BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini, kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi manusia. Melalui bahasa kita mendapatkan beberapa informasi penting. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh karena itu, bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Selain bahasa lisan, kita juga mengenal adanya bahasa tulisan yang dipelajari dalam kegiatan menulis. Menulis adalah mengkomunikasikan sesuatu melalui lambanglambang tulisan. Dalam kegiatan menulis, ada dua permasalahan pokok, yaitu memilih atau menemukan gagasan dan memilih bahasa atau ungkapan untuk mengungkapkan gagasan itu. Salah satu jenis keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa yang dianggap sulit (Alwasilah,1994). Anggapan ini mengakibatkan minimnya jumlah orang yang berminat menulis walaupun kegiatan ini harus selalu dihadapi, terutama oleh kaum akademisi, seperti melakukan penelitian, menulis laporan kegiatan lapangan, menulis laporan buku, dan menulis makalah atau esai. Sekalipun mereka menulis, pada umumnya mereka menulis karena terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan mahasiswa (Akhadiah, dkk., 1994 dan Sujanto, 1988). Banyak hal yang 1

2 bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan menulis, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib (Akhadiah, 1994:1-2). Hal yang hampir senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) lebih lanjut mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain bagi bangsa yang terpelajar. Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik, kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan model pembelajaran menulis yang nyaman (tidak membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran. Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik. Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang mendapatkan kesulitan untuk mewujudkan sebuah wacana (tulisan) yang memiliki kesatuan serta kepaduan yang logis, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu perlakuan khusus terhadap mahasiswa agar mereka mampu menyusun sebuah tulisan yang memiliki kesatuan dan kepaduan melalui pembelajaran tentang menulis esai. Perlakuan ini sejalan

3 dengan temuan Coe dan Rycroft (1986:1-2) yang menandaskan bahwa tujuan keterampilan menulis adalah untuk menolong pembelajar dapat menulis surat, cerita, dan teks lainnya. Kalau berbicara dikatakan sebagai aktivitas spontan, maka menulis merupakan proses yang harus direncanakan dan diorganisasi secara baik. Berdasarkan pernyataan tersebut, mereka menemukan beberapa alasan utama penyebab tulisan pembelajar sulit dimengerti atau tidak efektif, yakni kalimat-kalimat yang mereka susun tanpa pungtuasi secara tepat dan hubungan antaride tidak jelas karena tidak ditempatkan secara baik. Implikasi lain yang muncul dari pernyataan di atas adalah masih rendahnya kemampuan para penulis (mahasiswa) menata informasi. Dalam tulisan esai, gagasan-gagasan penulis harus selalu didukung oleh pendapat pakar, hasil penelitian, hasil pengamatan, hasil pemikiran, dan fakta-fakta lain yang diperlukan. Informasi-informasi yang diperlukan tersebut dapat berbentuk pernyataan yang mendukung dan dapat pula berbentuk pernyataan yang menolak. Pada situasi demikian, seorang penulis harus mampu menatanya secara baik dengan mampu memadupadankan sebuah tulisan, baik antarkalimat maupun antarparagraf. Ada beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan, di antaranya penelitian-penelitian tentang konjungsi dalam tulisan, yaitu: Hasil penelitian Suryadi (1997) tentang analisis kesalahan sintaksis dalam laporan PPL mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam penulisan kalimat dalam wacana. Kesalahan yang terjadi terutama kesalahan yang disebabkan oleh adanya redundansi yang

4 menjadikan kalimat tidak efektif, interferensi (penggunaan kosakata yang tidak baku), dan konjungsi (penggunaan kata sambung yang masih keliru). Temuan Kurniawan (1995) tentang bahasa tulis mahasiswa adalah kemampuan mahasiswa menulis kalimat efektif masih sangat lemah. Sebagian besar mahasiswa (60%) tidak mampu menyusun kalimat secara efisien, logis atau nalar, dan koheren serta kohesif. Hal-hal yang cukup mencolok dari temuan tersebut adalah sebagian besar mahasiswa tidak mampu menggunakan konjungsi dalam kalimat. Relevansi temuan-temuan terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah (1) ketidakmampuan mahasiswa menyusun kalimat secara efektif, baik sisi efisiensi, logika, kohesivitas dan koherensi menunjukkan bahwa masih lemahnya mereka menguasai aspek kesatuan dan kepaduan dalam menyusun wacana dan (2) temuan tentang kesulitan mahasiswa menuangkan gagasannya dalam menulis dikarenakan belum ada model yang mengarahkan potensi menulis mahasiswa secara tepat. Sesuai dengan relevansi di atas, penelitian ini setidaknya akan dapat menindaklanjuti temuan-temuan tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan keterampilan menulis, dirasa dapat menjadi obat yang tepat bagi penyakit yang selama ini dirasakan mahasiswa yaitu kesulitan menuangkan ide dalam tulisan. Model pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi penulis menuangkan gagasannya dalam menulis dirasa sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Model quantum writing merupakan salah satu model pembelajaran khusus menulis. Mengenai quantum

5 writing, Hernowo (2004:10) berpendapat quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. Langkah-langkah pembelajaran dalam quantum writing adalah: (1) tahap persiapan; (2) tahap draft kasar; (3) tahap berbagi; (4) tahap penyuntingan; (5) tahap perbaikan; (6) tahap penulisan kembali; (7) tahap evalusi. Dengan demikian, proses kegiatan menulis akan menyenangkan dan penuh gairah, sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah penggunaan model quantum writing dalam meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Salah satu kasus jenis tulisan yang sering digunakan dalam dunia akademis adalah jenis tulisan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan. Sekaitan dengan hal itu, maka penulis mencoba membuat penelitian dengan judul Model Quantum Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas Tahun Akademik 2010/2011.

6 1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas? Agar penelitian ini lebih terfokus, rumusan masalah tersebut lebih dipertajam dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas? 2) Apakah model quantum writing dapat meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas? 3) Apakah terdapat perbedaan signifikan kemampuan menulis esai antara mahasiswa yang diberi perlakuan model quantum writing dengan mahasiswa yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional?

7 4) Apakah dosen dan mahasiswa merespons secara positif penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai ialah: 1) mengetahui kemampuan menulis esai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas; 2) mengetahui rancangan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas; 3) mengetahui hasil penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. 4) mengetahui renpons dosen dan mahasiswa terhadap penerapan model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan.

8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini, ialah: 1) bagi penulis, kegiatan penelitian ini tentunya bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis, khususnya dalam pembelajaran menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan; 2) memberikan sumbangan bermakna terhadap dunia pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran; 3) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran dalam kegiatan menulis esai; 4) dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya. 1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.5.1 Anggapan Dasar Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. 1) Mahasiswa memiliki potensi untuk mampu menulis, termasuk menulis esai. 2) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun unsur kesatuan dan kepaduan dalam kegiatan menulis esai. 3) Kemampuan menulis mahasiswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan yang proporsional dengan teknik yang bervariasi. 4) Model quantum writing merupakan model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran menulis esai.

9 1.5.2 Hipotesis Penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut. 1) Kemampuan awal menulis esai mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas belum maksimal. 2) Model quantum writing dapat diterapkan sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. 3) Model quantum writing tepat digunakan sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan pada mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas. 4) Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa semester VI tahun 2011 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Unpas yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model quantum writing dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa yang menerapkan pembelajaran menulis esai dengan model konvensional. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat dalam judul, sebagai berikut.

10 1) Model quantum writing merupakan interaksi dalam proses belajar (menulis) niscaya mampu mengubah berbagai ide menjadi ledakan/gairah yang dapat ditularkan kepada orang lain. 2) Menulis esai adalah kegiatan mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangan mengenai suatu topik secara kreatif dalam wujud tulisan yang bersifat prosais, subjektif, dengan bentuk yang tidak terlalu panjang dan cara penuturan yang sebaik-baiknya. Meskipun esai bersifat subjektif, namun mengenai akurasi, faktualitas, dan aktualitas dari materi tulisan tetap harus diperhatikan. 3) Unsur kepaduan adalah struktur paragraf di mana bagian-bagiannya sangat cocok satu sama lain, sedangkan unsur kesatuan merupakan ide pemersatu dalam sebuah paragraf. Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan, bahwa model quantum writing dalam meningkatkan kemampuan menulis esai yang berfokus pada unsur kesatuan dan kepaduan adalah penerapan model pembelajaran menulis yang berusaha mengarahkan mahasiswa untuk mampu dan terampil mengomunikasikan gagasan, pemikiran, atau pandangannya ke dalam tulisan berbentuk esai, melalui kegiatan menulis yang menyenangkan dan menggairahkan.