Beberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan terhadap Saksi dan Korban

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Standar Operasional Prosedur. Pendampingan dan Rujukan Perempuan Korban Kekerasan Yayasan Sanggar Suara Perempuan SoE

-2- Di dalam Pasal 7 ayat (4) dinyatakan bahwa pemberian Kompensasi bagi Korban tindak pidana terorisme dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Un

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

Kekerasan dalam Rumah Tangga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN INISIATIF DPR RI

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

RUU Perlindungan Korban dan Saksi Draft Sentra HAM UI dan ICW, Juni 2001 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN RESTITUSI BAGI ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Menjauhkan Korban dari Viktimisasi Melalui RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

-2- dialami pihak korban dalam bentuk pemberian ganti rugi dari pelaku atau Orang Tua pelaku, apabila pelaku merupakan Anak sebagai akibat tindak pida

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Draft RPP pemberian Kompensasi & Restirusi Korban Pemerintah 2006

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Restitusi adalah pembayaran ganti kerugian yang d

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan wawancara terhadap responden yang telah ditentukan oleh penulis,

melihat pekerja sosial sebagai seorang yang menduduki jabatan sebagai pekerja sosial yang bekerja untuk pemerintah, sehingga mendapat status sebagai

Transkripsi:

Beberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban (diambil dari draft buku Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban)

SISTEM PERLINDUNGAN DAN DUKUNGAN TERHADAP SAKSI DAN KORBAN Permasalahan yang Dihadapi oleh Saksi, Korban, dan Pendamping Saksi & Korban Awal Peristiwa Investigasi Pra Kondisi terluka secara fisik Kondisi emosional tidak stabil dan trauma Tidak tahu harus melapor kemana Khawatir akan mendapat tanggapan negatif dari aparan dan. Kondisi diperburuk dengan rasa malu, tertekan akibat kekerasan yang menimpanya Takut teror dan intimidasi Khawatir kesaksiannya berdampak pada diri dan orangorang terdekatnya Khawatir terjadi stigmatisasi Khawatir terjadi kesesatan berita yang memperburuk stigmatisasi & Rasa malu karena investigatornya laki-laki (khusus kasus kekerasan seksual) Takut teror dan intimidasi Kurang percaya diri karena: takut menghadapi proses, takut kesaksiannya tidak diterima, ragu apakah ada orang selain dirinya yang mau bersaksi, takut kehadirannya tidak penting Pesimis hasil Mengalami teror dan intimidasi Tidak siap mental, terutama karena tidak memahami situasi dan perkembangan Merasa harus memberikan sesuatu untuk hakim yang mengangkat kasusnya Tidak ada biaya untuk membayar pengacara/untuk mengikuti proses Tidak ada jaminan ekonomi Pasca Takut dendam Takut lingkungan tidak akan menerimanya kembali Kecewa hasil Pendam ping Sulit membangun kepercayaan dengan Saksi tidak siap untuk menceritakan pengalamannya Khawatir intimidasi dan teror Terbentur aturan yang berbelit Saksi tidak hadir Runtuhnya kepercayaan Tidak ada dukungan dari Pendamping/penga cara menjadi target intimidasi dan teror Investigator tidak memiliki perspektif jender Pelaku tidak hadir Korban mencavut kuasa hukum akbiat diteror

Kebutuhan Saksi dan Korban dalam Setiap Tahapan Awal Peristiwa Investigasi Pra Pasca 1. Rasa aman : tempat sementara yang jauh dari lokasi dan pelaku kekerasan informasi yang relevan perlindungan jaminan tidak ada pemecatan dari pekerjaannya (rasa aman dalam hal ekonomi) 2. Pemulihan fisik, psikologis dan sosiologis: medis untuk luka fisik a n konselor menumbuhkan keyakinan bahwa tidak akan mengucilkannya 1. Jaminan dari intimidasi/teror 2. Rasa aman selama investigasi: investigasi yang tidak menyudutkan adanya proses investigasi yang tidak berlarut-larut 1. Rasa aman dari intimidasi / teror 2. Informasi : sistem dan proses dampak yang mungkin terjadi perkembangan kasus 3. Pendampingan hukum dan psikologis 1. Rasa aman dan intimidasi / teror 2. Rasa nyaman dalam : yang sensitif jender tidak dperlakukan sebagai tertuduh tidak mengakibatkan 3. Pendampingan hukum 4. Jaminan ekonomi untuk 1. Rasa aman dari dendam: perlindungan dan dukungan informasi putusan akhir 2. Ganti Rugi: Kompensasi Rehabilitasi restitusi 3. Rasa aman dari pengucian 4. Jaminan ekonomi untuk kelangsungan hidup saksi, dan keluarganya

Peran Negara dalam Setiap Tahapan Awal Peristiwa Investigasi Pra Pasca kroban Menyediakan hukum, medis dan konseling yang sensitif jender secara murah/gratis Mendesak pelayanan aparat hukum yang berpihak kepada saksi dan Mewajibkan apara keamaman untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor. Jika melanggar, harus dikanakan sanksi Melaksanakan investigasi yang sensitif jender Mewajibkan aparat hukum memberikan BAP kepada saksi, dan perlakuan khusus untuk menjamin saksi dan Menginformasikan proses hukum Membangkitkan kepercayaan saksi dan akan proses hukum dan arti penting kehadiran mereka tersebut saksi dan dari teror dan intimidasi Mencegah terjadinya perlakuan khusus untuk menjamin keamaman saksi dan Menginformasikan proseshukum Membangkitkan kepercayaan saksi dan akan proses hukum dan arti penting kehadiran mereka tersebut dari dendam pelaku dan pengupayakan ganti rugi bagi

Peran Penyedia Layanan Masyarakat dalam Setiap Tahapan Awal Peristiwa Investigasi Pra Melakukan investigasi Menyediakan penanganan yang sensitif alternatif medis yang dan jender rumah aman sensitif jender dan metode oleh RS/ perlindungan Puskesmas lainnya penanganan psikologis/konseli ng Menginformasika n hak-hak saksi dankroban, serta proses pengaduan saksi dan menemukan tempat tinggal sementara yang jauh dari pelaku dan lokasi kekerasan (bila dibutuhkan) pengumpulan bukti dan mencatat kronologis peristiwa Meyakinkan bahwa tindak kekerasan tersebut bukanlah kesalahannya Menginformasikan halhal yang terjadi selama investigasi dan proses dengar pendapat kerahasiaan Melakukan advokasi hukum dengan memperkirakan resiko yang dihadapi, menyusun rencana perlindungan Mendampingi dan mendukung selama proses investigasi atau pemberian testimoni Memberi praktis seperti perawatan kesehatan, makan dan penampungan, untuk mengurus anak dan anggota keluarga lainnya Mendukung psikososial/emosional sebagai awal upaya menangani trauma yang dialami Meberitahukan sistem dan proses Melibatkan pengambilan Mendukung keterlibatan perkembangan kasus hukum lebih lanjut bila di luar yang telah disediakan hukum Meberitahukan perkembangan kasus dan pertimbangan lainnya yang relevan Mengkomunikas ikan kebutuhan ke bila tidak bisa langsung menyatakannya (dengan alasan dan ) memfasilitasi kebutuhan yang dipercayai oleh saksi / di luar yang telah disediakan Pasca Menyemangati seandainya putusan mengecewakan mereka Tetap memberikan dukungan psikologis dan sosial Mencari alternatif dukungan sosioekonomi untuk memberdayakan berorg anisasi untuk memberdayakan kemampuan mereka Melakukan counter atas isu-isu yang merugikan Membongkar peradilan-peradilan yang dicurigai tidak adil Melindungi dari dendam pelaku.

Peran Komunitas / Masyarakat dalam Setiap Tahapan Awal Peristiwa Investigasi Pra Pasca Mengantarkan ke pusat krisis / pelayanan medis lannya bila terluka fisik ataupun psikologis keterangan secara sukarela mencarikan pengacara Mendorong lembaga layanan untuk memberikan pelayanan/an Mendorong saksi/ untuk segera menghubungi LBH, LSM, atau lembaga lain yang relevan Mengungsikan dari lokasi kejadian dan pelaku Melaporkan kejadian pada keluarga, tokoh, aparat Mengamankan bendabenda yang menjadi barang bukti dan mencatat/mendokumentasi kan kronologis peristiwa Melerai /mencegah pelaku melanjutkan tindak kekerasan dan mengamankan pelaku dari amuk massa Merahasiakan nama dan alamat dari pihak yang tidak berwenang melindungi investigator dan pemberi layanan/ Mengkritisi media massa yang memokokkan Memberi meterial dan moral seperti perawatan anak dan penampungan darurat Mendukung saksi / yang akan tampil di Mengupayakan bagi saksi/ (misalnya konsep pertahanan sipil) Bila belum didampingi, meminta informasi prosedur peradiland ari LBH, ahli hukum, atau LSM lainnya Membentuk opini publik untuk mendukung. Misalnya hadir di atau berdemo di luar mengamankan saksi,, pengacara, keluarga, serta siapapun yang terlibat dalam kasus dukungan kepada saksi. Korban dan keluarganya Memberi penghargaan kepada dengan tidak melakukan stigmatisasi Memberi dukungan moral bagi saksi/ dan keluarganya bila putusan mengecfewakan Melindungi dan keluarganya dari serangan balas dendam Melakukan kontrol pelaksanaan ganti rugi bagi Melakukan counter atas isuisu yang merugikan dalam maupun media massa