BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produknya. Selain itu pola pikir dan prilaku konsumen yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan, memenangkan persaingan dan berkembang harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Penelitian Terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini telepon seluler sebagai alat komunikasi modern dan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kolektif (organisasi). Dilihat dari segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1.1 Pertumbuhan penjualan PC dan Laptop No. Tahun Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. namun perusahaan harus membina relasi yang baik dengan pelanggan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang tinggi membuat para pengusaha, perusahaan dan investor

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna. mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. telepon selular, para operator kartu GSMyang memfasilitasi telekomunikasi antar. telepon selular pun tumbuh pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ada di seluruh dunia. Dengan bertambahnya jumlah produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk memenangkan persaingan. Salah satu keunggulan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. Industri telekomunikasi Indonesia sejak beberapa tahun terakhir mengalami

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dianggap memiliki relevansi dengan penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan penyedia jasa provider dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dan menginginkan suatu peradaban yang lebih baik dalam arti memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan di industri telekomunikasi kian meningkat, khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini persaingan pasar yang ketat membuat perusahaan melakukan inovasi agar tetap menjaga konsumennya untuk tidak beralih pada produk kompetitor. Serangkaian cara dilakukan oleh suatu perusahaan demi mempertahankan konsumen seperti melakukan promosi atau bahkan dengan teknik lainnya. Dari prespektif pelanggan tidak hanya dengan harga murah tetapi juga menginginkan kualitas yang baik dari suatu produk yang dibeli. Kepuasaan pelanggan terbentuk pada saat kualitas dari suatu produk atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan, disamping itu peran dari brand image juga mendukung dalam pembentukan kepuasan pelanggan. Keller (1993., dalam Stan et al, 2013) menyatakan bahwa peran brand image dalam membangun customer satisfaction dan customer loyalty adalah presepsi konsumen terhadap merek yang tercerminkan oleh asosiasi merek sehingga nama merek dapat diingat. Menurut Hsieh et al. (2004), Brand image yang sukses memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan yang memenuhi merek dan untuk membedakan merek dari para pesaingnya, dan akibatnya meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen akan membeli brand. Perusahaan ataupun produk maupun jasa yang konsisten menjaga imagenya dimata publik maka akan mendapatkan posisi yang terbaik di pasar, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan meningkatkan pangsa pasar (Park et al, 1986). Aaker, (1991, dalam Farjam dan Hongyi, 2015), secara keseluruhan image dapat menghasilkan nilai dalam hal membantu pelanggan untuk memproses informasi, 1

2 membedakan brand, menghasilkan alasan untuk membeli, memberikan perasaan positif, dan menyediakan dasar untuk ekstensi. Roth (1995, dalam Sondoh et al, 2007), menciptakan dan mempertahankan Brand Image adalah bagian penting dari program pemasaran suatu perusahaan dan strategi Branding. Service quality merupakan perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang diterima oleh konsumen, Sehingga pada saat apa yang diharapkan konsumen sesuai dengan apa yang diterima maka kepuasan pelanggan akan terwujud. Menurut Kotler (2003, dalam Ganesh dan Haslinda, 2014), mendefinisikan jasa adalah perilaku atau hubungan antara dua orang yaitu provider dan receiver dan esensi prosesnya tidak berwujud, sedangkan menurut Crosby et al. (1981, dalam Iacobucci dan Ostrom, 2001), mendefinisikan quality sebagai sesuatu karakteristik produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada dasarnya service merupakan suatu hal yang intangible karena memberikan suatu perfoma kinerja dimana spesifikasi manufaktur mengenai kualitas sulit untuk dapat diatur. Bateson et al. (1977, dalam Parasuraman et al, 1985), Service tidak dapat dihitung, diukur, diinventarisasi, diuji dan diverifikasi sebelum di beli atau di konsumsi. Karena intangible, perusahaan akan mungkin merasa kesulitan untuk memahami bagaimana konsumen menilai service yang telah diberikan dan mengevaluasi service tersebut. Service, terutama mereka dengan kerja tinggi adalah heterogen yang artinya kinerja mereka sering bervariasi. Dari produsen ke produsen, dari konsumen ke konsumen dan dari hari ke hari. Boom dan Bitner (1981, dalam Parasuraman et al, 1985), konsistensi perilaku dari tenaga pelayanan sulit untuk di ukur karena apa yang perusahaan ingin berikan mungkin sama sekali berbeda dari apa yang konsumen

3 terima. Carmen et al. (1980, dalam Parasuraman et al, 1985), produksi dan konsumsi dalam layanan tidak dapat dipisahkan. Sebagai hasilnya, kualitas tidak dapat direkayasa dalam memberikan pelayanan, lalu disampaikan secara utuh kepada konsumen. Lehtinen (1982, dalam Kang dan James, 2004), dalam hal pengukuran Service, biasanya hal ini dilihat dari interaksi antara klien dan petugas dari suatu perusahaan. Perusahaan jasa juga memiliki pengontrolan manajerial yang kurang atas layanan yang diberikan. Customer Satisfaction adalah hasil yang dirasakan oleh orangorang yang telah mengalami kinerja sebuah perusahaan yang telah memenuhi harapan mereka. Banyak peneliti dan akademisi menyoroti pentingnya customer satisfaction. Banyak peneliti melihat bahwa customer satisfaction memiliki efek positif pada profitabilitas organisasi. Banyak juga yang menunjukkan hubungan positif antara customer satisfaction dan loyalty. Saat ini semua perusahaan menyadari pentingnya memberikan dan mengelola service quality yang mengarah ke customer satisfaction. Service Quality yang disampaikan dapat memenuhi atau melebihi harapan pelanggan terutama dipengaruhi oleh harapan pelanggan sebelumnya. Customer Satisfaction (Reed dan Hall, 1997, dalam Cengiz, 2010), adalah sejauh mana pelanggan merasakan bahwa seorang individu, perusahaan atau organisasi secara efektif menyediakan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dalam konteks di mana pelanggan menyadari dan menggunakan produk atau jasa. Kepuasan tidak melekat pada individu atau produk tetapi merupakan respon sosial dibangun dengan hubungan antara pelanggan, produk dan penyedia produk. Sejauh penyedia dapat mempengaruhi berbagai dimensi hubungan, operator dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

4 Kepuasan pelanggan dapat dialami dalam berbagai situasi dan terhubung dengan baik. Ini adalah penilaian yang sangat pribadi yang sangat dipengaruhi oleh harapan pelanggan. Kepuasan juga didasarkan pengalaman pelanggan dari kedua kontak dengan organisasi dan hasil pribadi. Dalam manajer pemasaran lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini adalah lebih banyak dipengaruhi dari harapan pelanggan dan memenuhi permintaan kepuasan pelanggan adalah sangat penting bagi mereka. Setiap organisasi harus mendefinisikan kepuasan pelanggan mengenai pasar mereka, jadi customer satisfaction tidak dapat didefinisikan oleh kualitas produk. Jaishankar et al. (2000, dalam Rai dan Srivasta, 2012), menggambarkan loyalty sebagai pembelian ulang terhadap suatu produk, ketidakpekaan terhadap harga dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Dwyer et al. (1987, dalam Yao dan Khong, 2011), menemukan bahwa kesediaan untuk menyebarkan berita dari mulut ke mulut yang positif tentang penyedia layanan dan ulangi perilaku pembelian adalah indikator yang paling umum dari loyalitas pelanggan. Day (1969, dalam Rai dan Srivastava, 2013), berpendapat bahwa dalam tahap yang paling awal, customer loyalty dianggap sebagai kombinasi dari pembelian berulang dari salah satu layanan operator atau merek terhadap penyedia layanan. Bharadwaj et al. (1993) menyebutkan bahwa organisasi harus mulai memperhatikan customer loyalty sebagai sumber keunggulan kompetitif. Semakin puasnya pelanggan terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang diberikan maka akan membuat pelanggan lebih sulit untuk berpindah pada produk kompetitor. Pada saat customer loyalty terbentuk maka dalam kondisi apapun seseorang tidak akan pernah mencoba produk lain karena kepercayaan akan produk tersebut sudah tinggi. Menurut

5 Kotler (2000, dalam Mohsan et al, 2011), hubungan antara customer satisfaction dan customer loyalty adalah pelanggan akan membeli lagi dan pada saat perusahaan memperkenalkan produk baru, berbicara positif tentang perusahaan itu dan terhadap produknya, tidak memperhatikan produk pesaing dan kurang sensitif terhadap harga. Persaingan dibidang telekomunikasi yaitu Cellular Provider saat ini dapat dibilang sangat ketat, berbagai layanan dan konten menarik yang diberikan kepada konsumen tidak lain untuk memberikan kepuasan agar customer loyalty dapat terwujud. Sebelum terbentuknya customer loyalty tentu saja harus didasari dengan customer satisfaction akan suatu produk, kepuasan akan suatu produk bagi konsumen adalah dapat memenuhi kebutuhan dan keinganan pelanggan. Bagi cellular provider dalam menciptakan customer loyalty tidak hanya dilihat dari aspek produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tetapi juga bagaimana kualitas jasanya dalam mengatasi masalah yang timbul pada suatu produk. Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak dari provider yang memberikan layanan dan konten yang cukup kompleks sehingga membuat konsumen cukup kesulitan dalam menentukan dan menggunakan konten tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Berbagai macam kebutuhan pelanggan dari kebutuhan berbisnis hingga mengarah pada jejaring sosial-media ditawarkan Simpati sehingga dapat memenuhi layanan konten apa yang sebenarnya dibutuhkan pelanggan. Disamping itu layanan lain seperti customer service call center yang senantiasa membantu pelanggan dalam mengatasi masalah yang timbul terkait dengan produk yang digunakan dan layanan apa yang ingin dipakai. Pada layanan ini nantinya pelanggan ditanya apa yang sebenarnya dibutuhkan sehingga diarahkan ke layanan konten

6 yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dari pihak Telkomsel juga menyediakan layanan seperti layanan berkala untuk setiap pelanggannya yang menggunakan layanan Telkomsel simpati misalnya dari pihak Telkomsel menelpon pelanggan yang menggunakan layanan internet dan dimana masa aktif internet tersebut akan habis, biasanya dari pihak Telkomsel akan mengkonfirmasi sebelum layanan internet tersebut habis dan akan menawarkan untuk memperpanjang atau tidak bahkan akan mungkin menanyakan apakah layanan internet tersebut sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan, jika tidak maka dari pihak Telkomsel dapat menawarkan konten lainnya. Telkomsel merupakan provider yang memegang market share terbesar di Indonesia dengan memberikan kualitas produk yang tinggi dengan tujuan memudahkan pelanggan dalam berkomunikasi. Telkomsel memiliki 82 service center yang tersebar diseluruh Indonesia dengan tujuan memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen, dengan banyaknya jumlah service center tersebut nantinya akan memudahkan bagi pelanggan dalam menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi secara langsung terkait masalah yang dihadapi pelanggan. Simpati Telkomsel merupakan salah satu layanan prabayar yang memberikan berbagai macam konten yang cukup lengkap dibandingkan dengan produk Telkomsel lainnya seperti AS ataupun layanan Pascabayar yaitu kartu Halo. Hal ini dilihat dari banyaknya pengguna kartu Simpati di Indonesia, Tercatat pada tahun 2012 jumlah pengguna kartu Telkomsel sebanyak 120 juta pengguna. Dari total pengguna Telkomsel tersebut diantaranya 45% atau 54,3 juta pelanggan merupakan pengguna kartu Simpati, Dimana dari angka tersebut Simpati telah menyumbang pendapatan sebesar 60% dari

7 seluruh produk yang ditawarkan oleh Telkomsel (www.teknokompas.com). Kelebihan yang dimiliki Simpati itu sendiri adalah selain tarif yang murah, Simpati memiliki layanan seperti paket Bundling telpon atau SMS dan juga layanan Bundling Internet dimana memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk Telkomsel lainnya yaitu kartu Halo atau AS. Sebelumnya sudah beberapa dari peneliti yang pernah melakukan penelitian terkait tentang loyalitas pelanggan yang didasari brand image melalui customer satisfaction. Penelitian sebelumnya oleh Sondoh et al. (2007) yang berlokasi di Malaysia. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat relasi antara variabelvariabel yang membuat terbentuknya loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan yaitu variabel brand image dengan customer satisfaction yang saling berpengaruh, dimana variabel brand image seperti simbol dan pengalaman terhadap suatu merek sangat berpengaruh terhadap terbentuknya customer satisfaction dan customer loyalty. Beberapa penelitian lain melakukan penelitian tentang customer loyalty yang didasari service quality melalui customer satisfaction. Penelitian ini sebelumnya di teliti oleh Hafeez and Muhammad (2012) dengan judul penelitian The Impact of Service Quality, Customer Satisfaction And Loyalty Programs on Customer Loyalty: Evidence From Banking Sector of Pakistan berlokasi di Pakistan. Pada hasil penelitian ini terdapat hubungan antara variabel service quality yang berpengaruh dengan customer satisfaction dimana antara kedua variabel tersebut positif saling mengikat dan hubungan antara variabel customer satisfaction dengan variabel customer loyalty positif berpengaruh.

8 Alasan penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran tentang customer loyalty di pengaruhi oleh service quality, dimana service quality yang bersifat intangible dapat membentuk kepuasaan pelanggan, karena pada fenomena-fenomena sekarang konsumen lebih merasa puas terhadap produk yang memiliki bentuk fisik, Selain itu membuktikan kebenaran tentang pengaruh customer loyalty yang di pengaruhi oleh brand image, dimana brand image mewakili symbolsimbol dan juga pengalaman-pengalaman konsumen terhadap merek tersebut ( Experiential ). Selain itu menjelaskan bagaimana keterikatan antara kedua variabel yaitu variabel brand image dan service quality yang dapat membentuk customer loyalty melalui customer satisfaction. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Brand Image berpengaruh langsung pada Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya? 2. Apakah Service Quality berpengaruh langsung pada Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya? 3. Apakah Customer Satisfaction berpengaruh langsung pada Customer Loyalty produk Simpati Telkomsel di Surabaya? 4. Apakah Brand Image berpengaruh pada Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya? 5. Apakah Service Quality berpengaruh pada Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya?

9 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui : 1. Pengaruh Brand Image terhadap Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya. 2. Pengaruh Service Quality terhadap Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya. 3. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Customer Loyalty Terhadap produk Simpati Telkomsel di Surabaya. 4. Pengaruh Brand Image terhadap Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya. 5. Pengaruh Service Quality terhadap Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction produk Simpati Telkomsel di Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat manfaat dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis nantinya diharapkan dengan adanya penelitian ini akan menjadi sebuah referensi sebagai dasar dalam perkembangan ilmu khususnya dibidang manajemen yang berkaitan dengan brand image dan service quality. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan nantinya akan membantu pihak Telkomsel untuk mengetahui lebih mendalam tentang seberapa besar customer loyalty yang di pengaruhi oleh brand image dan service quality melalui customer satisfaction produk simpati Telkomsel di Surabaya.

10 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1 : Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : Tinjauan Kepustakaan Pada bab ini berisi tentang penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini dilakukan, landasan teori yang membahas teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, hubungan antar variabel, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis. BAB 3 : Metode Penelitian Dalam bab ini menjelaskan jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, pengukuran variabel, data dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel serta analisis data. BAB 4 : Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi mengenai karakteristik responden, deskripsi data, analisis data, analisis structural equation model, pengujian hipotesis penelitian serta pembahasan penemuan penelitian. BAB 5 : Simpulan dan Saran Dalam bab ini berisi tentang simpulan dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan yang dilakukan, keterbatasan

11 penelitian serta mengajukan saran yang dapat berguna bagi perusahaan maupun penelitian selanjutnya.