1 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN LOKTABAT I PADA KONSEP STRUKTUR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINGKUNGAN Oleh : Asriana Rosti dan Hj. Noor Ichsan Hayani Sebagai guru mata pelajaran 1PA di SDN Loktabat I sebenarnya tidak terlalu mencemaskan nilai tes hasil belajar siswa, karena rata-rata siswa SDN Loktabat I telah mampu meraih nilai di atas 70. Namun keberhasilan siswa tersebut tidak diikuti keberhasilan siswa di segi afektif maupun psikomotoriknya. Kondisi yang sebenarnya sangat diharapkan adalah kemampuan siswa menerapkan pengetahuan IPA dalam keseharian siswa selaras dengan tingginya nilai yang telah diraihnya. Harapan peneliti adalah dapat menerapkan pembelajaran realistik yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual murni, sehingga verbalisme siswa dapat dikurangi secara bertahap untuk kemudian dihilangkan. Penelitian ini mengetahui efektivitas penerapan pendekatan lingkungan dalam mempengaruhi pemahaman siswa terhadap struktur tanah, untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang 2 siklus, setiap siklus tediri dari l kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang k~nsep struktur tanah yang dilihat dari nilai pre test dan post tes yang mengalami peningkatan yaitu pada siklus 1 sebesar 52, 78 % untuk pre test dan 66,76 % untuk post test, dan pada siklus 2 80,56 % untuk pre test dan 97,2 % untuk post test sedangkan hasil selama proses pembelajaran yang diperoleh dari LKS telah mengalami perubahan dari siklus 1 dengan kategori cukup baik menjadi kategori baik pada siklus 2, aktivitas siswa sebagian besar mengalami peningkatan dan pembelajaran berpusat pada siswa, guru sudah mengurangi aktivitasnya dalam proses pembelajaran atau tidak mendominasi dalam pembelajaran. Kata Kunci : Pendekatan lingkungan, Pemahaman Siswa, Struktur Tanah.
2 PENDAHULUAN Sebagai guru mata pelajaran IPA di SDN Loktabat I sebenarnya tidak terlalu mencemaskan nilai tes hasil belajar siswa, karena rata-rata siswa SDN Loktabat I telah mampu meraih nilai di atas 70. Namun keberhasilan siswa tersebut tidak diikuti keberhasilan siswa di segi afektif maupun psikomotoriknya. Kondisi yang sebenarnya sangat diharapkan adalah kemampuan siswa menerapkan pengetahuan IPA dalam keseharian siswa selaras dengan tingginya nilai yang telah diraihnya. Harapan peneliti adalah dapat menerapkan pembelajaran realistik yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual murni, sehingga verbalisme siswa dapat dikurangi secara bertahap untuk kemudian dihilangkan. Transfer ilmu pengetahuan alam seperti diisyaratkan kurikulum KTSP 2006, melalui pendekatan kontesktual dan pemberian pengalaman langsung melalui metode-metode pembelajaran yang berbasis kontekstual diharapkan dapat diterapkan setiap kali melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga ketiga aspek hasil pembelajaran akan dapat diraih oleh siswa SDN Loktabat I. Setelah pembelajaran konsep struktur tanah diharapkan siswa mampu menjelaskan struktur, warna, dan sifat jenis tanah berdasarkan fakta di lingkungan yang diamati dan bukan menjelaskan konsep struktur tanah sesuai yang dibacakan dari bukubuku sumber. Proses pembelajaran IPA di sekolah secara umum relatif sama dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain yaitu biasanya hanya berlangsung di kelas dengan menerapkan metode ceramah dilanjutkan dengan menugasi siswa membaca buku-buku sumber dan mengamati gambar-gambar. Pengetahuan siswa hanya bersifat konseptual dan biasanya dihapalkan oleh siswa. Khusus konsep struktur tanah untuk siswa kelas V SDN Loktabat I. Siswa belum pernah dihadapkan pada kondisi struktur tanah nyata yang terletak di lingkungan Loktabat yang mungkin berbeda dengan konsep yang tertulis di buku sumber, mengingat
3 tiap-tiap daerah memiliki struktur dan kandungan serta warna yang berbeda-beda. Prestasi akademis siswa SDN Loktabat I belum diikuti oleh kemampuan afektif yang memadai. Siswa belum mampu memanfaatkan sifat-sifat tanah di lingkungan untuk membuat suatu karya sederhana. Metode belajar monoton dan senantiasa dilaksanakan di kelas dengan metode ceramah dan studi pustaka tidak memberi pengalaman nyata kepada siswa. Keberhasilan siswa dalam meraih nilai prestasi dalam setiap tes tertulis sudah merupakan harga mati bagi masyarakat sekitar sekolah khususnya orang tua siswa SDN Loktabat 1. Harapan orangtua siswa terhadap sekolah dasar Loktabat I adalah siswasiswa pasti dapat memperoleh nilai yang tinggi pada akhir semester. Kondisi demikian mengakibatkan guru untuk mencari cara praktis dalam rangka peningkatan nilai hasil belajar siswa secara kognitif saja dan mengabaikan kemampuan lainnya. Kondisi ekonomi orangtua yang rata-rata menengah ke atas cukup mempengaruhi cara belajar siswa. Mereka lebih senang bekerja di kelas dengan keadaan bersih, rapi, tenang dan berkesan sains. Keadaan ini jika dibiarkan dikhawatirkan lambat laun siswa akan bersikap pasif dan menerima saja produk IPA yang tertuang di buku-buku paket. Mereka tidak termotivasi untuk berbuat sesuatu dalam rangka menggali ilmu pengetahuan atau menemukan ilmu pengetahuan seperti cara-cara yang telah dilakukan oleh para ilmuwan. Selanjutnya kreativitas siswa tidak akan muncul dan terbina, akibatnya siswa tidak memiliki pengalaman nyata yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya di kemudian hari. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dilaksanakan di alam yang nyata diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berbeda kepada siswa. Setelah mengamati struktur tanah di bukit lahan pembuatan batu bata di jalan Sidodadi Loktabat Selatan, diharapkan siswa mampu menjelaskan struktur tanah sebeneranya sehingga tidak
4 akan terjadi miskonsepsi pada konsep ini. Sesuai dengan program pendidikan IPA di sekolah dasar yang bertujuan untuk mengembangkan program pengajaran yang berkaitan erat dengan konteks permasalahan lingkungan sekitar siswa atau pengaitan konteks kehidupan sekitar siswa (KTSP, 2006). Pengamatan langsung di lingkungan alam akan lebih baik jika dilakukan secara berkelompok, agar siswa dapat bertukar pikiran atau saling mengemukakan ide untk memaksimalkan hasil pengamatan. Penerapan pembelajaran model kooperatif diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam melakukan pengamatan dan melakukan diskusi untuk menyususn kesimpulan. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2006), bahwa pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa, menggairahkan perolehan akademik, membantu menghormati perbedaan dan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN Loktabat 1 pada konsep struktur tanah denagn menggunakan pendekatan lingkungan. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu apakah terdapat peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN Loktabat tahun pelajaran 2008/2009 pada konsep struktur tanah dengan menggunakan pendekatan lingkungan, bagaimana aktivitas selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan bagaimana aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran denagn menggunakan pendekatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V Loktabat pada konsep struktur tanah dengan menggunakan pendekatan lingkungan mengetahui peningkatan aktiitas siswa selama proses pembelajaran dan mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung.
5 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan. Tindakan mereka dalam melakukan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilaksanakan. Penelitian ini dibagi menjdai dua siklus. Siklus 1 terdiri dari l x pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 1 x pertemuan. Siklus 1 mengkaji tentang struktur tanah yang dilakukan di dalam kelas sedangkan siklus 2 mempelajari struktur tanah yang dilakukan di lingkungan. Penelitian tindakan kelas tentang penerapan pendekatan lingkungan ini akan dilaksanakan di kelas V SDN Loktabat 1 yang berjumlah 37 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 17 siswa dan siswa perempuan 20 orang siswa. Data hasil penelitian berupa data kuantitatif diperoleh dari hasil pre test, dan hasil kerja kelompok serta hasil postes di akhir PBM, sedangkan data kualitatif diperoleh dari aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran proses pembelajaran. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan dengan cara deskriptit; yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dergan rumus sebagai berikut. Ketuntasan individual = Jumlah skor x 100% Jumlah skor maksimal Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100 % Jumlah seluruh siswa Hasil selama proses pembelajaran ditafsirkan ke dalam kalimat kualitatif yakni baik (76-100 %), sedang (56-75%), kurang (40-55%) dan jelek (< 40%) (Arikunto, 1998). lndikator keberhasilan 1. Respon siswa terhadap metode yang diterapkan dapat dilihat dari antusias siswa selama proses pembelajaran.
6 2. Penerapan metode terbukti telah dapat mengurangi verbalisme. 3. Prosentasi ketuntasan belajar secara klasikal yaitu >_ 80% 4. Ketuntasan belajar individual menunjukkan perolehan skor > 60% (Arikunto, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Data kuantitatif pada siklus 1 dan siklus 2 Data kuantitatif dari hasil belajar dan proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 dengan pendekatan lingkungan dapat dilihat pada tabel l, tabel 2 dan tabel 3. Tabel 1. Hasil belajar dan ketuntasan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 Siklus Test Skor maksimum Tuntas (orang) Tidak tuntas Jumlah % Tuntas (klasikal) (orang) 1 Pre test 100 19 17 36 52,78 Post test 100 24 12 36 66,67 2 Pre test 100 29 67 36 80,56 Post test 100 35 1 36 97,2 Pada tabel 1, hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil post test pada siklus 1 maupun siklus 2 sebesar 66,67 % dan 97,2 %. Pada siklus 1 diperoleh kenaikan sebesar 3,89% dan pada siklus 2 16,64 %. Selanjutnya hasil selama proses pembelajran pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2.Hasil selama proses pembelajaran (hasil kerja kelompok) siklus 1. No Kelompok Skor Kategori I I 70 Cukup Baik 2 Il 70 Cukup Baik 3 III 60 Cukup Baik 4 IV 60 Cukup Baik 5 V 70 Cukup Baik
7 6 VI 70 Cukup Baik Rata-rata 66,67 Cukup baik Tabel 3. Hasil selama proses pembelajaran (hasil kerja kelompok) siklus 2 No Kelompok Skor Kategori I I 85 Baik 2 Il 85 Baik 3 III 75 Cukup Baik 4 IV 75 Cukup Baik 5 V 80 Baik 6 VI 85 Baik Rata-rata 80, 83 baik Keterangan Kurang dari 40 % = jelek 40% - 55% = kurang 56% - 75% = cukup baik 76% - 100% = baik (Arikunto, l998). Hasil pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus l tergolong cukup baik, dan pada siklus 2 menjadi kategori baik. 2. Data kualitatif a. Aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan silus 2 dapat dilihat pada tabel4. Tabel 4. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus 2. Parameter yang diamati (%) Responder Siklus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ilham R. 1 12,5 16,7 16,7 12,5 18,75 2,08 6,25 10,53 6,25 2 14,29 9,52 19,05 16,67 9,52 2,38 9,52 11,9 7,14 A. Fajar 1 20,93 13,95 16,27 18,6 18,6 0 2,33 4,65 4,65 2 18,18 15,91 15,91 15,91 15,91 4,54 4,54 6,82 2,27 Nabila 1 16,67 19,05 11,9 11,9 14,29 2,38 14,2 7,14 2,38 2 17,02 14,89 17,02 14,89 8,51 4,26 10,64 8,51 4,26
8 Redha H 1 13,3 13,33 6,67 24,44 20 0 13,3 4,44 4,44 2 17,39 13,04 13,04 17,39 8,69 2,17 10,87 10,87 6,52 Eka R. 1 17,3 19,57 4,35 26,09 17,39 0 6,52 4,35 4,35 2 13,64 15,41 13,64 15,91 13,64 2,27 13,64 6,82 4,55 I Keterangan parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain. 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan. 3. Melakukan pengamatan atau percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan KBM 5. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 8. Menyusunl melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan. 9. Membuat/ menulis rangkuman pelajaran. b. Aktivitas guru Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2: Siklus Parameter yang diamati (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 5,88 5,88 5,88 23,53 23,53 11,76 11,76 11,76 2 7,69 7,69 7,69 23,05 23,05 15,38 15,38 15,38 Keterangan parameter: 1. membimbing siswa memahami LKS 2. membimbing siswa melakukan pengamatan/ percobaan 3. membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan KBM 4. membimbing siswa berdiskusi antar siswa/ kelompok/ guru 5. membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru. 7. membimbing siswa menyusun/ melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan. 8. membimbing siswa membuat/ menulis rangkuman pelajaran.
9 Pembahasan Hasil Belajar Selama Proses Pembelajaran Hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil pretest pada siklus 1 masih belum mencapai ketuntasan klasikal yang diterapkan karena nilai ketuntasan klasikalnya hanya sebesar 52,7 %, pada siklus 2 mengalami peningkatan 80,5 % (telah mencapai ketuntasan belajar). Sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil post test pada siklu~ 1 masih belum mencapai ketuntasan klasikal, karena hasilnya hanya sebesar 66,67%, dan siklus 2 sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan (? 80%) karena ketuntasannya sebesar 97,2 %. Hasil pre test maupun post test pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami kenaikan. Pada siklus 1 diperoleh kenaikan sebesar (3,89%, dan pada siklus 2diperoleh 16,64%. Adanya peningkatan hasil belajar diduga karena adanya pengalaman dari siklus 1. Hasil test pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran tergolong kategori cukup baik pada siklus I, dan mengalami peningkatan menjadi kategori baik pada siklus 2. Belajar menurut Monly dalam Trianto (2008) adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan (1) melihat secara langsung), (2) berbuat langsung, (3) mengalami langsung, (4) terlibat langsung dalam proses pembelajaran untuk memperoleh atau menemukan ilmu pengetahuan baru. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Aktivitas siswa pada sub konsep struktur tanah dengan menggunakan pendekatan lingkungan telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, dari 9 parameter pengamatan aktivitas siswa ada 7 parameter aktivitas siswa yang menunjukkan peningkatan. Ketujuh parameter yaitu parameter I (memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain), 3 (melakukan pengamatan/ percobaan), 4 (Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran), 6 (melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan), 7 (Bertanya kepada siswa lain atau
10 kepada guru), 8 (Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan), dan 9 (Membuat/ menulis rangkuman pelajaran). Menerapkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berarti mengajak para siswa belajar langsung di lapangan tentang topik-topik pelajaran. Tang (2002) mengemukakan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi sehingga lahir interaksi. Pendekatan lingkungan berpangkal pada adanya hubungan antara perkembangan fisik denagn lingkungan sekitarnya (Yulianto, 2002). Pendekatan lingkungan tidak melakukan eksploitasi alam, akan tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. Lingkungan berperan positif dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Sesuai dengan problem pendidikan IPA di sekolah dasar yang bertujuan untuk mengembangkan program pengajaran yang berkaitan erat dengan konteks permasalahan lingkungan sekitar siswa atau mengaitkan konteks kehidupan sekitar siswa (KTSP, 2006). Aktivitas Guru dalam Pengelola Proses Pembelajaran. Aktivitas guru dalam pengelola proses pembelajaran pada sub konsep struktur tanah dengan menggunakan pendekatan lingkungan dari 8 parameter hanya ada 2 parameter yang mengalami penurunan dari siklus I ke siklus 2. Kedua parameter tersebut yaitu parameter 4 (membimbing siswa berdiskusi antar siswa/ kelompok/ guru) dan parameter 5 (membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan). Guru dalam pembelajaran yang meneraphan pendekatan lingkungan, berfungsi sebagai orang dewasa yang mendampingi dan memandu atau menjadi mediator bagi siswa dan mengupayakan pengembangan keterampilan berpikir sehingga siswa dapat menemukan makna dalam belajarnya.
11 Menurut Zaidin (2000) keuntungan dari upaya pemberdayaan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran, adalah 1) memberikan perubahan iklim dan suasana baru dalam pembelajaran, 2} memberikan kesempatan siswa melakukan pendekatan ke alam objek sebenarnya, 3) mengurangi kesenjangan teori dan praktek, 4) memungkinkan siswa belajar mandiri, dan 5) memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan di alam nyata. KESIMPULAN 1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN Loktabat 1 tentang konsep struktur tanah yang dilihat dari nilai pre test dan post test yang mengalami peningkatan yaitu pada siklus 1 sebesar 52,78 % untuk pre test dan 66,67% untuk post test, dan pada siklus 2 80,56 % untuk pre test dan 97,2 % untuk post test. Sedangkan hasil selama proses pembelajaran yang diperoleh dari LKS telah mengalami perubahan dari siklus 1 dengar kategori cukup baik menjadi kategori baik pada siklus 2. 2. Aktivitas siswa sebagian besar telah mengalami peningkatan dan pembelajaran telah berpusat pada siswa. 3. Guru sudah mengurangi aktivitasnya dalam mengelola proses pembelajaran atau sudah tidak mendominasi dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2006. f'enelitiar7 7~ndakan Kela.s. Jakarta. Bumi Aksara. Dalyono, M. 2007. I'sikologi I'erzdidikara. Jakarta. PT. _Rineka Cipta. Kaspul. 2008. Penzbelajar~arl Kontek.stzral. Banjarmasin. S 1 PGSD Unlam. Kemmis & Taggart. 1998. 7he Aetion Re.search Planner 7hird Edition. Deakin University.
12 Monks, F.Ja Knoer, F.A.M.P.a Haditono, S.R. 2002. T.sikologi 1'erkenzbary=an Pengcrrltan Dalanz Berbagai Ba~ianrrycr. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Nurhadi. 2004. Strategi-Strategi Pembelajarcxrz Bermakrra, 7'erpadu darz Korztek.sttral. Makalah disampaikan pada seminar Lokakarya, dan pelatihan Pendidikan dalam rangka Lustrum X Universitas Negeri Malang. 29 Spetember- 1 Oktober 2004. Rachmah, D.N. 2007. Bahan Ajar Psikologi l'enkenzbarzgara. Banjarmasin. FKIP Unlam. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pro,ses Pendidikan. Jakarta. Kencana. Setiono Lilik. 2008. Baharz Ajar SF.TS, (online) (http:// Lilik setiono. Blogspot. Com/) diakses tanggal 1 Maret 2009 Sabdin Bina Diknas. 2006..S'tarzdar Kompetisi dan Kompetensi I~asar darz Starzdcrr Kompetefzsi I,raltx.san. Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. Sudrajat, A. 2008. Pemhelajararz Kontekstual. (online). (www. akhmad sudrajat. Wordpress.com/2008101/29/pembelajaran-kontekstual) Diakses tanggal 23 Februari 2009. Trianto. 2008. f'sikologi Belajar. Jakarta. Cerdas Pustaka Publisher. Yamin, Martinis. 2007. Strategi Penzbelaja~ arn Berba.si.s Kompeterzsi. Jakarta. Gaung Persada Press.