TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

AMIN MUHTADI A

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

OLEH: SURAHMAT NPM:

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, maksud, pikiran, lain-lain. Sarana komunikasi tersebut. masyarakat dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

KETIDAKSANTUNAN BAHASA LARANGAN

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

ERIZA MUTAQIN A

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

Transkripsi:

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO A 310090261 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ii

iii

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Eko Cahyono, A 310090261, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 123 Halaman. email: ekocahyono44@ymail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini mengdentifikasi mengenai masalah bentukbentuk dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan tuturan wacana slogan yang mengandung tindak tutur ekspresif di wilayah kota Surakarta. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa wacana slogan di wilayah kota Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan padan ekstralingual. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta ada sembilan ketegori. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, (1) mengucapkan terima kasih, (2) mengucapkan (3) selamat, mengkritik, (4) rasa senang, (5) menolak, (6) rasa jengkel, dan (7) minta maaf. Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur ekspresif langsung dan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung. Adapun temuan dalam penelitian ini, pertama penggunaan tindak tutur ekspresif yang paling dominan adalah mengucapkan selamat yang persentasenya 43,66%. Kedua penggunaan strategi yang dominan yaitu strategi langsung dengan persentase 100%. Kata kunci: tindak tutur ekspresif dan slogan 1. Pendahuluan Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa tulis. 1

Melalui bahasa manusia selalu berinteraksi untuk memberikan informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita. Dalam penggunaan bahasa dalam komunikasi itu dapat diidentifikasikan fungsi-fungsinya. Fungsi bahasa dalam komunikasi jika dilihat berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur, ada dua macam. Pertama fungsi, transaksional apabila dalam berkomunikasi itu yang dipentingkan isi komunikasi. Dengan fungsi bahasa tersebut, bahasa dapat digunakan sebagai penyalur informasi. Kedua, fungsi interaksional apabila yang dipentingkan dalam penggunaan bahasa adalah hubungan timbal balik (interaksi) antara penyapa dan pesapa. Dalam peristiwa komunikasi, bahasa dapat menampilkan fungsi yang bervariasi, salah satunya adalah fungsi ekspresif. Fungsi ekspresif bahasa mengarah pada penyampaian pesan. Artinya bahasa didayagunakan untuk menyampaikan ekspresi penyampai pesan (komunikator). Fungsi bahasa tersebut bisa digunakan untuk mengekspresikan emosi, keinginan, atau perasaan penyampai pesan (Rani, 2006: 19-20). Tindak tutur suatu tuturan akan menentukan suatu maksud dari penutur. Penutur akan menuturkan kalimat yang dianggap mudah dan dipahami oleh orang lain. Sehingga tiap tuturan penutur akan menyesuaian dengan konteks tuturan itu. Penutur yang ingin mengungkapkan maksud dari pemikirannya akan menuangkannya dalam bentuk tindak tutur. Sehingga orang lain akan mengetahui apa yang dimaksud. Untuk mengungkapkan maksud itu penutur juga harus mengungkapkan dengan keadaan situasi tutur yang jelas. Tindak tutur adalah speech act. Bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (Nadar, 2009: 11). Jadi setiap ungkapan suatu bahasa akan dapat dipahami dengan baik apabila dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut. Karena seorang penutur akan melakukan suatu tuturan untuk menginformasikan. Terlebih lagi terkadang apa yang dituturkan seorang belum tentu sesuai dengan maksud yang dibicarakan apabila konteksnya berbeda. Salah satu 2

media untuk menyampaikan maksud tuturan adalah dengan menggunakan tulisan. Dalam tulisan itu penutur akan mengekspresikan tuturannya. Slogan adalah salah satu media yang digunakan untuk mengekspresikan tuturan. Dengan orang menuliskan slogan pasti penutur mempunyai maksud tersendiri. Sehingga dengan adanya slogan-slogan yang dipasang diberbagai tempat nanti akan lebih membantu penutur untuk penyampaian informasi, ide, dan gagasan. Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatar belakangi oleh maksud dan tujuan. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama. Di dalam pragmatik, berbicara merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) (Wijana dan Rohmadi, 2009: 14). Slogan merupakan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan penulis. Slogan banyak sekali digunakan dalam kehidupan. Begitu juga di wilayah kota Surakarta, banyak sekali slogan yang tersebar. Selain itu, slogan yang ada di wilayah Surakarta tersebar di berbagai tempat. Banyak slogan terdapat di lingkungan sekolahan, lingkungan pemerintahan dan lingkungan umum (jalan-jalan, pusat perbelanjaan, perumahan, dan rumah sakit) dan sebagainya. Sehingga banyak sekali ragam ekspresi dari masingmasing slogan tersebut. Dalam penulisan slogan tersebut setiap penulis atau penutur memiliki cara untuk memaparkan ekspresi tujuannya. Penutur akan menggunakan bahasa singkat dan jelas dalam penulisan. Penggunaan bahasa yang ada dalam slogan biasanya sangat bervariasi tergantung konteks dan tujuan penutur. Persoalannya kemudian adalah bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dan bagaimana strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Oleh karena itu, tujuan yang ingin di capai adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. 3

2. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan penekanan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya (Sudaryanto, 1993: 5). Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Subjek penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah kota Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Sedangkan sumber data adalah asal dari mana data itu diperoleh. Ada pun sumber data dalam penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah Kota Surakarta. Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik simak dan teknik dokumentasi. Teknik simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. (Makhsun, 2011: 92-93). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. Sebagai metode yang secara konseptual bersifat abstrak, maka agar dapat teroperasional diperlukan langkah-langkah konkret yang disebut teknik (Makhsun, 2011: 120). Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis dengan teknik padan ekstralingual. Peneliti akan menganalisis tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. 4

Teknik validitas data dalam penelitian ini akan menggunakan trianggulasi data, yaitu teknik yang dilakukan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan sumber data yang berbedabeda yang tersedia. Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya, yakni dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2006: 93-94). 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sejalan dengan kerangka berfikir dan pendekatan yang sudah dikembangkan dalam penelitian ini maka diperoleh bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif itu diantaranya terbagi menjadi 7 kategori; (a) mengucapkan terima kasih, (b) mengucapkan selamat, (c) mengkritik, (d) rasa senang, (e) menolak, (f) rasa jengkel, dan (g) minta maaf. Adapun realisasi bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta sebagai berikut; a. Mengucapkan Terima Kasih Tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak tutur yang dilakukan untuk mengekspresikan rasa syukur penutur kepada mitra tutur sesuai dengan konteks tuturan. Realisasi tindak tutur ekspresif terima kasih dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (1) Eksplikatur : Terima kasih anda telah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan (SLGN/34). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di RRI Surakarta. b). Penutur mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur karena sudah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan. c). Penutur adalah pihak RRI Surakarta. d). Mitra tutur adalah pengunjung di RRI Surakarta. Tuturan (1) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (1) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif 5

terima kasih, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di RRI Surakarta. Dimana tuturan itu dimaksudkan kepada pengunjung RRI Surakarta yang telah menaati peraturan untuk tidak makan dan minum di ruangan. Tuturan (1) adalah ungkapan ekspresif dari pihak RRI Surakarta kepada mitra tutur yang tidak makan dan minum di ruangan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual Terima kasih. b. Mengucapkan Selamat Tindak tutur ekspresif selamat adalah tindak tutur yang dilakukan penutur yang mengandung harapan atas apa yang telah diperoleh mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 31 data tuturan yang mengandung ekspresif ucapan selamat. Realisasi tindak tutur ekspresif ucapan selamat dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (2) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP UMS. b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor. c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS. d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan (2) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (2) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif selamat, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan selamat kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di lingkungan FKIP UMS. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual selamat dan sukses. c. Mengkritik Tindak tutur ekspresif mengkritik adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan masukan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung 6

ekspresif mengkritik. Realisasi tindak tutur ekspresif mengkritik dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (3) Eksplikatur : Kampus kayak penjara pintu ditutup semua bagi yang jalan kaki harus muter-muter kebijakan tolol! (SLGN/70). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Kamar mandi kampus Fakultas Hukum UMS. b). Penutur mengkritik pihak kampus UMS tentang kebijakan yang telah di keluarkan kampus. c). Penutur adalah pihak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. d). Mitra tutur adalah pimpinan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tuturan (3) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (3) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif mengkritik, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengkritik pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di kamar mandi fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual implikatur. d. Rasa Senang Tindak tutur ekspresif rasa senang adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan perasaan puas dan lega terhadap mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 13 data tuturan yang mengandung ekspresif rasa senang. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa senang dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (4) Eksplikatur : Ini sekolah baruku teman (SLGN/11). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. b). Penutur mengungkapkan rasa senang dengan keadaan sekolah barunya. c). Penutur adalah pihak sekolah SD Kalam Kudus. d). Mitra tutur adalah semua semua murid SD Kalam Kudus Surakarta. 7

Tuturan (4) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (4) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa senang, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa puas dan lega pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual implikatur. e. Menolak Tindak tutur ekspresif menolak adalah tindak tutur yang dilakukan penutur karena tidak menerima ungkapan mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif menolak dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (5) Eksplikatur : PDI Perjuangan menolak kenaikan dasar listrik (SLGN/72). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Solo Baru. b). Penutur menolak kepada mitra tutur untuk kenaikan tarif dasar listrik. c). Penutur adalah ketua fraksi PDIP Puan Maharani. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat Surakarta. Tuturan (5) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (5) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif menolak, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menolak adanya kenaikan tarif dasar listrik. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual implikatur. f. Rasa Jengkel Tindak tutur ekspresif rasa jengkel adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan kekesalan hatinya kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 2 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa jengkel dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. 8

(6) Eksplikatur : Bukan tempat sampah dilarang buang sampah di sini! (SLGN/67). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta. b). Penutur merasa jengkel kepada mitra tutur karena membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan. c). Penutur adalah pihak perumahan di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat. Tuturan (6) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (6) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa jengkel, yaitu tidak tutur yang dimaksudkan untuk melarang mitra tutur agar tindak membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual implikatur. g. Minta Maaf Tindak tutur ekspresif minta maaf adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan prmintaan ampun atau penyesalan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 7 data tuturan yang mengandung ekspresif minta maaf. Realisasi tindak tutur ekspresif minta maaf dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut. (7) Eksplikatur : Maaf jalan ditutup. (SLGN/62). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta Surakarta. b). Penutur meminta maaf kepada mitra tutur karena jalan sedang ditutup karena ada car free day setiap minggu pagi. c). Penutur adalah pihak Kapolres Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat Surakarta. Tuturan (7) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (7) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif minta maaf, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk meminta maaf kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual Maaf. 9

Strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta yang digunakan penutur ada 2 yaitu, strategi langsung dan strategi tidak langsung. a. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Langsung Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara langsung tentang apa yang diinginkan penutur. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif langsung sebagai berikut. (1) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP UMS. b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor. c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS. d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan slogan pada data (1) menggunakan strategi tindak tutur ekspresif langsung. Tuturan itu secara langsung bermaksud untuk mengucapkan selamat dan sukses atas gelar doktor yang diperoleh Dr. Sumardi, M. Si. b. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara tidak langsung tentang apa yang diinginkan penutur, tetapi menggunakan bentuk lain. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan tidak ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung. 10

4. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Ada Sembilan macam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, mengucapkan terima kasih (16,90%), mengucapkan selamat (43,66%), mengkritik (1,41%), rasa senang (19,72%), menolak (5,63%), rasa jengkel (2,82%) dan, minta maaf (9,86%). (2) Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur langsung dan strategi tindak tutur tidak langsung. Dengan persentase masingmasing strategi tindak tutur ekspresif langsung (100%), sedangkan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung (0%). Akhirnya disarankan agar (1) Perlu dilakukan pengkajian mendalam tentang slogan, baik dari segi bentuk maupun analisis, agar analisis tentang slogan lebih luas lagi. (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis slogan dari berbagai jenis tindak tutur, agar kita bisa memperkaya ilmu pengetahuan tentang tindak tutur. Daftar Pustaka Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Makhsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Wijana, I Dewa Putu dan muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 11