BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH GENG MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka membangun kerangka dasar hukum nasional, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbedaan pandangan, suku, budaya, dan pergaulan dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN. pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Fungsi kepolisian adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. kedudukannya di dalam hukum (equality before the law). Pasal 27 ayat (1)

I. PENDAHULUAN. Geng motor telah merajarela di Kota Bandung dan sangat meresahkan masyarakat

JURNAL PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI KEKERASAN OLEH ORGANISASI MASYARAKAT (STUDI KASUS DI TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

PELAKSANAAN SANKSI PIDANA DENDA PADA TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, dan merata secara materil dan spiritual berdasarkan pancasila

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Menurut Sadjijono dalam bukunya mengatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini ditegaskan juga dalam idealisme negara bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum yang tertinggi di dalam sistem atau tata hukum Indonesia. Disisi lain Pancasila bertujuan untuk menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, serta kemampuan untuk mengayomi masyarakat, bangsa dan negara. Pernyataan-pernyataan yang tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 1. Perkembangan zaman pada era globalisasi disertai juga dengan adanya perubahan pandangan hidup yang secara tidak langsung menimbulkan berbagai hal dalam kehidupan masyarakat, baik hal yang positif dan negatif serta munculnya berbagai pelanggaran bahkan tindak pidana. Hal ini merupakan masalah yang harus segera diselesaikan, agar ketentraman dan keamanan dalam masyarakat tetap terjaga dan terpelihara. Pergaulan masyarakat dengan anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari 1 C. S. T Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Hlm. 59.

2 menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peristiwa hukum 2. Perubahan pandangan hidup masyarakat mempengaruhi semakin beragamnya motif tindak pidana. Salah satu hal yang cukup banyak menarik perhatian adalah tindak kriminal yang dilakukan oleh geng motor, sebagai salah satu perbuatan manusia yang menyimpang dari norma pergaulan hidup dalam masyarakat. Sebutan geng motor selalu memberikan citra buruk yang identik dengan tindakan anarkis. Akhir-akhir ini tindakan-tindakan yang dilakukan oleh geng motor memang semakin meresahkan masyarakat. Hal ini dikarenakan tindakan yang mereka lakukan bukan lagi hanya sekedar mengganggu ketertiban umum, misalnya dengan melakukan balapan liar tetapi telah berkembang kearah tindak pidana yang lebih serius yaitu berupa penjambretan, perampokan, pengerusakan, penganiayaan bahkan sampai melakukan pembunuhan 3. Penanggulangan tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor tersebut dapat dilakukan secara preventif (pencegahan) dan represif (penindakan). Hal ini tidak terlepas dari tugas dan fungsi Kepolisian sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa 2 Chainur Arasjid, 2000, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.133. 3 http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ccuqfj AA&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F60 85%2FSKRIPSI%2520LENGKAP-PIDANA IBNU%2520TOFAIL.pdf%3Fsequence%3D2&ei=lWsVU8u2DMnsrAfgzIHgDA&usg=AFQjCNHC8us WOwBRDmAoG2CAtpDW6L5ncQ, Diakses tanggal 4 Maret 2014, jam. 19.30.

3 fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Peran Kepolisian sangat diperlukan untuk memberantas dan menanggulangi atau paling tidak meminimalisir tindakan-tindakan negatif yang dilakukan oleh geng motor guna terwujudnya stabilitas dalam setiap hubungan ditengahtengah masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas adalah : 1. Upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor? 2. Kendala apa sajakah yang dihadapi oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk memperoleh data tentang upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor.

4 2. Untuk memperoleh data tentang kendala yang dialami Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Hasil penelian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pengembangan ilmu pengetahuan hukum pidana, khususnya dibidang hukum pidana dalam upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor beserta kendala yang dihadapi. 2. Praktis a) Kepolisian. Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, agar dapat menjalankan tugas dalam rangka menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya tugas dan fungsi dari Kepolisian. b) Penulis, untuk mengetahui apa saja upaya dan kendala yang dihadapi Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor.

5 E. Keaslian Penelitian Penelitian hukum atau skripsi dengan judul Upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Menaggulangi Tindak pidana Yang Dilakukan oleh Geng Motor merupakan karya asli penulis dan bukan plagiasi. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor beserta kendala yang dihadapi. Adapun skripsi yang mirip dengan yang dikaji penulis: 1. Judul Peran Kepolisian dalam menanggulangi kriminalitas oleh geng motor (study kasus di Tasikmalaya) Identitas Penulis Nama : Trianauli br Simanjuntak NPM : 070509621 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan penyelesaian sengketa hukum

6 Rumusan Masalah Bagaimanakah upaya Polresta Tasikmalaya dalam menanggulangi kriminalitas yang dilakukan oleh geng motor di Tasikmalaya Tujuan Penelitian a) Memperoleh data tentang bentuk kriminalitas geng motor di Tasikmalaya. b) Untuk mengetahui upaya Polresta Tasikmalaya dalam menanggulangi kriminalitas geng motor serta kendala yang dialami oleh Kepolisian dalam menanggulangi kriminalitas geng motor di Tasikmalaya. Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan terhadap upaya Kepolisian dalam menanggulangi kriminalitas geng motor, dapat disimpulkan sebagai berikut: Upaya Kepolisian dalam menanggulangi kriminalitas geng motor dilaksanakan dengan: a) Upaya penal, pada hakekatnya sudah bertindak sesuai dengan Undang- Undang yang berlaku di bidang pemeliharaan kemanan dan ketertiban, yaitu dengan menangkap 7 (tujuh) orang anggota geng yang dijerat pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang

7 perusakan barang baik sebagian atau seluruhnya yang diancam dengan pidana penjara selama dua tahun delapan bulan. b) Upaya non penal, dilakukan dengan melakukan penyuluhan kesekolahsekolah dan kampus, patroli yang dilakukan secara rutin, dan yang terpenting adalah keikutsertaan semua pihak. Keadaan disekolah, dirumah, dan didalam masyarakat harus dapat saling mengisi dan merupakan kontrol yang tidak dapat diabaikan perannya dalam meminimalisasi tingkat kriminalitas. 2. Judul Tinjauan Kriminologis Terhadap kejahatan Yang Dilakukan Oleh Geng Motor Di Kabupaten Gowa (Studi Kasus Polres Gowa Tahun 2011 s/d 2012) Identitas Penulis Nama : IBNU TOFAIL NPM : B111 09 317 Program Studi : Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar

8 Rumusan Masalah a) Apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh geng motor di Kabupaten Gowa tahun 2011 s/d 2012? b) Upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh aparat Kepolisian dalam rangka menanggulangi kejahatan yang dilakukan oleh geng motor di Kabupaten Gowa tahun 2011 s/d 2012? Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh geng motor di Kabupaten Gowa tahun 2011 s/d 2012. b) Untuk mengetahui solusi dan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh aparat Kepolisian dalam rangka penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh geng motor di Kabupaten Gowa tahun 2011 s/d 2012. Hasil Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya kejahatan pidana anggota geng motor : a) Mudahnya mendapatkan sepeda motor yang berpotensi untuk melahirkan komunitas-komunitas roda dua yang mempunyai kesamaan kepentingan yang sama;

9 b) Faktor Lingkungan, seperti kurangnya pengawasan dari orang tua membuat anak anak bebas sehingga memberi kesempatan bagi pelaku melancarkan aksinya; c) Pengaruh minuman keras, penggunaan minuman keras secara berlebihan dan tidak terkendali, akan menimbulkan berbagai masalah, baik bagi diri sendiri maupun orang lain atau lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga lebih mudah melakukan tindak pidana apabila sudah meminum minuman keras; d) Minimnya pendidikan formal dalam hal ini pendidikan moral dan agama yang sangat minim; e) Faktor sakit hati dan/atau dendam merupakan salah satu penyebab kelompok geng motor melakukan tindak pidana/pengrusakan fasilitas umum; 2. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang telah di lakukan oleh pihak aparatur negara dalam upaya mengurangi tindak kekerasan anggota geng motor, yaitu : a) Meningkatkan penanganan terhadap daerah yang rawan terjadinya tindak pidana; b) Melaksanakan kegiatan-kegiatan patroli secara rutin; c) Mengadakan penggerebekan terhadap penjual minuman keras;

10 d) Menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar secepatnya melaporkan kepada pihak yang berwajib, apabila terjadi suatu tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor; e) Mengadakan penyuluhan di setiap sekolah. F. Batasan Konsep 1. Kepolisian menurut undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Pasal 1 ayat (1) Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Pengertian tindak pidana menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi nullum delictum nulla poena sine praevia lege artinya tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam peraturan perundangundangan 4. Ketentuan tersebut menunjukkan hubungan yang erat antara suatu tindak pidana, pidana dan undang-undang (hukum pidana) terlebih dahulu pembentuk undang-undang akan menetapkan perbuatan apa saja yang dapat dikenakan pidana dan pidana yang bagaimanakah yang dikenakan. 3. Geng Motor adalah sekumpulan orang atau kelompok pecinta motor yang menggunakan motor sebagai pemersatunya tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai dengan landasan adanya kesamaan maksud dan tujuan yang biasanya mengarah ke hal-hal negatif. 4 Moeljatno, 2000, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, PT.Rineka Cipta, hlm. 25.

11 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti data sekunder. Penelitian hukum normatif berupa norma hukum peraturan perundang-undangan yang dikaji secara vertikal dan horizontal, yaitu mengkaji undang-undang yang berkaitan dengan upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor beserta kendala yang dihadapi. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian hukum normatif ini adalah berupa data sekunder yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier a. Bahan Hukum Primer 1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

12 b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder yang digunakan adalah beberapa buku seperti buku Hukum Pidana, Kriminologi, Strategi pencegahan Tindak pidana, selain buku yang digunakan sebagai bahan hukum sekunder, juga digunakan beberapa makalah, internet tentang upaya Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana yang dilakukan oleh geng motor. c. Bahan hukum tersier Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan maupun petunjuk tentang bahan hukum primer dan sekunder, dalam hal ini berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Cara ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu memperlajari buku-buku, peraturan perundang-undangan, jurnal, koran, website dan pendapat hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. b. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi verbal yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan tentang narasumber yang penulis cari yaitu KOMPOL Veira Mariola,

13 A.Md selaku Direktur Reserse Kriminal Umum dan AKBP Zainal Arifin, SH, Sst Mk selaku Direktorat Pembinaan Masyarakat (DIRBINMAS) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian hukum ini adalah dengan cara analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang telah diperoleh dikumpulkan menjadi satu, kemudian data yang dikumpulkan tersebut, dideskripsikan, sehingga mendapatkan suatu gambaran. Kemudian langkah berikutnya melakukan analisis data dengan menggunakan analisis data kualitatif sehingga didapat kesimpulan. Penelitian hukum normatif dalam metode penarikan kesimpulan menggunakan metode penarikan kesimpulan deduksi yaitu metode penarikan yang ditarik dari peraturan hukum yang umum kedalam kesimpulan hukum yang lebih khusus. Penelitian hukum normatif mengunakan data sekunder yang digunakan sebagai data utama dan data primer sebagai pendukung. Data sekunder diperoleh mengunakan metode kepustakaan dan wawancara sebagai data penunjang.

14 H. Sistimatika Penulisan Dalam penulisan hukum yang berjudul Upaya Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Menaggulangi Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Geng Motor ini dugunakan kerangka skripsi sebagai berikut: 1. BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan Pustaka, Batasan Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. 2. BAB II. PEMBAHASAN Bab ini berisi konsep/variabel pertama, konsep/variabel kedua dan hasil penelitian. 3. BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis setelah melakukan penelitian hukum.