PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENCUCIAN DALAM RANGKA PENYELAMATAN KEUANGAN DAN ASET NEGARA YADYN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG, KAMIS 12 OKTOBER 2017 1
REPUBLIK INDONESIA 2
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Penegakan Hukum dalam rangka penyelamatan keuangan dan aset Negara : UU Tindak Pidana Korupsi tidak maksimal memulihkan kerugian negara melalui aset pelaku, meskipun ada instrumen pidana uang pengganti dan beban pembuktian semi terbalik. Tanggal 17 April 2002 diundangkan UU NO 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG, kemudian tanggal 13 Oktober 2003 dilakukan perubahan dengan UU NO 25 TAHUN 2003. 3
LANJUTAN Tanggal 22 Oktober 2010, UU TPPPU yang lama diganti dengan UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang). Sejak berlakukanya UU Tindak Pidana Pencucian Uang maka rezim penegakan hukum berubah dari follow the suspect menjadi follow the money asset. Berdasarkan pendekatan Follow The Money/Asset dalam UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU, maka salah satu tujuannya adalah pengejaran aset dan penyelamatan aset. ( Pasal 26, Pasal 65, Pasal 70 dan Pasal 71 ). 4
LANJUTAN Alternatif Solusi yang dilakukan KPK untuk penyelamatan aset negara pada Tindak Pidana Korupsi : Menggabungkan penanganan perkara tindak pidana korupsi dengan penanganan tindak pidana pencucian uang, jika ditemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana korupsi sebagai predicate crime (tindak pidana asal); Penulusuran aset oleh KPK dikaitkan dengan sinkronisasi penanganan perkara tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang yang dilegitimasi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (penjelasan ketentuan pasal 74); Melalui kegiatan Asset Tracing and Recovery (ATR), langkah penelusuran aset yang diduga milik tersangka atau pihak lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi maupun tindak pidana pencucian uang sudah terdeteksi sejak awal, guna mendukung upaya pembuktian di persidangan. 5
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PASAL 3 (AKTIF) SETIAP ORANG YANG MENEMPATKAN, MENTRANSFER, MEMBELANJAKAN, MEMBAYARKAN, MENGHIBAHKAN, MENITIPKAN, MEMBAWA KE LUAR NEGERI, MENGUBAH BENTUK, MENUKARKAN DENGAN MATA UANG ATAU SURAT BERHARGA ATAU PERBUATAN LAIN DIANCAM DENGANPIDANA PALING LAMA 20 (DUA PULUH TAHUN) DAN DENDA PALING BANYAK Rp. 10.000.000.000,- (SEPULUH MILIAR RUPIAH) PASAL 4 (AKTIF) SETIAP ORANG YANG YANNG MENYEMBUNYIKAN ATAU MENYAMARKAN ASAL USUL, SUMBER, LOKASI, PERUNTUKAN, PENGALIHAN HAK-HAK, ATAU KEPEMILIKAN YANG SEBENARNYA ATAS HARTA KEKAYAAN HARTA KEKAYAAN DIANCAM DENGANPIDANA PALING LAMA 20 (DUA PULUH TAHUN) DAN DENDA PALING BANYAK Rp. 5.000.000.000,- (LIMA MILIAR RUPIAH) PASAL 5 (PASIF) SETIAP ORANG YANG MENERIMA, ATAU MENGUASAI PENEMPATAN, PENTRANSFERAN, PEMBAYARAN, HIBAH, SUMBANGAN, PENITIPAN, PENUKARAN, ATAU MENGGUNAKAN HARTA KEKAYAAN DENGANPIDANA PALING LAMA 5 (LIMA TAHUN) DAN DENDA PALING BANYAK Rp. 1.000.000.000,- (SATU MILIAR RUPIAH)
PASAL 2/3 TPK Adanya Kerugian Keuangan Negara LAMA WAKTU / BERLARUTNYA PERHITUNGAN KERUGIAN NEGARA KETIDAKPASTIAN PENYELESAIAN POTENSI BERMAIN OKNUM GRATIFIKASI BERHUBUNGAN DENGAN JABATAN DAN BERLAWANAN DENGAN KEWAJIBAN TUGASNYA Dalam Arti Luas Dianngap Pemberian Suap Diatas 10 Juta Pembutian oleh penerima Gratifikasi WAJIB DILAPORKAN DALAM 30 HARI
TPPU Pasal 3 dan Pasal 4 U.U No. 8 Tahun 2010 Pasal 5 U.U No. 8 Tahun 2010 SIKAP BATHIN (KESALAHAN) DIKETAHUI ATAU PATUT DIDUGA (CULPA / LALAI) DAN KURANG HATI-HATI DALAM MENILAI
ALUR PEMAHAMAN FOLLOW THE SUSPECT PIDANA PENJARA TINDAK PIDANA KORUPSI PEMULIHAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA FOLLOW THE ASSET TPPU
TPK Fee/komisi/kick back/keuntungan tidak sah. Suap (hadiah) Placement Layering Integration TITIK TAUT TPK - TPPU TPPU PASAL 3 (AKTIF) PASAL 4 (AKTIF) PASAL 5 (PASIF) TUJUAN MENYEMBUNYIKAN ATAU MENYAMARKAN ASAL USUL HARTA KEKAYAAN Gratifikasi (hadiah) Hasil TPK Diketahui (Dolus/Sengaja) Atau Patut diduga (Culpa/Lalai) dan kurang hati-hati dalam menilai Tipologi TPK Menerima secara tunai / cash dalam bentuk mata uang rupiah/valuta asing; Menerima dengan satuan nilai besaran mata uang tersebut adalah besaran yang tidak umum dipergunakan sebagai alat pembayaran di pasaran wajar seperti misalnya pecahan sin $10.000; Menerima dengan menggunakan sarana perbankan dengan nomor rekening dan atas nama sendiri namun Nomor Rekening dan Kepemilikan rekening yang atas nama sendiri tersebut tidak dilaporkan dalam LHKPN atau dinyatakan sudah tidak dipergunakan; Menerima dalam bentuk emas atau logam/batu berharga lainnya; Menerima dalam bentuk surat2 berharga seperti misalnya Asuransi dll; Menerima dalam bentuk barang2 bergerak dan tidak bergerak; Menerima secara langsung atau tidak langsung melalui atau a.n.pihak lain seperti kelrg atau gate keeper seperti notaris, yayasan, Perseroan terbatas; Menerima seolah-olah sebagai hibah; Penerimaan tidak dilaporkan dalam LHKPN atau dilaporkan tapi tidak jujur. Tipologi TPPU Menempatkan dalam safe deposit box Mentransfer ke rekening pihak ke-3 (gate keeper) seolah-olah sebagai pembayaran hutang/suatu kegiatan sah Pembelanjaan secara tunai/cash Harta kekayaan tercatat a.n. pihak lain Membelanjakan Asuransi Menjadi jaminan pinjaman ke Bank Menyimpan uang cash dalam jumlah besar Membeli asset/usaha di luar negeri Membeli saham perusahaan Menyimpan asset tanpa nama (logam mulia) Memecah transaksi Membeli asset dengan harga seolah-olah rendah dan dilakukan tunai Membayarkan pembelian barang bergerak maupun tidak bergerak baik a.n sendiri/anggota keluarga/gate keeper. Harta kekayaan dan transaksi dikelola gate keeper atau badan usaha tertentu Menitipkan kepada gate keeper
KEGIATAN PELACAKAN ASET Kegiatan Pelacakan Aset adalah serangkaian kegiatan untuk mencari dan menemukan harta kekayaan yang dimiliki oleh Tersangka, Terdakwa, Terpidana maupun pihak terkait lainnya yang diduga sebagai hasil/sarana melakukan Tindak Pidana Korupsi dan atau Tindak Pidana Pencucian Uang.
TAHAPAN PELACAKAN ASET 1. Mengidentifikasikan profil tersangka 2. Meminta informasi aset secara formal dan informal 3. Analisis data yang diperoleh 4. Melakukan kegiatan cek fisik ke lokasi aset 5. Konfirmasi data kepada pihak terkait 6. Mendokumentasikan aset-aset yang ditemukan 7. Meminta keterangan kepada pihak terkait 8. Berkoordinasi dengan penyidik dan penuntut umum
TUJUAN PELACAKAN ASET Mendukung kegiatan penyidikan, penuntutan dan eksekusi Memastikan kepemilikan aset sebagai hasil/sarana tindak pidana korupsi dan atau pencucian uang Mengoptimalkan upaya pemulihan kerugian keuangan negara baik dalam proses pembuktian maupun saat eksekusi
INDIKASI MENYEMBUNYIKAN/MENYAMARKAN ASAL USUL HARTA KEKAYAAN Memiliki identitas lebih dari satu Memalsukan identitas (Ejaan nama & TTL) Pembelian aset berupa tanah dan bangunan dengan diatasnamakan keluarga, saudara, & pihak-pihak terdekat Manipulasi harga pembelian aset untuk menghindari pajak pembelian Adanya rekayasa transaksi dengan melakukan pemecahan transfer di bawah Rp 500 Juta guna menghindari transaksi yang dianggap mencurigakan oleh PPATK Tidak melaporkan data LHKPN secara benar Menggunakan gate keeper Menghindari transaksi melalui jasa keuangan (cash and carry)
TYPOLOGY PENYEMBUNYIAN ASET 1. Menyamarkan nama kepemilikan aset atas nama pihak lain (Nominee) 2. Menempatkan aset dalam berbagai bentuk aset dan investasi yang tidak mudah diketahui 3. Menghindari pencatatan dalam sistem keuangan 4. Investasi aset di LN
CONTOH KEGIATAN PELACAKAN ASSET
BENTUK DUKUNGAN BPN TERKAIT DATA & INFORMASI ASET TSK YANG DITINDAKLANJUTI DENGAN PENYITAAN SPBU di daerah Ciawi milik TSK KPK Luas Tanah: 3.988 m2
Villa dan tanah milik TSK KPK Luas Tanah: +/- 60 Hektar Kab. Subang
Rumah mewah di Pesona Khayangan Depok Luas Tanah: 360 m2 Kota Depok
] Rumah di Cilandak Jakarta Selatan Luas Tanah: 644 m2 Jakarta Selatan
Rolls Royce Ghost est price USD 1,000,000 Nissan GTR, est price USD 250,000 Bentley Flying Spurs, Est price USD 530,000
MOBIL MEWAH HASIL TPK DAN TPPU
10/12/2017 PENINDAKAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Deputi Penindakan Sekretariat Deputi Penindakan Direktorat Penyelidikan Direktorat Penyidikan Direktorat Penuntutan Unit Koordinasi dan Supervisi Unit Pelacakan aset, Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi (Labuksi ) 17
10/12/2017 PELAKSANAAN KEGIATAN PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN ALUR PROSES PENANGANAN PERKARA LAPORAN PENGADUAN DUMAS PPATK CEKAL DATA & INFO PENYA DAPAN PENYELI DIKAN (BPKP,POL, JAKSA) PENYELIDIKAN TPPU A.T.R PENYIDIKAN (POL, PENYIDIKAN JAKSA TIM LID DUKUNG) PEMBLO KIRAN SITA PENUNTUTAN (TIM PENUNTUTAN LID & DIK DUKUNG ) T.P.A EKSEKUSI Pemberatan Gar Ekosoc & Pajak 18
10/12/2017 POLA PENANGANAN PERKARA Berkas Perkara Asset Tracing Comp. Forensik Rekonstruksi Perkara Lid Dik - Tut LHKPN Yurisprudensi Data TPPU (LHA) Rekaman Sidang Pengadilan 19
KEGIATAN PENGELOLAAN BARANG BUKTI DALAM KEGIATAN LID, DIK, TUT OLEH LABUKSI KPK KEGIATAN PENGELOLAAN BARANG BUKTI DALAM KEGIATAN LID, DIK, TUT OLEH LABUKSI KPK
PENGGELEDAHAN DAN PENYITAAN Geledah Sita Benda Yang Terkait Dengan Tindak Pidana atau Sebagai Hasil TP, Benda yg diprgunakan scr lgsng utk melakukan TP, Benda yg mempunyai hub lgsng dgn TP. pencatatan, pelabelan dan berita acara Dokumen 23
UNIT PENGELOLAAN BARANG BUKTI DAN EKSEKUSI Dokumen Diterima dan diperiksa Barang Bukti Pengklasifikasian dan Pendataan Barang Bukti DATABASE BARANG BUKTI Verifikasi otentisitas dan legalitas Barang Bukti 24
PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BARANG BUKTI RUANG PENYIMPANAN BARANG BUKTI PENYIMPANAN BARANG BUKTI RUBASAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA 25
PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BARANG BUKTI PEMELIHARAAN BARANG BUKTI Mengontrol BB secara periodik Laporan Pelaksanaan Pemeliharaan BB 26
PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BARANG BUKTI YANG BERUPA DOKUMEN Dokumen Scan/pindai 27
PENYEBAB KORUPSI di INDONESIA Integritas / Moralitas Faktor Struktural Faktor Sejarah dan Politik Desentralisasi Kualitas Regulasi Low Enforcement www.kpk.go.id Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
10 NILAI-NILAI ANTI KORUPSI=NlLAI-NILAI INTEGRITAS BAGI MAHASISWA/MAHASISWI UNSOED PURWOKERTO 1. Bertaqwa Kepada Allah SWT 2. Kejujuran 3. Kerja Keras 4. Kepedulian 5. Sederhana 6. Kemandirian 7. Keberanian 8. Kedisiplinan 9. Keadilan 10. Tanggungjawab www.kpk.go.id Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi
BAHAN PENELITIAN JURNAL INTEGRITAS : 1. DISPARITAS PUTUSAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI; 2. MODUS OPERANDI KEJAHATAN KORUPSI SEKTOR PENGADAAN BARANG DAN JASA KONSTRUKSI 3. PROBLEMATIKA PENERAPAN ADMINISTRASI NEGARA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI; 4. MENYINGKAP MODUS OPERANDI BITCOIN AND CRYPTOCURENCY; 5. MODUS OPERANDI KEJAHATAN KORUPSI SEKTOR AKUISISI; 6. RODA PERPUTARAN KORUPSI SEKTOR ANGGARAN LEGISLATIF; 7. KEJAHATAN KORUPSI DALAM SEKTOR MINERBA DAN MIGAS. 8. MENGUNGKAP TRANSAKSIONAL PERKARA OLEH OKNUM APGAKUM DALAM PROSES PRA ADJUDICATION, ADJUDICATION AND POST ADJUDICATION. 9. WAJAH PERADILAN DALAM PUTUSAN TINDAK PIDANA KORUPSI. 10 MENGUNGKAP KEJAHATAN KORUPSI DARI MODUS OPERANDI PERIJINAN. 11. ANALISIS PENERAPAN THE SOCIAL COST OF CORRUPTION. 36
Terima Kasih37