BAB I PENDAHULUAN. Penentuan awal bulan qamariah 1. dengan berbagai macam ritualitas Islam yang keabsahannya sangat

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan Bulan maupun kondisi cuaca yang terjadi ketika rukyat.

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak macam ibadah dalam Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya dengan penentuan awal bulan kamariah 1. Bahkan karena

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan-nya dan sebagai bukti adanya Allah yang menciptakan alam

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis. Berbagai aspek kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

Ṡamarᾱt al-fikar Karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan zakat dan beribadah haji yang disampaikan kepada. Rasulullah Saw melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, maka

BAB I PENDAHULUAN. Tata surya terdiri atas berbagai macam benda langit, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. dari kalangan umat muslim khususnya dari para tokoh dan pegiat ilmu

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS METODE HISAB GERHANA BULAN DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURỈD. A. Analisis Metode Hisab Gerhana Bulan dalam Kitab Irsyâd al-murỉd

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB I PENDAHULUAN. Kunci dari ilmu falak adalah kitab Badi ah al-misal, jika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan agama yang lain adalah bahwasannya peribadatan dalam

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIAH. 1. Sejarah Penggunaan Bulan Sebagai Penentu Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun sering kali ditemukan perbedaan dalam penentuan awal

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam


BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

APLIKASI DATA EPHEMERIS MATAHARI DAN BULAN BERDASARKAN PERHITUNGAN JEAN MEEUS PADA SMARTPHONE ANDROID S K R I P S I

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini umat Islam di dunia sering mengalami perbedaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penentuan awal bulan kamariah 1 merupakan persoalan yang lebih. digunakan atau metode perhitungan yang dipakai.

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

ANALISA PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS HISAB KH. NOOR AHMAD TENTANG WAKTU KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW. A. Analisis terhadap Hisab KH. Noor Ahmad terkait Waktu Kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. kasus perbedaan tersebut tidak juga dapat teratasi. 2 Masing-masing ormas

STUDI PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT SISTEM ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hukum Islam, banyak ibadah yang keabsahannya digantungkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH DALAM KONSEP MATLA FI WILAYATIL HUKMI

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk berfikir terbuka, dan menolak setiap aturan, norma, yang menyalahi

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad SS, Noor, Risalah Falakiyah Nurul Anwar, Kudus: TBS, t.t.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2009), hlm Abdul Halim Fathani, Hakikat Matematika dan Logika, (Jogjakarta:

BAB I PENDAHULUAN. kepada nabi Muhammad saw ketika melaksanakan misi suci yaitu Isra Mi raj,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi terkait dengan penetapan awal bulan dalam kalender hijriah.

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah penentuan awal bulam kamariah terkadang menjadi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan. 2. ibadah. Pada awalnya penetapan awal bulan Kamariah ditentukan

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat ditunjang oleh kemajuan di berbagai

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mulia yang mempunyai tugas utama yaitu bersujud atau melakukan ibadah

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH SYEKH MUHAMMAD SALMAN JALIL ARSYADI AL-BANJARI DALAM KITAB MUKHTA R AL-AWQ T F ILMI AL-M T SKRIPSI

Buku ini diawali dengan puisi "Bulan, Apa Betul itu, Kau Sulit Dilihat" katya Tauflq Ismail, yang dapat menambah semangat dalam membaca buku ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap

DAFTAR PUSTAKA. Azhari, Susiknan Kalender Islam ke Arah Integrasi Muhammadiyah NU, Yogyakarta: Museum Astronomi Islam, 2012

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kampung-kampung yang berdekatan. 2. di suatu tempat cukup memperhatikan kapan hilal teramati. Seandainya

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan planet-planet yang mengitarinya yang terdiri dari Merkurius,

BAB IV DALAM KITAB AL-DŪRR AL-ANĪQ. A. Analisis Metode Hisab Awal Bulan Qamariah Dalam Kitab al-dūrr al-

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penentuan awal bulan qamariah 1 merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya. Sebab, hal itu berkaitan dengan sejumlah hukum yang terkait dengan berbagai macam ritualitas Islam yang keabsahannya sangat ditentukan oleh waktu sebagaimana salat, puasa, lebaran dan ibadah haji. Di Indonesia, perbedaan penentuan awal bulan qamariah pun masih sering terjadi, lihat saja pada penentuan hari raya Idul Fitri, hal ini sangat tampak jelas sekali jika menengok tahun 1429 H, kita akan menemukan di belahan Bumi pertiwi ini ada lima lebaran untuk hari yang sama, yaitu dimulai dari hari Jumat sampai hari Selasa. Banyaknya kriteria penentuan awal bulan qamariah disinyalir menjadi penyebab utama. Berangkat dari perbedaan interpretasi sebuah hadis Rasulullah Saw., yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari : 1 Qamariah atau biasanya disebut dengan kalender Hijriah atau kalender Islam, yaitu kalender yang berdasarkan pada perjalanan Bulan terhadap Bumi dan awal bulannya dimulai apabila setelah terjadi ijtimak Matahari tenggelam terlebih dahulu dibanding Bulan, pada saat itu posisi hilal di atas ufuk untuk seluruh wilayah hukum. Kalender qamariah telah digunakan oleh bangsa Arab sejak zaman kuno. Menurut Cyril Glasse penetapan awal bulan berdasarkan hisab telah dilakukan pada masa Pemerintah Fathimiyah oleh Jenderal Jauhar setelah mendirikan kota Kairo pada 359 H / 969 M, namun cara seperti ini senantiasa diharamkan oleh kelompokkelompok yang memahami nas secara tekstual dan dianggap bid ah, hingga kini perdebatan tentang hisab rukyat untuk dijadikan pedoman penyusunan kalender Hijriah tetap berlangsung dan belum menampakkan titik temu. Akibatnya masih sering timbul perbedaan dalam menentukan awal bulan Kamariyah. Lihat : Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta : Buana Pustaka, Cet. II, 2008, hlm. 118-119. 1

2 حدثنا قال النبي آدم حدثنا شعبة حدثنا محمد بن زياد قال: سمعت ابا هريرة رضي االله عنه يقول: ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م أ و ق ال ق ال أ ب و ال ق اس م ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م: "صوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته فا ن غبى عليكم فا كملوا عدة شعبان ثلاثين " (روه البخاري فيكتاب 2 الصوم) Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam, dari Syu bah dari Muhammad bin Ziyad, ia berkata saya telah mendengar Abu Hurairah r.a berkata bahwasannya Nabi SAW atau Abu al Qosim bersabda : berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya. Maka jika hilal tidak terlihat olehmu, sempurnakanlah bilangan Syakban 30 (tiga puluh) hari. (diriwayatkan oleh al-bukhari dalam bab Puasa) Secara garis besar, perbedaan itu muncul dari pemahaman lafal li ru yatihi yang artinya karena melihat hilal, apakah melihat di sini secara langsung dengan mata telanjang ataukah dengan perantara lain yang mendukung prosesi rukyat tersebut, yaitu hisab. 3 Faktor penyebab lainya antara lain karena umat Islam Indonesia telah terkotak-kotak dalam berbagai kelompok ormas dan semacamnya, masing-masing kelompok ormas mempunyai kecenderungan membuat dan memiliki kalender qamariah hingga konsep dan kriteria penentuan awal bulan qamariah sesuai dengan seleranya sendiri, sehingga berdampak pada sering terjadinya perbedaan awal bulan qamariah. 4 Imbasnya, perbedaan penentuan awal bulan qamariah menyebabkan konflik hingga perseteruan (tidak saling menyapa) dan mengusik ukhuwah di antara sesama muslim, 2 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mugiroh bin Bardazbah al-bukhari al-ja fi, Ṣaḥῑḥ al-bukhari, Libanon : Dᾱr al-fikr, 1981, Juz 1, hlm. 229. 3 Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyat di Indonesia, Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha, Jakarta : Airlangga, 2007, hlm. 44. 4 Lihat makalah Slamet Hambali, Fatwa Sidang Isbat dan Penyatuan Kalender Hijriah dalam seminar Internasional Penyatuan Kalender Hijriah, Kamis 13 Desember 2012.

3 khususnya antar ormas-ormas Islam yang berbeda pendapat. Tepat yang dikatakan oleh Snouck Hurognje, seorang orientalis dari Belanda dalam suratnya kepada gubernur jenderal Belanda, yang menyatakan bahwa tak usah heran jika di Negeri ini hampir setiap tahun timbul perbedaan tentang awal dan akhir puasa, bahkan terkadang perbedaan itu terjadi antar kampung-kampung yang berdekatan. 5 Di tengah maraknya perbedaan dalam penentuan awal bulan qamariah, secara akademik, sudah barang tentu dibutuhkan kajian-kajian ilmiah yang harus dilakukan secara gencar dan terus menerus (continue) guna merumuskan kriteria baku dalam penentuan awal bulan qamariah, khususnya dalam ilmu hisab. Hisab yang terdapat di Indonesia terdiri dari beragam kitab ilmu falak, dalam keanekaragaman tersebut, terdapat klasifikasi tingkat keakurasian yang berbeda-beda, sesuai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang mengimbangi perkembangan zaman, mulai dari hisab urfi/ Iṣṭilᾱḥi 6, hisab ḥaqīqī bi al-taqrib 7, hisab ḥaqīqī bi al-taḥqīq 8, dan 5 Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyat, Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha, loc. cit. 6 Hisab Urfi/ Iṣṭilᾱḥi yaitu cara penetuan awal bulan dengan perhitungan yang didasarkan pada peredaran Bulan dan Bumi rata-rata dalam mengelilingi Matahari. Dalam hisab urfi ini, setahun ditetapkan 12 bulan, tiap bulan ganjil berumur 30 hari dan bulan genap berumur 29 hari kecuali bulan Zulhijah pada tahun kabisat berumur 30 hari. Tahun kabisat terjadi 11 kali selama 30 tahun. Para ulama sepakat bahwa sistem hisab urfi tidak bisa dipergunakan dalam waktu yang ada hubungannya dengan ibadah kecuali perhitungan waktu (haol) dalam zakat. Untuk yang terakhir ini, hisab urfi bisa digunakan, sebab jumlah hari dalam setahun sama dengan jumlah hari yang diperhitungkan oleh hisab ḥaqīqī, yaitu 354 hari dalam setahun dalam tahun biasa (baṣiṭah) dan 355 hari dalam tahun panjang (kabisat). Lihat : Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981, hlm. 99. 7 Hisab ini berdasarkan metode dan tabel posisi Matahari dan Bulan yang disusun oleh Sultan Ulugh Beuk al-samarqandi. Sistem ini disusun berdasarkan teori Ptolomy, yaitu teori

4 hisab kontemporer. 9 Hal ini telah dirumuskan oleh Pemerintah / Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) pada forum Seminar Sehari Ilmu Falak pada tanggal 27 April 1992 di Tugu Bogor, Jawa Barat. 10 Di Madura, banyak kitab-kitab falak yang berkembang, antara lain kitab-kitab karangan Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, seorang tokoh falak dari Madura, ia menjabat sebagai penasehat LFNU Jatim, anggota BHR Jatim, anggota Badan Hisab dan Rukyat Kementrian Agama RI. 11 Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah telah menorehkan karya keilmuan falaknya yang terdiri dari Taqyidᾱt al-jaliyah, Anfa al-wasilah, Faiḍ al-karīm, Bugyat ar-rafīq, Irsyᾱd al-murīd, dan Ṡamarᾱt al-fikar, namun tidak semua hasil karyanya disebarluaskan di kalangan umum, sebagian besar karangannya hanya di ajarkan di pesantrennya sendiri. Kitab Ṡamarᾱt al-fikar adalah salah satu kitabnya yang disusun berbeda dari kitab-kitab falak karangan sebelumnya. Dalam kitab-kitab geocentris (Bumi ini tetap serta merupakan pusat jaga raya, Bintang-bintang, Matahari dan Bulan bergerak mengelilingi Bumi). Lihat: Susiknan Azhari, dkk, Selayang Pandang Hisab Rukyat, op. cit., hlm. 18. 8 Hisab ḥaqīqī bi al-taḥqīq berpangkal pada pemikiran aliran heliosentris yakni Matahari sebagai pusat orbit Bumi dengan Bulannya serta Planet-planet lainya. Lihat : Abdul Karim dan M. Rifa Jamaluddin Nasir, Mengenal Ilmu Falak (Teori dan Implementasi), Yogyakarta : Qudsi Media, 2012, hlm. 58. 9 Lihat dalam http://mutiary.wordpress.com/2009/02/12/perbandingan-metode-hisabdengan-metode-rukyat-dalam-menentukan-awal-bulan-hijriah/ dan lihat juga dalam link http://afrisujarwanto.blog.telkomspeedy.com/2008/09/20/hisab-perhitungan-astronomis/ diakses pada tanggal 24 September 2013, pukul. 11:59 WIB. 10 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahannya), Semarang : Komala Grafika, 2006, hlm. 65. 11 Kitri Sulastri, Skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Irsyᾱd al-murīd, Semarang: IAIN Walisongo, 2010, t.d. hlm.10.

5 sebelumnya, ia banyak menggunakan rumus, namun dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah mulai menampilkan konsep baru dengan menggunakan konsep tabel untuk proses hisabnya. 12 Kitab Ṡamarᾱt al-fikar terdiri atas 3 pembahasan, yakni penentuan waktu salat, penentuan awal bulan qamariah, dan penentuan gerhana Bulan. 13 Kitab Ṡamarᾱt al-fikar sudah menggunakan hisab yang perhitungannya berdasarkan data astronomis yang diolah dengan spherical trigonometry (ilmu ukur segitiga bola) dengan koreksi-koreksi gerak Bulan dan Matahari, sehingga kitab ini sudah termasuk ke dalam klasifikasi hisab ḥaqīqī kontemporer, sebab sebuah sistem atau metode hisab dapat dikategorikan kedalam hisab kontemporer jika memenuhi beberapa indikasi sebagai berikut 14 : (1) Perhitungan dilakukan dengan sangat cermat dan banyak proses yang harus dilalui. (2) Rumus-rumus yang digunakan lebih banyak menggunakan rumus segitiga bola. (3) Data yang digunakan merupakan hasil penelitian terakhir dan menggunakan matematika yang telah dikembangkan. 12 Wawancara dengan Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, pada hari Senin, 22 Agustus 2013, pukul 15.11 WIB. 13 Lihat : Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, Ṡamarᾱt al-fikar, Sampang : Lajnah Falakiyah al-mubᾱrak Lanbulan (LAFAL), 2008. 14 Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Hisab Rukyat Nasional Pondok Pesantren se-indonesia anggaran 2007 yang diselenggarakan oleh P.D. Pontren Kemenag RI di Masjid Agung Jawa Tengah. Lihat Kitri Sulastri, Skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyᾱd al-murῑd, loc. cit.

6 (4) Sistem koreksi lebih teliti dan kompleks. Hal yang membedakan kitab Ṡamarᾱt al-fikar dengan kitab yang lainnya, adalah dalam memasukkan tahun tidak memakai tahun tᾱm (tahun yang sudah terlewati), namun langsung menggunakan tahun yang dikehendaki sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh kaum awam. Sedangkan dalam kitab-kitab yang lainnya, kebanyakan menggunakan tahun tᾱm dalam memasukkan tahunnya, seperti kitab Khulaṣah al- Wafiyah, Syams al-hilᾱl, dan Nūr al-anwᾱr. Pada umumnya kitab-kitab lain, seperti Irsyᾱd al-murīd, Ittifᾱq Żᾱt al-ba īn, menggunakan ketinggian hilal di atas ufuk untuk mengetahui apakah hilal sudah terlihat atau belum untuk menentukan tanggal satu bulan qamariah, namun dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar tidak hanya memakai ketinggian hilal di atas ufuk, tapi juga menggunakan cahaya hilal, kapan hilal itu bisa dilihat dengan mata, alat, atau bahkan tidak bisa dilihat dengan keduaanya. Berangkat dari latar belakang yang telah penulis bahas sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui dan menganalisa lebih jauh tentang metode hisab awal bulan qamariah kitab Ṡamarᾱt al-fikar. Studi tersebut penulis angkat dalam skripsi dengan judul: Metode Perhitungan Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Ṡamarᾱt al-fikar Karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemahaman di atas, rumusan masalah yang hendak penulis kaji dalam penelitian ini adalah sebagaimana berikut: 1. Bagaimana metode perhitungan awal bulan qamariah kitab Ṡamarᾱt al-fikar? 2. Bagaimana keakuratan metode perhitungan awal bulan qamariah kitab Ṡamarᾱt al-fikar? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui metode yang digunakan kitab Ṡamarᾱt al-fikar dalam menentukan awal bulan qamariah sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dari metode hisab yang lainnya. 2. Untuk mengetahui keakuratan hasil perhitungan awal bulan qamariah dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar. D. Telaah Pustaka Dalam beberapa penelitian sebelumnya, penulis menemukan beberapa tulisan yang berhubungan dengan hisab dan penentuan awal bulan qamariah.

8 Skripsi Kitri Sulastri yang berjudul Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyᾱd al-murīd 15, dalam penelitiannya ia mengemukakan metode perhitungan kitab Irsyᾱd al-murīd dengan menyimpulkan teori dan sistem perhitungan tersebut, serta menguji akurasi hisab kitab Irsyᾱd al-murīd dengan mengkomparasikan dengan hisab Ephemeris dan hisab Jean Meeus. Tesis Ahmad Izzuddin yang kemudian dijadikan sebuah buku yang berjudul Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia (Sebuah Upaya Penyatuan Mażhab Rukyah dengan Mażhab Hisab) yang memberikan deskripsi tentang kedua mażhab dalam term hisab rukyat beserta upaya penawaran penyatuan antara hisab dan rukyat dengan menggunakan kriteria imkᾱn ar-rukyah 16 dalam menentukan awal bulan qamariah. Skripsi Ahmad Izzuddin 17 (1997) yang berjudul Kritik tentang Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab Sullᾱm an-nayyirain. 18 Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin dan menguraikan tentang hisab awal bulan qamariah menurut kitab Sullᾱm an-nayyirain. Dalam penelitiannya, Ahmad Izzuddin menjelaskan geneologi perkembangan ilmu falak di dunia Islam dan 15 Kitri Sulastri, Skripsi Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyᾱd al-murīd, Semarang : IAIN Walisongo, 2010, t.d. 16 Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia (Sebuah Upaya Penyatuan Mażhab Rukyah dengan Mażhab Hisab), Yogyakarta : Logung Pustaka, 2004. 17 Ahli falak Indonesia, Dosen fakultas syari ah IAIN Walisongo Semarang, dan INISNU Jepara, perintis lajnah falakiyah UNSIQ Wonosobo, al-kawakib Kudus, al-miqᾱt Jawa Tengah, lajnah falakiyah NU, dll. Lihat biografi dalam buku Ahmad Izzuddin, op. cit. 18 Ahmad Izzuddin, Analisis Kritis tentang Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Sullᾱm an-nayyirain, Skripsi Sarjana, Semarang : Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, 1997, t.d.

9 pembagian keilmuan hisab rukyat di Indonesia, yang merupakan hasil dari Rihlah Ilmiah para ulama ke Jazirah Arab. Ahmad Izzuddin menuturkan klasifikasi kitab Sullᾱm an- Nayyirain yang termasuk ke dalam sistem hisab ḥaqīqī bi al-taqribi. Data yang disuguhkan dalam kitab tersebut merupakan data peninggalan yang dihasilkan oleh raja Ulugh Beyk. Skripsi Sayful Mujab dengan judul Studi Analisis Pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam Kitab Ittifᾱq Żᾱt al-ba in. 19 Skripsi dari Sayful Mujab ini, merupakan analisis research dari kitab Ittifᾱq Żᾱt al-ba in 20. Dalam penelitiannya ia mengemukakan metode perhitungannya dengan menyimpulkan teori dan sistem perhitungan tersebut. Ia menguraikan pula perbedaan kitab Ittifᾱq Żᾱt al-ba in dengan kitab-kitab lainnya yang sejenis, serta memberikan pemaparan tentang kelebihan serta kelemahan dari kitab tersebut. Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa, kitab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam perhitungannya berusaha mengkombinasikan antara hisab yang berasal dari kitab Fatḥ al-rauf al-mannᾱn karya KH. Abdul Jalil Kudus dengan hisab yang bersumber dari kitab Bad ī ah al-mitsᾱl yang disusun oleh KH. Muhammad Ma shum bin Ali. 21 19 Mujab, Sayful, Studi Analisis Pemikiran KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam Kitab Ittifᾱq Żᾱt al-ba in, Skripsi Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, 2007, t.d. 20 Moh. Zubair Abdul Karim, Ittifᾱq Żᾱt al-ba in, Gresik : Lajnah Falakiyah Jatim, tt. 21 Sayful Mujab, Studi Analisis Pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam Kitab Ittifᾱq Żᾱt al-ba in, Skripsi Sarjana, Semarang : Fakultas Syariah IAIN Walisongo, 2007, t.d.

10 Skripsi M. Rifa Jamaluddin Nasir dengan judul Pemikiran Hisab KH. Ma shum Bin Ali al-maskumambangi (Analisis Terhadap Kitab Badi ah a-mitsal Fi hisᾱb as-sinῑn Wa al-hilᾱl tentang Hisab al-hilᾱl). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa segi perhitungan hisab hilal dalam kitab Badi ah al-mitsᾱl fi Hisᾱb al-sinīn wa al-hilᾱl karya KH. Ma shum bin Ali ini termasuk dalam kategori hisab ḥaqīqī bit al-taḥqīq. 22 Adapun teori dan sistem perhitungannya didasarkan pada rumus astronomi modern (teori spherical trigonometry), dengan memakai Rubu Mujayyab (konsep lama trigonometri) sebagai alat hitungnya. Skripsi Muhammad Chanif yang berjudul Studi Analis Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Kasyf al-jilbab 23. Skripsi ini menguraikan tentang keakurasian kitab tersebut dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya. Dalam penelitan tersebut dijelaskan bahwa ternyata kitab Kasyf al-jilbab mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi dalam hal ketinggian hilal. Hal ini terbukti dengan selisih hasil antara kitab ini dengan kitab-kitab yang lain jika dibandingkan dengan hasil perhitungan metode kontemporer. Namun dalam hal kapan terjadinya ijtimak ternyata kitab ini menunjukkan hasil yang paling lambat dibandingkan dengan hasil jam ijtimak lainnya. 22 M. Rifa Jamaluddin Nasir, Pemikiran Hisab KH. Ma shum Bin Ali al- Maskumambangi (Analisis Terhadap Kitab Badi ah a-mitsal Fi hisᾱb as-sinῑn Wa al-hilᾱl tentang Hisab al-hilᾱl), Skripsi Sarjana, Semarang : Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, 2011, t.d. 23 Muhammad Chanif, Studi Analis Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Kasyf al- Jilbab, Skripsi Sarjana, Semarang : Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, 2012, t.d.

11 Dari beberapa hasil penelitian tersebut jelaslah bahwa penelitian yang akan penulis lakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut terutama terletak pada fokus penelitian ini, yakni metode hisab awal bulan kitab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif, karena akan menggambarkan mengenai metode perhitungan awal bulan dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, pendekatan ini diperlukan untuk menguji apakah metode perhitungan yang dipergunakan dalam menentukan awal bulan sesuai dengan kebenaran ilmiah astronomi modern melalui pendekatan penghitungan aritmatis (kajian yang bersifat ilmiah), sehingga metode hisab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah dalam menentukan awal bulan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penentuan awal bulan qamariah. Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu:

12 1. Jenis penelitian 24 Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat lybrary research (penelitian pustaka), karena yang akan penulis teliti adalah mengenai metode perhitungan awal bulan qamariah dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar, data-data dalam penelitian ini diperoleh dari bukubuku bukan observasi lapangan. 2. Sumber data a. Data primer Data primer merupakan data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan dan juga berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 25 Dalam hal ini, sumber data primer yang menjadi rujukan adalah kitab Ṡamarᾱt al-fikar dan wawancara dengan Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah selaku pengarang kitab Ṡamarᾱt al-fikar. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang dijadikan sebagai data pendukung 26 maupun data pelengkap, dalam penelitian ini bisa 24 Metode penelitian yang berlandaskan filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah, di mana instrumentnya adalah peneliti itu sendiri, teknik pengumpulan data secara gabungan, analisis data yang dilakukan bersifat induktif, berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikontruksikan menjadi hipotesis atau teori, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan pada makna (data yang sebenarnya). Lihat : Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, Cet-17, 2012, hlm. 8-9. 25 Data primer yang dimaksud merupakan karya yang langsung diperoleh dari tangan pertama yang terkait dengan tema penelitian ini. Lihat : Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-5, 2004, hlm.36. 26 Data sekunder merupakan data-data yang berasal dari orang ke-2 atau bukan data utama. Lihat : Saifuddin Azwar, Ibid.

13 diperoleh dari beberapa sumber dokumentasi (bisa berupa ensiklopedi, buku-buku falak, artikel-artikel maupun laporan-laporan hasil penelitian) dan wawancara. Sumber-sumber di atas tadi akan digunakan sebagai titik tolak dalam memahami dan menganalisis konsep perhitungan awal bulan qamariah baik dari perspektif fikih maupun astronomi. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik dokumentasi, proses ini ditempuh dengan cara membaca, menelaah serta mengkaji buku-buku, baik berupa kitab-kitab hisab maupun sumber-sumber lain yang berkenaan dengan permasalahan yang ada, kemudian dianalisa. 4. Metode Analisis Data Analisis yang digunakan penulis adalah content analysis (analisis isi) dan comparative study (studi komparasi). Content analysis (analisis isi) melalui teknik deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai metode data primer serta fenomena atau hubungan antar fenomena yang diselidiki, 27 dengan kitab Ṡamarᾱt al-fikar 27 Pelaksanaan metode-metode deskriptif dalam pengertian lain tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu, karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu, lalu mengambil bentuk studi komparatif, menetapkan hubungan dan kedudukan (status) dengan unsur yang lain. Lihat Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik, Bandung : Tarsito, 1985, Edisi ke-7, hlm. 139-141. Lihat juga Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Cet. II (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 136-137.

14 tentang perhitungan awal bulan qamariah karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah yang dijadikan rujukan utamanya. Metode Comparative study (studi komparasi), penulis mengkomparasikan antara hisab hasil perhitungan awal bulan kitab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah dengan hisab yang lainnya yang setingkat dengan hisab tersebut, yaitu Almanak Nautika dan Ephemeris yang menjadi rujukan Kementerian Agama Republik Indonesia. Dari hasil perbandingan itulah akan diketahui tingkat akurasinya. F. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab, didalam setiap bab terdapat sub-sub pembahasan. BAB I : Bab ini menerangkan latar belakang masalah penelitian ini dilakukan. Kemudian mengemukakan tujuan penelitian. Berikutnya dibahas tentang permasalahan penelitian yang berisi pembatasan masalah dan rumusan masalah. Selanjutnya dikemukakan telaah pustaka. Metode penelitian juga dikemukakan dalam bab ini, di mana dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana teknis / cara dan analisis yang dilakukan dalam penelitian. Terakhir, dikemukakan tentang sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Umum Penentuan Awal Bulan Qamariah. Dalam bab ini terdapat berbagai sub pembahasan yakni meliputi Bulan

15 sebagai penentu waktu, dasar hukum penentuan awal bulan qamariah dan metode penentuan awal bulan qamariah. BAB III : Metode Perhitungan Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah. Bab ini mencakup berbagai hal diantaranya biografi Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, gambaran umum tentang sistematika kitab dan proses perhitungan awal bulan qamariah dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar. BAB IV : Analisis Metode Perhitungan Awal Bulan Qamariah dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah. Dalam bab ini analisis dilakukan dengan menganalisis metode perhitungan awal bulan qamariah dalam kitab Ṡamarᾱt al-fikar, dan melihat sejauh mana akurasi hasil hisab dalam kitab ini dibandingkan dengan metode hisab awal bulan qamariah kontemporer lainnya, yaitu Almanak Nautika dan Ephemris. BAB V : Penutup, bab ini memuat kesimpulan, saran, dan penutup.