Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

Oleh Ida Ayu Made PutriArini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI EFEKTIVITAS POLA INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

IMPLEMENTASI METODE DHARMA WACANA DALAM MENINGKATKAN BUDAYA KERJA PEGAWAI HINDU KEMENTERIAN AGAMA DI KABUPATEN GIANYAR

TATA TERTIB MAHASISWA

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BUKU KODE ETIK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan. pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

Economic Education Analysis Journal

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

METODE-METODE PEMBELAJARAN GURU DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAKRA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mengalami kelainan seperti tunanetra. Untuk dapat bersosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bokoharjo, Prambanan. Dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

PENINGKATAN PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL EJAS DENGAN PENDEKATAN SCIENCE EDUTAINMENT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ADAPTASI PERMAINAN MONOPOLI DALAM EVALUASI PEMBLAJARAN BAHASA BALI. NI LUH SUKARTA DEWI Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang urgensi profesionalisme guru pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Oleh Rahmayanti Harahap

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FIS UNY

2. Apakah soft skills diperlukan dalam proses pembelajaran? 4. Bagaimana perencanaan strategi integrasi soft skills dalam pembelajaran?

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

Transkripsi:

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KLASIKAL YANG DITERAPKAN DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 1 TABANAN KECAMATAN TABANAN KABUPATEN TABANAN Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar Abstrak Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran berperan penting sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran. Dengan ketunaan anak didik dari segi pendengaran dan berkomunikasi menyebabkan proses pembelajaran dikelas berjalan hanya searah atau tidak adanya hubungan timbal balik antara anak didik dan guru sehingga penting seorang guru melakukan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan latar belakang siswa karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendekatan Pembelajaran Klasikal yang di terapkan dalam Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pendekatan pembelajaran klasikal yang di terapkan di SLB Negeri 1 Tabanan adalah (a). Pembelajaran dengan pembiasaan, seperti pembiasaan sembahyang sebelum dan sesudah pembelajaran, dan pembiasaan sopan santun. (b). Pembelajaran dengan media gambar serta (c). Pembelajaran dengan berbagai macam metode pembelajaran. (2) Hambatan-hambatan dalam pembelajaran pendidikan agama hindu di SLB Negeri 1 Tabanan yakni (a). Faktor Siswa, kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran dan adanya keterbatasan dalam berkomunikasi. (b). Faktor guru, kurangnya media dalam pembelajaran dan belum terampilnya guru dalam penguasaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. (c). Faktor sekolah, terbatasnya buku-buku penunjang agama Hindu dan kurangnya tenaga guru berpendidikan khusus. (3) Upaya-upaya yang di lakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran pendidikan agama hindu di SLB Negeri 1 Tabanan yaitu(a). Melakukan pembelajaran dengan keterlibatan/pengalaman langsung (b). Pemberian keteladanan (c). Memberikan perhatian kepada anak didik dan (d). Penyediaan sarana dan prasarana sekolah. Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran Klasikal, Mata Pelajaran, Anak Berkebutuhan Khusus I. PENDAHULUAN Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini, merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan khususnya di SLB Negeri 1 Tabanan. Proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motifasi dan kecintaan guru terhadap profesinya. Didalam meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik disekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan mengalami hambatan karena jumlah tenaga pendidik agama Hindu tidak sebanding dengan jumlah peserta didik. Selain itu potensi peserta didik di sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan kurang mendapat perhatian dari 99

pendidik agama Hindu secara utuh dan merata dan didalam proses pembelajaran peserta didik cenderung bersifat pasif dan kurang kritis karena hanya menerima informasi dari tenaga pendidik agama Hindunya. Atau tidak adanya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik akibat keterbatasan peserta didik dalam hal mendengar dan berkomunikasi (Tunarungu) Program pembelajaran pendidikan agama hindu pada siswa Tunarungu, Tunanetra dan Tunagrahita akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang di harapkan apabila di dukung oleh metode dan media sekolah dengan keterampilan guru yang prefesional dalam menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran dan salah satu pendekatan tersebut adalah Pendekatan Pembelajaran Klasikal sehingga di harapkan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mengelola kelas dan pembelajaran. Pendidikan anak Tunarungu, Tunanetra dan Tunagrahita pada sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan, memiliki kehidupan lahir batin yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Mengingat pentingnya kedudukan pendidikan agama Hindu dalam meningkatkan sikap nilai-nilai luhur keagamaan peserta didik dalam perkembangan kedewasaannya, sehingga peserta didik mampu menemukan jati dirinya serta memiliki kepribadian yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya bagi peserta didik di SLB Negeri 1 Tabanan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1). Bagaimanakah Pendekatan Pembelajaran Klasikal yang diterapkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan? (2). Hambatanhambatan Apa Saja yang di Hadapi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan? (3). Apakah Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan-Hambatan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan? II. PEMBAHASAN Penelitian yang dilaksanakan di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan berlokasi di daerah Pesiapan Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan. Berdiri tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1969 yang semula bernama SLB-B Dan pada Januari 2017 SLB-B Negeri Tabanan kembali berubah nama menjadi SLB Negeri 1 Tabanan. Letak Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan sangat strategis karena berdekatan dengan pusat kota Tabanan. Sebelah timur berdekatan dengan jalan raya dan polsek kota, sebelah selatan jalan raya Denpasar-Gilimanuk, di sebelah barat jalan raya dan sebelah utara berdekatan dengan pasar dan terminal pesiapan. Jarak SLB Negeri 1 Tabanan dengan jalan raya utama berjarak 50 meter, tetapi suasana belajar tetap berjalan tertib dan nyaman. SLB Negeri 1 Tabanan berdiri di atas tanah seluas 30 Are. Keadaan siswa di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan tahun ajaran 2016/2017 tercatat secara keseluruhan berjumlah 125 siswa dengan rincian Siswa Sekolah Dasar berjumlah 71 orang, siswa sekolah menengah atas berjumlah 33 orang dan siswa Sekolah menengah atas berjumlah 21 orang. Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda Provinsi Bali memiliki 28 orang guru dengan rincian 23 guru PNS, dan 5 guru Kontrak. Serta 4 pegawai tata usaha, 1 petugas satpam, 1 petugas penjaga sekolah dan 1 petugas masak. Pendekatan Pembelajaran Klasikal yang diterapkan dalam Matapelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan adalah (1). Pembelajaran dengan pembiasaan. Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pendidikan dan pembinaan anak. Hasil dari pembiasaan yang di lakukan seorang pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didiknya. (Djamarah dan Zain, 2014 : 62). Pembiasaan yang dilaksanakan seperti Sembahyang Sebelum dan Sesudah Pembelajaran karena hal ini dapat menanamkan karakter anak didik menjadi cinta kasih, tekun, rendah hati, jujur serta memiliki rasa aman dan nyaman dalam proses pembelajaran dan berperilaku sopan santun, Sopan-santun menurut Kamus Besar Bahasa 100

Indonesia adalah Menghormati, halus dan baik budi bahasanya dan tingkahlakunya. (Suharso dan Retnoningsih, 2016 : 437). Sopan santun yang dimaksud seperti bertemu dengan teman maupun guru bertegur sapa dengan senyuman atau mengucapkan salam Om swastyastu, selalu berpakaian rapi dan bersih,melakukan salim tangan sesudah pembelajaran. (2). Pembelajaran dengan Media Gambar yaitu suatu media dengan menggunakan gambar seperti gambar gambar pura, dewa-dewi, dewata nawasanga dan sebagainya. Penggunaan media Visual berupa gambar dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk anak yang mengalami keterbatasan pendengaran dan bicara sangat penting. Sebab anak didik sulit memahami penyampaian materi pembelajaran hanya dengan kata-kata. Kehadiran media dengan berbagai macam gambar-gambar menarik sangat membantu anak didik dalam memahami konsep tertentu yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan kata-kata atau bahasa. Ketidak mampuan guru menjelaskan sesuatu bahan dapat diwakili oleh peranan media gambar maupun bentuk-bentuk lain sehingga media memiliki nilai praktis yang bermanfaat bagi anak didik dan guru dalam proses belajar mengajar. (3). Pembelajaran dengan berbagai macam metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, tugas, dan latihan. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Anak didik tidak akan merasa bosan dan jenuh dalam belajar. Penggunaan metode penting dilakukan guna pencapaian tujuan pembelajaran. Hambatan-hambatan yang di hadapi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan yaitu, (1) Faktor Siswa, kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran dan adanya keterbatasan dalam berkomunikasi. Kedua hal tersebut menghambat kemajuan siswa dalam menerima dan memproses pembelajaran dan juga menjadi hambatan dari pihak guru dan sekolah dalam membimbing, mendidik, melatih, dan mengajar siswa tuna rungu secara maksimal. (2) Faktor guru, kurangnya media dalam pembelajaran dan belum terampilnya guru dalam penguasaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Kurangnya media dan Penguasaan bahasa anak yang minim dan kurangnya pengetahuan dalam memahami suatu kegiatan pembelajaran lebih besar menuntut kehadiran alat bantu seperti Lcd dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dalam proses belajar mengajar. Dengan tersedianya Lcd dan penguasaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang baik dapat meningkatkan komunikasi dan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. (3) Faktor sekolah, terbatasnya buku-buku penunjang agama hindu dan kurangnya tenaga guru berpendidikan khusus. Kekurangan buku dan tenaga pendidik akan mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah. Proses pembelajaran akan menjadi terhambat dan tidak berfungsi secara maksimal Upaya Guru dalam mengatasi hambatan-hambatan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan yaitu, (1). Melakukan pembelajaran dengan keterlibatan/pengalaman langsung. Keterlibatan langsung diarahkan agar anak didik merasa berharga didalam dikelas sehingga anak didik dapat menikmati jalannya pembelajaran. Dalam pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati langsung tetapi menghayati, terlibat dalam perbuatan dan bertanggungjawab terhadap hasilnya. (2). Pemberian keteladanan. Keteladanan adalahbentuk perilaku dan sikap orang tua ataupun guru dalam memberikan contoh melalui tindakan yang baik, tepat dan tidak bertentangan dengan normanorma yang berlaku. (Aziz, 2015 : 161). Keteladanan sangat diperlukan dalam proses pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Sebab anak didik kerap belajar melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain. (3). Memberikan perhatian kepada anak didik. Memberikan perhatian kepada anak didik sangatlah penting, karena hal itu dapat mempermudah pembentukan keperibadian pada anak. Pembelajaran dengan memberikan perhatian yaitu mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan siswa dalam pembinaan moral, persiapan spiritual dan sosial. Memberikan perhatian kepada anak 101

didik sebagai seorang pendidik merupakan hal yang wajib dilakukan. Karena ini akan berdampak positif pada motifasi anak didik. Tanpa perhatian dan motifasi anak didik tidak akan melakukan kegiatan belajar. (4). Penyediaan sarana dan prasarana sekolah. Lengkapnya sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu cerminan kondisi sekolah yang baik. Tersedianya sarana dan prasarana belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Sehingga guru dan siswa memiliki peran penting dalam penggunaannya. Menurut Dimyati dan Mujiono, (2015 : 250). Peran guru dan siswa dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah adalah Memelihara, mengatur dan mengorganisir belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna. Serta Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan generasi muda bangsa. III. SIMPULAN 1. Pendekatan Pembelajaran Klasikal yang diterapkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan adalah (1). Pembelajaran dengan pembiasaan, seperti pembiasaan sembahyang sebelum dan sesudah pembelajaran, dan pembiasaan sopan santun. (2). Pembelajaran dengan media seperti pembelajaran dengan media gambar serta (3). Pembelajaran dengan berbagai macam metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, tugas, dan latihan. 2. Hambatan-hambatan yang di hadapi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan yaitu, 1) Faktor Siswa, kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran dan adanya keterbatasan dalam berkomunikasi. 2) Faktor guru, kurangnya media dalam pembelajaran dan belum terampilnya guru dalam penguasaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). 3) Faktor sekolah, terbatasnya buku-buku penunjang agama hindu dan kurangnya tenaga guru berpendidikan khusus. 3. Upaya Guru dalam mengatasi hambatan-hambatan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Tabanan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan yaitu: 1). Melakukan pembelajaran dengan keterlibatan/pengalaman langsung 2). Pemberian keteladanan 3). Memberikan perhatian kepada anak didik dan 4). Penyediaan sarana dan prasarana sekolah. dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, Safrudin. 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta : Gava Media Cholid, Narbuko dan Abu Achmadi. 2002. Metode Penelitian. Jakarta :Bumi Aksara. Dimiyati dan Mudjiono, 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah dan Zain, 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Keramas, Dewa Made Tantra. 2008. Filsafat Ilmu. Surabaya : Paramita. Sudarsana, I. K. (2016, October). The Importance Of Morals Teaching In Shaping The Students Characters In School. In Dharma Acarya Faculty International Seminar (DAFIS) (No. ISBN : 978-602-71567-5-3, pp. 367-376). Dharma Acarya Faculty Hindu Dharma State Institute (IHDN) Denpasar in Association with Jayapangus Press. 102

Sudarsana, I. K. (2016, June). Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Agama. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-74659-3-0, pp. 82-87). Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & S. Bandung : Alfabeta. Suharso, Renoningsih. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Nur Ilmu 103