BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib yang harus diterima oleh setiap siswa di semua jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta. Di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Empat keterampilan tersebut sekaligus secara bertahap harus mampu dikuasai siswa guna menunjang proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (2008: 1) bahwa keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Dari kesatuan pembelajaran keterampilan berbahasa tersebut masing-masing memiliki tahapan yakni setelah mempelajari keterampilan menyimak dan berbicara, dilanjutkan dengan proses belajar membaca dan menulis. Menguasai aspek menulis tidak semudah yang dibayangkan karena menulis lebih kompleks dibandingkan aspek keterampilan berbahasa yang lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis dikuasai seseorang sesudah menguasai keterampilan berbahasa yang lain. Seperti yang diungkapkan Winarni (2009: 66) bahwa menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif, dan ekspresif, senada dengan itu, Tarigan (2008: 3) juga menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Produktif adalah memberi manfaat atau menguntungkan, dan arti dari kata ekspresif adalah mampu mengungkapkan gagasan atau perasaan. Jadi menulis merupakan sebuah kegiatan yang bermanfaat dan mampu melatih diri untuk dapat mengungkapkan suatu gagasan atau perasaan dengan bahasa tulis sesuai apa yang dikehendaki agar dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) aspek keterampilan menulis harus dikuasai oleh siswa dengan baik, karena pengembangan tradisi menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memiliki peranan penting pada proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Syafi e (dalam Saddhono, 2014: 150) bahwa keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya di sekolah karena keberhasilan anak dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran, mengingat aspek keterampilan menulis yang diajarkan di SMA/SMK merupakan aspek keterampilan menulis lanjutan yang perlu dikembangkan setelah sebelumnya sudah dipelajari pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SD/SMP). Untuk siswa SMA/SMK, aspek keterampilan menulis masuk pada pemetaan Kompetensi Dasar 1.9 dan Kompetensi Dasar 1.10 (KD 1.9 Menulis dengan memanfaatkan kategori/kelas kata dan KD 1.10 Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat). Oleh karena itu siswa SMA/SMK dituntut harus mampu menguasai pemanfaatan kata dalam menulis dan juga mampu membuat berbagai teks tertulis sebagai bekal keterampilan ketika melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun bekal ketika memasuki dunia kerja. Di samping itu, keterampilan menulis juga sangat berguna dalam kehidupan mandiri di masyarakat luas. Hal ini mengingat begitu pentingnya keterampilan menulis, apalagi dalam era informasi yang serba cepat, bahasa sebagai alat informasi tulis menjadi perhatian khusus, bahwasanya pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi mewajibkan peserta didiknya memiliki keterampilan menulis dengan baik. Jika dilihat dari mayoritas lamaran pekerjaan atau lapangan kehidupan modern yang berkualitas, seseorang selalu dituntut memiliki keterampilan dalam menulis atau berkomposisi. Pada dasarnya menulis itu, bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam

bahasa tulis. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan dalam berpikir. Di sisi lain, keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa juga bermanfaat untuk berkomunikasi dengan masyarakat melalui tulisan. Jadi dengan menulis diharapkan siswa mampu memberikan manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, baik secara akademik maupun nonakademik, karena seyogyanya kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah di bumi adalah mampu memberikan sebanyak-banyak manfaat kepada sesama. Sesuai dengan pemetaan silabus SMA/SMK tahun pelajaran 2016/2017, aspek keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa meliputi keterampilan menulis teks narasi, keterampilan menulis teks deskripsi, dan keterampilan menulis teks eksposisi. Dalam hal ini, keterampilan menulis teks deskripsi menjadi sorotan tajam karena merupakan salah satu keterampilan dasar menulis yang menuntut siswa untuk mampu mengungkapkan suatu gagasan atau perasaan kepada pembaca agar si pembaca mampu memahami dan seolah-olah berada dekat dengan objek yang dideskripsikan oleh si penulis. Sejalan dengan pernyataan Andayani (2009: 36) bahwa tulisan deskripsi merupakan tulisan yang bertujuan memberikan perincian atau detail tentang objek. Perincian tersebut memberikan pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, karena tulisan deskripsi yang berhasil dapat membawa pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Musaba (2014: 8) menyatakan bahwa dengan adanya tulisan, manusia dapat mengabadikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan adanya tulisan juga menandakan manusia mengenal proses pendidikan. Bahasa yang dituliskan adalah bagaimana bahasa dalam diam, bahasa yang memerlukan tanda-tanda tertentu dan memerlukan wujud kata yang harus secara tepat terhubung dengan kata lainnya dalam sebuah kalimat. Untuk itu, setiap kalimat perlu disusun sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun taraf value.

Hal ini perlu diperhatikan agar hasil tulisan dapat dipahami dengan cepat dan tepat. Dengan begitu, untuk dapat menghasilkan tulisan deskripsi yang baik, siswa harus memahami terlebih dahulu kosa kata yang nantinya akan disusun menjadi serangkaian kalimat. Kalimat yang dirangkai sedemikian rupa hingga membentuk suatu paragraf, dan suatu paragraf yang dikembangkan hingga menjadi sebuah teks tetap harus memenuhi kaidah kebahasaan yang berlaku. Kalimat yang baik menyebabkan pembaca tertarik dan betah membacanya. Kalimat yang efektif mampu memenuhi hasrat pemahaman pembaca. Sejalan dengan pendapat Azhari (dalam Yaqin, 2012: 49) bahwa kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan yang relatif lengkap. Hal ini dimaksudkan agar tata bahasa yang digunakan dalam menyusun teks dapat menjadikan isi pesan yang terkandung di dalamnya tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca, karena menurut Rahardi (2010: 93) kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang minimal terdiri dari unsur subjek dan unsur predikat. Oleh karena itu, proses pembentukan kalimat harus diperhatikan sedemikian rupa terutama pada pembentukan kalimat efektif. Hal ini mengingat tidak banyak siswa yang benar-benar mengerti dan memahami keefektifan sebuah kalimat khususnya dalam pengaplikasian aspek keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis teks deskripsi. Dalam menyusun paragraf deskripsi menurut Kusmana (2014: 83) diperlukan kemampuan yang perlu dilatih untuk menggambarkan sesuatu objek, dan penggambaran objek tersebut dilakukan dengan menggunakan kalimat yang runtut, logis, dan efektif. Jadi yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca. Kalimat efektif tersebut adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesannya secara utuh kepada pembaca maupun pendengar sehingga menimbulkan pemahaman baru akan suatu hal sesuai dengan gagasan penulis.

Seperti yang diungkapkan oleh Rohmadi, Eddy Sugiri dan Aninditya Sri Nugraheni (2014: 23) bahwa kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat dikatakan efektif apabila dalam penyampaian pesan, gagasan, perasaan maupun informasi sesuai dengan maksud si penulis atau pembicara. Oleh karena itu, kalimat efektif harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannyapun harus benar. Dengan demikian akan memenuhi persyaratan pemakaian kalimat efektif dan efisien yang mengacu pada pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berkaitan dengan penjelasan di atas bahwa penguasaan aspek keterampilan menulis teks deskripsi pada siswa juga tidak semata-mata hanya ditopang dengan bekal pemahaman kalimat efektif saja, karena banyak faktor lain baik dalam diri siswa maupun luar siswa yang ditemukan mengapa siswa cenderung mengalami kesulitan dalam menulis. Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya keterampilan menulis siswa adalah rendahnya motivasi berprestasi siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Mitchell (dalam Winardi, 2007: 77) motivasi merupakan perilaku yang mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu. Hal ini penting diperhatikan karena dengan adanya motivasi, siswa mampu berpandangan positif dan memiliki dorongan penuh dari dalam dirinya guna mendukung keterampilannya dalam menulis. Menurut Dimyati dan Mujiono (2009: 60) bahwa motivasi merupakan suatu dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia. Motivasi digunakan untuk menggugah hasrat dalam diri siswa berkenaan dengan keinginan untuk berprestasi. Motivasi dapat dipandang sebagai daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan. Kebutuhan motivasi siswa dalam berprestasi merupakan motivasi untuk mencapai sukses dalam mengerjakan tugas. Tugas untuk sukses dalam hal ini kaitannya dengan menguasai aspek keterampilan menulis teks deskripsi diserta pemahamannya pada kalimat efektif.

Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pemahaman siswa terhadap kalimat efektif, karena rendahnya keterampilan menulis teks deskripsi siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam diri siswa maupun luar siswa. Salah satu faktor yang menjadi daya pemikat untuk dihubungkan dengan keterampilan menulis adalah motivasi berprestasi siswa, karena dengan adanya motivasi siswa dalam berprestasi, untuk bisa menyelesaikan tugas keterampilan menulis dengan baik, siswa akan mendorong dirinya untuk belajar memahami kosa kata yang nantinya akan dirangkai menjadi sebuah paragraf serta dikembangkan menjadi sebuah teks yang diarahkan menjadi teks deskripsi. Hal ini semakin dikuatkan dengan pernyataan Mahayana (2015: 138) bahwa menulis tidak ada hubungannya dengan bakat, menulis adalah kegiatan keterampilan. Dengan demikian anggapan siswa bahwa seseorang hanya bisa menulis jika ia mempunyai bakat atau talenta besar sebagai penulis, sama sekali tidak benar. Pandangan itu harus kita tolak, karena selain salah, juga menyesatkan dan berbahaya. Menulis adalah kegiatan keterampilan dan itu sangat memungkinkan untuk dilatih. Sebagai kegiatan keterampilan, berhasil atau tidaknya siswa dalam menulis sepenuhnya bergantung pada proses latihan menulis yang secara terusmenerus. Setiap orang, pada dasarnya dapat dan mampu untuk menulis, atau meminjam pernyataan Arswendo Atmowiloto bahwa menulis itu gampang, karena kenyataannya memang demikian. Masalahnya tinggal bergantung kepada kemauan, dan kemauan ini akan timbul dari dalam diri siswa apabila memiliki motivasi berprestasi yang tinggi untuk bisa menguasai keterampilan menulis teks deskripsi dengan pemahaman kalimat efektif yang baik. Peneliti merasa perlu melakukan penelitian di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Surakarta, karena siswa SMK biasanya cenderung mengabaikan aspek keterampilan menulis, sedangkan menurut pendapat beberapa ahli menyatakan bahwa sesungguhnya menulis adalah kegiatan intelektual. Pada saat seseorang berada dalam proses penulisan, pada saat itulah pikiran dan intelektualnya bekerja keras. Ia harus memilih dan memilah-milah, kata-kata apa yang patut dan paling tepat diungkapkan, penyampaian dalam rangkaian kalimat dan bagaimana kelogisannya. Mengingat bahasa tulis sangat berbeda dengan

bahasa lisan, maka ketepatan memilih kata-kata, kejelasan mengungkapkan gagasan, dan kecermatan menggunakan dan memanfaatkan tanda baca, ikut pula memainkan peranan dalam menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Uraian di atas menjadi penguat bagi peneliti untuk membuktikan adanya hubungan pemahaman kalimat efektif dengan keterampilan menulis teks deskripsi siswa yang didukung oleh motivasi siswa untuk berprestasi. Oleh karena itu, peneliti perlu mengkaji lebih lanjut hubungan tersebut melalui sebuah penelitian yang diberi judul Hubungan antara Pemahaman Kalimat Efektif dan Motivasi Berprestasi dengan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi pada Siswa Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, kemudian diidentifikasi berbagai masalah yang muncul, yaitu keterampilan menulis siswa di SMK Kristen 1 Surakarta. Rendahnya keterampilan menulis siswa khususnya pada keterampilan menulis teks deskripsi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa maupun faktor luar siswa. Perbedaan motivasi berprestasi siswa serta rendahnya pengetahuan dasar terhadap pemahaman kalimat efektif diduga mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis teks deskriptif. C. Pembatasan Masalah Agar dalam melaksanakan penelitian lebih terarah dan tidak menyalahi dari tujuan penelitian maka dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan beberapa faktor dan fakta di lapangan yang menggambarkan rendahnya keterampilan menulis siswa, dalam penelitian ini penulis akan meneliti lebih lanjut dua faktor yang diduga berpengaruh terhadap keterampilan menulis teks deskripsi. Kedua faktor tersebut adalah pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi. Melalui penelitian ini, masalah yang akan diteliti terbatas pada hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan

motivasi berprestasi dengan keterampilan menulis teks deskripsi. Sebagai variabel bebas, yaitu pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi, sedangkan variabel terikat, yaitu keterampilan menulis teks deskripsi. 2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas X SMK Kristen 1 Surakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan keterampilan menulis teks deskripsi? 2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dan keterampilan menulis teks deskripsi? 3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks deskripsi? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya: 1. Hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan keterampilan menulis teks deskripsi. 2. Hubungan antara motivasi berprestasi dan keterampilan menulis teks deskripsi. 3. Hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks deskripsi. F. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian seperti tersebut pada perumusan masalah dan tujuan penelitian, diharapkan akan diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis a. Memberikan khasanah teori/keilmuan tentang ada tidaknya hubungan berarti antara pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi dengan keterampilan menulis teks deskripsi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. b. Memberikan khasanah teori/keilmuan tentang sejauh mana hubungan antara pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks deskripsi. c. Memperkaya khasanah teori/keilmuan peneliti yang terkait dengan keterampilan menulis teks deskripsi dalam hubungannya dengan pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a. Siswa Diharapkan dapat memberi dorongan yang menambah pemahaman siswa mengenai variabel-variabel yang diteliti sehingga bisa digunakan sebagai alat refleksi diri dan memacu untuk memperbaiki diri. b. Guru Sebagai bahan pertimbangan tentang arti penting pemahaman kalimat efektif dan motivasi berprestasi siswa bagi pengembangan keterampilan menulis teks deskripsi, sehingga mendorong para guru untuk memaksimalkan peran kedua variabel tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis teks deskripsi.