Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

SKRIPSI. Oleh: LIYA SYAHLIA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk Koperasi Syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

ANALISA PENGARUH IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH DAN AKAD MURABAHA TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI BEN IMAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Wawancara Kamituwo desa Golan Tepus. Pada tanggal 9 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi hanya melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran, Amara Books, Jogjakarta, 2003, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

Bab Delapan Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula,

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan perubahan zaman, mengalami perubahan sesuai dgn

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan yang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK MEGA

BAB I PENDAHULUAN. 1 McGraw-Hill, Microeconomics, PT. Gelora Aksara Persada, 1992, hal. 4 2 Ibid, hal. 2

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan koperasi merupakan penjabaran dari ekonomi kekeluargaan yang secara tegas dinyatakan dalam UUD 1945. Perlu diperhatikan bahwa dari aspek normatif dalam konteks pembangunan ekonomi di Indonesia koperasi dianggap sebagai alat bagi anggota untuk mencapai kesejahteraan ekonomi. Jika koperasi dinyatakan sebagai kelembagaan alternatif, mungkin perlu diperhatikan bahwa koperasi memiliki banyak keunggulan dalam mendukung pemberdayaan kelompok miskin. Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang memiliki anggota dan setiap orangnya memliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang memiliki prinsip koperasi dan berdasar pada ekonomi rakyat sesuai dengan asas kekeluargaan yang tercantum pada Undang Undang Nomor 25 tahun 1992. Menurut Fay, koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. 1 Secara umum prinsip operasional koperasi adalah membantu kesejahteraan para anggota dalam bentuk gotong royong dan tentunya prinsip tersebut tidaklah menyimpang dari sudut pandang syariah yaitu bersifat gotong royong dan kolektif dalam membangun kemandirian hidup. Melalui hal inilah, perlu adanya proses internalisasi terhadap pola pemikiran tata cara pengelolaan, produk-produk, dan hukum yang diberlakukan harus sesuai dengan syariah. Dengan kata lain koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan 1 Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 20 1

2 syariat islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. 2 Koperasi syariah IHYA Kudus adalah lembaga keuangan yang bernaung dibawah Yayasan Arwaniyah yang berbadan koperasi dan pertama berlabel syariah di Kabupaten Kudus. Awalnya Yayasan Arwaniyyah prihatin dengan keadaan dimana masih banyak lembaga keuangan syari ah yang hanya berlabel syari ah. Ini terlihat masih adanya praktik riba. Masyarakat kurang mampu yang membutuhkan dana kemudian meminjam ke lembaga keuangan yang mana harus mengembalikan pinjaman tersebut dengan jumlah yang sangat besar. Kemudian Koperasi Syariah tersebut didirikan yang diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun perekonomian umat islam yang bersih dari riba dan berdasarkan syariah Islam serta keinginan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama. Dalam perkembangan suatu Negara, baik buruknya kondisi suatu Negara dapat dilihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah aspek ekonomi. Perekonomian suatu Negara dapat dikatakan baik apabila pendapatan Negara yang diperoleh dari beberapa sektor mengalami peningkatan dengan kata lain pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada pengeluaran. Di Indonesia salah satu pihak yang ikut andil dalam menyumbang pendapatan Negara adalah Usaha kecil dan menengah (UKM). Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan 2 Nur S. Bukhori, Koperasi Syariah, Mashun, Sidoarjo, 2009, hlm. 15

3 peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. 3 Komitmen yang kuat dari pemerintah telah mendorong perkembangan UKM, demikian juga UKM memiliki prospek yang baik untuk lebih diberdayakan. Kepentingan tersebut terkait dengan kondisi perekonomian nasional yang sekarang berlangsung lamban, padahal permintaan barang dan jasa yang selama ini dipenuhi sektor korporat terus meningkat, sehingga memberikan peluang usaha bagi UKM dalam berbagai sektor ekonomi. Dengan optimis bahwa pertumbuhan peran UKM, serta pembiayaan dari lembaga keuangan untuk UKM yang baik, maka perlu dirumuskan dan dijabarkan strategi dan program yang jelas untuk mencapainya. Untuk tujuan tersebut yang diperlukan adalah dukungan dari Pemerintah, dan dari stakeholder seperti perbankan, lembaga keuangan non bank, dan dunia usaha. Pertumbuhan dan peran UKM masih bisa terus ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya dalam menghadapi masalah ekonomi, tetapi juga kemampuannya yang besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan, serta menghadapi kemiskinan. Dengan semakin menguatnya komitmen pemerintah saat ini, keinginan usaha dalam perekonomian nasional, termasuk UKM akan jauh lebih baik. Untuk menjamin optimisme perkembangan UKM di masa depan, jelas memerlukan penguatan peran dan strategi pembiayaan. Dalam konteks institusi, lembaga keuangan dan UKM merupakan posisi penting dalam pemberdayaan UKM. Dimana sektor usaha UKM pada umumnya berada di sektor tradisional dengan perkiraan resiko yang lazim tersedia pada pengalaman perbankan konvensional. Berbeda halnya dengan sistem bagi hasil, dimana sistem bagi hasil menghindari prinsip mendapatkan untung atas kerja sama orang lain. Maka tepatlah lembaga keuangan syariah dapat diarahkan untuk mendukung permberdayaan UKM. 3 Pemerintah Daerah Ibu Kota Jakarta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, hlm. 1

4 Dilihat dari pelakunya sistem lembaga keuangan syariah memberikan keyakinan lain akan terjaminnya keamanan bathin para pelaku usaha dan memperkuat tingkat pengharapan dan keyakinan mereka akan keberhasilan usahanya. 4 Ekonomi syariah sangat pas untuk bisnis yang mempunyai ketidakpastian tinggi dan keterbatasan informasi pasar, apalagi apabila berhasil dibangun keterpaduan antara fungsi jaminan dan usaha yang memiliki resiko. Oleh karena itu berbagai dukungan untuk mendekatkan UKM dengan lembaga keuangan syariah sangat penting dan sebagai salah satu strategi. Pemberdayaan dan keberpihakan lembaga keuangan syariah terhadap usaha kecil dan mikro masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan guna meningkatkan akses usaha kecil kepada sumber-sumber pendanaan, sehingga kuantitas dan kualitas penyaluran pemberdayaan kepada usaha kecil dapat dilaksanakan. Permasalahan yang mendasar dalam penyaluran pembiayaan kepada usaha kecil, selain aspek permodalan adalah kurangnya jiwa kewirausahaan, terbelakangnya teknis produksi, serta lemahnya kemampuan dan pemasaran. Oleh karenanya, pola pembinaan, pengawasan dan pendampingan secara teknis harus selalu dilaksanakan dalam setiap aktivitas penyaluran pembiayaan. Pola penyaluran syariah memiliki keunggulan komparatif dibandingkan pola konvensional, karena pemberdayaan berkait langsung dengan sektor riil dan ditujukan kepada usaha yang halal, tidak ada peluang melipatgandakan, serta lebih adil dalam mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko sesuai dengan prinsip bagi hasil. 5 Keterbatasan akses sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi UKM khususnya pelaku usaha kecil dapat diperoleh dari lembaga keuangan 4 Noer Soetrisno, Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah Menuju Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Graha Wisata Mahasiswa, Jakarta, Disampaikan pada Silaturrahmi Nasional Kedua, 30-31 Agustus, 2004. 5 Zainal Arifin, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, AlfabetaPress, Jakarta, 1999, hlm. 122

5 formal seperti koperasi konvensional maupun syariah. Jika pembiayaan dari koperasi konvensional dirasa sangat memberatkan bagi para pelaku usaha kecil karena penentuan bunganya sudah ditetapkan dari perjanjian awal dan tidak berpedoman pada untung rugi, maka pembiayaan dari Koperasi syariah IHYA menjadi salah satu tawaran alternative dalam pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dalam hal ini perbankan syariah dapat menjadi salah satu lembaga keuangan untuk sumber pembiayaan usaha kecil dan menengah. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Toti Indrawati, Susi Lenggogeni, dan Martina Pasha diperoleh data bahwa pemberian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Simpang Baru cukup berperan terhadap Pengembangan Usaha Kecil di Kota Pekanbaru. Hal ini dapat terlihat sebelum mendapat KUPEDES rata-rata omset usaha pedagang sebesar Rp. 8.520.000,- setelah mendapat KUPEDES berkembang menjadi Rp. 23.084.615,- dengan peningkatan sebesar 170,95% (Rp. 14.564.615) dalam rentan waktu 2003 (sebelum KUPEDES) sampai tahun 2009 (sesudah menerima KUPEDES). 6 Peran Koperasi Syariah dalam memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan cara memberikan pembiayaan pada pelaku usaha. Hal itu bertujuan untuk memberdayakan UKM agar lebih berkembang. Walaupun dalam Koperasi Syariah IHYA sudah memfasilitasi dengan memberikan pembiayaan pada pelaku usaha tetapi masih ada UKM yang belum mengalami peningkatan pada usahanya. Selain itu terdapat pelaku usaha yang awalnya menjadi anggota Koperasi Syariah tetapi memilin untuk tidak menggunakan pembiayaan dari Koperasi Syariah IHYA lagi. Tentu hal itu menjadikan peran Koperasi dalam memberdayakan UKM belum bisa sepenuhnya tercapai. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah amggota Koperasi Syariah IHYA yang mendapatkan pembiayaan oleh 6 Toti Indrawati, et.al., Peran PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam Penyaluran Kredit Umum Pedesaan terhadap Pengembangan Usaha Mikro di Kota Pekanbaru, volume 17, Nomor 3 Desemver 2009, hlm. 103

6 Koperasi Syraiah untuk memberdayakan usahanya sehingga usahanya berkembang dan meningkat. Dari beberapa uraian di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul Peran Koperasi Syariah IHYA Kudus dalam Memberdayakan Usaha kecil dan Menengah (UKM). B. Penegasan Istilah Peran :Sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama 7. Yang dimaksud disini adalah rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Koperasi Syariah : Koperasi adalah perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi,. 8 Yang dimaksud Koperasi Syariah disini adalah Koperasi yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun penyaluran dananya menggunakan prinsip syariah. Memberdayakan :Berasal dari kata dasar daya yang artinya kemampuan, kekuatan, upaya, kemampuan untuk memalukan usaha 9. Yang dimaksud disini adalah pengupayaan pelaku usaha kecil dan menengah untuk diarahkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) : Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang, sedangkan usaha menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi 7 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hlm. 735 8 Ibid., hlm. 522 9 Ibid., hlm. 233

7 yang mempunyai kriteria kekayaan bersih dan penjualannya lebih besar daripada kekayaan bersih usaha kecil tahunan. 10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana peran Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM? 2. Apa saja faktor pendukung Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM? 3. Apa saja faktor penghambat Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM? D. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus. 11 Sesuai judul yang peneliti ambil dalam penelitian ini, maka penelitian ini hanya terfokus pada Peran Koperasi Syariah IHYA Kudus dalam Memberdayakan Usaha kecil dan menengah (UKM). Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah anggota pada Koperasi Syariah Ihya. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan peran Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM 2. Untuk menjelaskan faktor pendukung Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM 10 Pemerintah Daerah Ibu Kota Jakarta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, hlm, 2 11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung, 2006, hlm. 285

8 3. Untuk menjelaskan faktor penghambat Koperasi Syariah Ihya Kudus dalam memberdayakan UKM F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan ekonomi, khususnya ekonomi Islam mengenai peran Koperasi Syariah IHYA Kudus dalam memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM). b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai peran Koperasi Syariah IHYA Kudus dalam memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM). 2. Manfaat Praktis a. Dapat mengetahui peran Koperasi Syariah IHYA Kudus memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM). b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh para pengusaha yang berskala kecil dalam memperoleh pembiayaan dari Koperasi Syariah IHYA Kudus. c. Bagi penulis dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengimplementasikan dalam dunia usaha. G. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan penelitian ini dibuat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam memahami makna dan penelaahan pokok permasalahan yang akan dibahas, maka penulis menyusun sistematika penulisan penelitian sebagai berikut: 1. Bagian Muka Meliputi halaman sampul (cover), halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman surat pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata

9 pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, dan halaman daftar gambar. 2. Bagian Isi BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini memuat gambaran keseluruhan skripsi, yaitu terdiri atas latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Yaitu membahas tentang (a) pengertian Peran (b) Koperasi Syariah meliputi: pengertian, landasan, visi misi dan tata nilai, asas, tujuan, karakteristik, peran dan fungsi, sumberdana dan penyaluran dana (c) pemberdayaan usaha kecil dan menengah meliputi: pengertian pemberdayaan, usaha kecil dan menengah, asas prinsip dan tujuan, permasalahan yang dihadapi, usaha dalam islam, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini memuat tentang jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan lokasi penelitian, instrument penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, uji keabsahan data, dan metode analisis data BAB IV : SUMBANGAN KOPERASI SYARIAH IHYA KUDUS TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH Pada bab ini memuat (a) Gambaran Umum Objek Penelitian yang terdiri dari: Sejarah Berdirinya Koperasi Syariah IHYA Kudus, Visi Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi, Ruang Lingkup Koperasi Syariah IHYA Kudus (b) Deskripsi data dan pembahasan yang terdiri dari

10 Analisis Peran Koperasi Syariah IHYA Kudus dalam Memberdayakan UKM yang meliputi: pembiayaan, promosi kepada anggota lain, pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Koperasi; Analisis Faktor Pendukung Koperasi Syariah IHYA dalam Memberdayakan UKM yang meliputi: Faktor dari Dalam, Faktor dari Luar; Faktor Penghambat Koperasi Syariah IHYA dalam Memberdayakan UKM yang meliputi: Faktor dari Dalam, dan Faktor dari Luar. BAB V : Penutup Pada bab ini meliputi simpulan, keterbatasan penelitian, saran, penutup 3. Bagian Akhir Pada bagian ini memuat daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan, lampiran-lampiran.