BAB I PENDAHULUAN. Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di. budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perlakuan invigorasi pada dasarnya membantu memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi PEG 6000 Terhadap Viabilitas Benih Tembakau

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi Polietilena Glikol (PEG) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas L.

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

PENINGKATAN PERFORMANSI BENIH KACANGAN DENGAN PERLAKUAN INVIGORASI. Agus Ruliyansyah 1

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

PENDAHULUAN. Di dalam Al-Quran telah disebutkan tentang ayat-ayat yang berhubungan

PERLAKUAN MATRICONDITIONING BENIH SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN VIGOR DAN VIABILITAS BENIH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) memiliki nilai ekonomi yang cukup

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

. Pengaruh Osmoconditioning dengan PEG (Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Kenaf (Hibiscus cannabinus L.).

BAB II TINJAUAN PUSAKA. 2.1 Benih Tembakau (Nicotiana tabacum L) Tembakau merupakan salah satu komiditi pertanian yang cukup penting di

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

(Glycine max (L. ) Merr. )

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max

I. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Tembakau (Nicotiana tabacum)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Leguminosae, dengan sistematika atau klasifikasi botani sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. rekalsitran yang masak, kandungan airnya sangat tinggi, dapat mencapai 30-40%

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah SWT tentang tanaman yang tumbuh dari biji-bijian antara lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias, termasuk famili Orchidaceae dan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman tembakau yang dilakukan oleh masyarakat, masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara generatif (benih). Benih tembakau merupakan benih ortodok, yaitu kandungan air pada benih sangat sedikit. Penyimpanan benih tembakau yang dilakukan pada waktu yang lama, terutama pada suhu rendah akan mengakibatkan viabilitas benih rendah, hal ini disebabkan oleh mengerasnya kulit biji, sehingga berdampak pada waktu perkecambahan di lapangan. Penyimpanan benih tembakau dalam usaha untuk melestarikan plasma nutfah dan untuk mempertahankan viabilitas benih agar tetap tinggi, dipengaruhi oleh kadar air di dalam benih. Kadar air benih tinggi pada benih ortodok (seperti benih tembakau) dapat menyebabkan terjadinya penurunan viabilitas benih, begitu juga sebaliknya, kadar air benih terlalu rendah (3-5%) dapat menyebabkan penurunan daya kecambah benih. Hal ini, disebabkan oleh kulit benih mengeras, sehingga pada waktu pengecambahan, benih sulit terimbibisi oleh air dan dapat menyebabkan kematian embrio. Permasalah yang ditimbulkan oleh sulitnya benih menyerap air, yang diakibatkan oleh kerasnya kulit benih. Untuk mengatasi permasalah tersebut, salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan viabilitas benih adalah dengan melakukan tehnik invigorasi. 1

2 Saat ini, perlakuan invigorasi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi viabilitas benih yang rendah, yaitu dengan cara memperlakukan benih sebelum tanam untuk mengaktifkan kegiatan metabolisme sehingga benih siap memasuki fase perkecambahan. Selama proses invigorasi, terjadi kecepatan dan keserampakan perkecambahan yang disebabkan pengaktifan metabolisme benih yang dilakukan secara bersama-sama yaitu dengan cara merendam benih dalam larutan osmotikum. Invigorasi dengan cara perendaman dalam larutan osmotikum merupakan suatu perlakuan untuk membuat proses perkecambahan bisa lebih cepat. Perkecambahan benih diawali dengan proses imbibisi yang lebih cepat yang akan mengakibatkan proses berikutnya menjadi lebih awal, seperti pecahnya kulit benih, aktivasi enzim dan hormon, perombakan cadangan makanan, tranlokasi nutrisi dan keluarnya radikel. Salah satu cara invigorasi untuk meningkatkan mutu fisiologis adalah penerapan priming selama penanganan benih. Menurut Zanzibar (2007), prinsip priming adalah mengaktifkan sumber daya yang dimiliki benih (internal) ditambah dengan sumber daya dari luar (eksternal) untuk memaksimumkan pertumbuhan. Perlakuan priming yang tepat akan mengendalikan laju kebutuhan air selama perkecambahan serta memacu laju metabolisme. Keadaan ini memungkin fase aktivitas metabolisme (katabolisme karbohidrat, protein dan lemak) berlangsung lama sehingga akan memberikan perbaikan fisiologis misalnya benih akan berkecambah lebih serempak, serta dapat meningkatkan persentase perkecambahan.

3 Jenis priming yang digunakan adalah dengan cara osmoconditioning, dimana benih direndam dalam larutan dengan tekanan osmosis tinggi, larutan yang dapat digunakan adalah polyethylene glikol (PEG). Hal ini disebabkan PEG merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik pada kulit benih dan larutan yang mampu mengikat air. Tehnik tersebut menggambarkan tentang hubungan benih dengan gerak masuknya senyawa PEG pada potensial air yang rendah, biasanya dilakuakan dengan cara perendaman. Keberhasilan osmoconditioning ditentukan oleh jumlah air yang masuk ke dalam benih, potensial osmotik serta larutan yang digunakan (Rini, 2004) Dalam penelitian ini, penggunaan osmoconditionig dengan cara merendam benih ke dalam larutan PEG 6000. Larutan PEG digunakan untuk mempertahankan keseimbangan potensial air antara benih dan media osmotik. Perlakuan ini juga termasuk priming. Menurut Farooq (2005) priming benih merupakan sebuah tehnik yang menghubungakan hidrasi sampai terjadi proses perkecambahan, akan tetapi tidak terjadi pertumbuhan. Priming membiarkan proses metabolik yang dibutuhkan untuk perkecambahan tanpa terjadi perkecambahan sesungguhnya. Benih direndam pada larutan PEG dalam jangka waktu tertentu, diharapkan dapat masuk ke dalam jaringan benih. PEG yang telah berada di dalam jaringan benih, dapat menarik air ke dalam benih sehingga air mudah masuk ke dalam benih sehingga proses pertumbuhan atau perkecambahan benih dapat terjadi. Air mudah masuk ke dalam benih karena potensial osmotik benih rendah yang disebabkan oleh potensial air diluar benih rendah.

4 Sedangkan menurut Manifah (1997) telah melakuan penelitian tentang priming benih dengan merendam benih kedelai dalam larutan PEG. Hasil penelitian didapatkan bahwa priming dengan PEG mampu meningkatkan daya kecambah dan kecepatan kecepatan benih pada benih yang bermutu sedang dan rendah, mempercepat fase perkecambahan sera mampu meningkatkan komponen hasil dan mutu benih yang hasilkan. Benih dengan mutu tinggi adalah benih yang mempunyai fisiologi yang baik. Satu diantaranya kriteria ukuran besar benih. Hal ini tertera dalam AL-quran yang bernbunyi sebagai berikut : 5βρã öθ Β & ó x«èe ä. ÏΒ $pκïù$uζ Fu;/Ρr&uρ z Å uρu $yγšïù$uζøšs)ø9r&uρ $yγ tρ Šy tβ uúö F{$#uρ Artinya : Dan kami Telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran (Al Hijr : 19). القينا Pada ayat tersebut dijelakan bahwa Allah SWT bahwa pada kata adalah ukuran. Pada kata menumbuhkan hal ونموز yaitu menumbuhkan dan و ini dapat diartikan sebagai fase perkecambahan. Hal ini dapat diartikan sebagai ukuran atau sifat dari benih, misalnya dalam berat benih dan besar kecilnya ukuran benih. Ukuran benih sangat mempengaruhi pertumbuhan benih dalam membentuk sebuah perkecambahan di lapangan karena berat benih tinggi dan ukuran besar memiliki kandungan zat-zat organik yang lebih banyak serta embrio yang besar. Zat organik pada benih digunakan benih untuk dijadikan sumber energi pada fase perkecambahan.

5 Perlakuan invigorasi benih, pada umumnya sering digunakan dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap berbagai perubahan fisiologi benih. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa invigorasi meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Menurut Rusmin (2008), dapat meningkatkan perkecambahan dan keserampakan tumbuh benih jambu mente. Sedangkan pasa Sofinoris (2009) dengan penggunaan polyethylene glikol pada konsentrasi 3 ppm dengan perendaman memberikan nilai viabilitas yang tinggi pada benih kapas. 1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh konsentrasi Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)? 2. Apakah ada pengaruh lama perendamam pada Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)? 3. Apakah ada interaksi antara pengaruh konsentrasi dan lama perendaman pada Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)? 1.3 Tujuan Adapun tujuan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)?

6 2. Untuk mengetahui lama perendalam pada Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)? 3. Untuk mengetahui interkasi antara konsentrasi dan lama perendaman pada Polyethylene Glikol (PEG) 6000 terhadap viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)? 1.4 Manfaat Penelitian Adapun tujuan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam teknologi benih dan penelitian lebih lanjut. 2. Secara praktis, penelitia ini bermanfaat bagi petani, untuk mengatasi permasalahan dalam penurunan viabilitas benih. 1.5 Hipotesa Ada pengaruh pemberian konsentrasi dan lama perendaman terhadap peningkatan viabilitas benih tembakaun. 1.6 Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Benih tembakau merupakan varietas coker 176 yang berasal dari BALITTAS Karang ploso malang, yang dipanen pada tahun 2004 2. Tehnik invigorasi yang digunakan dengan osmoconditioning menggunakan Polyethylene Glikol (PEG) 6000 3. Viabilias benih yang diamati 7 hari setelah tanam.

7 4. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm 5. Lama perendaman yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 jam, 6 jam dan 9 jam. 6. Parameter yang diamati adalah daya kecambah benih, waktu perkecambahan, panjang hipokotil dan panjang akar.