Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2016 ISSN No

dokumen-dokumen yang mirip
Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

PENGARUH MENGUNYAH BUAH APEL DAN JAMBU BIJI MERAH TERHADAP DEBRIS INDEKS. Siti Hidayati 1, Dwi Suyatmi 2

ABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

ABSTRAK. Kata kunci:berkumur, infusa jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle), plak gigi

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE

PERBEDAAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGUNYAHAN BUAH APEL

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN

ABSTRAK. Kata kunci : Plak gigi; susu murni; indeks plak; O Leary

BUAH MENTIMUN DAN TOMAT MENINGKATKAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA DALAM RONGGA MULUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

ABSTRAK. Kata kunci: alat ortodontik cekat, menyikat gigi, chlorhexidine 0,2%, plak dental, indeks plak modifikasi dari PHP Index.

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat umum dan menyebar di seluruh dunia di. mana angka prevalensinya semakin meningkat, walaupun

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi, alat ortodontik cekat, pasta gigi, enzim amyloglucosidase, enzim glucoseoxidase.

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

PERBEDAAN PENURUNAN SKOR PLAK ANTARA MENGUNYAH BUAH APEL DAN MENGUNYAH BUAH JAMBU BIJI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 MEDAN

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

THE CONCEPTION OF PLAQUE SCORE ON 7TH GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN SLEMAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

PENGARUH BAHAN TUMPAT GLASS IONOMER CEMENT TERHADAP Ph SALIVA PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PETE, SAYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

PENGARUH BAHAN TUMPAT GLASS IONOMER CEMENT TERHADAP ph SALIVA PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI- PETE,SAYEGAN,SLEMAN,YOGYAKARTA

PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH MINUM MINUMAN BERSODA TERHADAP (ph) SALIVA PADA MAHASISWA ASRAMA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PERBANDINGAN PH SALIVA DAN DERAJAT KARIES GIGI ANTARA SISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI SMK WARGA SURAKARTA SKRIPSI

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

GAMBARAN PENGETAHUAN PLAK DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PATUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal (Manson

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Nomor :

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Transkripsi:

PERBEDAAN PENURUNAN SKOR PLAK ANTARA MENGUNYAH BUAH APEL DAN MENGUNYAH BUAH JAMBU BIJI PADA SISWA SISWI KELAS X SMK JOSUA KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN Oleh : Susy Adrianelly Simaremare Staf Pengajar Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Medan Jl. Jamin Ginting Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan Abstract Plaque score is a number that indicates the clinical situation of teeth obtained at the time of inspection. By measuring the surface area covered by dental plaque and calculus. Type fiber foods and plenty of water is very good for your health is also good for oral health. Type of research is quasi experimental analytical method (quasi experimental) and designs used are pre-test and post-test. The group was divided into two treatment groups, namely the first group munching apples while the second group chew guava fruit. This study aims to determine the difference between the reduction in plaque scores munching apples and guavas in class X SMK Josua Medan District struggle. The population in this study were all students / i of class X SMK Josua Medan District struggle. After munching apples plaque index percentage for 5 students good criterion of 40% and 9 criteria being equal to 60%, while for the plaque index with a bad criterion that is 0%. After chewing guava fruit was found 15 that have good criteria of 100% and the criterion or criteria are being bad is 0%. Categories percentage of plaque index in class X SMK Josua district of Medan Struggle moderate. To all students / i of class X SMK Josua district of Medan struggle to be more active to maintain oral hygiene by brushing your teeth at least two times a day, in the morning after breakfast and at night before bed, checked to the dentist every six months, taking fruit- fruits that contain fiber such as apples and guavas. Keywords: Benefits of apple and guava, Plaque I. Pendahuluan Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk diperhatikan. Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri karena temperatur, kelembaban dan makanan yang cukup tersedia disana. Bakteri inilah yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut (Ramadhan, 2010 ). Gigi dan mulut yang sehat selain akan menghindarkan gigi dari kuman dan bakteri yang sering menimbulkan berbagai keluhan sakit gigi, juga akan menjaga kesegaran aroma mulut dan menjadikan senyum terlihat lebih menawan. Penelitian juga menunjukkan bahwa memiliki mulut yang sehat dapat membantu mencegah penyakit jantung, stroke, dan sejumlah penyakit lainnya. Tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat dari proses pembentukan plak. Plak adalah suatu lapisan lunak yang merupakan kumpulan dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan yang menjadikan asam cukup kuat untuk merusak gigi. Makanan berserat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan makan makanan berserat tidak bersifat sebagai pengendali plak secara alamiah. Makanan padat dan berserat secara fisiologis akan meningkatkan intensitas pengunyahan dalam mulut. Proses 30

pengunyahan makanan ini akan merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan membantu membilas gigi dari partikel-partikel makanan yang melekat pada gigi dan juga melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi ( McDonald dan Avery, 2009). Beberapa buah segar, setengah matang, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel. apel dapat memberi efek positif pada kesehatan gigi. apel sering disebut cara alami menyikat gigi, karena apel mempunyai partikel besar yang harus dikunyah (Yuliarti, 2011). Buah lain yang juga memiliki kandungan air dan serat adalah buah jambu biji. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Sehingga buah ini dapat membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan secara alami, jadi dapat mempengaruhi angka debris indeks seseorang. Penelitian Ervina Hermawati (2010) menunjukkan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel mengalami penurunan sebesar 0,366. Sedangkan mengunyah buah jambu biji mengalami penurunan sebesar 0,3910. Dalam penelitiannya Ervina menggunakan teknik mengunyah dengan menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian dengan jumlah kunyah 32 kali, masing-masing rahang mengunyah buah apel mengalami penurunan 0,76. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian perbedaan penurunan skor plak antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji. Pada Siswa/i Perjuangan. 1.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan penurunan skor plak antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji pada Siswa/i Perjuangan Tahun 2016. 1.2 Kerangka Konsep dengan : 1. 2. Buah jambu biji Variabel Independent Dependent Variabel Variabel Pengganggu Sebagai variabel pengganggu (confounding variabel) adalah faktor yang mempengaruhi (waktu mengunyah, cara mengunyah, banyaknya buah). Agar variabel pengganggu tidak mengganggu jalannya penelitian maka variabel tersebut harus dikendalikan dengan cara menggambarkan waktu mengunyah selama 1 menit, cara mengunyah 32 kali, dan banyaknya buah seberat 50 gram pada Siswa/I Kelas X SMK Swasta Josua Kecamatan Medan Perjuangan. 1.3 Hipotesis Waktu Menguyah Cara Banyaknya Buah Penurunan Plak Ho = tidak ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap indeks plak. Ha = ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah jambu biji terhadap indeks plak. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan metode quasi eksperimen (eksperimen semu) dan rancangan yang digunakan adalah Pre-Test dan Post-Test Only Group Design tanpa Replikasi. Dan kelompok dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu 1 kelompok yang mengunyah Apel dan 1 kelompok mengunyah Jambu biji. 1.4 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Swasta Josua Kecamatan Medan Perjuangan. 1.5 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMK Swasta Josua Medan Perjuangan berjumlah 150. 31

1.6 Sampel Penelitian Dalam penelitian ini diambil besar sampel 20% dari populasi sehingga total sampel 30 orang. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 15 siswa mengunyah buah apel dan 15 siswa mengunyah buah jambu biji. 1.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data tentang indeks plak yang diambil dengan teknik pemeriksaan langsung kemulut siswa/i yang menjadi sampel. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak sekolah yaitu data tentang jumlah siswa/i SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh satu orang mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi untuk mencatat hasil pemeriksaan indeks plak siswa/i. II Hasil Penelitian Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Plak Pada Siswa/I Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016 Baik 0 0 Sedang 6 40% Buruk 9 60% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sebelum mengunyah buah apel menunjukkan bahwa tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria yang baik. Namun siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60%. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Plak Sesudah Pada Siswa/I Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2016 Sesudah Baik 6 40% Sedang 9 60% Buruk 0 0 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sesudah mengunyah buah apel terhadap 15 siswa ditemukan 5 yang memiliki kriteria baik sebesar 40% dan 9 kriteria sedang sebesar 60%, sedangkan untuk indeks plak dengan kriteria buruk yaitu 0%. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Plak Buah Jambu Biji Pada Siswa/I Perjuangan Tahun 2016 Buah Jambu Biji Baik 0 0 Sedang 12 80% Buruk 3 20% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sebelum mengunyah buah jambu biji menunjukkan bahwa tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20%. 32

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Plak Sesudah Buah Jambu Biji Pada Siswa/I Perjuangan Tahun 2016 Sesudah Buah Jambu Biji Baik 15 100% Sedang 0 0 Buruk 0 0 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indeks plak siswa/i sesudah mengunyah buah Jambu Biji dapat ditemukan 15 yang memiliki kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0%. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perbedaan Plak Pada Siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan dan Sesudah dan Buah Jambu Tahun 2016 Plak (IP) Sesudah Buah Jambu Biji Baik 0 6 0 15 Sedang 6 9 12 0 Buruk 9 0 3 0 Dependent t-test Untuk menguji dua sampel yang berpasangan maka digunakan paired sampel t- Test. Dimana dengan uji t-test dependent tidak berpasangan ini dapat diketahui apakah ada pengaruh mengunyah buah apel dan buah jambu biji terhadap penurunan indeks plak. Adapun hasil dari t-test dependent yang dilakukan dengan program SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 4.6. Paired Sample Statistic untuk Kelompok dan Sesudah Buah Mean n T P 95% Apel 1,107 15 30,900 0,001 (1,03-1,18) Dari hasil uji paired sampel test di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari dua yaitu : 1. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t-tabel : - Jika t hitung < t tabel = Hipotesis diterima - T hitung > t tabel= Hipotesis ditolak Dari tabel di atas diketahui bahwa t hitung adalah 30,90. Sedangkan t Tabel bisa dihitung menggunakan tabel t dengan cara : Tingkat signifikan (a) adalah 5% dan df (degree of freedom) atau derajat kebebasan =n- 1=15-1=14, t- Tabel adalah 2,144 oleh karena t hitung > t tabel Ho ditolak 30,90 >2,144 Ho ditolak Hasil perhitungan dari uji t-test dependent terlihat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada pengaruh mengunyah Sesudah buah apel terhadap penurunan indeks plak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Buah mengunyah dengan buah apel dapat Jambu menurunkan Biji indeks plak. 2. Berdasarkan Nilai Probabilitas : Jika probabilitas > 0,05 Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 Ho ditolak Dari tabel diatas diketahui bahwa probabilitas adalah 0,000. Oleh karena probabilitas p < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya bahwa mengunyah buah apel dapat menurunkan indeks plak. Tabel 4.7. Paired Sample Statistic untuk Kelompok dan Sesudah Buah Jambu Biji Buah Mean n T P 95% Jambu 1,268 15 10,430 0,001 (1.00- Biji 1,52) Dari hasil uji paired sampel test di atas, maka dapat diambil kesimpulan dari dua sisi yaitu : 1. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t-tabel : - Jika t hitung < t tabel = Hipotesis diterima 33

- T hitung > t tabel = Hipotesis ditolak Dari tabel di atas diketahui bahwa t hitung adalah 10,430. Sedangkan t Tabel bisa dihitung menggunakan tabel t dengan cara : Tingkat signifikan (a) adalah 5% dan df (degree of freedom) atau derajat kebebasan =n- 1=15-1=14, t- Tabel adalah 2,144 oleh karena t hitung > t tabel Ho ditolak 10,430 >2,144 Ho ditolak Hasil perhitungan dari uji t-test dependent terlihat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada pengaruh mengunyah buah apel terhadap penurunan indeks plak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mengunyah dengan buah apel dapat menurunkan indeks plak. 2. Berdasarkan Nilai Probabilitas : Jika probabilitas > 0,05 Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 Ho Ditolak Dari tabel diatas diketahui bahwa probabilitas adalah 0,000. Oleh karena probabilitas p < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya mengunyah buah apel dapat menurunkan indeks plak. Independent t-test Untuk menguji apakah ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap penurunan plak indeks plak maka dilakukan t-test independent. Adapun hasil dari t-test independent yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Perbedaan Antara dan Buah Jambu Biji Pada Siswa/i Perjuangan Tahun 2016 p T 95% -0,439 0,001 5,187 (0,26-(0,61) Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa f hitung untuk uji sample t-test independent dengan Equal Varians Not assumed adalah 3,35 dengan probabilitas 0,05. Oleh karena probabilitas 0,05 maka Ho ditolak atau kedua varians tidak sama. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t hitung (diasumsikan kedua varians tidak sama) adalah 5,187 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap penurunan indeks plak. III. Pembahasan Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 siswa/i Kelas X SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan yang dipilih secara acak dan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama 15 siswa/i mengunyah buah apel dan kelompok kedua 15 siswa/i mengunyah buah jambu biji. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum pengunyahan buah apel dan jambu biji diketahui siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60% sebelum mengunyah buah apel, namun setelah mengunyah buah apel kriteria indeks plak berubah dimana siswa ditemukan 6 yang memilki kriteria baik sebesar 40% dan 9 kriteria sedang sebesar 60%, sedangkan untuk indeks plak dengan kriteria buruk yaitu 0%. Sedangkan pemeriksaan sampel sebelum mengunyah buah jambu biji tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20%, namun setelah mengunyah buah jambu biji ditemukan 15 yang memiliki kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0%. Dari hasil perhitungan uji t-test dependent kedua variabel tersebut didapatkan hasil bahwa p< 0,05 atau 0,001 < 0,05 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti bahwa kedua buah ini sama-sama berpengaruh terhadap indeks plak. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan selisih indeks plak rata-rata antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap penurunan indeks plak dilakukan uji t-test independent terlihat adanya perbedaan dari kedua jenis buah tersebut terhadap penurunan indeks plak. Hasil uji t-test independent yang telah dilakukan dengan program spss, dilihat dari nilai equal variances not assumed diperoleh t hitung (diasumsikan kedua varians tidak sama atau berbeda) adalah 5,187 dengan probabilitas 0,001. Oleh karena probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat 34

disimpulkan bahwa ada perbedaan antara mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji terhadap indeks plak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuliarti, (2011) bahwa beberapa buah segar, setengah matang, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel. Namun dari hasil penelitian saya buah yang paling cepat pengaruhnya terhadap indeks plak adalah buah jambu biji dikarenakan buah ini memiliki kulit yang tebal (lunak) dan biji yang halus dan juga memiliki kandungan air. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Disamping itu buahan yang berserat dan banyak mengandung air. Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembangbiak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Berbeda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara kumur ataupun semprotan air dan hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis (Herijulianti dkk, 2008). Penelitian Ervina Hermawati (2010) menunjukkan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah mengunyah buah apel mengalami penurunan sebesar 0,366. Sedangkan mengunyah buah jambu biji mengalami penurunan sebesar 0,3910. Dalam penelitiannya tersebut menggunakan teknik mengunyah dengan menggunakan kedua sisi rahang secara bergantian dengan jumlah kunyah 32 kali, masing-masing rahang mengunyah buah apel mengalami penurunan 0,76. Buah lain yang juga memiliki kandungan air dan serat adalah buah jambu biji. Selain itu buah ini juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga dapat mendorong sekresi ludah. Sehingga buah ini dapat membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan secara alami, jadi dapat menurunkan angka debris indeks seseorang. Selain itu buah jambu biji dapat mengurangi tumpukan plak pada gigi disebabkan buah ini yang memiliki kandungan serat dan air yang cukup banyak, serta jambu biji yang saya ambil selain mudah dijumpain dipasaran, dan jambu biji ini memiliki kulit lunak, bijinya tidak begitu banyak. IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. indeks plak sebelum mengunyah buah apel adalah siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang mempunyai kriteria buruk sebesar 60%, sedangkan sesudah mengunyah buah apel menjadi kriteria indeks plak berubah dimana ditemukan 6 siswa yang memilki kriteria baik sebesar 40% dan 9 siswa kriteria sedang sebesar 60%. 2. indeks plak sebelum mengunyah buah jambu biji adalah tidak ada siswa/i yang memiliki indeks plak dengan kriteria baik. Namun siswa/i yang kriteria sedang sebesar 80% dan kriteria buruk sebesar 20% sedangkan sesudah mengunyah buah jambu biji kriteria baik sebesar 100% dan kriteria sedang atau kriteria buruk yaitu 0% 3. Hasil perhitungan dari uji t-test independent terdapat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti ada perbedaan antara menguyah apel dan mengunyah jambu biji terhadap penurunan indeks plak. 4. dengan buah jambu biji lebih berpengaruh terhadap penurunan indeks plak, hal ini terlihat dari selisih indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah jambu biji (1,268) lebih tinggi dibandingkan selisih indeks plak sebelum dan sesudah mengunyah buah apel (1,107). 4.2 Saran 1. Diharapkan kepada siswa/i SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan agar lebih rajin mengunyah buah apel dan mengunyah buah jambu biji sehingga dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. 2. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan meningkatkan mengunyah buah berserat sehabis makan dan setelah menyikat gigi untuk mengurangi jumlah plak pada gigi sehingga dapat mengurangi terjadinya karies (lubang gigi). 3. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan lebih giat menjaga 35

kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, memeriksakan ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali, mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat seperti buah apel dan buah jambu biji. 4. Agar siswa/i SMK Josua Kecamatan Medan Perjuangan dapat menerapkan kebiasaan mengkonsumsi buah apel dan jambu biji untuk mencegah kerusakan gigi yang diakibatkan tumpukan plak pada gigi. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Alamsyah, R. M. 2010. Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap penurunan ph Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/1144/10E00543.Pdf, 4 Maret 2015. Depkes RI, 2009, Undang-undang Kesehatan No.36, www.slideshare.net/mobile/ichsansudja rno/uu-kesehatan-no-36thn-2009, 4 Maret 2015. Gultom, M. 2009, Pengetahuan, sikap dan tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Balitanya di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Tahun 2009, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/7903/1/10E00470.pdf, 4 Maret 2015. Hastono, P.S. 2001, Modul Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 2001. Valdy, 2013, ph Meter dan Penggunaannya, http://valdykelautan.wordpress.com/phmeter/, 4 Maret 2015. Ilahi, N. G. 2014. Pengaruh Konsumsi Saus Tomat Terhadap Kadar ph Mulut,http://repository.unhas.ac.id>unc ategorized(uc)>skripsi(s1), 4 Maret 2015. Pratama, 2014. Perbedaan Sekresi Saliva dan Sesudah Berkumur Menggunakan Baking Soda pada Penderita Diabeter Melitus, http://repository.umhas.ac.id.perbedaan sebelum sesudah berkumur baking soda pdf, 4 Maret 2015. Mahfoedz, I, 2008, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil, Fitramayana., Yogyakarta. Notoatmodjo, S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Skriptiana, N.R. 2009, Hubungan Antara pengetahuan gizi, teman sebaya, media masa dan faktor lainnya dengan Kecenderungan Konsumsi Minuman RinganBerkarbonasi pada siswa/i SMPIT Nurul Fikri Depok, http://lip.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak- 125828.pdf, 4 Maret 2015. Tarigan, Rasinta, 2014. Karies Gigi, EGC, Jakarta. Wikipedia, 2014, Pengertian Minuman Ringan https://id.m.wikipedia.org/wiki/minuma n_ringan, 10 Maret 2015. 36