BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah. Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.

2 Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya. Menulis merupakan kegiatan manusia ketika hendak mengekspresikan atau menuangkan pikirannya ke dalam kalimat, keterampilan berbahasa yang berupa kegiatan produktif dan ekspresif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kejelian tersendiri. Produk dari kegiatan menulis itu bermacam-macam. Mulai dari buku, skrip film, iklan, berita, features hingga puisi dan sebagainya. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Untuk itu kurikulum ideal negeri ini telah menetapkan pembelajaran menulis sebagai salah satu komponen penting untuk diberikan kepada warganya sebagai muatan penting pendidikan sekolah dasar yang dikenal dengan istilah calistung. Materi pembelajaran menulis diberikan sejak dini dengan tujuan agar sekolah mampu memberikan bekal yang cukup untuk kemajuan siswanya dimasa yang akan datang. Berbagai metode pembelajaran sengaja diciptakan untuk mendukung keberhasilan pembelajar dalam keterampilan menulis ini. Beberapa sumber informasi menyimpulkan bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya. Alwasilah (1993); memperkuat pernyataan di atas dengan mengatakan bahwa bahasa

3 Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengajarkan keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara. Salah satu hambatan yang menjadikan rendahnya keterampilan siswa menulis di sekolah dasar adalah menulis eksposisi. Kegiatan menulis eksposisi menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena belum tersedianya bahan ajar tentang keterampilan menulis siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran serta minimnya pelatihan menulis eksposisi bagi siswa. Padahal kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai sarana pencurahan gagasan. Tarigan (1995:22) berpendapat bahwa keterampilan menulis dapat dikuasai dan diperoleh dengan jalan praktek dan latihan yang tersistematis. Hambatan lainnya adalah kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan bersifat monoton karena hanya bertumpu pada model pembelajaran yang itu-itu saja dan keterlibatan siswa dalam prosesnya sangat minim. Prinsip pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum KTSP yang terkenal dengan akronim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) belum bisa dilaksanakan secara maksimal oleh guru dalam aktifitas pembelajar sehari-hari. Atas dasar realita yang terjadi di atas perlu kiranya ditanggapi dan diperhatikan, yaitu dengan mencari dan menemukan solusi yang tepat sehingga mal praktek pendidikan bisa dihindari. Kita harus memperhatikan visi misi masa depan pendidikan yang lebih menitikberatkan pada penggalian potensi siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Sanusi (1991), yaitu bahwa fungsi utama pendidikan akan bergeser dari memberi tahu, mengajar,

4 membina, mengembangkan apa-apa dari orang lain kepada membelajarkan orang lain mendorong orang lain aktif sendiri. Titik berat bergeser dari memberdayakan orang lain ke memberdayakan semua potensi diri. Guru merupakan aktor utama yang menjadi kunci keberhasilan pembelajaran di lapangan. Kamampuan guru untuk merencanakan dan memilih pendekatan dan model pembelajaran keterampilan menulis yang sesuai dengan teks dan konteks siswa menjadi sebuah keharusan. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran siswa. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif atau gotong royong ini adalah pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi. Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu alasan terpenting mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan adalah karena para pendidik dan ilmuwan sosial telah lama mengetahui tentang pengaruh persaingan di kelas yang dapat merusak suasana kelas. Hal ini bukan berarti pesaingan di kelas salah, jika diatur dengan baik, persaingan di dalam kelas yang sesuai dapat menjadi sarana yang efektif dan tidak tidak berbahaya untuk memotivasi orang melakukan yang terbaik. Salah satu model pembelajaran kooperatif ini adalah model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Model pembelajaran ini merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada sekolah

5 dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, dan Steven, 1986); Para siswa belajar dalam kelompoknya untuk menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Selama periode seni berbahasa ini siswa terlibat dalam pelatihan penulisan, saling merevisi dan menyunting karya yang satu dengan yang lainnya, dan mempersiapkan hasil kerja kelompok. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti merasa sangat perlu untuk menuangkan gagasan dan pemikiran tentang peningkatan menulis secara spesifik dengan menggunakan model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ini dalam sebuah penelitian. Peneliti melakukan ini dalam usaha untuk mengetahui keberhasilan atau pun kendala yang diperoleh bila model ini diterapkan dalam pembelajaran menulis, yang secara khusus pada pembelajaran menulis eksposisi. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk merumuskan sebuah judul penelitian, yaitu Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Penelitian ini dilakukan di SDN Sukagalih 1 Bandung dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pengamatan terhadap model pembelajaran untuk pembelajaran menulis eksposisi dalam bahasa Indonesia, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.

6 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita dan menulis eksposisi ilustrasi sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis pada siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012? 2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model konvensional di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012? 3) Bagaimanakah tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini secara rinci mempunyai tujuan: 1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis eksposisi berita dan menulis eksposisi ilustrasi pada siswa yang mengikuti

7 pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012. 2) untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012. 3) untuk mengetahui tanggapan siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis terhadap model pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis di SDN Sukagalih 1 tahun pelajaran 2011-2012. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan umumnya dan khususnya bermanfaat bagi siswa, guru, dan praktisi pendidikan terutama guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Manfaat penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian mengenai pembelajaran menulis eksposisi melalui pendekatan model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis diharapkan dapat bermanfaat untuk menemukan pendekatan yang cocok dalam pembelajaran menulis eksposisi untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V Sekolah Dasar.

8 2. Manfaat Praktis a. memperbaiki persepsi siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis. b. memanfaatkan hasil penelitian mengenai pembelajaran menulis eksposisi melalui pendekatan model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. c. meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis eksposisi di SDN Sukagalih 1 Bandung. E. Hipotesis Hipotesis merupakan landasan berpijak bagi suatu penelitian. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penelitian harus merumuskan terlebih dahulu hipotesis. Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1. H 0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional H 1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. 2. H 0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional

9 H 1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis eksposisi ilustrasi yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif terpadu membaca dan menulis dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. F. Definisi Operasional Definisi operasional ini dimaksudkan utuk menjelaskan pokok-pokok penting yang merupakan kata kunci dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis eksposisi berita dan eksposisi ilustrasi merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif menyampaikan tulisan secara informatif, Objektif, sistematis pada situasi spesifik. 2. Model Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis, memiliki tahapan pembelajaran, yaitu dimulai dengan proses awal membaca teks kemudian tahap akhir proses menulis dengan tahapan sebagai berikut: a. guru membentuk kelompok beranggotakan empat orang siswa yang secara heterogen; b. guru memberikan teks sesuai dengan bahan pembelajaran; c. murid saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks yang ditulis pada lembar jawaban; d. murid membacakan hasil kerja kelompok; e. guru membuat kesimpulan bersama murid; f. guru membacakan kesimpulan.

10 Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam menentukan maksud dan tujuan setiap pokok bahasan, menganalisis karakteristik warga belajar, menyusun instruksional khusus, memilih isi pembelajaran, melakukan pra tes, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mengadakan dukungan pelayanan, melaksanakan evaluasi, dan membuat revisi belajar mengajar. 3. Menulis Eksposisi Eksposisi berasal dari kata Latin yang berarti memberitahukan, memaparkan, menguraikan. Ini berarti bahwa tujuan utama wacana eksposisi itu adalah untuk memberitahukan, memaparkan, menguraikan atau menerangkan sesuatu kepada audiens tertentu. Di dalam eksposisi, bahan yang akan dikomunikasikan adalah semata-mata informasi. Informasi ini mungkin berupa data faktual; misalnya tentang kejadian sejarah, tentang bagaimana sesuatu bekerja; tentang bagaimana suatu operasi atau proses suatu pekerjaan dilaksanakan. Jadi pada dasarnya, eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, mengulas sesuatu. Eksposisi juga merupakan karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas jelasnya. a. Eksposisi berita adalah tulisan yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis eksposisi ini banyak ditemukan pada surat kabar.

11 b. Eksposisi ilustrasi adalah tulisan yang pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan.