BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya (Kotler, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Purwokerto menumbuhkan peluang usaha, misalnya jasa loundry, rumah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Permintaan Konsumen. mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka butuhkan. barang atau jasa (Sukirno, 2005: 5).

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II LANDASAN TEORITIS. pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen di masing-masing perusahaan juga dituntut agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tulisan yang mereka buat, antara lain sebagai berikut: dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menentukan mutu yang harus dapat menempatkan posisi produk tersebut di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. suatu pihak pada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

Pengertian Kepuasan Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan, mendapatkan

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU

PENDAHULUAN. Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan. strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk sesuai dengan harapan pembeli, kepuasan konsumen adalah

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mencapai

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001 : 7), mendefinisikan. dengan orang lain. Stanton dalam Basu Swastha (2002 : 10),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dipasaran. Dalam pemasaran, loyalitas tercipta diawali saat konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total (total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatankegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya (Kotler, 2008). Kepuasan pelanggan merupakan perbandingan antara apa yang diperoleh pelanggan (perceived performance) dengan apa yang harapan (expectations). Jika kinerja produk atau jasa lebih rendah dari harapan, konsumen akan merasa tidak puas. Jika kinerja sesuai harapan maka konsumen akan merasa puas, jika kinerja sampai melebihi harapan, maka konsumen akan merasa sangat puas (delighted). Dalam hal ini perlu diketahui bahwa keinginan harus diciptakan atau didorong sebelum memenuhi motif. Sumber yang mendorong terciptanya suatu keinginan dapat berbeda dari diri orang itu sendiri atau berada pada lingkungannya. Mowen and Minor (dalam Diandaris. 2013) mengatakan kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan oleh konsumen atas barang dan jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya.

9 Tujuan perusahaan adalah memberi kepuasan pada konsumen melalui produk atau jasa yang ditawarkan. Kepuasan atas produk atau jasa dapat dipenuhi melalui peningkatan kegunaan produk atau jasa. Ini menjadi dasar bagi suatu produsen atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen akan barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan konsumen. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah menciptakan para konsumen yang merasa puas. Setiap orang atau organisasi (perusahaan) harus bekerja dengan konsumen internal dan eksternal untuk memenuhi kebutuhan mereka bekerjasama dengan pemasok internal dan eksternal demi terciptanya kepuasan konsumen. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat di antaranya (Tjiptono, 2004) : 1. Hubungan perusahaan dengan konsumen menjadi harmonis. 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen. 4. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan reputasi perusahaan di mata konsumen. 5. Laba yang diperoleh meningkat. Kotler dan Armstrong (dalam Tjiptono, 2004) menyatakan harapan konsumen dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor di antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat serta informasi dan janji-janji perusahaan dan pesaing. Tjiptono menyatakan

10 bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap kesesuaian evaluasi yang dirasakan pada harapan sebelumnya. Indikator kepuasan yang diteliti sebagai evaluasi atas harapan berkaitan dengan (Tjiptono, 2004): 1. Penyediaan layanan yang baik. 2. Karyawan cepat dalam menyelesaikan pekerjaan. 3. Karyawan tanggap terhadap keluhan konsumen. 4. Karyawan mampu mengetahui keinginan dan mendiagnosis hal yang harus dilakukan dengan cepat. 5. Karyawan memberikan perhatian individu dengan baik kepada keluhan konsumen. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik. Menurut Kotler, et. al. (dalam Tjiptono,2004) ada 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : 2.1.1.1 Sistem Keluhan dan Saran. Suatu perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan memberikan kesempatan yang luas pada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain. Informasi dari para pelanggan ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi perusahaan agar bereaksi dengan tanggap dan cepat dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul. Sehingga perusahaan akan tahu apa yang dikeluhkan oleh para pelanggan-

11 nya dan segera memperbaikinya. Metode ini berfokus pada identifikasi masalah dan juga pengumpulan saran-saran dari pelanggan langsung. 2.1.1.2 Ghost Shopping Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (Ghost Shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial terhadap produk dari perusahaan dan juga dari produk pesaing. Kemudian mereka akan melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan dari produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap setiap keluhan yang ada, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun dari pesaingnya. 2.1.1.3 Lost Customer Analysis Perusahaan akan menghubungi para pelanggannya atau setidaknya mencari tahu pelanggannya yang telah berhenti membeli produk atau yang telah pindah pemasok, agar diketahui penyebab mengapa pelanggan tersebut kabur. Dengan adanya peningkatan jumlah konsumen yang hilang (customer lost rate) maka menunjukkan adanya kegagalan dari pihak perusahaan untuk dapat memuaskan pelanggannya.

12 2.1.1.4 Survei Kepuasan Pelanggan. Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan mengadakan survei melalui berbagai media baik melalui telepon, pos, ataupun dengan wawancara secara langsung. Dengan dilakukannya survei kepada pelanggan oleh pihak perusahaan, maka perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga akan memberikan tanda bahwa perusahaan menaruh perhatian yang besar terhadap para pelanggannya 2.1.2 Lokasi Menurut George Slauss (2005) mengenai lokasi bagi sebuah usaha di bidang jasa merupakan suatu masalah yang sangat penting karena pemilihan lokasi yang strategis dapat menimbulkan minat beli konsumen dan keberhasilan dalam menentukan lokasi akan memberikan kontra prestasi terhadap perusahaan yaitu naiknya tingkat penjualan. (Rambat Lupioyadi, 2001) Lokasi berati berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang memperngaruhi lokasi yaitu 1. Konsumen mendatangi pembeli jasa (perusahaan) apabila keadaan seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusaaan sebaikanya memilih tempat dekat dengan konsumeen sehinggan muda di jangkau, dengan kata lain harus strategis.

13 2. Pemberi jasa menatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus di prhatikan adala penyampaian jsa harus tetap berkualitas. 3. Pemberian jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung berati service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu sperti telpon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat penting selama komunikasi antar kedua belah pihak dapt terlaksana. Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran jasa. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjual produk yang sama, dan sama-sama punya penataan yang bagus. Beberapa jenis tempat usaha atau gerai yang berbeda seperti tempat makan, warnet, fotocopy, shoping center, ataupun tempat-tempat hiburan lainnya, dapat berkumpul di suatu area. Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang sesuai dengan incaran mereka. Hal itu dimungkinkan setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik lokasi atau pusat keramaian yang bersangkutan dari berbagai aspeknya seperti; luas dan kepadatan wilayah/area yang dilayaninya, kelas sosial ekonomi penduduk, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum. Berbagai informasi tersebut akan mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan masyarakat ke Universitas setiap harinya.

14 Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut (Tjiptono, 2007): 1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. 3. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama berikut: 1) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar. 2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi habatan. 4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. 5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari. 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing 8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk. 2.1.3 Fasilitas Menurut Tjiptono (2007) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas dapat pula berupa segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam

15 memperoleh kepuasan. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Pelanggan yang menggunakan suatu produk berupa jasa dari penyedia jasa dapat pula menggunakan berbagai fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan tunggu, dan ketersediaan tempat parkir selama proses pemerolehan jasa dilakukan oleh penyedia jasa. Dalam penelitian ini perusahaan adalah pengelola lokasi rumah kos berupa temapat parkir yang luas yang menyediakan tempat kos yang bersih. Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan tambahan, sarana komunikasi dan prasarana hiburan akan menjadi suatu hal yang diperhatikan dan penting untuk mempersepsikan perusahaan di mata konsumen. Konsumen memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak akan meninggalkan perusahaan dan menjadi konsumen dari pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan pendapatan dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Konsumen yang ingin mencari bila fasilitas yang digunakan oleh pelanggan dibuat nyaman dan menarik. Unsur unsur yang perlu dipertimbangkan dalam penyediaan fasilitas dalam usaha jasa, yaitu (Tjiptono, 2007): 1. Pertimbangan/perencanaan spasial. Aspek aspek seperti proporsi, tekstur, warna dan lain lain dipertimbangkan, dikombinasikan dan

16 dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang yang melihatnya. 2. Perencanaan ruang. Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi, dan lain lain. Seperti penempatan ruang tunggu perlu diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan penempatan perabotan atau perlengkapan tambahannya. 3. Perlengkapan/perabotan. Perlengkapan/perabotan berfungsi sebagai sarana yang memberikan kenyamanan, sebagai pajangan atau sebagai infrastruktur pendukung bagi penggunaan barang para pelanggan. Yang dimaksud dengan perlengkapan dalam penelitian ini seperti: ketersediaan listrik, meja atau kursi, internet hot spot area, lukisan atau bacaan, peralatan tulis dan lain-lain. 4. Tata cahaya dan warna. Tata cahaya yang dimaksud adalah adalah warna jenis pewarnaan ruangan dan pengaturan pencahayaan sesuai sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan. Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan. Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa perlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih. 5. Unsur pendukung. Keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap tanpa adanya fasilitas pendukung lainnya, seperti: tempat ibadah;

17 toilet; tempat parkir, tempat menonton televisi, internet area yang luas yang selalu diperhatikan tingkat keamanannya. 2.1.4 Harga Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas produk / jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat manfaat karena memiliki atau menggunakan produk / jasa tersebut (Kotler & Amstrong. 2008). Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi (Tjiptono, 2004). Sedangkan menurut Basu swastha (2007) Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang di butuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Biasanya para pemasar menetapkan harga untuk kombinasi antara: 1. Barang atau jasa spesifik yang menjadi obyek transaksi 2. Sejumlah layanan pelengkap 3. Manfaat pemuasan kebutuhan yang diberikan produk bersangkutan Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan manfaat dari produk/jasa yang dibeli tersebut. Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara 2 barang karena

18 mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik. Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya di anggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap inferior (rendah tingkatannya) (Basu Swastha, 2007). Penetapan harga jasa penting karena terkait dengan revenue, citra, kualitas, distribusi dan lain-lain. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses membangun citra dan kepuasan pelanggan. Penetapan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas (Lupiyoadi, 2001). Menurut Lovelock dan Patterson dalam Tjiptono (2005), tujuan umum penetapan harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan. Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada pemahaman secara mendalam atas tujuan sepesifik yang ingin perusahaan capai. Ada tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga jasa, yakni : 1. Tujuan berorientasi pendapatan a. Mengejar profit : 1) Menghasilkan surplus sebesar mungkin

19 2) Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha memaksimalkan laba b. Menutup biaya : 1) Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya overhead institusional) 2) Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu (setelah dikurangi biaya overhead institusional dan segala macam hibah spesifik). 3) Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu pelanggan ekstra. 2. Tujuan berorientasi kapasitas Yaitu dengan mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu (sehingga bisa mengoptimalkan kapasitas produktif). 3. Tujuan berorientasi pelanggan a. Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam rangka mencapai tingkat pendapatan minimum tertentu. b. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

20 c. Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa meningkatkan kemungkinan membeli. Adapun tujuan-tujuan penetapan harga menurut Adrian Payne yang dikutip dari buku Rambat Lupiyoadi (2001), yaitu: 1) Survival, merupakan suatu usaha untuk tidak melaksanakan tindakantindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut cenderung dilakukan untuk bertahan. 2) Profit maximization, penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu. 3) Sales maximization, penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar (market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. 4) Prestige, tujuan penentu harga adalah untuk mempromosikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif. 5) ROI, tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang diinginkan. Tujuan penetapan harga bisa mendukung strategi pemasaran berorientasi pada permintaan primer apabila perusahaan meyakini bahwa harga yang

21 lebih murah dapat meningkatkan jumlah pemakai, tingkat pemakaian atau pembelian ulang dalam bentuk atau kategori produk tertentu. 2.1.5 Perpindahan pelanggan Perpindahan pelanggan yang berasal dari switching behavior merupakan sisi yang berlawanan dengan keputusan untuk membeli atau kesetiaan merek. Perilaku perpindahan pada pelanggan merupakan suatu fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan, dan waktu (Srinivasan dalam Oktariko, 2011). Sedangkan menurut Dewi et al (2014) Perpindahan pelanggan adalah munculnya keinginan dari konsumen untuk beralih dari produk sebelumnya ke produk yang lain. Keinginan konsumen untuk beralih akan menurun ketika keuntungan yang didapat setelah beralih ternyata tidak seimbang dengan usaha, waktu dan biaya yang telah dikeluarkan untuk beralih. Kepuasan yang dialami pelanggan akan mengurangi keinginan konsumen untuk beralih dari produk lamanya. Perilaku ini dapat juga terjadi karena adanya masalah yang ditemukan atas produk atau jasa yang sudah dibeli (Widyasari, 2008 dalam Oktariko, 2011). Tipe perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian barang atau jasa yang cenderung melakukan berpindahan adalah pengambilan keputusan terbatas dan inersia. Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya adalah konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta dalam Oktariko, 2011)

22 Bansal dalam Nelloh dan Liem (2011) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh negatif pada perpindahan pelanggan. Secara tidak langsung, ketika konsumen tidak puas, maka konsumen akan cenderung berpindah. Selain itu, ada beberapa faktor penentu perpindahan, seperti kualitas dan kepuasan, telah dimodelkan dengan perpindahan pelanggan. Kepuasan pelanggan mencakup upaya-upaya dalam memenuhi bahkan melampaui harapan konsumen. Menurut Haryanto (2007) dalam Nelloh dan Liem, ada tiga jenis intensi, yaitu sebagai berikut: 1. Intensi sebagai harapan, yaitu harapan-harapan yang timbul dalam diri seseorang untuk melaku-kan sesuatu. 2. Intensi sebagai keinginan, yaitu keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. 3. Intensi sebagai rencana, yaitu rencana seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan Perpindahan pelanggan adalah tingkat kemungkinan atau kepastian bahwa pengguna rumah kos akan berpindah dari penyedia jasa rumah kos saat ini kepada penyedia jasa rumah kos yang baru.

23 2.1.6 Kerangka pemikiran Menurut Uma (dalam Diandaris, 2013) kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang terbaik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). Harga merupakan salah satu unsur pemasaran yang penting tetapi pentingnya unsur ini tidak ada artinya jika tidak memahami seberapa jauh pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen dalam menciptakan keunggulan persaingan. Pada umumnya dalam menetapkan harga disesuaikan dengan strategi pemasaran secara keseluruhan dalam menghadapi persaingan situasi dan pemasaran. Menurut Oliver (dalam diandaris, 2013), kepuasan adalah tanggapan konsumen atas terpenuhi kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian dari konsumen tentang suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa ataupun barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan konsumen. Terciptanya kepuasan pelanggan akan memberikan manfaat, di antaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi

24 harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan (Tjiptono, 2004). Oldy Ardhana (2010) meneliti tentang Analisis pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Bengkel Caesar Semarang). Variabel yang digunakan antara lain Kualitas Pelayanan, Harga, Lokasi dan Kepuasan Pelanggan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh secara positif terhadap kepuasan pelanngan. Sofyan, Indra et al (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Fasilitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas, Melalui Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening pada Star Clean Car Wash Semarang. Hasil penelitian tersebut adalah Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Artinya apabila fasilitas baik maka kepuasan konsumen juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Apabila fasilitas menurun maka kepuasan konsumen juga akan menurun. Oldy Ardhana (2010) meneliti tentang Analisis pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Bengkel Caesar Semarang). Variabel yang digunakan antara lain Kualitas Pelayanan, Harga, Lokasi dan Kepuasan Pelanggan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif harga terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dapat diartikan bahwa jika harga terjangkau maka kepuasan pelanggan akan meningkat.

25 Prasetio, Ari (2012) dalam penlitianya yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan. Juga menunjukkan bahwa Harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada PT. TIKI Cabang Semarang. Nelloh dan Liem (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Perpindahan pelanggan pengguna jasa layanan rumah kos di Siwalankerto: perspektif Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan. Variabel bebas yang digunakan adalah kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Sedangkan variabel terikatnya adalah perpindahan pelanggan. Dari Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Kualitas Layanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan, sedangkan variabel Kepuasan Pelanggan berpengaruh negatif pada perpindahan pelanggan. Pemasar harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut pemasar dapat menyediakan, fasilitas, harga, lokasi, serta strategi pemasaran yang tepat untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, dan kepuasan berkontribusi pada perpindahan pelanggan. Bersumber dari tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan tujuan penelitian maka kerangka pemikiran yang menunjukkan keadaan di mana faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menggunakan layanan jasa dapat dilihat pada bagan berikut :

26 Lokasi (X1) H2+ Fasilitas (X2) H3+ H4+ Kepuasan Pelanggan (Y1) H5- Perpindahan pelanggan (Y2) Harga (X3) H1 + Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.8 Hipotesis Berdasarka kerangka pemikiran maka didapat hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Lokasi, Fasilitas dan Harga berpengaruh positif secara simultan terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna rumah kos di Kecamatan Kembaran 2. Lokasi berpengaruh positif secara parsial terhadap kepuasasn Pelanggan pengguna rumah kos di Kecamatan Kembaran. 3. Fasilitas berpengaruh positif secara parsial terhadap kepuasasn Pelanggan pengguna rumah kos di Kecamatan Kembaran. 4. Harga berpengaruh positif secara parsial terhadap kepuasasn Pelanggan pengguna rumah kos di Kecamatan Kembaran. 5. Kepuasan Pelanggan berpengaruh negatif terhadap Perpindahan pelanggan mahasiswa pengguna rumah kos di Kecamatan Kembaran.