BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Tanpa tulang tubuh tidak bisa berdiri tegak. Sel tulang alami pada tubuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sintesis Nano-Komposit Hidroksiapatit/Kitosan (nha/cs)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sedang dikembangkan saat ini adalah komposit kolagen hidroksiapatit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hap/cs. (gram) (cm) A 10% B 20%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi sel darah. Karena peranannya ini, kerusakan tulang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan informasi dari dalam Laurencin and Nair,

Pengaruh Komposisi Terhadap Densitas dan Kekerasan Nanokomposit Hidroksiapatit- Polietilen Glikol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lembab karena sejatinya kulit normal manusia adalah dalam suasana moist atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA KUAT TEKAN DAN KEKERASAN MATERIAL BIOKOMPOSIT HIDROKSIAPATIT TULANG SAPI/SHELLAC/TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. bagi mikroorganisme dan menghilangkan kelebihan eksudat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Batu apung adalah salah satu jenis material yang berasal dari muntahan lahar

CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP POROSITAS, KEKERASAN, MIKROSTRUKTUR, DAN KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transplantasi. Lebih dari satu juta pasien dirawat karena masalah skeletal, bedah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

BAB I PENDAHULUAN. (penyakit pada tulang dan jaringan otot) yang tidak menular dan menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Biokeramik pada Dental Implant

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

1.2. Tujuan Penelitian 1.3. Tempat dan Waktu Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cangkang Telur 2.2. Mineral Tulang

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI

Pengaruh Variasi HA-TCP (Hydroxy Apatit-Tricalcium Pospat) Terhadap Biokomposit (HA:TCP)-Gelatin-CMC Sebagai Injectable Bone Subtitute (IBS)

PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH, SERAPAN ATOMIK, SERAPAN SINAR TAMPAK DAN ULTRAVIOLET HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR FIFIA ZULTI

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan dan penyakit merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh manusia didalam menjalani aktivitas kesehariannya. Tercatat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami peningkatan sepanjang tahun. Berdasarkan data analisis evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di 33 provinsi di indonesia. 3,232 korban kecelakaan diantaranya mengalami luka berat (patah tulang) (Republika, 2010). Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan teknologi dan biomaterial dalam biomedis. Oleh karena itu, penelitian tentang teknologi dan bahan biomaterial dalam biomedis khususnya dalam implantasi tulang merupakan kajian yang menarik. Ada empat macam biomaterial sebagai dalam implantasi tulang. Empat biomaterial tersebut adalah biologam, biokeramik, biopolimer dan biokomposit. Masing-masing biomaterial implan memiliki kelebihan dan kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah dibandingkan tulang. Logam mempunyai keunggulan pada sifat mekanik yaitu ketahanan dan kekuatan, tetapi mereka sangat korosif. Keramik mudah rapuh dan ketangguhan rendah, ketika semua biomaterial dari polimer, keramik dan logam dianggap kurang mampu mengatasi 1

permasalahan sebagai bahan implan, makan memproduksi biomaterial dari bahan komposit untuk aplikasi implan tulang adalah pendekatan yang baik (Yildirim, 2004). Biomaterial komposit memberikan kemudahan dalam hal mengatur sifat dan karakteristiknya. Selain itu biomaterial komposit sangat sulit dibuat karena sangat sulitnya memperoleh perbandingan komposisi bahan yang dicampurkan, oleh hal itu, perlu kejelian dan ketepatan dalam memilih kombinasi material serat dan matriks dan juga metode yang digunakan agar suatu material implan dapat dibuat dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat yang digunakan untuk memperbaiki suatu kerusakan jaringan pada tulang. Biomaterial komposit yang banyak digunakan dalam bidang implantasi jaringan adalah biokeramik berbasis nano yaitu hidroksiapatit (n-hap) yang biasanya ditulis dalam unsur senyawanya yaitu Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2. Biokeramik hidroksiapatit merupakan jenis biomaterial keramik yang mampu menggantikan mineral jaringan tulang. Hal ini di karenakan sifat kimia dan struktur hidroksiapatit yang memiliki kemiripan dengan komponen anorganik pada tulang, sehingga mampu untuk menggantikan kandungan Ca (kalsium) dan P (Nabakumar et al, 2009). Sebagai bahan implantasi jaringan tulang, hidroksiapatit telah banyak digunakan sebagai pengganti tulang buatan karena memiliki sifat biokompatibel, bioaffinitas, dan osteokonduktivitas yang sangat bagus (Hench, 1998). Penelitian tentang biomaterial komposit berbasis hidroksiapatit pernah dilakukan oleh Smallman (2000). Smallman mendapatkan hasil adanya keterbatasan hidroksiapatit murni yang memiliki sifat rapuh yang tinggi (bersifat getas dan mudah 2

patah). Biomaterial nano-komposit berbasis hidroksiapatit juga pernah diteliti oleh Wheni (2010). Wheni meneliti tentang pengaruh penambahan variasi konsentrasi hidroksiapatit 0-10 % dengan rentang selang 2.5% terhadap karakteristik komposit Co-Cr. Hasil penelitian ini didapatkan bahwasanya variasi n-hap yang berpotensi (sifat kekerasan dan densitas) untuk aplikasikan bahan implant yaitu pada kisaran variasi n-hap 2.5 %-5%, tetapi dalam pemberian konsentrasi n-hap ini, semakin meningkatnya konsentrasi n-hap dapat meningkatkan kekerasan dan densitas sampel, tetapi menurunkan kuat tekanya. Permasalahan ini di harapkan dapat diatasi dengan penggabungan hidroksiapatit ke dalam matriks polimer. Kitosan merupakan polimer alam yang ditemukan dalam jumlah besar, mempunyai sifat yang sangat baik seperti biokompatibilitas, bioresorbable, dan tidak beracun. Penambahan kitosan yang dilakukan dapat meningkatkan kristanilitas dan kelenturan serta biokompatibilitas dari HAp sebagai komposit polimer dalam tulang, kitosan yang umumnya diperoleh dari proses deasetilasi kitin telah banyak digunakan dalam biomedis implantasi untuk memperbaiki jaringan kolagen tulang (Park et al, 2000; Suh & Matius, 2000), maka dari itu kitosan merupakan polimer kolagen organik yang memenuhi persyaratan dalam sintesis nano-komposit hidroksiapatit/kitosan (n- HAp/CS) (Nabakumar et al, 2009). Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis nano-komposit hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs). Nano-komposit hidroksiapatit/kitosan (n- HAp/CS) dibuat dengan mengontrol ikatan antar muka antara hidroksiapatit dengan kitosan untuk memperkuat ikatan antara pengisi (filler) dan matriks polimer. Kitosan dipilih sebagai matriks polimer karena struktur yang sangat berpori dan bertindak 3

sebagai penyerap kation yang baik dan memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap partikel n-hap (Nabakumar et al, 2009). Tujuan dilakukan sintesis adalah meningkatkan sifat biodegradable dan osteokonduktivitas dengan peningkatan sifat mekanis, sifat fisis dan karakter bioaktif untuk implantasi tulang. Beberapa sifat tulang antara lain tulang kortikal yang memiliki modulus sebesar 17.7-27 GPa, kuat tarik 45-175 Mpa, kuat tekan 30-160 Mpa, kekerasan 85-89 VHN, porositas 5-10 % dan densitas sebesar 3.1-3.2 g/cm 3 (Michael et.al, 2002). Sifat makroskopik dari nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs) akan dilakukan uji sifat fisis (densitas dan porositas) dan uji mekanik (kekuatan tekan, Modulus dan kekerasan) pada setiap variasi nano-komposit hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs) 10% - 60%. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh n-hap terhadap densitas dan porositas, kekuatan tekan, modulus dan kekerasan nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n- HAp/CS)? 2. Berapa prosentase nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs) yang memiliki sifat makroskopik terbaik sebagai implan tulang? 1.3. Batasan Masalah Pada penelitian ini batasan masalah yang dipilih untuk menjelaskan ruang lingkup penelitian yang lebih spesifik adalah: 4

1. Menggunakan sampel n-hap dengan variasi komposisi 10% 20% 30% 40% 50% dan 60%. 2. Material yang akan ditambahkan adalah kitosan. 3. Karakterisasi sifat makroskopik yang meliputi sifat fisis (densitas dan porositas) dan uji mekanik (kekuatan tekan, kekerasan dan kekuatan tarik) nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs). 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mesintesis nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n-hap/cs) dengan komposisi n-hap 10% - 60%. 2. Karakterisasi sifat fisik dan mekanik. 3. Mengetahui komposisi nano-komposite hidroksiapatit/kitosan (n- HAp/CS) yang potensial sebagai material implan. 1.5. Mangfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan dapat membuat bahan biomaterial komposit dan memberikan mangfaat tentang karakterisasi sifat makroskopik dan pengaruh variasi komposisi n-hap pada nano-komposite hidroksiapatit/kitosan n-hap/cs, sehingga mampu dikembangkan jenis biomaterial komposit baru dengan ketangguhan yang lebih baik untuk diaplikasikan sebagai material jaringan tulang. 5