BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. dan kerukunan dalam keluarga tetap terjaga. Pewarisan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Dengan demikian setiap orang tidak mungkin hidup sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut senada dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 1.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

PROSES PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGANGKATAN ANAK. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan tanah yang jumlahnya tetap (terbatas) mengakibatkan perebutan

BAB I PENDAHULUAN. suatu dinamakan perkawinan yang diharapkan dapat berlangsung selama-lamanya,

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya setiap manusia ingin melangsungkan pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun rumah tangga adalah hakikat suci yang ingin dicapai oleh setiap pasangan. Kebahagiaan dalam rumah tangga merupakan impian yang selalu berusaha diwujudkan. Kebahagian tersebut salah satunya adalah dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kehadiran seorang anak merupakan salah satu keinginan yang diharapkan oleh setiap pasangan yang telah berumah tangga. Permasalahan kadang muncul setelah rumah tangga yang dijalani belum mendapatkan keturunan, bagaimanapun kehadiran anak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan keluarga, karena anak merupakan penerus generasi keturunan keluarga. Pengangkatan anak merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum mendapatkan keturunan untuk tetap mempertahankan garis keturunan keluarga. Anak adalah amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan serta dipercayakan kepada orang tua untuk dirawat, dijaga, dididik serta dibesarkan hingga kelak sampai dewasa dan mampu berdiri diatas kemampuannya sendiri dalam mencukupi kebutuhannya serta juga pada akhirnya kelak mampu berganti membalas budi kepada orang tua dengan sikap berbakti, taat, patuh serta merawat dan mengasihi ketika orang tuanya beranjak pada usia lanjut. 1 keberadaan anak harus mampu dipahami sebagai amanah, yang keberadaanya harus dijaga dan disayangi sebagai anugerah dari 1 Lulik Djatikumoro, Hukum Pengangkatan Anak di Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011, hal 1. 1

2 Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian anak angkat sendiri adalah anak orang lain yang dianggap sebagai anak sendiri oleh orangtua angkatnya dengan resmi menurut hukum adat setempat, dikarenakan tujuan untuk kelangsungan keturunan dan atau pemeliharaan atas harta kekayaan rumah tangganya. 2 Pengangkatan Anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat. 3 Pengangkatan anak diharapkan dapat meneruskan keturunan keluarga dan dapat memberikan kebahagiaan di tengah-tengah keluarga yang harmonis dalam lingkup keluarga kecil. Pengangkatan anak harus mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pengangkatan anak tersebut, baik dari segi anak, orang tua kandung, maupun orang tua angkat. Pengangkatan anak harus memberikan manfaat bagi Keberadaan anak angkat tersebut. Anak angkat harus mendapatkan jaminan kehidupan yang layak, baik dari segi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari maupun pendidikan dan kesehatan. Orang tua kandung juga akan merasa terbantu dengan adanya pengangkatan anak tersebut, karena bagaimanapun beban kehidupan anak kandungnya telah ditanggung oleh orang tua angkat. Orang tua angkat juga akan merasakan kebahagiaan dengan keberadaan anak angkat, bagaimanapun keberadaan anak angkat akan mampu memberikan 2 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, hal. 5. 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak Pasal 1 ayat (2).

3 kebahagiaan dan juga dapat meneruskan keberlangsungan keberadaan suatu keluarga. Tujuan pengangkatan anak adalah salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan anak itu sendiri. Kesejahteraan anak harus mampu dijamin oleh orang tua angkat, baik dari segi keamanan dan kenyamanan maupun tumbuh kembang anak. Pengangkatan anak bagaimanapun tujuan utamanya adalah memberikan kesejahteraan bagi keberadaan anak angkat. Mengenai tujuan pengangkatan anak telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, dalam Pasal 2 yang berbunyi: 4 Pengangkatan anak bertujuan untuk kepentingan terbaik bagi anak dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anak dan perlindungan anak, yang dilaksanakan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengangkatan anak juga mempunyai tujuan adalah untuk mensejahterakan kehidupan anak angkat itu sendiri. Keberadaan orang tua kandung biasanya mengalami kesulitan dari segi ekonomi, yang biasanya akan mengalami kendala dalam pemenuhan kebutuhan terhadap anak. Pengangkatan anak yang dilatar belakangi salah satunya ketidak mampuan orang tua kandung dari segi ekonomi dalam pemenuhan kehidupan anak, diharapkan dengan adanya pengangkatan anak tersebut merupakan salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan pemenuhan kesejahteraan anak yang dilakukan oleh orang tua angkatnya. 4 Undang-Undang Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak

4 Pengangkatan anak harus dilakukan dengan proses hukum yang benar agar keberadaan dan kedudukan anak angkat dapat diakui secara hukum, hal tersebut sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Pengangkatan anak melalui proses hukum harus ditetapkan oleh hakim di pengadilan. Hubungan hukum yang timbul dalam pengangkatan anak salah satunya adalah hubungan keluarga, yakni hubungan antara anak angkat dengan orang tua angkat, dimana setelah adanya penetapan status anak angkat maka secara otomatis hubungan antara keduanya seperti hubungan anak dengan orang tua kandung. Salah satu akibat hukum dengan keberadaan anak angkat dalam kehidupan keluarga adalah timbulnya hak dan kewajiban antara kedua belah pihak dalam hubungan anak angkat dengan orang tua angkat, dimana orang tua angkat berkewajiban memberikan kasih sayang maupun pemenuhan kebutuhan anak, berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan dan kesehatan. Sedangkan anak angkat juga mempunyai kewajiban untuk menghormati dan menghargai serta merawat orang tua angkatnya di hari tuanya. Akibat hukum lainya adalah mengakibatkan kedudukan orang tua angkat dalam hal perkawinan anak angkatnya. Selain itu juga mengakibatkan kedudukan hukum anak angkat dalam hal warisan orang tua angkatnya. Segala hal yang berkaitan dengan akibat hukum dengan adanya pengangkatan anak harus mampu dipahami sebagai konsekuensi dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai amanah dan tanggung jawab oleh orang tua angkat. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul:

5 PROSES PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGANGKATAN ANAK (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta). B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang akan diteliti serta untuk mencapai tujuan penelitian yang lebih mendalam dan terarah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pengangkatan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia? 2. Bagaimana akibat hukum terhadap anak tersebut setelah diangkat? C. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan dalam suatu penelitian menunjukan kualitas dan nilai penelitian tersebut. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengangkatan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 2. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap anak tersebut setelah diangkat.

6 D. Manfaat Hasil penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum di Indonesia dan khususnya hukum perdata, terutama mengenai proses pelaksanaan pengangkatan anak dan akibat hukum terhadap pengangkatan anak. b. Manfaat Praktis 1) Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. 2) Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta berusaha untuk memberikan masukan dalam bentuk pemikiran mengenai cara mengatasi masalah tentang proses pelaksanaan pengangkatan anak dan akibat hukum terhadap pengangkatan anak E. Kerangka Pemikiran Perlindungan dan kesejahteraan terhadap anak dalam proses pengangkatan anak merupakan tujuan utama yang harus dicapai. Pengangkatan anak harus mampu memberikan dampak manfaat kepada anak angkat. Pengangkatan yang sesuai prosedur harus dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perlindungna hukum terhadap anak angkat. Pengangkatan

7 anak biasanya juga mempunyai tujuan untuk menolong keberadaan anak itu sendiri, karena biasanya keberadaan orang tua kandung mengalami kendala dalam pemenuhan kebutuhan hidup anak. Adanya pengangkatan anak diharapkan dapat menolong anak yang bersangkutan dalam segala hal pemenuhan kebutuhan, yang meliputi pemenuhan hidup sehari-hari maupun pemenuhan dari segi pendidikan. Pengangkatan anak harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anak angkat, karena tujuan utama pengangkatan anak adalah untuk mensejahterakan anak itu sendiri. Pemahaman yang baik mengenai keberadaan dan kedudukan anak akan memberikan pemahaman yang benar terutama terkait pengangkatan anak. Ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua angkat terhadap anak angkat tersebut. Pemenuhan kehidupan yang layak serta kesejahteraan anak angkat merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan yang baik terhadap keberadaan anak angkat akan memberikan akibat hubungan yang baik pula antara kedudukan anak angkat dan orang tua angkat untuk saling memahami dalam kehidupan keluarga yang harmonis. Hubungan hukum yang timbul akibat adanya pengangkatan anak antara orang tua angkat dengan anak angkat, harus dipahami sebagai suatu hubungan keluarga, seperti layaknya hubungan orang tua kandung dengan anak kandung, tanpa harus ada jarak antara keduanya. Hak dan kewajiban yang timbul akibat hukum dengan adanya pengangkatan anak harus dihargai oleh keduanya, baik orang tua angkat maupun anak angkat. Orang tua angkat harus menempatkan hak dan kewajibanya dalam pemenuhan hak anak angkat

8 seperti pemenuhan kasih sayang, pendidikan, kesehatan dan pemenuhan dalam segala kebutuhannya, serta berkaitan mengenai pemenuhan hak waris terhadap anak angkat. Anak angkat mempunyai kewajiban untuk menghormati dan menghargai kedudukan dan keberadaan orang tua angkat mereka seperti layaknya orang tua kandung. F. Metode Penelitian Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang di dasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 5 Adapun dalam membahas permasalahan dalam penelitian diatas, maka penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan atau dipakai sebagai materi melalui beberapa cara, yaitu: a. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, karena penelitian ini akan meneliti tentang asas hukum, kaidah hukum tentang pengangkatan anak, sehingga dapat diketahui kedudukan hukum tentang pengangkatan anak dan akibat hukumnya. b. Jenis Penelitian Tipe kajian dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subyek dan 5 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004, hal. 4.

9 atau obyek penelitian sebagaimana adanya. 6 Penulis berupaya menggambarkan dan menganalisis proses pelaksanaan pengangkatan anak dan akibat hukum terhadap pengangkatan anak. c. Sumber Data berikut: Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan data sebagai 1. Penelitan Kepustakaan Penelitian kepustakaan digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang dapat diperoleh dengan menggunakan bahan: a. Bahan hukum Primer Bahan hukum primer dalam penelitian ini, yang digunakan adalah: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) 2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. 3) Peraturan Pemerintah RI No. 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. 4) Penetapan Pengadilan Negeri tentang Pengangkatan Anak. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 7 Bahan hukum sekunder meliputi bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku bacaan, laporanlaporan, hasil penelitian hukum yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1988, hal. 12. 7 Amiruddin & Zainal Asikin, OpCit, hal. 19.

10 b) Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dapat diperoleh melalui: 1) Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Subyek Penelitian Para pihak terkait dalam proses pengangkatan anak, yakni antara orang tua angkat dengan anak angkat, beserta hakim yang menetapkan di Pengadilan. d. Metode Penggumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dimaksud di atas digunakan teknik sebagai berikut: 1) Studi Kepustakaan Kegiatan mengumpulkan dan memeriksa atau menelusuri dokumendokumen atau kepustakaan yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti. 8 Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yang dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi, dan mempelajari bahan hukum yang terkait di atas. 8 M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hal. 101.

11 2) Studi Lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang dilakukan dengan cara: a) Observasi Observasi merupakan suatu pengamatan, pencatatan yang sistematis dengan fenomena penyidikan dengan alat indra. 9 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap hasil wawancara maupun dalam catatan proses pelaksanaan pengangkatan anak dan akibat hukum terhadap pengangkatan anak. b) Wawancara Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. 10 Yang dimaksud wawancara disini adalah wawancara dengan para pihak terkait dalam proses pengangkatan anak. e. Teknik Analisis Data Analisa yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisa data secara kualitatif, penulis akan memadukan, peraturan, yurisprudensi tentang pengangkatan anak, dan literatur tentang pengangkatan anak. Dipadukan dengan penelitian lapangannya berupa pendapat responden 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1982, hal. 136. 10 Ibid. hal. 108.

12 mengenai pengangkatan anak, kemudian dianalisa secara kualitatif dicari pemecahanya, serta pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. G. Sistematika Penelitian Hukum Hasil penelitian akan disusun dalam format empat bab untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini. Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan, penganalisaan, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan, yang terdiri dari: BAB I Pendahuluan, berisikan tentang : A. Latar belakang masalah. B. Perumusan masalah. C. Tujuan penelitian. D. Manfaat penelitian. E. Kerangka pemikiran. F. Metode penelitian. G. Sistematika penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka berisikan uraian tentang: A. Tinjauan Umum Tentang Pengangkatan Anak 1. Pengertian Pengangkatan Anak 2. Tujuan Pengangkatan Anak 3. Syarat-Syarat Pengangkatan Anak 4. Proses Pengangkatan Anak 5. Dasar Hukum Pengangkatan Anak

13 6. Pihak-Pihak dalam Pengangkatan Anak 7. Hubungan Hukum antara Anak Angkat dengan Orang Tua Angkat. 8. Hak dan Kewajiban, Serta Tanggung-Jawab antara Orang Tua Angkat dan Anak Angkat. BAB III Berupa hasil penelitian dan pembahasan A. Hasil penelitian B. Pembahasan 1. Proses pelaksanaan pengangkatan anak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 2. Akibat hukum yang timbul terhadap anak tersebut setelah diangkat. BAB IV Penutup A. Kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil penelitian B. Saran sebagai tindak lanjut dari simpulan tersebut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN