BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bandara Binaka. Hajj Airport : Tidak

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

Bandara Aek Godang. Hajj Airport : Tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

Bandara Sultan Syarif Kasim II

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Bandara Muko-muko. Hajj Airport : Tidak

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

Bandara Fatmawati Soekarno

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN)

Bandara Frans Kaisiepo

Bandara Supadio. -

Bandara Sultan Hasanuddin

: Jl. Kalimarau, Kel. Teluk Bayur, Kec. Teluk Bayur, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 77315

: Jalan Soekarno Hatta (Bukit Jin), Dumai, Riau 28825, Indonesia. Telephone : - Fax : - Telex : - -

Bandara Silangit. Hajj Airport : Tidak

: KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70724

: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

Bandara Sam Ratulangi

: Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau, Telephone : - Fax : - Telex : - -

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Address : Kota Bandar Lampung, Lampung, - Telephone : - Fax : - Telex : - -

Bandara Haluoleo. Hajj Airport : Tidak. Operation Hour : 07:00-20:00 WITA. Sumber: maps.google.com

Bandara Syukuran Aminuddin Amir

Bandara Pasir Pangaraian

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN LANDAS PACU DI BANDAR UDARA RADIN INTEN II LAMPUNG SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

KESIMPULAN DAN SARAN

: Jl. Satria / Angkasa No. 274, Kel. Tolotio, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo, Gorontalo, Telephone : Fax :

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

EVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDAR UDARA JALALUDIN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV EVALUASI DAN ANALISA KONDISI EKSISTING

Physical Characteristics of Aerodromes

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

PERANCANGAN GEOMETRI RUNWAY BANDAR UDARA WUNOPITO LEWOLEBA,LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : DEWI ANASTASIA IPAH WUWUR NPM.

TUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PA U PESAW PESA AT A T TER

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1996 Tentang : Kebandarudaraan

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

DAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Bandar udara menurut statusnya terdiri sebagai berikut, 1. Bandar udara umum, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan umum. 2. Bandar udara khusus, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. B. Sistem Lapangan Terbang Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Sistem lapangan terbang dibagi dua, yaitu sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), yang keduanya dibatasi oleh terminal. (Basuki, Heru. 1986)

11 C. Fasilitas Bandar Udara Menurut Heru Basuki (1986), Bandar udara harus memiliki fasilitas sisi udara (air side) seperti runway, taxiway, apron dan fasilitas sisi darat (land side) seperti terminal, jalan masuk, perparkiran, dan fasilitas bagasi. a. Sisi Udara (air side) Pada prinsipnya beberapa fungsi produk angkutan udara pada sisi udara (air side) yang harus dicapai antara lain, sebagai berikut : 1. Landas Pacu (runway) Penentuan panjang dari suatu landas pacu digunakan suatu standar yang disebut Aeroplane Reference Field Length (ARFL). Menurut ICAO, ARFL merupakan landas pacu minimum yang dibutuhkan pesawat udara untuk melakukan take off. Kebutuhan akan panjang landas pacu sebenarnya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor local yang mempengaruhi kemampuan dari pesawat untuk take off, oleh karena itu nilai ARFL yang telah didapatkan perlu untuk dilakukan koreksi dengan melihat keadaan lokasi setempat. Faktor factor koreksi tersebut adalah koreksi terhadap elevasi, temperatur, kemiringan landas pacu (gradient). Dalam melakukan analisa lebar landas pacu (runway) baik untuk perencanaan pembangunan baru, maupun untuk perencanaan pengembangan landas pacu (runway) beberapa ketentuan klasifikasi lebar runway harus dipenuhi sebagai standar perencanaan bandar udara yaitu ketentuan ketentuan yang dikeluarkan oleh ICAO.

12 Tabel 2.1. Lebar landas pacu ICAO Kode Kode (huruf) (nomer) A B C D E F 1 18 m 18 m 23 m - - - 2 23 m 23 m 30 m - - - 3 30 m 30 m 30 m 45 m - - 4 - - 45 m 45 m 45 m 60 m Sumber : ICAO, 1999 2. Landas Hubung (taxiway) Taxiway merupakan jalan keluar masuknya pesawat dari landas pacu (runway) ke apron, bangunan terminal, hanggar dan sebaliknya. Beberapa persyaratan yang dikeluarkan oleh ICAO dalam perancangan geometris landas hubung (taxiway) sebagaimana pada tabel 2.2 Table 2.2. Lebar Taxiway (ICAO) Kode Lebar (huruf) Taxiway A 7,5 m B 10,5 m 15 m C 18 m 18 m D 23 m E 23 m F 25 m Sumber : ICAO, 1999 Penjelasan 15 m jika taxiway dimaksudkan untuk beroperasi pesawat dengan wheel base kurang dari 18 m 18 m jika taxiway dimaksudkan untuk beroperasi pesawat dengan wheel base sama atau lebih besar dari 18 m 18 m jika taxiway dimaksudkan untuk beroperasi pesawat dengan outer main gear wheel span kurang dari 9 m 23 m jika taxiway dimaksudkan untuk beroperasi pesawat dengan outer main gear wheel span sama atau lebih besar dari 9 m

13 3. Area Parkir Pesawat (apron) Apron merupakan bagian sisi udara dari bandar udara yang digunakan untuk pesawat terbang menurunkan, menaikan penumpang, cargo dan sebagai tempat parkir pesawat. Sebagai analisis untuk landas hubung (apron) ICAO mengeluarkan persyaratan jarak bebas sayap pesawat sebagaimana diperlihatkan dalam tabel 2.3 Tabel 2.3. Jarak bebas sayap (clearence) Kode (huruf) Jarak Bebas A 3,0 m B 3,0 m C 4,5 m D 7,5 m E 7,5 m F 7,5 m Sumber : ICAO, 1999 b. Sisi Darat (land side) Pada prinsipnya beberapa fungsi produk angkutan udara pada sisi darat (land side) yang harus dicapai antara lain, sebagai berikut : 1. Terminal Terminal adalah pertemuan utama antara lapangan udara dan bagian bandar udara lainnya. Daerah terminal meliputi fasilitas fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi, penanganan barang angkutan (cargo) dan kegiatan - kegiatan adminstrasi, operasi serta pemeliharaan bandar udara. (Pranoto, Dirhan. 1998)

14 Gambar 2.1.Ruang Umum Terminal Bandar Udara Dr. F.L. Tobing Gambar 2.2. Ruang Tunggu Bandar Udara Dr. F.L. Tobing

15 2. Jalan Masuk ( Acces Interface ) Bagian ini terdiri dari pelataran terminal fasilitas parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan penumpang, pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar dari terminal. (Pranoto, Dirhan. 1998) Gambar 2.3. Jalan Masuk Bandar Udara Dr. F.L. Tobing 3. Area Parkir Bagian ini merupakan tempat untuk fasilitas parkir kendaraan bagi penumpang, pengunjung, dan karyawan di sebuah bandar udara. (Pranoto, Dirhan. 1998) Gambar 2.4. Parkiran Kendaraan Bandar Udara Dr. F.L. Tobing

16 4. Bagasi Fasilitas bagasi merupakan ruangan untuk pengambilan bagasi, dimana ruangan tersebut harus diletakkan sedemikain rupa sehingga bagasi yang telah diperiksa dapat dikembalikan ke penumpang dalam jarak yang cukup dekat dengan pelataran terminal. (Pranoto, Dirhan. 1998) Gambar 2.5. Ruangan Bagasi Bandar Udara Dr. F.L. Tobing

17 Untuk lebih jelas mengenai bagian bagian dari suatu sistem bandar udara, dapat dilihat pada gambar 2.6.berikut ini : Sistem BandarUdara Perjalanan Udara Terminal udara Sistem permukaan lapangan udara Landasan pacu Sisi Udara Landasan tunggu Landas-hubung keluar Sistem landas-hubung Area pintu gerbang (gate)-apron Gedung terminal Sisi Darat Tempat parkir & sirkulasi kendaraan Sistem jalan masuk darat ke bandarudara Arus Pesawat terbang Arus Penumpang Gambar 2.6. Bagian-bagian dari Suatu Sistem Bandar Udara Sumber: Basuki, Heru. 1986