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak kebudayaan daerah. Maksudnya puncak puncak kebudayaan daerah adalah unsur - unsur kebudayaan daerah yang bersifat universal dan dapat diterima oleh suku suku bangsa, tanpa menimbulkan gangguan terhadap latar belakang budaya kelompok yang menerima sekaligus mewujudkan konfigurasi atau gugusan kesatuan budaya nasional. Kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dengan manusia. Manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat. Hampir semua tindakan manusia itu adalah kebudayaan, hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan. Tetapi tindakan demikian persentasinya kecil. Tindakan yang merupakan kebudayaan dibiasakan melalui proses belajar ( Ihromi, 2006:13 ). Gultom ( 1992 : 253 ) mengatakan adapun kebudayaan tersebut memiliki tiga wujud yaitu :

a. Kebudayaan sebagai kompleks gagasan. Wujud kebudayaan sebagai kompleks gagasan, merupakan konsep dan pikiran manusia. Sebagai kompleks gagasan, kebudayaan adalah bersifat abstrak, yang tidak dapat dilihat, didengar, dan diraba. Wujud ini disebut sistem budaya. Sistem budaya adalah rangkaian proses gagasan atau rangkaian proses pandangan pandangan yang paling berharga dan bernilai dalam hidup manusia. Gagasan gagasan ini adalah merupakan pandangan pandangan terhadap sesuatu dalam hidupnya. Gagasan atau pandangan tadi mencakup antara lain :bagaimana pandangan tentang Ketuhanan, bagaimana pandangan manusia mengenai alam, bagaimana pandangan manusia tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana pula pandangan manusia tentang waktu. b. Kebudayaan sebagai kompleks aktivitas. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas adalah interaksi interaksi manusia yang timbul berkat nilai budaya yang dihayati untuk menghadapi lingkungannya interaksi manusia untuk menghadapi lingkungannya adalah wujud nilai budaya dalam bentuk sosial. Sistem sosial adalah sistem yang menata hubungan manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia dengan alam, mengatur hubungan

manusia dengan manusia. Masyarakat mendorong aktivitas lain untuk berkarya guna kebutuhan sosial. Melalui sistem sosial ini diketahui bagaimana sistem kemasyarakatan, sistem kerabat kelompok keluarga dan keluarga inti, atau keluarga satu suku bangsa. c. Kebudayaan sebagai kumpulan benda. Wujud kebudayaan sebagai kumpulan benda atau artipaks disebut aset budaya yang tumbuh dari kompleks aktivitas demi kebutuhan sosial. Untuk kebutuhan spritual maupun untuk kebutuhan material mendorong manusia itu untuk berbuat atau berkarya. Hasil kerja demikian disebut karya budaya. Berwujud kongkrit dan nyata dan sering disebut dengan istilah Phisical culture. Karya budaya itu tumbuh dari sistem sosial yang merupakan kompleks gagasan atau nilai budaya. corak dari karya budaya yang tumbuh dari sistem sosial itu berkat ide vital nilai budaya. Penelitian pada karya budaya akan dapat mengetahui sistem sosial dan nilai yang bersumber dari gagasan mengapa karya budaya itu ada. Para ahli sependapat bahwa unsur kebudayaan materi itu adalah kebutuhan sosial antara lain tentang sistem masyarakat, bahasa, sistem ekonomi, pengetahuan, teknologi, kesenian dan religi. Kedudukan manusia terhadap kebudayaan yaitu sebagai penganut kebudayaan, pembawa kebudayaan, manipulator kebudayaan dan pencipta

kebudayaan. Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang memintakan pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Begitu pula dengan sejarah perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia dan daerah. Kebudayaan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia sehingga menghasilkan beragam budaya. Khasanah kekayaan budaya suku suku bangsa di Indonesia sebagian masih belum tertulis dan sebagainya telah terhimpun dalam data verbal. Berbagai adat istiadat, permaianan rakyat, cerita rakyat serta deskripsi tentang wujud dan unsur unsur kebudayaan disamping ada yang telah tertulis akan tetapi masih banyak yang belum ditulis dan dibukukan. Masih banyaknya khasanah kebudayaan yang belum diketahui secara luas dan belum ditulis, tidak terlepas masih kuatnya tradisi lisan. Salah satu wujud kebudayaan sebagai kompleks aktifitas adalah tarian rakyat. Ada kaitan yang erat antara tarian rakyat dengan kebudayaan, khususnya kebudayaan daerah. Tarian rakyat tersebut memperlihatkan dan menunjukkan corak corak kebudayaan daerah. Disamping sebagai corak dan ciri khas kebudayaan tersebut, bahwa tarian rakyat juga sebagai alat untuk menjaga kelangsungan kebudayaan daerah tersebut.

Menurut Kamus Dewan Edisi Ketiga (2002:1378), tari adalah gerakan badan serta tangan dan kaki yang berirama mengikuti rentak musik. Tari merupakan gerakan tubuh mengikuti cara cara ritmik biasanya menggunakan iringan musik dan tergantung pada ruangan, untuk tujuan mengekspresikan sebuah ide atau emosi, pelepasan atau pembebasan energi atau secara sederhana menerima dengan senang hati gerakan itu sendiri. Tarian adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh atau fisik dan mimik. Iringan musik secara auditif mendukung kesan visual yang ada ( Nursantara, 2006 ) Gerakan tari merupakan dari seni budaya yang merupakan refleksi dari sikap, sifat, perilaku serta pengalaman hidup dari masyarakat sendiri. Seperti dalam tarian tergambar cita ras dan daya, cipta dan karya dari sekelompok orang atau masyarakat. Tari tersebut merupakan gerakan yang rapi dan gerakan yang reguler, secara harmoni mengkomposisikan keindahan perilaku, yang berlawanan yang kegemalaian postur tubuh dan menjadi bahagian dari postur tubuh itu. Tarian tidak sama dengan dengan gerakan yang kita lakukan sehari hari. Gerakan tari tidak langsung diarahkan untuk bekerja, berpergian, atau mempertahankan hidup walau sebahagian besar praktek tari, gerakannya untuk ekspresi, penikmatan estetika dan hiburan.

Tarian yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa bagian : 1. Tarian Tradisional Tarian tradisional merupakan bentuk tari yang sudah lama ada, diwariskan secara turun temurun, seperti biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius. Semua aturan ragam, formasi dan busana dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah. 2. Tarian Nusantara Jenis tarian ini merupakan tarian tradisi daerah yang sudah dikreasikan kembali. Kreasi ini bisa merupakan kreasi bebas maupun hasil perpaduan gerak dan gaya tari antaretnik sehingga muncul jenis baru. 3. Tarian Kreasi Tarian kreasi merupakan tarian yang lepas dari standart tari yang baku. Jenis tarian ini dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi dan kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagian penampilan utama maupun sebagian tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang

bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Tarian ini dapat pula dimodifikasi dengan drama. Seperti suku suku yang lainnya yang ada di daerah Indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya dan adat istiadat, memiliki tarian rakyat tersendiri. Salah satunya adalah suku Batak yang terdiri dari subsuku, diantaranya adalah suku Batak Toba yang mendiami wilayah Tapanuli yang memiliki budaya dan adat istiadat tersendiri yang memiliki tarian rakyat. Tarian pada masyarakat Batak Toba berasal dari tari yang berkaitan animisme. Pada mulanya tarian itu dimainkan untuk memuja dewa dewa. Tarian yang khusus disampaikan kepada dewa akhirnya menjadi tarian umum yang kemudian menjadi seni budaya Batak Toba ( Tambunan, 1982 : 85 ) Masyarakat Batak Toba memiliki tarian yang disebut dengan tor-tor. Kegiatan menari ( manortor) ini diiringi dengan alat musik tradisional ( gondang sabangunan ). Tarian yang dilakukan pada waktu upacara adat perkawinan, kematian dan lain lain. Pada masyarakat Batak Toba di Pahae terdapat tarian tradisonal yang unik disebut dengan martumba. Martumba memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan tarian Batak Toba ( tor-tor Batak ). Martumba merupakan tarian yang

diiringi nyanyi dan gerakan. Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok muda mudi. Tarian yang dilakukan sekelompok muda mudi di Pahae mengekspresikan dan mengkomunikasikan emosinya. Muda mudi yang melakukan gerakan serentak dan sambil bernyanyi secara bersamaan menyalurkan atau meluapkan perasaan kegembiraan mereka. Martumba dahulu sering ditampilkan masyarakat Batak Toba di Pahae pada waktu terang bulan dan kini dilakukan sewaktu kegiatan besar dan perayaan tertentu saja dalam masyarakat Batak Toba. Sering juga dibuat sebagai perlombaan di kalangan muda mudi di masyarakat Batak Toba. Satu kegiatan yang menjunjung tinggi kebersamaan antara sesama muda- mudi. Untuk itu penulis merasa perlu untuk meneliti ini dikarenakan pengaruh modernisasi masyarakat sekarang khususnya muda mudi tingkat menjunjung nilai kebersamaan semakin berkurang. Kebersamaan antara sesama muda mudi sudah semakian jarang ditemukan. Penelitian ini bermanfaat agar senantiasa tarian yang secara khusus dari Pahae yang dilakukan muda muda ini tidak hilang ditelan jaman begitu saja. Sebagai penambah khasanah kebudayaan daerah Batak Toba dan juga kebudayaan Indonesia yang berfungsi sebagai penanda identitas kebudayaan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah Martumba ( tarian tumba ) merupakan kebudayaan Batak Toba yang dilakukan oleh muda mudi dalam mengekpresikan perasaan kegembiraan mereka secara bersamaan. Dalam kegiatan martumba yang dilakukan muda mudi secara serentak diiringi alunan nyanyian. Salah satu Dalam kegitan ini merupakan suatu acara hiburan tersendiri bagi masyarakat Batak Toba di Pahae. Suatu kegiatan yang dipertunjukkan oleh muda mudi. Sesuai dengan sebuah judul penelitian, yaitu Fungsi Martumba Bagi Masyarakat Batak Toba di Pahae maka dari hasil penelitian ini dapat mengetahui fungsi martumba bagi masyarakat Batak Toba di Pahae. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan mengetahui perumusan masalah yang akan dibahas, penulis memberikan rumusan masalah yaitu : 1. Apakah pengertian tentang tarian tumba pada masyarakat Batak Toba di Pahae? 2. Apakah fungsi martumba bagi masyarakat Batak Toba di Pahae? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka yang menjadi sasaran tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mendeskripsikan pengertian tentang tarian tumba yang ada pada masyarakat Batak Toba di Pahae. 2. Untuk menjelaskan fungsi martumba bagi masyarakat Batak Toba di Pahae. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan folklor yang ada di Indonesia. Mendokumentasikan tarian tumba tersebut agar terhindar dari kepunahan dan dapat diwariskan kepada generasi penerus dan juga untuk menambah atau memperkaya teori dan konsep kebudayaan suku Batak Toba khususnya tentang fungsi martumba bagi masyarakat Batak Toba. 2. Secara prakis, penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat Batak Toba khususnya muda mudi tentang tarian tumba dan memotivasi untuk melakukan tarian tersebut. Bagi masyarakat diluar Batak toba agar mengetahui kebudayaan

Masyarakat Batak Toba khususnya tarian dan tertarik untuk memahami kebudayaan masyarakat Batak Toba itu sendiri. Memberikan dorongan kepada para peneliti untuk memberikan perhatian dalam penelitian bidang budaya daerah Batak Toba dan menunjang program pemerintah dalam upayah mengembangkan budaya nasional. 1.4 Anggapan Dasar Penelitian mengenai kegiatan martumba di Pahae Kabupaten Tapanuli Utara penulis lakukan karena penulis pernah menyaksikan kegiatan martumba dan juga ikut melakukan kegiatan martumba tersebut pada waktu perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Arikunto ( 1987:17 ) mengatakan anggapan dasar adalah sesuatu yang diakui kebenarannya oleh peneliti dan berfungsi sebagai pijakan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian tersebut. Oleh sebab itu, anggapan dasar itu tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Secara umum anggapan dasar inilah yang merupakan dasar dan titik tolak penyusunan sebuah skripsi. Dengan demikian penulis membuat anggapan dasar adalah :

1. Kegiatan martumba merupakan salah satu identitas budaya dari masyarakat Batak Toba khusunya yang berdomisili di wilayah Pahae. 2. Tumba merupakan warisan budaya dari leluhur masyarakat Batak Toba. 3. Tumba sangat penting untuk diteliti dan ditulis dalam bentuk karya ilmiah, agar warisan kebudayaan semakin dapat dikenal oleh kalangan masyarakat khususnya bagi muda mudi Batak Toba dan juga agar tumba semakin sering dilakukan.