Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Yustini Yusuf, Arnentis dan Siski Yusika Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau *Korespondensi :

Wan Syafi i, Rosmaini S dan Rofika Setyari Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Yustini Yusuf, Yustina dan Enik Suryati Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Rosmaini S., Irda Sayuti dan Rika Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Desy Rahmayani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ABSTRACT

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Study Program of Biology Education, Faculty of teacher Training and Education University of Riau

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Cp : Jurnal Akademik

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 56 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Rinda Maryola 1, Yuslim Fauziah 2, Wan Syafii

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

FatElissa 1, YuslimFauziah 2, Arnentis ,

p-issn : e-issn :

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

Rosmaini S, Nursal, Resi Noprianti Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII 2 SMPN 2 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293 ABSTRACT Classroom Action Research has been conducted (PTK), which aims to improve the scientific attitude and learning outcomes of students with models of biological types of cooperative learning on the inside outside circle VIII 2 grade students at SMPN 2 pekanbaru. The study was conducted from October to vember 2011. The study subjects were 36 students (16 male and 20 female). Parameter were the attitude of scientific research, the study (absorption and completeness of student learning), award groups, and advocates parameter is the student activity and teacher activity. Data were analyzed descriptively. The results indicate that the cycle I mean the scientific attitude of students is 79.94% (Fair), the average absorption of students is 79.78% (Enough), which is 75% learning completeness (Enough), which gained the award there is a super predicate group, the average activity of students is 81.13% (Fair), the average results of activity of the teacher is 90.91% (Good). While on average the second cycle of scientific attitude of students increased to 90.32% (Good), the average absorption of students is 87.58% (Good), exhaustiveness study is 100% (Very good), which achieved full appreciation super group there are 2 groups, the average student activity increased to 90.21% (Good), the average activity of the teacher is 100% (Very good). From the research results can be concluded that with the implementation of cooperative learning model of the type of inside outside circle can increase the scientific attitude and learning outcomes VIII 2 grade biology students SMPN 2 Pekanbaru. Keywords: Biology Learning Outcomes, Cooperative Learning Model Type Inside Outside Circle, scientific attitude, PENDAHULUAN Biologi merupakan salah satu cabang IPA yang memberikan peranan dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas. Untuk itu diharapkan agar lulusannya memiliki keterampilan dan pola pikir kritis dalam memecahkan masalah kehidupan dan sosial. Dengan menyadari pentingnya peranan biologi dalam dunia pendidikan dibutuhkan peranan guru dalam memilih model dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mampu memahami konsepkonsep yang terdapat dalam pelajaran biologi tersebut. Menurut Riyannafirly (2006), berdasarkan tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran siswa dan guru dituntut lebih aktif. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru juga aktif dalam memancing kreatifitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi sangat dinamis. Pembelajaran biologi yang biasanya harus melibatkan siswa secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri

32 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 tentang kebenaran dari teori-teori yang dipelajari melalui proses ilmiah. Apabila hal ini tidak mencakup dalam proses pembelajaran, dapat dipastikan penguasaan konsep biologi siswa akan kurang dan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan pada hasil observasi peneliti di SMPN 2 Pekanbaru khususnya di kelas VIII 2, terdapat beberapa kendala dalam proses belajar mengajar, diantaranya kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar yaitu dalam bertanya, menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan masih adanya rasa takut salah pada saat mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, dalam menyelesaikan tugas hanya beberapa siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, serta masih kurang teliti dalam mengerjakan tugas dan sering mengumpulkan tidak tepat pada waktunya, berarti sikap percaya diri, keingintahuan, tanggung jawab, kecermatan bekerja dan disiplin siswa masih kurang. Hal tersebut menggambarkan bahwa sikap ilmiah siswa didalam belajar masih kurang. Jika dilihat dari hasil belajar siswa, nilai yang mereka peroleh belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Khususnya di kelas VIII 2, dimana rata-rata hasil ulangan siswanya adalah 71,33. Tidak tercapainya ketuntasan belajar ini disebabkan karena cara mengajar yang dilakukan oleh guru masih kurang bervariasi, guru jarang sekali menerapkan model-model pembelajaran dan lebih sering menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Penggunaan model belajar yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sehubungan dengan kondisi tersebut perlu adanya penerapan model pembelajaran yang dapat membuat siswa termotivasi dan ikut aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC). Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside Circle adalah pembelajaran ini menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa yaitu melatih siswa untuk bekerja sama dalam mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan, dengan cara ini setiap siswa dapat memperoleh informasi sehingga bisa memecahkan suatu masalah, membantu siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya yang pada akhirnya dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa (Khairunnisa, 2009). BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana guru pengajarnya adalah peneliti sendiri. Tindakan yang diberikan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (IOC) untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Pekanbaru pada bulan Oktober sampai vember 2011. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII 2 semester ganjil, tahun pelajaran 2011/2012. Dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan dua instrumen penelitian, yaitu perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), lembaran post test, dan ulangan harian. Instrumen

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif IOC 33 pengumpulan data terdiri dari lembar observasi untuk mengukur sikap ilmiah siswa, post test dan ulangan harian, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru (sebagai data penunjang). Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan cara mengamati sikap ilmiah siswa selama proses belajar berlangsung yaitu dengan menggunakan lembar observasi sikap ilmiah siswa selama kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar digunakan tes berupa post test pada setiap akhir pertemuan dan ulangan harian disetiap akhir siklus untuk mengetahui sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pelaksanaan Siklus I Berikut ini ditampilkan data sikap ilmiah siswa pada siklus I yang diperoleh dari observasi untuk tiap pertemuan : Tabel 1. Sikap ilmiah siswa pada siklus I setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Tiap Siklus I 1 2 1 Baik Sekali 0 (0) 0 (0) 2 Baik 3 (8.33) 19 (52.78) 3 Cukup 20 (55.56) 10 (27.78) 4 Kurang 13 (36.11) 7 (19.44) 76.85 83.02 79.94 Cukup Cukup Cukup Pada pertemuan 1 rata-rata sikap ilmiah siswa adalah 76.85% (cukup) sedangkan untuk pertemuan 2 rata-ratanya yaitu 83.02% (cukup). sikap ilmiah siswa pada siklus I yaitu 79.94% (kategori cukup). Hal ini karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle. Siswa belum dapat berdiskusi dan berbagi informasi dengan baik, sehingga siswa belum dapat mengkonstruksi pengetahuan yang berkaitan dengan materi pelajarannya. Sikap ilmiah siswa pada siklus I yang diperoleh dari observasi untuk setiap indikator sebagai berikut:

34 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 Tabel 2. Skor Indikator Sikap Ilmiah melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Indikator Sikap Ilmiah Siklus I 1 2 1 Keingintahuan 81.48 87.03 84.25 Cukup 2 Disiplin 73.15 84.26 78.71 Cukup 3 Toleransi 80.56 81.48 81.02 Cukup 4 Tanggung jawab 76.85 79.63 78.24 Cukup 5 Kerja sama 82.41 90.74 86.57 Baik 6 Kecermatan bekerja 76.85 87.96 82.41 Cukup 7 Percaya diri 71.29 78.7 74.9 Kurang 8 Tidak putus asa 74.07 77.78 75.93 Cukup 9 Jujur 75 79.63 77.32 Cukup 76.85 83.02 79.94 Cukup Cukup Cukup Belum bagusnya rata-rata sikap ilmiah siswa pada siklus I ini disebabkan oleh, masih kurangnya sikap percaya diri siswa pada indikator percaya diri. Hal ini disebabkan karena, siswa belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Daya Serap Siswa Pada Siklus I setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle dari Nilai Post Test dan Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII 2 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 SIKLUS I Interval UH I Post test 1 Post test 2 Jumlah Jumlah Jumlah 1. 95 100 Baik Sekali 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2. 85 94 Baik 2 (5.56) 8 (22.22) 13 (36.11) 3. 75 84 Cukup 17 (47.22) 16 (44.44) 14 (38.89) 4. < 75 Kurang 17 (47.22) 12 (33.33) 9 (25) Jumlah siswa 36 (100) 36 (100) 36 (100) Rata-Rata 73.61 78.05 79.78 Kurang Cukup Cukup Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa daya serap siswa pada siklus I yaitu, nilai rata-rata post test 1 yaitu 73.61 (kurang), post test 2 yaitu 78.05 (cukup), rata-rata nilai ulangan harian pada siklus I ini adalah 79.78 (baik). Adanya peningkatan hasil belajar siswa disebabkan siswa sudah bisa belajar sendiri dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle siswa sedikit demi sedikit dapat mengkontruksi

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif IOC 35 pengetahuannya, kemudian dengan seringnya siswa berada dalam kelompok belajar sehingga siswa dapat saling memberikan informasi atau bertukar pikiran dalam mempertimbangkan jawaban dari pertanyaan. Siswa terlihat serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan diskusi kelompok. Untuk melihat ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Ulangan Harian I Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Ketuntasan Belajar Individu Nilai Tuntas Tidak Tuntas Jumlah siswa Jumlah siswa 1 Ulangan Harian I 27 (75) 9 (25) Pada ulangan harian I dari 36 orang siswa hanya 75 % atau 27 siswa yang dinyatakan tuntas, sedangkan 25 % atau 9 orang siswa lagi dinyatakan tidak tuntas. Banyaknya siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian I disebabkan karena siswa belum dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, seperti tidak mau memberikan pendapat, tidak mau bertanya ketika menemukan kesulitan dan masih pasif dalam berdiskusi, dan aktifitas dan kemampuan siswa yang masih kurang sehingga hasil yang diperoleh pada ulangan harian I kurang memuaskan. Untuk perkembangan kelompok pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Penghargaan Kelompok Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Pada Siklus I Siklus I Kelompok Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok A 22 Hebat B 22 Hebat C 22 Hebat D 26 Super E 22.5 Hebat F 20 Hebat G 17.5 Hebat H 22.5 Hebat Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa skor perkembangan kelompok pada siklus I sudah tergolong baik, dari 8 kelompok terdapat 1 kelompok yang memperoleh kelompok super yaitu kelompok D, sedangkan kelompok A, B, C, E, F, G, dan H memperoleh predikat kelompok hebat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa telah termotivasi untuk saling bekerjasama dalam meningkatkan hasil belajar bagi dirinya maupun kelompoknya. Hal ini sesuai dengan

36 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 pendapat Ibrahim (2006) bahwa pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan maka siswa belajar menghargai satu sama lain. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Aktivitas yang diamati 1 2 1 Mendengarkan informasi yang disampaikan guru 77.08 88.19 82.63 Cukup 2 Mengerjakan LKS 83.33 90.97 87.15 Baik 3 Melakukan diskusi 85.42 87.5 86.46 Baik 4 Mengajukan pertanyaan 75.69 81.25 78.47 Cukup 5 Menjawab pertanyaan 71.53 74.3 72.91 Kurang 6 Membuat kesimpulan dari 76.38 81.94 79.16 Cukup kegiatan LKS Jumlah Siswa 36 36 78.24 84.03 81.13 Cukup Cukup Cukup Aktivitas siswa pada pertemuan 1 adalah 78.24% (cukup), pertemuan 2 adalah 84.03% (cukup) dengan rata-rata pada siklus I adalah 68,74% (cukup). Belum baiknya rata-rata aktivitas siswa pada siklus I ini disebabkan oleh, masih kurangnya aktivitas siswa pada indikator menjawab pertanyaan dan memberi gagasan. Hal ini disebabkan siswa masih belum percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan, mereka hanya mampu menerima jawaban saja. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Belajar Mengajar Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Observasi Guru Persentase Rata-Rata 1 81.81 Siklus I 90.91 % Baik 2 100 Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1 rata-rata aktivitas guru adalah 81.81 % (baik) dan pada pertemuan 2 ratarata aktivitas guru adalah 100% (baik sekali). 2. Analisis Pelaksanaan Siklus II Berikut ini ditampilkan data sikap ilmiah siswa pada siklus II yang diperoleh dari observasi untuk tiap pertemuan

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif IOC 37 Tabel 8. Sikap ilmiah siswa pada siklus II setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Tiap Siklus II 1 2 1 Baik Sekali 4 (11.11) 13 (36.11) 2 Baik 27 (75) 23 (63.89) 3 Cukup 5 (13.89) 0 (0) 4 Kurang 0 (0) 0 (0) 88.89 91.76 90.32 Baik Baik Baik Pada pertemuan 1 rata-rata sikap ilmiah siswa yaitu 88.89 % (baik), dan pada pertemuan 2 rata-rata sikap ilmiah siswa yaitu 91.76 % (baik), proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan siswa semakin terbiasa dengan proses pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle, sehingga berpengaruh pada sikap ilmiah siswa. Menurut Susanti (2010), model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle selain membantu siswa memahami konsep yang sulit juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama dalam kelompoknya dan melatih siswa dalam berfikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Sikap ilmiah siswa pada siklus II yang diperoleh dari observasi untuk setiap indikator sebagai berikut : Tabel 9. Skor Indikator Sikap Ilmiah melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Indikator Sikap Ilmiah Siklus II 1 2 1 Keingintahuan 89.81 90.74 90.27 Baik 2 Disiplin 86.11 95.37 90.74 Baik 3 Toleransi 90.74 91.66 91.2 Baik 4 Tanggung jawab 87.96 89.81 88.88 Baik 5 Kerja sama 95.37 97.22 96.29 Baik Sekali 6 Kecermatan bekerja 92.59 93.52 93.05 Baik 7 Percaya diri 84.26 88.89 86.58 Baik 8 Tidak putus asa 85.18 87.03 86.10 Baik 9 Jujur 87.96 91.66 89.81 Baik 88.89 91.76 90.32 Baik Baik Baik

38 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 Berdasarkan tabel 16, dapat di lihat bahwa rata-rata sikap ilmiah siswa berdasarkan indikator meningkat pada siklus II. Indikator sikap kerja sama siswa memiliki rata-rata tertinggi dibandingkan dengan rata-rata indikator yang lain. Hal ini menunjukkan siswa memiliki sikap kerjasama yang baik untuk berdiskusi kelompok dan berbagi informasi dalam mengerjakan LKS. Model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle ini sesuai dengan istilah pembelajaran teman sebaya atau antar siswa yang merupakan salah satu model pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina antar siswa yang saling bekerja sama dalam kegiatan belajar siswa juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari (Dossuwanda, 2008). Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Daya Serap Siswa Pada Siklus II setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle dari Nilai Post Test dan Ulangan Harian Pada Siswa Kelas VIII 2 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 SIKLUS II Interval UH II Post test 1 Post test 2 Jumlah Jumlah Jumlah 1. 95 100 Baik Sekali 0 (0) 4 (11.11) 7 (19.44) 2. 85 94 Baik 17 (47.22) 18 (50) 15 (41.67) 3. 75 84 Cukup 15 (41.67) 14 (38.89) 14 (38.89) 4. < 75 Kurang 4 (11.11) 0 (0) 0 (0) Jumlah siswa 36 (100) 36 (100) 36 (100) Rata-Rata 83.33 87.22 87.58 Cukup Baik Baik Pada pertemuan 1 rata-rata nilai post test yaitu 83.33 % (kategori cukup), dan pada pertemuan 2 rata-rata nilai post test meningkat menjadi 87.22 % (kategori baik). Sedangkan rata-rata nilai ulangan harian pada siklus II yaitu 87.58 % (kategori baik). Meningkatnya daya serap siswa berdasarkan nilai ulangan harian II ini disebabkan model pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle membawa konsep pemahaman inovatif, yang menekankan keaktifan siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe insideoutside circle, masing-masing siswa dalam kelompok saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda-beda. Sesuai dengan pendapat Susanti (2010), bahwa siswa dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain, siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa termotivasi

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif IOC 39 untuk belajar cepat dan akurat untuk seluruh materi. Untuk melihat ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Ulangan Harian II Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Ketuntasan Belajar Individu Nilai Tuntas Tidak Tuntas Jumlah siswa Jumlah siswa 1 Ulangan Harian II 36 (100) 0 (0) Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat pada ulangan harian II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu seluruh siswa (100%) dinyatakan tuntas. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa tentunya tidak terlepas dari kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru serta kemampuan siswa memaksimalkan potensi dalam belajar dan berfikir. Dalam pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle ini dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan, dengan cara ini setiap siswa dapat memperoleh informasi, memecahkan suatu masalah, dan membangun sendiri pengetahuannya. Proses pembelajaran yang banyak mengikut sertakan siswa dalam kegiatan belajar, akan bersifat menantang bagi siswa dan pada akhirnya siswa akan memiliki sikap ingin tahu yang tinggi. Hal ini merupakan penggerak bagi keberhasilan siswa (Sardiman, 2011). Untuk perkembangan kelompok pada siklus II dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini: Tabel 12. Penghargaan Kelompok Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Pada Siklus II Kelas VIII 2 SMPN 2 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011-2012 Kelompok Siklus II Perkembangan Kelompok Penghargaan Kelompok A 20 Hebat B 22 Hebat C 22 Hebat D 20 Hebat E 25 Super F 20 Hebat G 22.5 Hebat H 25 Super Berdasarkan tabel 12, terlihat bahwa pada siklus II skor perkembangan kelompok, dari 8 kelompok, 6 kelompok memperoleh predikat hebat dan 2 kelompok memperoleh predikat super, sehingga terjadi peningkatan pada siklus II. Hal ini disebabkan karena

40 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 setiap kelompok semakin termotivasi untuk memperoleh skor yang maksimal. Adanya nilai perkembangan yang diperoleh siswa selama proses belajar mengajar menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle dapat meningkatkan semangat belajar siswa, dimana sikap ilmiah siswa dan motivasi untuk meningkatkan hasil belajar bagi dirinya maupun kelompoknya. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini: Tabel 13. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Aktivitas yang diamati 1 2 1 Mendengarkan informasi yang disampaikan guru 89.58 93.05 91.31 Baik 2 Mengerjakan LKS 3 Melakukan diskusi 4 Mengajukan pertanyaan 5 Menjawab pertanyaan 95.83 97.22 96.52 Baik Sekali 87.5 96.52 92.01 Baik 84.72 87.5 86.11 Baik 85.41 86.11 85.76 Baik 6 Membuat kesimpulan dari kegiatan LKS 86.8 91.66 89.23 Baik Jumlah Siswa 36 36 88.31 92.1 90.21 Baik Baik Baik Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Ratarata persentase aktivitas siswa pada pertemuan 1 adalah 88.31 % (baik), dan pada pertemuan 2 yaitu 92.1 % (baik) dengan rata-rata sebesar 90.21 % (baik). Adanya peningkatan persentase aktivitas siswa pada siklus II ini disebabkan siswa yang semakin aktif, serta peran guru yang selalu memberikan motivasi dan pengarahan kepada siswa. Pada siklus 2 rata-rata aktivitas siswa pada setiap pertemuan sudah dapat dikatakan baik. Jika dibandingkan pada siklus I aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini tentunya dapat membuktikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Karena ketika siswa belajar secara pasif (belajar dengan mendengarkan penjelasan dari guru), maka ada kecenderungan siswa untuk cepat melupakan materi pelajaran yang telah diberikan (Zaini, 2004). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif IOC 41 Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Belajar Mengajar Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Observasi Guru Persentase Rata-Rata 1 100 Siklus II 100 % Baik Sekali 2 100 Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 meningkat menjadi 100 % (baik sekali), siswa sudah dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Meningkatnya aktivitas guru dapat menyebabkan peningkatan hasil belajar siswa karena apabila guru bersemangat dalam proses belajar mengajar dan membimbing siswa menjadi aktif, menyebabkan siswa ikut termotivasi dalam belajar dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Menurut Sardiman (2011), untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, banyak pengaruh komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan. Selain itu faktor yang yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu hubungan antara guru dan siswa serta aktivitas guru dalam proses pembelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan yaitu rata-rata sikap ilmiah pada siklus I sebesar 79.94 % (cukup) meningkat pada siklus II dengan ratarata sikap ilmiah sebesar 90.32 % (baik). 2. Hasil belajar siswa berdasarkan daya serap pada siklus I adalah 79.78 % (cukup) dan pada siklus II meningkat menjadi adalah 87.58 % (baik). 3. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 27 siswa (75 %) tuntas dan 9 siswa (25 %) tidak tuntas, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 36 siswa atau seluruh siswa (100 %) tuntas. 4. Penghargaan kelompok pada siklus I, 1 kelompok berpredikat super dan 7 kelompok berpredikat hebat. Pada siklus II, 2 kelompok berpredikat super dan 6 kelompok berpredikat hebat. 5. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 81.13 % (cukup). Pada siklus II menjadi 90.21 % (baik). 6. Aktivitas guru pada siklus I adalah 90.91 % (baik) dan pada siklus II meningkat menjadi 100% (baik sekali). DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2008. Sikap ilmiah. http://blogbahrul.wordpress.com (28 vember 2008) Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Arsyad, M. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Dossuwanda. 2008. Penggunaan Metode Tutor Sebaya Meningkatkan Kemampuan dan Kreativitas Siswa dalam Belajar Microsoft Excel di Kelas VIII SMPN 1 Rangkasblitung. http://dossuwanda.wordpress.co m. (11 Maret 2008)

42 Jurnal Biogenesis, Vol. 8, mor 2, Februari 2012 Ibrahim, M. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya Isjoni. 2007. Cooperatif Learning. Alfabeta. Bandung Khairunnisa. 2009. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Inside Outside Circle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi di Kelas X MA Darul Hikmah Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas Riau Lie, A. 2005. Cooperative Learning. PT. Gramedia. Jakarta Riyannafirly. 2006. Arsip Untuk Kurikulum Pendidikan. http://opini wordpress.com/tag/kurikulum.pe ndidikan Sardiman,A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta Susanti, R. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa http://etd.eprints.ums.ac.id/. (23 Juni 2011) Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik. Presentasi Pustaka. Jakarta Yusuf, Y. Mariani, N. 2005. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas I 7 SLTPN 20 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (1): 8-12 Zaini. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD. PT. Hidakarya Agung. Yogyakarta