BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang profesional. Salah satu syarat untuk mencapainya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X / 1-2

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mempelajarinya. Barulah setelah Indonesia merdeka, bahasa Inggris diajarkan di sekolah-sekolah menengah sebagai bahasa asing pertama yang harus dipelajari dengan tujuan memperkenalkan para siswa pada bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu dan perubahan kurikulum pendidikan Indonesia, kini bahasa Inggris diajarkan di setiap jenjang pendidikan, termasuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal ini tentu sebagai bukti bahwa kedudukan bahasa Inggris sangat penting dan harus dikuasai oleh setiap generasi muda Indonesia sebagai bekal untuk bersaing di kancah internasional. Seperti yang disebutkan dalam Standar Isi Kurikulum 2006 bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Inggris SD/MI adalah: 1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah 2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global (BSNP, 2006, hlm. 142). Adapun ruang lingkup bahasa Inggris di SD meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu: mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Dilihat dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi yang harus dikuasai siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks karena keterampilan ini tidak hanya menuntut kemampuan dan pemahaman penulis pada sejumlah aturan, konsep, dan teori penulis, tetapi penulis juga dituntut untuk teliti dalam menggunakan tanda baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format jenis tulisan (Zainurrahman, 2011). Walaupun keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Inggris di SD diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan, namun keterampilan 1

2 ini tidak dapat diajarkan secara terpisah dari ketiga keterampilan lainnya. Kegiatan menulis ini perlu dilatih sejak dini. Jika tidak, maka anak akan merasa kesulitan untuk membuat suatu karya tulis. Seperti yang diungkapkan Tarigan (2006, hlm. 23) bahwa keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada pembelajaran menulis bahasa Inggris di SD, Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai siswa adalah menulis kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat (BSNP, 2006). Dan salah satu teks fungsional pendek yang harus dikuasai siswa adalah teks deskriptif. Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. 45) menyebutkan bahwa tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolah-olah melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata. Dengan kata lain, teks deskriptif memberikan gambaran pada pembacanya mengenai ide penulis, baik berupa gambaran bentuk, sifat, warna, ataupun karakteristik lainnya dari sebuah objek sehingga pembaca seolaholah dapat melihat, mengalami, ataupun merasakan apa yang sedang dideskripsikan. Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris kelas V SD Al- Muttaqin, teks deskriptif mulai dipelajari di kelas V namun masih bersifat sederhana seperti yang pernah dipelajari pada semester 1 dimana siswa ditugaskan untuk menulis teks deskriptif mengenai anggota keluarga (family member). Berdasarkan studi pendahuluan terhadap proses pembelajaran menulis di kelas VA SD Al Muttaqin, didapatkan data bahwa siswa sudah mampu menulis teks deskriptif sederhana mengenai tempat tinggalnya walaupun pada pembelajarannya masih terdapat kesulitan, salah satunya adalah kesulitan merangkai kata menjadi kalimat. Hal itu disebabkan oleh terbatasnya penguasaan siswa terhadap struktur kalimat bahasa Inggris yang memang tidak ditekankan pada pembelajaran bahasa Inggris di SD. Namun dilihat dari hasil observasi, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa baik berupa pemodelan, penjelasan, dan penghubungan materi yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dalam menulis. Bantuan yang diberikan oleh guru tersebut dikenal dengan istilah scaffolding.

3 Istilah scaffolding pada mulanya diperkenalkan oleh Wood, Bruner, dan Ross (1976). Pada dasarnya, scaffolding adalah bantuan sementara yang diberikan guru kepada siswa secara bertahap untuk menyelesaikan suatu tugas atau tujuan pembelajaran sampai ia mampu menyelesaikan tugas tersebut secara mandiri. Bantuan yang diberikan dapat berupa pemodelan atau pemberian penjelasan. Diungkapkan Dewi (2012) dalam penelitiannya mengenai scaffolding yang dikembangkan guru dalam menulis teks news item menyebutkan bahwa scaffolding sangat membantu siswa salah satu SMA di Bandung dalam menulis teks news item. Pada penelitian yang dilakukan Veerappan (2011) mengenai pengaruh scaffolding dalam menulis jurnal antara pembelajar bahasa kedua menyebutkan bahwa scaffolding meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jurnal dimana siswa dapat membangun kalimat yang lebih gramatikal, mengurangi pengulangan kosakata yang sama, mengurangi kesalahan dalam tanda baca, dan mengurangi kesalahan ejaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Miller (2012) dalam proyek penelitian kelasnya mengenai peningkatan scaffolding dalam instruksi menulis mengungkapkan bahwa scaffolding meningkatkan perilaku dan pembelajaran siswa SD tingkat pertama di Utah dalam menulis teks informasional. Penelitian-penelitian tersebut mengungkapkan hal sama yaitu scaffolding dapat membantu peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Maka dapat disimpulkan bahwa scaffolding merupakan sebuah pendekatan yang efektif dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD. Peneliti tidak hanya mencari data mengenai jenis-jenis scaffolding yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskriptif, tetapi peneliti juga mencari data mengenai cara guru dalam memberikan scaffolding. Penelitian ini ditujukan untuk guru bahasa Inggris SD dengan tujuan memberikan gambaran tentang pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif. Untuk itu judul penelitian ini adalah Scaffolding pada Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Bahasa Inggris di Kelas V Sekolah Dasar.

4 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran bahasa Inggris di SD Al-Muttaqin bersifat pengenalan dimana siswa mengenal kosakata bahasa Inggris yang baru mereka pelajari. Namun berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al-Muttaqin, siswa tidak merasa kesulitan dalam mempelajari kosakata baru yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah mengenal kosakata tersebut di luar pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu, siswa tidak akan kesulitan dalam mencapai kompetensi pada keterampilan mendengar, berbicara, maupun membaca. Namun lain halnya dengan keterampilan menulis bahasa Inggris. Siswa sering merasa kesulitan mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk tulisan dikarenakan keterbatasan pemahaman struktur kalimat atau struktur teks yang memang tidak dipelajari secara khusus pada pembelajaran menulis di SD. Untuk mencapai kompetensi menulis tersebut, guru senantiasa memberikan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas menulisnya seperti pemodelan atau penjelasan. Bantuan yang diberikan guru tersebut dikenal dengan istilah scaffolding. Karena pembelajaran menulis dianggap cukup sulit oleh siswa kelas V SD Al-Muttaqin, sudah tentu scaffolding yang dilakukan guru sering muncul. Namun pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al-Muttaqin belum terdeskripsikan jenis scaffolding yang digunakan guru dalam membantu siswanya menyelesaikan tugas menulis dan cara guru dalam memberikan scaffolding pada siswa. Hal ini diidentifikasi sebagai suatu masalah yang akan menjadi fokus penelitian. 2. Rumusan Masalah a. Rumusan Masalah Umum Berdasarkan identifikasi masalah, maka dirumuskan masalah secara umum yakni bagaimana pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya?

5 b. Rumusan Masalah Khusus Berdasarkan rumusan masalah umum, maka dirumuskan masalah secara khusus sebagai berikut. 1) Apa saja jenis scaffolding yang digunakan guru pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin? 2) Bagaimana cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, maka dirumuskan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan pelaksanaan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan jenis scaffolding yang digunakan guru pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin. b. Mendeskripsikan cara guru dalam memberikan scaffolding pada pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di kelas V SD Al Muttaqin. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentu memiliki manfaat baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi orang lain. Begitupun dengan penelitian ini yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya. Adapun hasil penelitian ini terbagi menjadi dua manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Dari segi teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskriptif bahasa Inggris di SD khususnya

6 dengan menggunakan scaffolding, sehingga dapat dijadikan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran menulis di kelas, terutama dalam penggunaan scaffolding pada siswa. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab sebagai berikut. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian mendeskripsikan mengenai alasan-alasan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan kondisi yang terdapat di lapangan. Identifikasi masalah menentukan batasan permasalahan sehingga terjadi pemfokusan masalah penelitian dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dalam perumusan masalah. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan dan selaras dengan rumusan masalah yang ditentukan. Manfaat penelitian menjelaskan mengenai manfaat yang didapat dari hasil penelitian, baik secara teori maupun praktik. Struktur organisasi skripsi berisi rincian mengenai urutan penulisan skripsi dari bab pertama hingga bab terakhir. Bab II Kajian Pustaka. Kajian pustaka berisi konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Konsep-konsep dan teoriteori digunakan sebagai landasan dalam analisis data hasil penelitian. Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini terdapat lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Lokasi dan subjek penelitian mendeskripsikan lokasi dan subjek serta alasan pemilihan lokasi dan subjek tersebut. Desain penelitian mendeskripsikan alur penelitian dari mulai

7 perencanaan hingga pelaporan. Metode penelitian mendeskripsikan metode yang digunakan dalam penelitian dan alasan penggunaan metode tersebut. Definisi operasional mendeskripsikan definisi-definisi dari variabel yang diteliti. Instrumen penelitian mendeskripsikan alat yang digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data mendeskripsikan teknik yang dipilih peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian dan alasan pemilihan teknik tersebut. Analisis data mendeskripsikan tahap-tahap analisis dan pengolahan data yang terkumpul dari setiap teknik pengumpulan data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini mendeskripsikan analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Temuan yang didapat kemudian dikaitkan dengan teori yang dibahas pada bab kajian pustaka. Bab V Simpulan dan Saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian yang sama, dan kepada pemecahan masalah di lapangan.