UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. pusat mengalami perubahan. Jika sebelumnya pemerintah bersifat sentralistik

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

L E M B A R A N D A E R A H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mamesah dalam Halim (2007), keuangan daerah daoat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya penyelenggaraan Otonomi Daerah menyebabkan terjadinya

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, pembangunan yang merata di Indonesia sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan pemberian kewenangan secara luas, nyata, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Otonomi. daerah merupakan suatu langkah awal menuju pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung periode 2006 hingga 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau memperbaiki keadaan suatu negara. Dengan adanya kewajiban

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI SURAKARTA. (Studi Empiris di Surakarta Tahun Anggaran )

PENGARUH RASIO KEMANDIRIAN, EFEKTIFITAS DAN PERTUMBUHAN PADA KABUPATEN SOPPENG

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD dan pendapatan lain-lain yang sah.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. mendasari otonomi daerah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINANN TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, setiap daerah memiliki

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai unit pelaksana otonomi daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 tahun 1999 diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo. Usman

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat potensial yang

diungkapkan Riduansyah (2003: 49), yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan pembiayaan. Ditinjau dari aspek kemandirian daerah, pelaksanaan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang. dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan,

BAB I PENDAHULUAN. provinsi terbagi atas daerah-daerah dengan kabupaten/kota yang masing-masing

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) Nama : Achmad Satibi NPM : 49210923 Fakultas : D3 Bisnis dan Kewirausahaan Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing : DR. Novita Sulistyowati, Skom., MM JAKARTA 2014

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TA 2002-2008

Latar Belakang Pada dasarnya pemerintah mempunyai peran sebagai aktor sekaligus fasilitator dalam menggerakan roda perekonomian. Peran tersebut dilakukan baik oleh pemerintah pusat selaku pengawal perekonomian nasional, maupun pemerintah daerah dalam konteks perekonomian lokal. Pengolahan Keuangan Daerah berkaitan erat dengan pelaksanaan desentralisasi, fungsi pemerintah tertentu dilimpahkan kepada pemerintah daerah dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah didalam penyelenggaraan pemerintah. Pemberlakuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan essensi kebijakan otonomi daerah yang bergulir dewasa merupakan wujud dari kewenangan dalam bidang keuangan daerah. Kebijakan otonomi daerah itu dimaksudkan untuk semakin mendekatkan pemerintah kepada masyarakatnya agar pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kesiapan dana (financial) yang relatif cukup besar, sehingga daerah diharapkan mampu menggali berbagai potensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber PAD terdiri dari : (1) pajak daerah, (2) retribusi daerah, (3) bagian lain-lain BUMD, (4) penerimaan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipandang salah satu indikator atau ktriteria untuk mengukur kemampuan suatu daerah. Semakin besar kontribusi yang diberikan PAD terhadap APBD akan menunjukan semakin besar kemampuan daerah dalam mengelola pembangunan didaerahnya sendiri dan semakn kecil ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat.

Tujuan kerja praktek Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui hasil Anggaran dan Realisasi pada pendapatan asli daerah Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008.

Manfaat Kerja Praktek Adapun manfaat yang dapat diambil dari kerja praktek ini adalah : 1) Bagi Penulis Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa atau penulis agar dapat berpikir dengan logis dan masuk akal untuk menguraikan suatu permasalahan. 2) Bagi Perkantoran Kegiatan kerja praktek ini dapat membantu membuat rekapitulasi data sementara dari hasil anggaran pendapatan daerah di setiap jenis-jenis anggaran pendapatan asli daerah yang akan diinput ke dalam sistem komputer. Serta membantu Pemerintah DKI Jakarta dalam mengoreksi dan menganalisis Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008.

PENDAPATAN ASLI DAERAH Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari A. Pajak daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. B Retribusi Daerah Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

C. Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bagian laba BUMD Merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. D. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Menurut Halim (2004:69), pendapatan ini merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerinyah Daerah. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: 1) hasil penjualan aset Daerah yang tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro, 3) penerimaan bunga deposito, 4) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, 5) penerimaan ganti rugi atas kerugian/kehilangan kekayaan Daerah.

Pembahasan Analisis Pendapatan Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan disentralisasi fiscal, pemerintah daerah dituntut untuk memiliki kemandirian keuangan daerah yang lebih besar. Dengan tingkat kemandirian keuangan yang lebih besar berarti daerah tidak akan lagi tergantung pada bantuan dari pemerintah pusat dan propinsi melalui dana perimbangan. Analisis Varian (Selisih) Anggaran Pendapatan Analisis varians anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah diinformasikan dalam Laporan Realisasi Anggaran yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan Rumus Persentasi Realiasi : Persentasi Realisasi : Realisasi / anggaran X 100%

TABEL 4.2.1 Angaran dan Realisasi Pajak Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008

TABEL 4.2.2 Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008

TABEL 4.2.3 Anggaran Dan Realisasi hasil pengolahan kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (BUMD). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008

TABEL 4.2.4 Anggaran dan Realisasi Penerimaan lain-lain PAD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2002-2008

Tabel 4.2.5 Total keseluruhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2002 sampai 2008

Kesimpulan Berdasarkan dari total keseluruhan laporan realisasi anggaran Pendapatan Asli Daerah Diagram alur Penggajian di Lisensi Lembaga Pendidikan Diagram alur Salemba Penggajian Pondok di Lisensi Gede Lembaga Pendidikan Salemba Pondok Gedejjjj Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dari tahun anggaran 2002-2008, dapat diketahui bahwa realisasi Pajak Daerah meraih posisi tertinggi menyumbang terhadap PAD. Dan posisi terendah diraih oleh Hasil pengolahan kekayaan Daerah atau BUMD, bahkan bukan hanya posisi terendah, tetapi rata-rata realisasi Bagian Laba BUMD juga setiap tahunnya cenderung tidak mencapai target yang ditetapkan.

Saran Berdasarkan dari hasil realisasi dari empat sumber Pendapatan Asli Daerah, ada beberapa saran yang akan di ajukan penulis. Yang antara lain sebagai berikut. Efektivitas Pendapatan Asli Daerah dari tahun anggaran 2002 sampai 2008. Diketahui bahwa tingkat efektivitas Pajak dan Retribusi Daerah sebagai PAD masih tergolong tinggi. Akan tetapi sangat perlu perhatian pemerintah untuk selalu berkomitmen terhadap kinerja dalam pemungutannya. Agar target-target yang ditetapkan dapat selalu tercapai maksimal dan bisa mengurangi penurunan dalam persentase realisasinya di setiap tahun. Realisasi Bagian Laba BUMD dalam tujuh tahun meraih posisi terendah. Karena ratarata dalam setiap tahun anggaran yang ditetapkan cenderung tidak mencapai target. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengawasi lebih teliti terhadap kinerja perusahaan-perusahaan daerah dalam menjalankan tanggung jawabnya. Agar mencapai target yang di tetapkan. Karena BUMD sebenarnya juga salah satu potensi sumber keuangan bagi daerah yang perlu ditingkatkan guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Besarnya kontribusi laba BUMD dalam Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi indikator kuat dan lemahnya BUMD dalam suatu daerah

Terima Kasih