Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Spesifikasi bukaan pemisah jalur

Tata cara penentuan posisi titik perum menggunakan alat sipat ruang

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara uji kelarutan aspal

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Tata cara perhitungan tinggi muka air sungai dengan cara pias berdasarkan rumus Manning

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji geser langsung batu

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji penetrasi aspal

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji berat jenis tanah

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji berat jenis aspal keras

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

PENYELIDIKAN POLA ALIRAN EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK FISIK. Dyah Ari Wulandari *), K i r n o **)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB IV METODE PENELITIAN

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Revisi SNI Daftar isi

Rambu evakuasi tsunami

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji penyulingan aspal cair

Cara uji bliding dari beton segar

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum. B. Maksud dan Tujuan

Revisi SNI Daftar isi

Spesifikasi geometri teluk bus

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BAB IV METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan dan persyaratan... 2 4.1 Data... 2 4.2 Lokasi penyelidikan... 2 4.3 Peralatan dan bahan... 2 4.4 Petugas dan penanggung jawab... 3 5 Pengukuran pola aliran pada model fisik... 3 6 Laporan...... 5 Lampiran A Gambar-gambar (informatif)... 6 Lampiran B Tabel (informatif)... 11 Lampiran C Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif)... 13 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik merupakan revisi SNI 03-3410-1994, Metode pengukuran pola aliran pada model fisik. Adapun perubahan dari standar ini adalah sebagai berikut: perubahan format dan layout SNI, dengan perubahan judul, penambahan istilah dan definisi, penambahan dan revisi beberapa materi mengenai persyaratan dan ketentuan serta cara pengujian, penjelasan rumus, pembuatan bagan alir, perbaikan gambar dan pembuatan contoh formulir. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 5 Oktober 2006 di Bandung dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait. ii

Pendahuluan air mempunyai pola berupa arah, bentuk, dan macam aliran yang selalu berubah dan sulit untuk diramalkan. Melalui suatu Uji Model Hidraulik Fisik diharapkan dapat dilakukan pengamatan terhadap fenomena aliran air dengan menirukan suatu kondisi hidraulik dalam skala kecil. Pola aliran yang terjadi sangat berpengaruh dan merupakan suatu faktor penting dalam perencanaan suatu bangunan keairan. Data pola aliran yang merupakan arah, bentuk dan macam aliran dapat digambarkan dari pengukuran langsung pada pengamatan aliran model fisik. Berdasar gambar data pola aliran tersebut dapat diketahui letak dan bentuk aliran utama, pusaran aliran dan aliran mati. Pola aliran merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan bangunan maka perlu adanya suatu panduan berupa metode pengukuran pola aliran yang akan mempermudah dan menyeragamkan cara pengukuran pada model fisik. Penggambaran pola aliran memerlukan suatu kecermatan dan ketelitian dalam pengukuran dan pengamatannya, karena ketepatan penggambaran pola ini akan sangat menentukan tata letak bangunan yang direncanakan. Penggunaan standar ini akan memberikan kemudahan dalam pengumpulan data pola aliran sebagai hasil pengamatan aliran dengan uji model hidraulik fisik. Data pola aliran merupakan salah satu jenis data yang masih sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan bangunan keairan. Penyusunan kembali standar ini karena standar ini masih sangat diharapkan keberadaannya sebagai panduan dalam pengukuran pola aliran dalam pekerjaan uji model hidraulik fisik. iii

Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik dengan dasar tetap yang menggunakan zat pewarna dan benda apung. Tata cara ini meliputi pokok bahasan ketentuan dan persyaratan serta cara pengukuran pola aliran pada suatu model fisik dengan dasar tetap. Tata cara ini tidak membahas mengenai masalah keselamatan dan keamanan saat pengukuran. 2 Acuan normatif SNI 03-1724, Tata cara perencanaan umum dan analisis hidrologi dan hidraulik untuk desain bangunan di sungai. SNI 03-2411, Tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur arus dan pelampung. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut. 3.1 aliran mati aliran yang terhenti pada suatu lokasi (dead area) dan merupakan indikasi terjadinya endapan pada lokasi tersebut 3.2 aliran utama merupakan aliran yang berjalan menerus sepanjang saluran dari awal sampai akhir pengamatan 3.3 benda apung alat yang terbuat dari bahan tertentu dan dapat terapung di permukaan air, tidak berubah sifat dan bentuknya 3.4 debit prototipe jumlah atau volume air yang mengalir melewati suatu penampang melintang saluran, sungai atau jalur air yang lain per satuan waktu 3.5 debit model jumlah atau volume air yang mengalir melewati suatu tampang di model persatuan waktu 3.6 model fisik suatu bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya berdasarkan skala yang ditentukan 3.7 1 dari 13

pola aliran arah, bentuk dan macam aliran yang terjadi 3.8 pusaran aliran aliran yang berbentuk pusaran merupakan aliran lemah yang menunjukkan kemungkinan terjadinya endapan di lokasi tersebut 3.9 zat pewarna zat yang dipergunakan untuk memberi warna pada air 4 Ketentuan dan persyaratan 4.1 Data Data dan persyaratan yang harus tersedia adalah sebagai berikut. a) Data debit aliran dan tinggi muka air harus tetap dan tidak berubah-ubah selama dilakukan pengamatan dan pengukuran dalam pengujian aliran model. b) Telah tersedia data tampang (penampang) melintang dan data situasi dalam bentuk gambar dan bangunan saluran model fisik telah siap. 4.2 Lokasi penyelidikan Kondisi lapangan penyelidikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a) Air yang dipergunakan untuk model pengaliran harus cukup jernih sehingga dasar model dapat terlihat jelas serta cukup bersih. b) Temperatur air adalah temperatur ruangan yaitu antara 20 ºC s.d 35 ºC. c) Cuaca harus cukup baik, kecepatan angin yang menerpa tidak boleh mempengaruhi jalannya aliran model, kecepatan tersebut tidak boleh melebihi 0,3 m/s. d) Jika dilakukan pada laboratorium outdoor harus dibuat penangkal angin dengan tenda atau bahan lainnya yang dapat menahan terpaan angin ke benda apung 4.3 Peralatan dan bahan untuk pengukuran 4.3.1 Peralatan Peralatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a) Peralatan yang dipergunakan harus dalam keadaan baik, alat hitung dan alat gambar juga dalam keadaan laik pakai. b) Meteran yang dipakai harus mempunyai panjang minimum selebar penampang melintang saluran model. c) Peralatan kamera foto atau video dalam keadaan baik dan laik pakai d) Formulir isian untuk pengukuran jarak jika diperlukan. e) Alat tulis. 2 dari 13

4.3.2 Bahan penunjang Bahan penunjang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a) Benda apung yang dipergunakan sebagai sarana pengamat harus dapat diposisikan dengan bantuan pemberat yang digantung dengan tali sehingga ±1/3 bagian berada di atas permukaan air, biasanya berbentuk bundar untuk mengimbangi aliran (lihat Lampiran A, Gambar A.2). b) Panjang tali pemberat disesuaikan dengan kedalaman aliran sehingga gerakan benda apung menggambarkan aliran secara keseluruhan. c) Benda apung dibuat dari bola pingpong yang tidak mudah menyerap air dan tidak mudah rusak. d) Pemberat benda apung sesuai dengan kebutuhan. e) Jika dipergunakan zat pewarna harus tidak mudah larut dalam air secara homogen dan berwarna kontras. 4.4 Petugas dan penanggung jawab Petugas dan penanggung jawab pengukuran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. a) Petugas dan penanggung jawab pengukuran pola aliran harus mencantumkan : nama, tanda tangan, hari dan tanggal pengukuran pada formulir kerja dengan jelas. b) Petugas pengukuran harus memenuhi persyaratan kompetensi yang berlaku atau berpendidikan minimal sekolah kejuruan tingkat menengah atas jurusan bangunan air berpengalaman dalam uji model hidraulik minimal 3 tahun. c) Penanggung jawab pengukuran harus harus memenuhi persyaratan kompetensi yang berlaku atau berpendidikan minimal S1 atau yang setingkat jurusan hidro dan berpengalaman dalam uji model hidraulik sekurangnya 3 tahun. 5 Pengukuran pola aliran pada model fisik Tahapan pengukuran pola aliran pada model fisik adalah sebagai berikut: a) Persiapan pengaliran : 1) Pengaliran air dari saluran pembawa menuju ke saluran model melalui suatu bangunan pengukur debit 2) Sesudah keluar dari saluran model ke saluran pembuang juga dipasang bangunan pengukur debit sehingga dapat diketahui besarnya debit yang melalui saluran model sudah konstan. 3) Setelah debit aliran dalam saluran model dalam keadaan konstan maka dapat dimulai pengamatan untuk pengukuran pola aliran. b) Persiapan pengukuran : 1) Letakkan papan bantu atau jembatan kecil untuk melepaskan benda apung atau zat pewarna pada penampang melintang di awal saluran yang akan diamati. 2) Tentukan semua penampang melintang yang akan diukur dilengkapi dengan jejaring di atasnya yang menggambarkan posisi titik pada tampang tersebut, dengan bantuan nomor yang digantungkan di jejaring tersebut, dengan titik nol di sisi kiri arah aliran. 3) Siapkan gambar situasi model dilengkapi dengan angka-angka sesuai yang terdapat pada jejaring di atas tampang melintang yang akan diukur. 3 dari 13

4) Apabila tebal aliran model terlalu tipis (<10 cm) untuk dilewati bola apung dengan pemberatnya maka pengukuran dilalukan dengan bantuan zat warna, disamping itu zat warna juga untuk pengamatan pada penggal yang pendek dan bila aliran cukup tebal (>10 cm) dan penggal pengamatan cukup panjang maka pengukuran pola aliran dilakukan dengan bantuan benda apung (bola apung). 5) Larutkan zat pewarna dengan air pada ember atau sejenisnya jika menggunakannya, dan siapkan benda apung jika menggunakannya. c) Pelaksanaan pengukuran pola aliran dengan benda apung. 1) Tentukan titik-titik pada penampang melintang awal, minimum 3 titik (lihat Lampiran A, Gambar A.3). 2) Lepaskan benda apung perlahan-lahan serentak untuk 3 benda apung pada titik titik yang telah ditentukan pada butir 1). 3) Baca dan catat jarak benda apung dari patok kiri pada penampang-penampang melintang yang dilaluinya langsung pada gambar situasi yang sudah disediakan. 4) Tambah titik-titik pengukuran pada penampang melintang yang terjadi pengumpulan arah aliran. 5) Ulangi langkah seperti pada butir 1) sampai butir 4), dengan penampang melintang butir 4) sebagai penampang melintang awal hingga batas akhir model. 6) Pengukuran pola aliran dapat juga dilakukan dengan bantuan foto atau juga video pada tampang yang telah dilengkapi dengan jejaring angka jarak di atasnya. d) Pelaksanaan pengukuran aliran utama, dengan zat pewarna. 1) Tuangkan zat pewarna selebar penampang melintang dengan waktu yang sama, dan tidak menimbulkan gelombang yang mempengaruhi aliran. 2) Baca dan catat posisi warna tercepat pada setiap penampang melintang. 3) Ulangi penuangan zat pewarna pada tempat yang sudah tidak dapat diamati. 4) Ulangi butir 1) sampai butir 3) dengan cara yang sama hingga batas-batas yang ditentukan pada model. e) Pelaksanaan pengukuran pusaran aliran dan sejenisnya dengan zat pewarna, sebagai berikut: 1) Lihat tempat-tempat yang terdapat pusaran aliran dan sejenisnya. 2) Tuangkan zat pewarna pada awal terjadinya arus. 3) Ukur panjang aliran putar, searah dengan aliran, mulai awal berputarnya hingga akhir putaran. 4) Ukur lebar aliran putar, searah dengan penampang melintang, dari tepi air hingga batas terjadinya putaran. 5) Ulangi butir 1) sampal butir 4) dengan cara yang sama pada tempat-tempat yang terdapat arus yang dimaksud. 6) Penggambaran pola aliran untuk butir 3) sampai butir 5) dapat dilakukan langsung pada gambar situasi saluran yang diplot pada suatu kertas grafik sistem kisi. Ke arah mana bola atau zat warna bergerak dapat langsung dibuat sketsa pada gambar tersebut sehingga dapat digambarkan pola alirannya. f) Didapat data hasil pengukuran pola aliran. 4 dari 13

6 Laporan Hasil pengukuran pola aliran pada model fisik dengan zat pewarna dan benda apung dilaporkan dalam bentuk gambar dan formulir seperti contoh dalam Lampiran B, yang memuat hal-hal sebagai berikut: a) Nama model, skala model, seri percobaan, debit prototipe, debit model, tanggal, cuaca. b) Nomor penampang, tepi air kiri, aliran balik kiri, aliran mati kiri, tepi air kanan, aliran balik kanan, aliran mati kanan, aliran utama; kesemuanya diperoleh dari sketsa yang dibuat pada saat pengamatan. c) Nama petugas dan penanggung jawab disertai tanda tangan. 5 dari 13

Lampiran A (informatif) Gambar-gambar M u l a i Siapkan model saluran lengkap beserta tampang melintang dengan jarak tetap dan jembatan bantu pada awal saluran model Pasang jejaring di atas masing masing tampang melintang dengan nomor berurutan dari tepi ke tepi tergantung padanya di sepanjang saluran model Lakukan test pengaliran untuk mendapatkan aliran yang konstant yang akan dialirkan terus menerus selama pengamatan pola aliran pada model saluran Tebal aliran < 10 cm Siapkan sket tampak atas saluran lengkap dengan nomor jejaring Lepaskan zat warna dalam aliran dari atas jembatan bantu Gambarkan dalam sket jejaring titik titik yang menunjukkan gerakan zat warna di sepanjang saluran atau dapat juga menggunakan kamera foto atau video Hasil sketsa tersebut digambarkan dengan skala pada laporan Tebal aliran > 10 cm Siapkan sket tampak atas saluran lengkap dengan nomor jejaring Lepaskan bola-bola apung dalam aliran sesuai letak nomor pada jejaring Gambarkan dalam sket jejaring titik-titik yang menunjukkan gerakan masingmasing bola apung di sepanjang saluran atau dapat juga menggunakan kamera foto atau video Selesai Gambar A.1 Bagan alir pengukuran pola aliran pada model fisik 6 dari 13

G Gambar A.2 Contoh bentuk benda apung (Diletakkan sedemikian rupa sehingga 1/3 bagian bola apung berada di atas permukaan air 7 dari 13

Gambar A.3 Contoh posisi pelepasan dan jarak benda apung 8 dari 13

pusaran lemah mati Gambar A.4 pusaran kuat Lebar aliran Contoh hasil pengamatan aliran utama, aliran putar kuat, aliran putar lemah dengan zat pewarna atau benda apung 9 dari 13

Benda Apung Gambar A.5 Titik Tambahan Contoh hasil pengamatan pola aliran dengan benda apung 10 dari 13

Lampiran B (informatif) No P (TL) Contoh formulir tabel pembacaan jarak Tabel B.1 Contoh formulir isian pengukuran 1. NAMA MODEL :... 2. SKALA MODEL :... 3. SERI :... 4. DEBIT KEADAAN SEBENARNYA :... 5. HARI / TANGGAL :... 6. CUACA :... Tepi air kiri balik kiri Penanggung Jawab mati kiri 1 2 PEMBACAAN JARAK PADA 3 4 5 mati kanan balik kanan Tepi air kanan Juru Ukur (... ) (...) Utama 11 dari 13

Tabel B.2 Contoh hasil pengukuran No P (TL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. NAMA MODEL : SUDETAN K. MADIUN DI DESA POJOK 2. SKALA MODEL : H & V = 1 : 50 3. SERI : 1 (SATU) 4. DEBIT KEADAAN SEBENARNYA : 550 m 3 / s, DEBIT MODEL = 31,11 L/s 5. HARI / TANGGAL : SENIN / 13 MEI 1991 6. CUACA : BAIK Tepi air kiri 0.98 0.95 0.96 0.97 0.98 0.99 1.00 1.05 1.10 1.00 1.08 balik kiri Penanggung Jawab mati kiri 1,05 1,07 1,08 1,18 1,08 1 1,18 1,15 1,16 1,17 1,19 1,18 1,20 1,25 1,30 1.28 1,27 2 1,38 1,35 1,36 1,37 1,39 1,38 1,44 1,45 1,50 1,48 1,47 PEMBACAAN JARAK PADA 3 1,58 1,55 1,56 1,57 1,59 1,58 1,60 1,65 1,70 1,68 1,67 4 1,78 1,75 1,76 1,77 1,79 1,78 1,80 1,85 1,90 1,88 1,87 5 1,98 1,95 1,96 1,97 1,99 1,98 2,00 2,05 2,10 2,08 2,07 mati kanan balik kanan 2,05 2,07 2,08 2,10 2,15 Tepi air kanan 2,18 2,18 2,16 2,17 2,19 2,18 2,20 2,25 2,30 2,28 2,27 Juru Ukur (Y U W 0 N 0 ) ( SUPARYANTO) Utama 1,60 1,63 1,63 1,64 1,63 1,65 1,70 1,79 1,72 1,75 1,75 12 dari 13

Lampiran C (informatif) Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya No. Materi Sebelum Revisi 1. Judul Metode pengukuran pola aliran pada model fisik 2. Format Sudah ada Tetap Tata cara pengukuran pola aliran pada model fisik 3. Istilah dan definisi Belum diurut Diurut menurut abjad 4. Ketentuan dan persyaratan Sudah ada Perbaikan beberapa materi 5. Bagan alir Ada Perbaikan bagan alir (Lampiran A) 6. Gambar Sudah ada Perbaikan dan penambahan gambar (Gambar A.2 dan seterusnya) 7. Contoh formulir sudah ada tetapi belum menyeluruh Penyempurnaan contoh formulir pengisian dan perhitungan (Lampiran B) 13 dari 13