BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Peran polisi saat ini adalah pemelihara ketertiban masyarakat juga sebagai aparat penegak hukum fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,penegakan hukum,perlindungan, pengayoman,dan pelayanan kepada masyarakat 1. Dalam menjalankan tugas polisi senantiasa menghormati hukum dan hak asasi manusia.penyelenggaraan fungsi kepolisian merupakan pelaksanaan profesi artinya dalam melaksanakan tugas seorang anggota Kepolisian menggunakan kemampuan profesinya terutama keahlian di bidang tekhnis kepolisian. Oleh karena itu dalam menjalankan profesinya setiap anggota kepolisian tunduk pada kode etik profesi sebagai landasan moral. Kode etik profesi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Perkapporli Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam ketentuan tersebut diatur bahwasannya setiap anggota Polri harus menjunjung kode etik profesi yang mencakup norma perilaku dan moral yang dijadikan pedoman. Hal ini menjadi pendorong bagi setiap anggota kepolisian agar menjalankan tugas 1 Republik Indonesia,Undang Undang Kepolisian Nomor 2 Tahun 2002 pasal 2. 1
dan fungsinya sesuai dengan harapan masyarakat serta penegak hukum yang bersih agar tercipta clean governance dan good governance. Keberhasilan penyelenggaraan fungsi Kepolisian dengan tanpa meninggalkan etika profesi sangat dipengaruhi oleh kinerja polisi yang direfleksikan dalam sikap dan perilaku pada saat menjalankan tugas dan fungsinya.dalam melaksanakan tugasnya anggota Kepolisian dihadapkan pada suatu keputusan dimana harus memilih tindakan yang terkadang diluar batas kewenangannya dan diluar komando pimpinannya. Setiap penerapan diskresi oleh polisi perlu dijauhkan dari kecenderungan tindakan represif dan militeristik, apalagi sampai sewenang-wenang bahkan anarki. Kultur-kultur kekerasan itu sangat mudah memperangkap diskresi polisi ke dalam bingkai pelanggaran HAM. Oleh karena itu, kultur polisi, terutama yang secara langsung atau tidak langsung memberikan kesempatan untuk penerapan diskresi polisi, semestinya mampu memposisikan kultur itu untuk senantiasa berlandaskan HAM. Bukan sebaliknya, kultur polisi bahkan menjadi pemicu pelanggaran HAM. Hal ini mutlak dibutuhkan, terutama buat polisi di Indonesia, yang telah menyatakan diri sebagai polisi sipil. Sehingga reformasi kultur Polri merupakan syarat utama guna menghilangkan stigmanisasi oleh masyarakat atas kewenangan/kekuasaan yang berlebihan. Sebab, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka akan membuat semakin berkembangnya stigmanisasi tersebut berupa superbody-nya Polri. Kesan demikian sama sekali tidak menguntungkan, karena Polisi sebenarnya punya batas kewenangan ditengah luasnya wewenang yang dimiliki polisi, 2
Undang Undang memberikan wewenang yang besar kepada polisi dalam rangka melaksanakan tugasnya, sehingga tidak salah kiranya jika tindakan tindakan kepolisian perlu diimbangi dengan adanya pengawasan dan harus dapat dipertanggung jawabkan oleh ketentuan hukum yang berlaku agar tidak terjadi penyalahgunaan. Diskresi diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan maupun atas dasar aspek sosiologis. Polisi disamping sebagai penegak hukum juga berfungsi sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya polisi dituntut untuk melakukan serangkaian tindakan untuk mencari dan menyelesaikan masalah hukum. Diskresi dalam penegakan hukum memang tidak dapat dihindarkan, mengingat keterbatasan-keterbatasn baik dalam kualitas perundang-undangan, sarana, dan prasarana, kualitas penegak hukum maupun partisipasi masyarakat. Sesuai dengan judul yang dipilih maka dalam tulisan ini diskresi yang dibahas adalah diskresi yang berkaitan dengan pekerjaan anggota Kepolisian yang berhubungan dengan tugas tugas penegakan hukum yaitu dalam rangka tugas polisi yang menjalankan tugas dibidang represif dan prefentif. Oleh karena itu untuk membedakan diskresi yang dilakukan oleh lembaga yang lain dalam tulisan ini yang menjadi tujuan adalah diskresi oleh kepolisian dengan Judul Penerapan Asas Diskresi Oleh Polisi Dalam Pelaksanaan Tugas Kepolisian di Polres Sleman 3
B.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka peneliti memilih beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan diskresi polisi dalam praktek? 2. Alasan-alasan apa saja yang digunakan oleh anggota kepolisian untuk menerapakan asas diskresi? 3. Bagaimana pertanggung jawaban hukum anggota kepolisian dalam melaksanakan asas deksresi? C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bagaimana tindakan diskresi yang dapat diambil anggota Polisi di Polres Sleman dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai penegak hukum. b. Untuk menegetahui alasan-alasan yang digunakan untuk menerapkan Asas deskresi. c. Untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban pihak kepolisian dalam mengguakan asas deskresi. 4
2.Tujuan Subyektif Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam melakukan penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D.Keaslian Penelitian Untuk mengetahui keaslian penelitian, telah dilakukan penelusuran penelitian di berbagai referensi, hasil-hasil penelitian pada media cetak maupun elektronik. Terdapat penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Vizi Rizki Brigitha Azhar pada tahun 2012,Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mataram,Nomor Induk Mahasiswa 009.140. dengan judul Tinjauan DiskresiKepolisian Dalam Penyidikan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anak Menurut Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan rumusan masalah adalah A. Bagaimana proses penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana narkoba oleh anak? B. Syarat untuk melakukan diskresidalam penyidikan dan penyelidikan pidana narkoba oleh anak? 5
Penelitian tersebut lebih memfokuskan penelitian mengenai diskresiyang diterapkan pada anak yang melakukan tindak pidana narkoba 2. Penelitian yang dilakukan oleh Endro Winarno pada tahun 2015, mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dengan judul Kebijakan Proaktif Berbasis Hak Penerapan Kewenangan Diskresi Kepolisian Dalam Pemenuhan Hak - Hak Anak Yang berhadapan Dengan Hukum dengan rumusan masalah adalah A. Mengapa aparat polisi kurang mampu membuat dan melaksanakan keputusan responsif, interpretatif, serta diskresioner dalam penyidikan perkara anak yang berhadapan dengan hukum atas dasar pemahaman mengenai prinsip perlindungan anak? B. Bagaimana pemahaman polisi mengenai prinsip-prinsip perlindungan anak yang berhadapan dengan hukum? C. Bagaimana kemampuan polisi dalam membuat dan melaksanakan keputusan responsif, interpretatif, serta diskresioner dalam penyidikan perkara anak yang be rhadapan dengan hukum atas dasar pemahaman mengenai prinsip perlindungan anak? Penelitian tersebut lebih memfokuskan pada bagaimana penerapan diskresi terhadap pelaku kejahatan anak dan perlindungan hukum bagi anak yang berhadapan dengan masalah hukum. 6
3. Penelitian yang dilakukan oleh Legowo Saputro pada tahun 2014 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dengan judul Diskresi Anggota Kepolisan Negara Republik Indonesia dalam Penanganan Aksi Unjuk Rasa Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Kepolisian Resort Kota Yogyakarta) dengan rumusan masalah adalah : A. Bagaimana Diskresi Anggota Kepolisian Resort Kota Yogyakarta dalam penanganan aksi unjuk rasa? B. Bagaimana implikasi diskresi oleh Anggota Kepolisian Resort Kota Yogyakarta dalam penanganan aksi unjuk rasa terhadap Ketahanan Wilayah? Penelitin diatas lebih memfokuskan tindakan diskresi untuk menangani massa dalam aksi unjuk rasa dan apa implikasi dari penerapan diskresi tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut tulisan diatas membas diskresi polisi yang diterapkan pada penyidikan anak yang melakukan tindak pidana narkoba pada penelitian nomer satu, bagaimana penerapan diskresi terhadap pelaku kejahatan anak dan perlindungan hukum bagi anak yang berhadapan dengan masalah hukum pada penelitian nomer dua, dan diskresi untuk menangani massa dalam aksi unjuk rasa dan apa implikasi dari penerapan diskresi tersebut pada penelitian nomer tiga. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang pelaksanaan deksresi oleh polisi dalam pelaksanaan tugas di polres sleman tentang bagimana polisi menggunakn asas diskresi dalam melaksanakan 7
tugasnya dan bagaimana pertanggung jawaban dari penerapan asas diskresi tersebut. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa penelitian dengan judul Penerapan Asas Diskresi Oleh Polisi Dalam Pelaksanaan Tugas di Polres Sleman belum pernah dilakukan dan permasalahan ini murni ide penulis sehingga penelitian ini bukan merupakan karya plagiat karena merupakan karya yang otentik. E.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan wacana di bidang hukum administrasi Negara khususnya terkait dengan pelaksanaan diskresi oleh lembaga Negara khususnya Kepolisian. 8