BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar nanti menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional diatas, mengamanatkan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan sistem pendidikan nasional dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan. Usaha meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia yang dilakukan melalui proses pendidikan mengacu pada arah kebijakan pendidikan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin terwujudnya mutu pendidikan nasional Mewujudkan hal tersebut, pendidikan nasional dihadapkan pada globalisasi, yang memberikan tantangan sekaligus peluang bagi upaya peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada era globalisasi ini, lembaga penyelenggara pendidikan dituntut mampu mengelola dan memberikan 1

2 layanan pendidikan bermutu kepada masyarakat. Dalam perspektif jangka panjang, akan terjadi persaingan antar penyelenggara pendidikan baik di dalam maupun luar negeri yang berupaya menawarkan pendidikan bermutu yang menghasilkan lulusan berkualifikasi internasional sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Menghadapi tantangan tersebut, sejak awal lembaga penyelenggara pendidikan telah menyiapkan diri sejak dini melalui berbagai langkahlangkah nyata seperti memenuhi standar nasional pendidikan, memperbaiki kualitas layanan pendidikan sesuai standar pelayanan minimal, melakukan akreditasi sekolah dan menyiapkan sebagai sekolah berstandar nasional dan bertaraf internasional. Persiapan sebagai Sekolah Bertaraf Internasional memerlukan tahapan-tahapan yang sistematis, terarah dan terencana. Diawali dengan peningkatan kapasitas sekolah sesuai Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya diikuti dengan peningkatan kapasitas Sumber daya Manusia penyelenggara pendidikan. Dalam hal tersebut diatas, SMP Negeri 2 Banjarnegara sudah menjadi sekolah berstandar nasional selama tiga tahun dan sekolah mandiri selama dua tahun, sehingga sekolah telah berupaya merintis untuk menjadi sekolah bertaraf internasional. Dalam rangka menuju sekolah bertaraf internasional perlu disiapkan peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya yang tidak terlepas dari Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) yang mengamanatkan pemenuhan 8 standar yaitu : Standar isi, tenaga

3 kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan, proses pendidikan, proses pengelolaan, penilaian dan kompetensi lulusan. Dalam usaha pencapaian dan peningkatan mutu sekolah yang merupakan pemenuhan 8 standar diatas tidak terlepas dengan bagaimana sekolah dalam pengelolaan manajemen sekolah. Sekolah memegang peranan kunci yang menentukan mutu pendidikan. Salah satu manajemen yang penting yaitu manajemen keuangan dan pembiayaan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal ini lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggunjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Menurut Mulyasa (2003:47) Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatankegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya baik itu disadari maupun tidak disadari. Tujuan utama mengelola sekolah adalah bagaimana sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan

4 masyarakat sebagai pengguna jasa. Sekolah diharapkan menghasilkan kualitas mutu sesuai yang diharapkan oleh orang tua siswa. Oleh karenanya sekolah harus menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar menurut Mulyasa (2003 : 48) dikelompokkan atas tiga sumber yaitu : (1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat. Oleh karena itu kepala sekolah harus dapat memperdayakan seluruh sumber dana yang ada di sekolah demi kepentingan sekolah dan pencapaian tujuan sekolah seperti yang diharapkan oleh seluruh warga sekolah, masyarakat pengguna pendidikan. Strategi penggunaan dana sekolah menjadi penting untuk menjamin perolehan mutu sekolah yang berkualitas seperti yang diharapkan. Dalam pemenuhan sumber biaya yang sekarang untuk biaya operasional hanya dibebankan pada bantuan operasional sekolah dari pemerintah atau sekolah gratis maka orang tua atau peserta didik tidak memberikan biaya operasional untuk sekolah. SMP Negeri 2 Banjarnegara yang mempunyai karakteristik sekolah yang menanamkan kedisiplinan kepada siswa sangat tinggi sehingga masyarakat Banjarnegara tertarik terhadap sekolah karena kedisplinannya sehingga terbentuk suatu pasukan khusus yang terkenal Barata dan Baradek yang tidak ada di sekolah lain, sekolah yang menurut

5 masyarakat Banjarnegara terlalu banyak kegiatan karena dalam setiap acara atau momen kegiatan masyarakat sering tampil, sekolah yang penuh prestasi akademik maupun non akademik dalam setiap tahunnya, sekolah terbersih di Kabupaten Banjarnegara sehingga menjadi komponen utama dalam setiap penilaian Adipura, memiliki warga sekolah baik guru dan staf tata usaha yang berdedikasi tinggi ditunjukkan masih banyak kegiatan yang dilaksanakan diluar jam kerjanya, namun dalam hal komponen keuangan dan pembiayaan perlu adanya pengelolaan sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang tercapainya tujuan sekolah. Pengelolaan biaya operasional dilakukan sebaik-baiknya dikarenakan adanya penurunan anggaran dengan adanya sekolah gratis sebesar 45,17% yaitu pada tahun pelajaran 2009/2010 dari tahun pelajaran sebelumnya. Besaran penurunannya dapat dilihat dari APBS tahun 2008/2009 yaitu sebesar Rp. 552.780.000 yang terdiri dari dana BOS sebesar Rp. 344.880.000 dan iuran bulanan orang tua siswa sebesar Rp. 207.900.000. Pada tahun berikutnya tahun pelajaran 2009/2010 dana menjadi sebesar Rp. 380.760.000 hanya dari dana BOS sehingga terdapat pengurangan anggaran sebesar Rp. 172.020.000 atau sebesar 45,17 % dari dana sebelumnya. Tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penurunan anggaran kembali sebesar 9,15% dari tahun sebelumnya yang disebabkan berkurangnya jumlah siswa yaitu dari dana sebesar Rp. 380.760.000 menjadi Rp. 348.840.000 atau sebesar Rp. 31.920.000. Pengurangan disebabkan berkurangnya jumlah siswa yang diterima saat penerimaan siswa baru dengan adanya batasan jumlah siswa di

6 setiap kelas bagi Sekolah Standar Nasional. Besaran dana BOS yang diterima oleh sekolah disesuaikan dengan jumlah siswa dimana semakin banyak siswa maka jumlah dana BOS yang diterima semakin banyak dan sebaliknya. Menurunnya anggaran mempunyai dampak terhadap pencapaian tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah yaitu peningkatan mutu sekolah yang diwujudkan dalam pencapaian prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik. Prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebagian contoh keberhasilan pada tahun 2008/2009 dibidang akademik perolehan nilai UAN menduduki peringkat II Kabupaten tahun 2009/2010 menjadi peringkat III kabupaten, kejuaraan OSN tahun 2008/2009 bidang studi Matematika, Fisika, Biologi masing-masing menduduki peringkat I kabupaten pada tahun 2009/2010 tidak menduduki peringkat I kabupaten. Dalam bidang non akademik tahun 2008/2009 menjadi juara umum III kabupaten tahun 2009/2010 menjadi juara IV kabupaten. Kondisi yang dialami oleh SMP Negeri 2 Banjarnegara tersebut sesuai dengan hasil penelitian Mintarsih yang dikutip Mulyono (2010 : 141) bahwa dana pendidikan yang cukup cenderung memberikan layanan yang lebih baik yang berdampak pada mutu lulusan. Sementara mutu lulusan masih dikaitkan dengan NEM rata-rata yang cukup tinggi. Pada sekolah yang didukung oleh biaya yang cukup dapat menghasilkan output yang berkualitas. Penurunan besarnya dana anggaran operasional yang dialami SMP Negeri 2 Banjarnegara juga bertolak belakang dengan keadaan yang

7 seharusnya dalam memperhitungkan jumlah anggaran pendidikan. Biaya pendidikan mengalami kenaikan terus menerus tahun demi tahun sesuai kenaikan harga barang kebutuhan yang disebabkan menurunnya nilai uang, semakin berkembangnya sarana prasarana pendidikan yang semakin canggih memerlukan biaya operasional yang cukup tinggi. Harsono (2008 : 24) menyatakan cara menghitung biaya pendidikan yang dibayar oleh rumah tangga dengan asumsi bahwa biaya pendidikan itu akan selalu mengalami kenaikan terus menerus tahun demi tahun. Konsekuensi cara menghitung ini adalah menghasilkan angka yang tidak sama persis dengan yang akan terjadi. Keadaan tersebut memerlukan usaha dalam pengelolaan dana meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Banjarnegara untuk dengan mengoptimalkan dana BOS dalam mencapai hasil maksimal yaitu mutu sekolah yang selalu meningkat sehingga dapat menjadi sekolah bertaraf internasional. B. Fokus Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, dapat diajukan fokus penelitian permasalahan yaitu : Bagaimana Optimalisasi Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Berkaitan dengan Mutu Sekolah di SMP Negeri 2 Banjarnegara? Fokus permaalahan dapat dijabarkan menjadi sub-sub fokus sebagai berikut :

8 1. Bagaimanakah strategi optimalisasi penggunaan dana BOS berkaitan dengan mutu sekolah dalam bidang akademik dan non kademik di SMP Negeri 2 Banjarnegara? 2. Bagaimanakah mutu sekolah dalam bidang akademik maupun non akademik kaitannya dengan otimalisasi penggunaan dana BOS di SMP Negeri 2 Banjarnegara? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui strategi optimalisasi penggunaan dana BOS berkaitan dengan mutu sekolah dalam bidang akademik dan non akademik di SMP Negeri 2 Banjarnegara. 2. Mengetahui mutu sekolah dalam bidang akademik maupun non akademik kaitannya dengan optimalisasi penggunaan dana BOS di SMP Negeri 2 Banjarnegara. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang mengoptimlakan biaya operasional sekolah BOS serta memberikan sumbangan manfaat baik teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil peneliian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa pengetahuan dan informasi yang memadai tentang keuangan sekolah khususnya dana BOS dalam meningkatkan mutu sekolah. Hasil penelitian

9 juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal yang serupa, bagi pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan di kabupaten Banjarnegara khususnya dan ditanah air. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan manfaat praktis bagi segenap civitas akademika di lingkungan SMP Negeri 2 Banjarnegara, sehingga dapat lebih meningkatkan pengelolaan dana BOS serta sebagai bahan masukan bagi pihak Pemerintah (Dinas Pendidikan) selaku otoritas pengambil kebijakan di bidang pendidikan, khususnya dalam menajemen sekolah. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk bahan masukan dalam pengambilan kebijaksanaan yang berhubungan dengan manajemen keuangan dan pembiayaan di lembaga pendidikan. E. Daftar Istilah 1. Optimalisasi Dana Dalam rangka penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku supaya semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi

10 dan nepotisme sehingga dana yang ada dapat menjadi optimal dalam penggunaannya. 2. Bantuan Operasional Sekolah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah BOS adalah program pemerintah untuk menyediakan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar (Anonim, 2010 : 9). Namun demikian dana BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personalia dan biaya investasi. 3. Mutu Sekolah Mutu sebagai derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang atau jasa. Menurut Umiarso (2010 : 125) bahwa mutu sekolah adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuksatu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses dan output pendidikan. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam (1) prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai kelulusan memenuhi standar yang ditentukan;

11 (2) memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya; dan (3) memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk ketrampilan sesuai dengan dasar ilmu yang diterimanya di sekolah.