diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional,Negara,Dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. khasanah pengetahuan suatu masyarakat atau suku bangsa. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

No. Kode: DARI/BAHASA INDONESIA/001

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. C. Rumusan Masalah o Sejarah bahasa Indonesia o Kedudukan bahasa Indonesia o Fungsi bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sosial kemasyarakatan, santun berbahasa sangat penting peranannya dalam berkomunikasi. Tindak tutur kesantunan berbahasa harus dilakukan oleh semua pihak untuk menjaga kualitas pergaulan baik di dunia kerja maupun di dunia sosial masyarakat. Tindak tutur kesantunan berbahasa ini juga harus dilakukan oleh para siswa ketika mereka berada di sekolah dan sedang menuntut ilmu. Di sekolah, yang merupakan pendidikan formal yang harus ditempuh oleh para siswa, terjadi interaksi antara pendidik (guru) dan siswa sebagai subyek belajar. Di sini, bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi sangat berperan penting untuk menjaga kualitas interaksi dengan kesantunan berbahasa. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain. Dalam berkomunikasi selalu adanya penutur dan lawan tutur sehingga terjadi suatu interaksi. Interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dapat mengandung makna atau arti yang dapat dimengerti penutur dan lawan tutur. Bahasa diperoleh oleh seseorang sejak ia dilahirkan dan menguasai bahasa pertama yaitu bahasa ibu atau bahasa daerah tempat ia dilahirkan. Bahasa daerah yang diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya terhadap bahasa daerah lain atau masyarakat dari daerah lain. Penggunaan bahasa daerah memiliki ciri tersendiri baik yang hanya dimengerti oleh para 1

2 penuturnya saja,. Di Indonesia saja banyak terdapat bahasa daerah yang berasal dari berbagai suku seperti Melayu, Bugis, Dayak, Madura, Sunda, Jawa, dan lainnya. Bahasa di setiap daerah memiliki kekhasannya tersendiri baik dari segi fonologi, morfologi, semantik, maupun pragmatik. Kehidupan sosial bermasyarakatnya menjadi hal yang penting dalam mengetahui perkembangan bahasa yang mereka gunakan dalam berinteraksi. Bagi setiap etnis, bahasa daerah mempunyai peranan yang sangat penting. Selain mempunyai fungsi seperti bahasa pada umumnya yaitu alat komunikasi dalam masyarakat penuturnya, bahasa daerah juga berfungsi sebagai lambang kebanggaan daerah dan lambang identitas daerah. Bahasa daerah akan mengikat penuturnya dalam satu ikatan yang membedakan mereka dari masyarakat lainnya. Bahasa melayu mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai bidang atau kegiatan di Indonesia pada masa lalu. Ini tidak hanya sekedar sebagai alat komunikasi di bidang ekonomi (perdagangan), tetapi juga di bidang sosial (alat komunikasi massa), politik (perjanjian antar kerajaan), dan sastra-budaya (penyebaran agama Islam dan Kristen). Sejak itu penguasaan dan pemakaian bahasa Melayu menyebar ke seluruh pelosok kepuluan Indonesia (tidak hanya di daerah pantai atau pelabuhan tetapi juga di pedalaman) dan memberikan wilayah yang heterogen itu suatu kesan kebersatuan kepada pihak luar. Tetapi ada juga kesatuan yang lebih mendalam yang mengikat bersama sebagian besar suku bangsa dan orang

3 Indonesia. Kesatuan ini muncul dari unsur-unsur dasar yang umum dari peradaban mereka. Efek dari perkembangan pendidikan dan pengajaran yang semakin maju di Indonesia, bahasa Melayu menjadi semakin populer dan bersifat egaliter, sehingga sidang-sidang atau kongres-kongres dari organisasi pergerakan nasional Indonesia menggunakan Bahasa Melayu. Ini ternyata menjadikan bekal untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam berjuang melawan pemerintah Kolonial Belanda. Oleh karena itu, para pemuda Indonesia dalam konggresnya yang ke 2 bersatu pada tanggal 28 Oktober 1928 bertekat bulat untuk menggalang persatuan dan kesatuan dengan Sumpah Pemuda Indonesia Raya. Konggres itu menghasilkan keputusan: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sejak itulah bahasa Melayu disepakati untuk diangkat sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Menurut penulisan yang telah dilakukan oleh ahli dalam linguistik yang telah banyak melakukan penulisan mengenai deiksis dalam bahasa Indonesia. Penggunaan deiksis selain terdapat dalam bahasa Indonesia juga terdapat dalam bahasa daerah dimana kita berdomisili, karena setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam menggunakan bahasa dan memiliki penunjuk yang dapat dikaji dalam pragmatik, khususnya dalam ruang lingkup deiksis, seperti halnya penggunaan deiksis pada masyarakat Melawi yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa melayu, karena hal ini maka menarik minat saya untuk mengadakan penulisan mengenai analisis deiksis

4 bahasa melayu pada masyarakat Melawi khususnya masyarakat Nanga Pinoh Kota. Melawi adalah salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Barat dan Melawi adalah salah satu kecamatan yang terbilang sangat maju pesat diantara kecamatan yang berada di kabupaten Melawi, karena letak di Nanga Pinoh terdapat berbagai suku seperti Tionghoa, Batak, Bugis, Melayu dan berbagai suku Dayak sehingga membuat penggunaan bahasa melayu sudah hampir hilang karna masyarakat cenderung menggunakan bahasa Indonesia, karena Nanga Pinoh merupakan pusat kota dan masyarakatnya yang cenderung heterogen membuat bahasa pemersatunya adalah menggunakan bahasa Indonesia dalam berinteraksi. Tindak tutur direktif dalam penelitian ini akan difokuskan pada wujud tuturan direktif perintah, tuturan direktif suruhan, tuturan direktif permohonan atau harapan, dan tuturan direktif ajakan. Tuturan direktif perintah adalah tuturan yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh mitra tutur agar melakukan sesuatu. Tuturan direktif suruhan adalah tuturan yang digunakan ketika penutur tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau mempersilakan mitra tutur agar sudi untuk berbuat sesuatu. Tuturan direktif permohonan atau harapan adalah jika penutur demi kepentingannya meminta mintra tutur untuk berbuat sesuatu. Tuturan ini pada bahasa Melayu dialek Melawi ada yang berbentuk langsung dan ada yang berbentuk tidak langsung. Tuturan direktif ajakan adalah tuturan yang mengajak mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Pada bahasa Melayu dialek

5 Melawi tuturan direktif ajakan dapat dinyatakan secara langsung maupun tidak langsung. Langsung mengandung pengertian bahwa tuturan direktif dinyatakan dengan konstruksi imperatif. Penelitian tindak tutur direktif dalam bahasa Melayu dialek Melawi menekankan pada penggunaan bahasa Melayu dialek Melawi. Kajian bahasa yang berfokus pada aspek struktural saja belumlah cukup dalam studi linguistik. Hal ini dikarenakan kajian yang berancang struktural pasti tidak akan mampu mengungkapkan masalah-masalah yang berada di luar lingkup struktural. Selain itu tuturan yang disampaikan oleh penutur dan diterima mitra tutur menuntut reaksi atau tanggapan. Reaksi yang diharapkan lazimnya dapat berupa tanggapan verbal maupun tanggapan nonverbal, gabungan antara tanggapan yang bersifat verbal maupun tanggapan yang bersifat nonverbal dan semuanya berwujud tindakan. Pengembangan bahasa Melayu dialek Melawi merupakan suatu cerminan usaha untuk memajukan daerah. Pembangunan suatu daerah tidak hanya menekankan pembangunan pada bidang ekonomi dan fisik daerah saja, melainkan juga pembangunan sosial budaya dan nilai-nilai luhur yang dikandungnya, sehingga tercipta pembangunan masyarakat yang seutuhnya. Pengembangan terhadap bahasa Melayu dialek Melawi juga diharapkan dapat menjadi sarana bagi pengembangan budaya daerah. Dengan adanya pengembangan bahasa Melayu dialek Melawi diharapkan adanya peningkatan kreativitas masyarakat daerah untuk mengembangkan budaya daerah yang merupakan identitas daerah. Kenyataan inilah yang menjadi alasan mengapa

6 penelitian terhadap bahasa Melayu dialek Melawi menjadi penting untuk dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat gambaran kontruksi penggunaan bahasa Melayu Dialek Melawi yang biasa digunakan oleh masyarakat Melawi seharihari. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang dipaparkan di latar belakang, maka masalah umum yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Bentuk Konstruksi Penggunaan Bahasa dalam Tindak Tutur Direktif Bahasa Melayu Dialek Melawi?. Adapun masalah dalam penelitian ini terfokus pada Tindak tutur Direktif pada Masyarakat Melawi sehingga sub masalah adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah wujud tuturan direktif perintah dalam bahasa MDM? 2. Bagaimanakah wujud tuturan direktif suruhan dalam bahasa MDM? 3. Bagaimanakah wujud tuturan direktif permohonan dalam bahasa MDM? 4. Bagaimanakah wujud tuturan direktif ajakan dalam bahasa MDM? 5. Bagaimanakah wujud tuturan direktif larangan dalam bahasa MDM? 6. Bagaimanakah wujud tuturan direktif pembiaran dalam bahasa MDM? 7. Bagaimanakah wujud tuturan direktif permintaan dalam bahasa MDM? 8. Bagaimanakah wujud tuturan direktif anjuran dalam bahasa MDM?

7 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk atau wujud kontruksi penggunaan bahasa Melayu Melawi dalam tindak tutur direktif dengan tujuan khusus adalah untuk memperoleh deskripsi tersebut dalam 8 makna direktif mengenai beberapa hal sebagai berikut. 1. Wujud tuturan direktif perintah dalam bahasa MDM. 2. Wujud tuturan direktif suruhan dalam bahasa MDM. 3. Wujud tuturan direktif permohonan dalam bahasa MDM. 4. Wujud tuturan direktif ajakan dalam bahasa MDM. 5. Wujud tuturan direktif larangan dalam bahasa MDM. 6. Wujud tuturan direktif pembiaran dalam bahasa MDM. 7. Wujud tuturan direktif permintaan dalam bahasa MDM. 8. Wujud tuturan direktif anjuran dalam bahasa MDM. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat pada penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis yaitu: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapakan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang bahasa dan sastra Indonesia, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan khususnya kepada pembaca. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam teori kebahasaan yang berkaitan dengan tindak tutur.

8 2. Manfaat Praktis a. Mahasiswa Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa untuk dapat memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam penulisan karya ilmiah berupa sebuah penelitian khususnya mengarah ke tindak tutur. b. Sekolah Penelitian ini diharapkan mampu dipergunakan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru, khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai materi ajar kebahasaan yang berkaitan dengan kalimat tindak tutur. c. Peneliti Penelitian kebahasan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan dapat memotivasi peneliti lain untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan agar kedepannya dalam melakukan penelitian dapat lebih baik lagi. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat lebih terarah, maka peneliti menentukan ruang lingkup penelitian yang berisikan batasan-batasan dalam penelitian yang akan dikaji oleh penulis. Penelitian ini difokuskan pada tindak tutur yang digunakan pada masyarakat Melawi khususnya didaerah kecamatan nanga pinoh kota. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu variabel penelitian dan defenisi operasional.

9 1. Variabel Penelitian Variabel memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan diteliti oleh seorang peneliti. Menurut Sugiyono (2012: 60) jadi secara dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tindak tutur direktif dalam bahasa Melayu Dialek Melawi (MDM). Adapun aspek variabel meliputi : a. Wujud tuturan direktif perintah dalam bahasa MDM. b. Wujud tuturan direktif suruhan dalam bahasa MDM. c. Wujud tuturan direktif permohonan dalam bahasa MDM. d. Wujud tuturan direktif ajakan dalam bahasa MDM. e. Wujud tuturan direktif larangan dalam bahasa MDM. f. Wujud tuturan direktif pembiaran dalam bahasa MDM. g. Wujud tuturan direktif permintaan dalam bahasa MDM. h. Wujud tuturan direktif anjuran dalam bahasa MDM

10 2. Definisi Operasional Penjelasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut: a. Tindak tutur direktif Tindak tutur direktif adalah kalimat tuturan yang dituturkan dengan bertujuan supaya lawan tuturnya melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh si penutur yang dapat berupa pernyataan, pertanyaan, perintah, dan lain sebagainya. b. Bahasa Melayu Dialek Melawi Bahasa Melayu dialek Melawi adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat di Melawi untuk saling berkomunikasi sehari-hari, berbagi informasi, transaksi jual-beli dan yang lainnya. Dalam bahasa melayu Melawi memiliki beragam kalimat kesantunan dalam bertutur kata dalam situasi dan kondisi, berbeda vokal dalam kalimat bisa disalah artikan dan bahasa melayu Melawi berbeda dengan bahasa melayu di ibu kota Pontianak, bahasa melayu Melawi memiliki ciri-ciri tersendiri seperti banyak pengunaan kata O pada kata-kata dan yang lainnya. Bila sekilas mendengar bahasa melayu Melawi bisa terdengar mirip dengan bahasa dayak yang ada di Melawi.