BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang : a. Bahwa guna tertib administrasi dalam pelaksanaan penghapusan piutang daerah, perlu adanya tata cara penghapusan piutang daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang
6. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 8. Undang undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4652); 9. Peraturan...
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesiaa Nomor 5165); 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah Dan Piutang Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan peraturan menteri keuangan nomor 112/PMK.07/2005 tentang Perubahan Atas Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah Dan Piutang Negara/Daerah; 13. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2010 Nomor 5 ); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH. BAB
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Cilegon. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Cilegon. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cilegon. 5. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cilegon yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon. 7. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon. 8. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya yang sah. 9. Piutang Daerah selain Piutang Pajak Daerah dan Piutang Retribusi Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya yang sah seperti penyaluran dana bergulir, pinjaman permodalan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sewa menyewa serta sebagai akibat keputusan penetapan atas kerugian daerah. 10. Piutang Pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak sebagimana diatur dalam undang-undang perpajakan daerah, yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan keuangan. 11. Piutang
11. Piutang Retribusi adalah piutang yang timbul atas pendapatan retribusi sebagaimana diatur dalam undangundang dibidang retribusi, yang belum dilunasi sampai akhir periode laporan keuangan. 12. Penghapusan Secara Bersyarat atau disebut juga Hapus Buku, adalah penghapus bukuan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah tanpa menghapus hak tagih daerah. 13. Penghapusan Secara Mutlak atau disebut juga Hapus Tagih adalah penghapus bukuan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah dengan menghapus hak tagih daerah. 14. Tim Pengkaji Penghapusan Piutang Daerah yang selanjutnya disebut TPPPD adalah Tim yang ditetapkan oleh Walikota untuk membantu proses Penghapusan Piutang Daerah sebelum diserahkan pengurusan ke PUPN. 15. Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah adalah serangkaian tindakan agar debitor melunasi atau menyelesaikan utangnya yang macet dan diserahkan kepada Pejabat Pengurusan Piutang. 16. Debitor adalah orang, badan hukum, atau badan usaha yang berutang kepada Penyerah Piutang berdasarkan perjanjian atau peraturan perundang-undangan, atau akibat lainnya yang sah. 17. Pejabat Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang selanjutnya disebut Pejabat Pengurus Piutang adalah Direktur Jenderal atau pejabat di Lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan fungsi Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah. 18. Panitia Urusan Piutang Negara, yang untuk selanjutnya disebut PUPN, adalah Panitia yang bersifat interdepartemental dan bertugas mengurus Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960. 19. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selanjutnya disingkat Kanwil DJKN. 20. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang selanjutnya disingkat KPKNL. 21. Penanggung
21. Penanggung Utang Kepada Daerah, yang untuk selanjutnya disebut Penanggung Utang adalah Badan atau Orang yang berutang kepada Daerah menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 22. PSBDT adalah Piutang Daerah Sementara Belum Dapat Ditagih. Pasal 2 (1) Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlak dari pembukuan Pemerintah Daerah, kecuali mengenai Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam Undang-Undang. (2) Penghapusan secara bersyarat dilakukan dengan menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah tanpa menghapuskan hak tagih Daerah. (3) Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih Daerah. Pasal 3 (1) Penghapusan secara bersyarat dan penghapusan secara Mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3), hanya dapat dilakukan setelah Piutang Daerah diurus secara optimal oleh PUPN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengurusan Piutang Negara. (2) Pengurusan Piutang Daerah dinyatakan telah optimal, dalam hal telah dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN. (3) PSBDT sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam hal masih terdapat sisa utang, namun : a. Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikannya; dan b. Barang jaminan tidak ada, telah dicairkan, tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, atau bermasalah yang sulit diselesaikan. BAB
BAB II PENGHAPUSAN PIUTANG Bagian Pertama Ruang Lingkup Penghapusan Piutang Pasal 4 (1) Ruang lingkup penghapusan piutang yang diatur dalam Peraturan Walikota ini yaitu penghapusan piutang daerah secara bersyarat dan/atau secara mutlak untuk piutang daerah yang tidak diatur cara penyelesaiannya dalam peraturan perundang-undangan Pajak dan Retribusi Daerah. (2) Penghapusan piutang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi piutang yang timbul sebagai akibat perjanjian seperti : a. sewa menyewa; b. keputusan penetapan atas kerugian daerah; c. akibat lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; atau d. akibat lainnya yang sah. Bagian Kedua Kualitas Piutang Pasal 5 (1) Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki Piutang Daerah wajib menginventarisasi piutang dengan melakukan : a. pencatatan berdasarkan umur piutang; dan b. klasifikasi kualitas piutang, dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang telah dilakukan. (2) Kualitas piutang ditetapkan dalam 4 (empat) golongan, yaitu: a. kualitas lancar; b. kualitas kurang lancar; c. kualitas diragukan; dan d. kualitas macet.
(3) Penilaian (4) Penilaian kualitas piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan kondisi piutang pada tanggal laporan keuangan. (5) Penggolongan kualitas piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan jangka waktu ketertagihan atas pelunasan piutang sebagaimana ketentuan peraturan yang berlaku. Bagian Ketiga Kewenangan Pasal 6 (1) Penghapusan secara bersyarat atau mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), sepanjang menyangkut Piutang Daerah ditetapkan oleh : a. Walikota untuk jumlah sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dan b. Walikota c. Walikota dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk jumlah lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Dalam hal Piutang Daerah dalam satuan uang asing, nilai piutang yang dihapuskan secara bersyarat atau mutlak adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada 3 (tiga) hari sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Bagian Keempat TPPPD Pasal 7 (1) Walikota membentuk TPPPD. (2) Susunan TPPPD adalah sebagai berikut : a. Penanggung Jawab : b. Ketua : c. Sekretaris : d. Anggota :
(3) Susunan TPPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 8 (1) TPPPD bertugas membantu Walikota dalam proses Penghapusan Piutang Daerah selain Piutang Pajak Daerah dan Piutang Retribusi Daerah sebelum diserahkan pengurusannya ke PUPN. (2) Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TPPPD menyelenggarakan fungsi untuk : a. menginventarisir usulan Penghapusan Piutang Daerah yang diusulkan oleh SKPD; b. melakukan penelitian setempat atau penelitian administrasi yang hasil dituangkan dalam berita acara; c. mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung yang diusulkan SKPD yang berpiutang; d. menghitung besarnya piutang yang akan dihapus; dan e. memberikan pertimbangan kepada Walikota sebagai dasar pembuatan usulan Penghapusan Piutang Daerah dan penerbitan Keputusan Walikota tentang Penghapusan Piutang Daerah. BAB III TATA CARA PENGHAPUSAN Bagian Kesatu Penghapusan secara bersyarat Paragraf 1 Pengajuan Usul Pasal 9 (1) Kepala SKPD yang memiliki piutang mengajukan usul penghapusan piutang daerah secara tertulis disertai alasan penghapusannya kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
(2) Usul penghapusan piutang daerah yang diajukan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan dokumen sekurang- kurangnya: a. identitas para Penanggung Utang yang meliputi nama dan alamat; b. sisa utang masing-masing Penanggung Utang yang akan dihapuskan; c. tanggal Perjanjian Kredit/terjadinya piutang, tanggal jatuh tempo/dinyatakan macet; dan d. keterangan tentang keberadaan dan kemampuan Penanggung Utang, keberadaan dan kondisi barang jaminan, dan/atau keterangan lain yang terkait. (3) Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyerahkan/menyampaikan usul penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada TPPPD untuk dilakukan pengkajian. (4) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa Penelitian Administrasi yaitu penelitian yang dilakukan di Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki piutang atau tempat yang ditentukan oleh TPPPD atas berkas piutang yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih. Paragraf 2 Permintaan pertimbangan Pasal 10 (1) Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengajukan permintaan pertimbangan penghapusan secara bersyarat atas piutang daerah secara tertulis kepada Kepala Kanwil DJKN berdasarkan Rekomendasi TPPPD. (2) Permintaan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri dokumen sekurang-kurangnya : a. Daftar nominatif penanggung utang; dan b. Surat pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang. (3) Dalam hal piutang daerah dengan jumlah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, maka Walikota terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penghapusan secara bersyarat piutang daerah kepada DPRD.
(4) Dalam hal piutang daerah berupa Tuntutan Ganti Rugi, permintaan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya: a. Daftar nominatif penanggung utang; b. Surat pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang; dan c. Surat Rekomendasi penghapusan secara bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan. Paragraf 3 Persyaratan Pasal 11 Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Daerah dari pembukuan dilaksanakan dengan ketentuan : a. telah mendapatkan pertimbangan penghapusan secara bersyarat dari Kepala Kanwil DJKN; b. dalam hal piutang adalah berupa Tuntutan Ganti Rugi, setelah piutang ditetapkan sebagai PSBDT oleh PUPN dan surat rekomendasi penghapusan secara bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan; atau c. dalam hal piutang adalah selain piutang Tuntutan Ganti Rugi, setelah piutang ditetapkan sebagai PSBDT oleh PUPN. Bagian Kedua Penghapusan secara mutlak Paragraf 1 Pengajuan usul Pasal 12 (1) Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengajukan usul penghapusan secara mutlak atas piutang daerah kepada Walikota. (2) Usul penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya : a. Daftar nominatif penanggung utang; b. surat penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk dihapuskan secara mutlak; dan c. Surat Pertimbangan Penghapusan Secara Mutlak Atas Piutang Daerah dari Kepala Kanwil DJKN.
Paragraf 2 Permintaan pertimbangan Pasal 13 (1) Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengajukan permintaan pertimbangan penghapusan secara mutlak atas piutang daerah secara tertulis kepada Kepala Kanwil DJKN. (2) Dalam hal piutang daerah dengan jumlah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, maka Walikota terlebih dahulu mengajukan permohonan persetujuan penghapusan secara mutlak piutang daerah kepada DPRD. (3) Permintaan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dokumen sekurang-kurangnya : a. daftar nominatif penanggung utang; b. surat penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk dihapuskan secara mutlak; dan c. surat keterangan dari Aparat/Pejabat yang berwenang menyatakan bahwa Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya. Paragraf 3 Persyaratan Pasal 14 Penghapusan Secara Mutlak atau Hapus Tagih atas Piutang Daerah dari pembukuan dilaksanakan dengan ketentuan : a. telah mendapatkan pertimbangan penghapusan secara mutlak dari Kepala Kanwil DJKN; b. diajukan setelah lewat 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan Penghapusan Secara Bersyarat piutang dimaksud; dan c. Penanggung utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya, dan dibuktikan dengan keterangan dari aparat/pejabat yang berwenang.
Bagian Ketiga Daftar Nominatif Pasal 15 Daftar nominatif penanggung utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a, Pasal 10 ayat (4) huruf a, dan Pasal 12 ayat (2) huruf a, memuat informasi sekurangkurangnya : a. identitas para Penanggung Utang yang meliputi nama dan alamat; b. sisa utang masing-masing Penanggung Utang yang akan dihapuskan; c. tanggal terjadinya piutang, tanggal jatuh tempo/dinyatakan macet, dan tanggal penyerahan pengurusan piutang kepada PUPN Cabang; d. tanggal dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN; dan e. keterangan tentang keberadaan dan kemampuan Penanggung Utang, keberadaan dan kondisi barang jaminan, dan/atau keterangan lain yang terkait. BAB IV PENETAPAN PENGHAPUSAN Pasal 16 (1) Penghapusan secara bersyarat/mutlak atas Piutang Daerah ditetapkan oleh Walikota. (2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan oleh Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah kepada Kepala Kanwil DJKN. BAB...
BAB V PENUTUP Pasal 17 Peraturan Walikota ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cilegon. Ditetapkan di Cilegon pada tanggal 27 Desember 2013 WALIKOTA CILEGON, ttd Diundangkan di Cilegon pada tanggal 27 Desember 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON, Tb. IMAN ARIYADI ttd ABDUL HAKIM LUBIS BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2013 NOMOR 46