BAB I PENDAHULUAN. Populasi muslim di Indonesia yang terus bertambah, ditambah dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih dalam menunjang kegiatan sehari hari. Internet adalah. menggunakan teknologi informasi internet tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga yang sering mengikuti kegiatan parenting, alasan penulis menjadikan

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

MAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA. Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif. Oleh : Kelompok 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RESUME BUKU. Judul Buku : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Hal. 283 s.d 393)

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, hal ini didasarkan pada unsur-unsur pokok yang harus ditemukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya, sedangkan waktu penelitian akan direncanakan selama 2. bulan yaitu bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. teori model evaluasi CIPP karena peneliti ingin menggambarkan bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini hanya bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran dan lukisan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti ingin menggambarkan Peran stakeholder dalam pelaksanaan wajib

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif. Menurut pendapat Bogdan & Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mata pelajaran IPS Sejarah dalam peningkatan sikap nasionalisme di SMP Negeri 2 Kutasari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan sistem pengendalian internal/ standar operasional prosedur (SOP) dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Oktober- Desember 2012, bertempat di SMP Negeri 1 Lemito.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Aceh Utara yang beralamat di Jalan T.Hamzah Bendahara Kota Lhokseumawe

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi muslim di Indonesia yang terus bertambah, ditambah dengan semakin kritisnya masyarakat muslim Indonesia mengenai hukum halal dan haram suatu produk terutama pada produk makanan, obat, dan kosmetik membuat banyak produsen dan pengusaha makanan,obat, dan kosmetik berusaha mendapatkan pengakuan halal dari MUI. Pengakuan halal dari MUI ini berbentuk sertifikat halal MUI. Sertifikat halal sendiri adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh MUI melalui keputusan sidang komisi fatwa yang menyatakan kehalalan suatu produk. Dalam proses sertifikasi halal, keluar fatwa yaitu status halal atau haram suatu produk berdasarkan proses audit yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. Audit halal adalah proses pemeriksaan atau penilaian secara sistematika, independen dan terdokumentasi yang dilakukan oleh auditor halal untuk menentukan apakah penerapan sistem jaminan halal berjelan sesuai dengan kriteria LPPOM MUI. Sistem jaminan halal (SJH) adalah sistem manajemen terintegrasi yang disusun, diterapkan dan dipelihara yang mengatur bahan, proses, produk, sumber daya manusia dan produsen untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan persyaratan LPPOM MUI. Status Sistem Jaminan Halal adalah nilai hasil audit implementasi sistem jaminan halal status sistem jaminan halal terdiri dari A (sangat baik), B

2 (cukup) dan C (gagal). Sertifikat sistem jaminan halal adalah pernyataan tertulis dari LPPOM MUI bahwa perusahaan telah mengimplementasikan sistem jaminan halal sesuai dengan standar LPPOM MUI. Data Sensus Penduduk Tahun 2010 Berdasarkan Agama dan Kepercayaan Agama Persentase (dari populasi total) Angka Absolut (juta) Islam 87.2 207.2 Kristen 6.9 16.5 Katolik 2.9 6.9 Hindu 1.7 4.0 Buddha 0.7 1.7 Konghucu 0.05 0.1 Sumber: Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010 Pada tahun 2010, Badan Pusat Statistik melakukan sensus penduduk menurut agama dan kepercayaan, sebanyak 87,2% adalah penganut agama Islam, 6,9% menganut agama kristen, 2,9% adalah penganut agama katolik, 1,7% menganut agama hindu, 0,7% menganut agama Buddha, dan konghucu sebanyak 0,05%. Dari data tersebut semakin menguatkan bahwa umat Islam berpotensial cukup besar untuk menjadi konsumen. Hal tersebut disadari oleh para produsen betapa pentingnya meyakinkan konsumen potensial yaitu para penganut agama islam bahwa produk mereka adalah produk halal. Mengapa para produsen dan pengusaha makanan, kosmetik, dan obat berusaha mendapatkan sertifikat halal MUI dan terus berupaya

3 memperpanjang sertifikat tersebut berhubungan erat dengan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dan minat membeli konsumen terhadap produk terutama konsumen muslim. Kaum muslim sendiri perduli terhadap semua makanan dan minuman yang mereka konsumsi yang dijual di pasar. Bagaimana produk makanan itu diolah apakah dagimg yang mereka konsumsi memenuhi kriteria halal, apakah minuman tersebut bebas dari alkohol. Dari hal tersebut konsumen kembali menuntut kejelasan tentang keamanan makanan dan minuman yang mereka konsumsi melalui terteranya label halal pada produk. semakin positif sikap seorang konsumen muslim terhadap label sertifikasi halal pada suatu produk, maka semakin besar kecenderungan konsumen tersebut untuk memeriksa atau mencari informasi tentang sertifikasi halal produk yang ingin ia beli dan semakin besar pula kecenderungan konsumen tersebut untuk membatalkan pembelian ketika ia mendapati produk tersebut tidak memiliki sertifikasi halal. Hal penting ini juga disadari oleh Restoran cepat saji KFC. Restoran cepat saji KFC tahu bahwa konsumen potensialnya di Indonesia adalah penganut agama Islam. Restoran cepat saji KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan oktober 1979. Untuk bersaing di pangsa pasar makanan cepat saji yang ada di Indonesia restoran cepat saji KFC tidak hanya menjaga kualitas makanan namun juga terus berinovasi mulai dari variasi menu ayam, burger, hingga menu goceng yaitu varian menu seharga Rp. 5000.-, serta membekali dirinya dengan sertifikat halal dari MUI.

4 Hasil dari BITS - BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran cepat saji - menunjukan bahwa restoran cepat saji KFC secara konsisten menempati posisi tertinggi dibenak konsumen untuk Top of Mind Awareness dibandingkan dengan merek utama lainnya. Restoran cepat saji KFC sendiri telah mendapatkan sertifikat halal MUI dari tahun 1995. Sedangkan hasil yang diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap konusumen dengan metode kuisioner diantaranya yaitu perbandingan pengunjung antara pria dan wanita adalah sebesar 52% pria dan 48% wanita, mayoritas terbesar pengunjung adalah usia remaja yaitu sebesar 40%, sasaran terbesar dari bidang pekerjaan yaitu pelajar/mahasiswa dengan nilai sebesar 40 %. (berbagidanmenjawab.weebly.com). Melihat kenyataan bahwa pengunjung terbesar restoran cepat saji KFC adalah pelajar/mahasiswa menimbulkan pertanyaan apakah label halal yang ada pada produk restoran cepat saji berpengaruh pada minat beli. Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian Peran Sertifikat Halal Restoran Cepat Saji KFC.

5 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan masala sebagai berikut: 1. Peran Sertifikat halal MUI dalam minat beli produk Restoran cepat saji KFC Semarang 2. Peran Sertifikat halal MUI dalam tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk makanan Restoran cepat saji KFC Semarang 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui apakah sertifikat halal MUI berperan dalam minat beli produk Restoran cepat saji KFC Semarang. 2. Untuk mengetahui apakah sertifikat halal MUI berperan dalam tingkat kepercayaan konsumen terhadap Restoran cepat saji KFC Semarang.

6 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Bisnis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan informasi akansertifikat halal dan hal-hal yang mempengaruhi minat konsumen. 2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi perpustakaan, terutama penelitian yang berhubungan dengan sertifikat halal dan minat konsumen. 3. Bagi penulis Kesempatan untuk memperdalam pengetahuan pada proses pemberian sertifikat halal dan manajemen pemasaran, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen.

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode penelitian kualitatif. Sugiyono (2016:1) metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Pada penelitian ini, akan diteliti mengenai peranan sertifikat halal restoran cepat saji KFC. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah 9 orang informan yang terdiri dari pelanggan Restoran cepat saji KFC. 3.2 Setting Penelitian Penelitian ini akan akan dilaksanakan di lingkungan masyarakat, dan lingkungan Universitas Semarang. Pemilihan tempat tersebut berdasarkan banyaknya masyarakat umum dan mahasiswa yang menjadi konsumen restoran cepat saji KFC. 3.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. 3.3.1 Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari informan. Cara pengambilan data primer ini dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), Interview (wawancara), dan gabungan.

22 1. Observasi Menurut Sanafiah Faisal, dalam Sugiyono (2016:64) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang terangan dan tersamar (overt observation and convert observation), dan observasi yang tidak berstruktur (unstructured observation). Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1998) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu a. Observasi yang pasif b. Observasi yang moderat c. Observasi yang aktif d. Observasi yang lengkap a) Observasi Partisipatif. Sugiyono (2016:64) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari dengan orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi pertisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Menurut Susan Stainback, dalam Sugiyono (2016:65) menyatakan, dalam observasi partisipasif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

23 mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Seperti telah dikemukakan bahwa observasi ini digolongkan menjadi empat, yaitu: 1) Partisipasi pasif (passive participation) Peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2) Partisipasi moderat (moderate participation) Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuannya. 3) Partisipasi aktif (active participation) Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. 4) Partisipasi lengkap (complete participation) Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. b) Observasi terus terang atau tersamar Sugiyono (2016:66) Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus

24 terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. c) Observasi tak berstuktur Sugiyono (2016:67) Observasi tidak berstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu rambu pengamatan. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat hal - hal yang menarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Menurut Spradley, dalam Sugiyono (2016:69) tahapan observasi ada tiga, yaitu: 1) Observasi deskriptif Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. 2) Observasi terfokus Observasi terfokus adalah suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. 3) Observasi terseleksi

25 Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. 2. Wawancara Sugiyono (2016:72) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengemukakan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari informan yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Susan Stainback, dalam Sugiyono (2016:72) mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal hal yang lebih mendalam tentang partisioan dlam mengiterprestasikan sittuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Esterberg, dalam Sugiyono (2016:72) menyatakan bahwa, interview merupakan hatinya peneliti sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu sosial, maka akan anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview, baik yang standart maupun yang dalam. Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang orang yang ada didalamnya. Ada tiga macam wawancara, diantaranya: a. Wawancara terstruktur

26 Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawancara semiterstuktur Wawancara semi terstruktur adalah jenis wawancara dimana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.wawancara tidak terstuktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunkan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis garis besar permasalahan yang akan ditayakan. 3. Triangulasi Sugiyono (2016:83) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

27 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber data lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data sekunder ini digunakan untuk memberikan informasi tambahan, pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut. Data tersebut didapat dari dokumentasi seperti foto, data internet atau catatancatatan tertulis yang telah ada untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian. 3.4 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan instrumen penelitian untuk membantu dalam pengumpulan data data penelitian. Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alata alat sebagai berikut: 1. Buku catatan Digunakan untuk,membantu mencatat hasil wawancara. 2. Alat perekam suara Berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit

28 unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sugiyono (2016:89) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang didapat dikumpulkan secara berulang ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. 1. Analisis sebelum dilapangan Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan. 2. Analisis selama di lapangan Model Miles and Huberman Miles and Huberman, dalam Sugiyono (2016:91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

29 jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Data Display 1. Pengetahuan dan manfaat sertifikat halal 2. Kepercayaan terhadap Majelis Ulama Indonesia (MUI) 3. Keputusan pembelian produk restoran cepat saji KFC Data Collection Sertifikat Halal Restoran Cepat Saji KFC Conclusions: Drawing/Verifying 1. Sertifikat halal Data Reduction 2. Majelis Ulama Indonesia (MUI) 3. Restoran cepat saji KFC 30

31 Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal pokok, fokus pada hal hal yang penting, mencari tema dan polanya. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. a. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, grafik, pie chart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah difahami. b. Conclusion Drawing / Verification Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

32 3.5.1 Tahapan Penelitian Spradley, dalam Sugiyono (2016:99) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapannya sebagai berikut: 1. Analisis Domain Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Analisis ini pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih di permukaan, namun sudah menemukan kategori dari situasi sosial yang diteliti. 2. Analisis Taksonomi Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis domaon diurai secara lebih rinci dan mendalam. Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram garis dan simpul dan diagram out line. 3. Analisis Komponensial Analisis komponensial adalah mengorganisasikan domain yang memiliki perbedaan yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan.analisis Tema Budaya

33 Analisis tema merupakan upaya mencari benang merah yang mengintegrasikan lintas domain yang ada.