HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan no.450/menkes/iv/2004. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang ASI eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah di Desa Gemantar,Kecamatan Mondokan,Kabupaten Sragen. Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu balita anggota posyandu. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah responden 33 ibu balita. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Data diolah dengan langkah editing, coding, tabulating dan analisa data. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif didapatkan 14 orang (42,43%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 16 orang (48,48%) cukup, dan sebanyak 3 orang (3,09%) kurang. Sedangkan pemberian PASI sebanyak 28 orang (84,2%) bayi diberi PASI dan 5 orang (15,2%) tidak diberi PASI. Dari hasil chi square didapatkan hasil X 2 hitung>x 2 tabel (7,997>5,991). Simpulan: sebagian besar tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif adalah cukup yaitu 16 orang (48,48%) dan pemberian PASI kebanyakan adalah bayi diberi PASI yaitu 28 orang (84,2%). Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan ibu balita tentang ASI Eksklusif, Pemberian PASI PENDAHULUAN ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam SK MenteriKesehatan no.450/menkes/iv/2004 ( Purwanti, 2004 ). Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI maupun Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), masih kurangnya ketersediaan sarana dan 11
prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI (Dinas Kesehatan Semarang, 2009). Secara Nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia selama 3 tahun terakhir mengalami perubahan, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008, namun meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi 61,3%. (Dinas Kesehatan Semarang, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten/kota di jawa tengah tahun 2011 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 51,0%, terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 58,19% ( Dinas Kesehatan Sragen, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tentang cakupan ASI eksklusif Kabupaten Sragen antara lain, Puskesmas Sragen 367 (60,6%), Puskesmas Sambirejo 220 (64%), Puskesmas Plupuh I 137 (64,3%), Puskesmas Plupuh II 126 (63%), Puskesmas Gondang 127 (60,8%), dan Puskesmas Mondokan 209 (52,3%). Dari data tersebut Kecamatan Mondokan memiliki cakupan ASI eksklusif paling rendah ( Dinas Kesehatan Sragen, 2011). Menurut Studi pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Mondokan terhadap 3 Desa, yaitu Desa Gemantar, Desa Kedawung dan Desa Jekani diperoleh data pada balita usia 0-6 bulan di Desa Gemantar 40% memberikan ASI eksklusif, 60% memilih PASI, DesaKedawung 65% memberikan ASI eksklusif, 35% memilih PASI, Desa Jekani 53% memberikan ASI eksklusif dan 47% memilih PASI. Dari data tersebut, jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif paling rendah adalah desa Gemantar ( Puskesmas Mondokan, 2011). BPS Ny. Diyah merupakan tempat praktik bidan yang berada diwilayah Desa Kabupaten Sragen dengan jumlah kunjungan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yaitu pada saat imunisasi, ibu yang memeriksakan bayinya dengan jumlah rata-rata 33 setiap bulanya. Pada periode 1 januari 2011 s/d 31 Desember 2011 dilakukan pendataan terhadap 347 ibu menyusui yang memiliki bayi 0-6 bulan di BPS Ny.Diyah 138 (40%) orang ibu yang memberikan ASI eksklusif dan 209 (60%) orang ibu lebih memilih PASI diberikan kepada bayinya. Berdasarkan fakta yang ditemukan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang Asi eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny.Diyah, Desa Kabupaten Sragen. 12
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia0-6 bulan yang datang pada saat imunisasi, ibu yang memeriksakan bayinya dengan jumlah sebanyak 33orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 33 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan total sampling. Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdapat dua variabel. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Tingkat Pengetahuan Ibu balita tentang Asi Eksklusif di BPS Ny. Diyah Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang Asi Eksklusif dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 13 katagori yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang. Tabel 4.1 Tingkat pengetahuan ibu balita tentang Asi Eksklusif BPS Ny. Diyah Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. No Tingkat Pengetahuan Jumlah di Presentase (%) 1. Baik 6 18,18 % 2. Cukup 11 33,33 % 3. Kurang 16 48,49 % Jumlah 33 100 Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang Asi Eksklusif di BPS Ny. Diyah Desa Kabupaten Sragen yaitu 16 responden (48,49%) dengan tingkat pengetahuan kurang. b. Pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah Desa Kabupaten Sragen. Dalam penelitian ini pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan dikategorikan menjadi 2 yaitu diberikan dan tidak diberikan. Tabel 4.2 Pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. No Pemberian Presentas Jumlah PASI e (%) 1. Diberikan 28 84,85 % 2. Tidak diberikan 5 15,15 % Jumlah 33 100 Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa status
pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu 28 responden (84,2%) diberi PASI. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita eksklusif terhadap tentang asi pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah di Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Cross Tabulation Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Asi Eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah di Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. Pemberian PASI Pengetahuan ibu balita tentang ASI Eksklusif Cukup Kuran Baik g Total F F F F Diberikan 1 11 16 28 Tidak Diberikan 5 0 0 5 Total 6 11 16 33 Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah di Desa Kabupaten Sragen yaitu sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan balita diberi PASI sebanyak 16 orang (48,5%). Hasil uji analisis bivariat hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan dilakukan dengan uji chi square. Dengan ketentuan bahwa harga chi square hitung lebih besar dari pada harga chi square tabel ( X 2 hitung> X 2 tabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Tabel 4.4 Penghitungan Chi-square test Pearson Chisquare Value Df Asymp. Sig (2-sides) 26.069 a 2.018 Data yang diperoleh dari hasil tabulasi, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS versi 16 dengan derajat kebebasan 2, didapatkan chi square hitung 26,069 sedangkan chi square tabel 5,991 (Lihat lampiran). Hasil uji chi square diperoleh chi square hitung lebih besar dari chi square table( 26,069 >5,991) maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang ASI Eksklusif terhadap pemberian PASI. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis dan pengolahan data dalam bentuk narasi dan tabel selanjutnya dilakukan pembahasan untuk masing-masing 14
variable dan hubungan antar variable sebagai berikut: Berdasarkan tabel penelitian 4.1 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan kurang, yaitu sebanyak16 responden (48,49%). Pada penelitian ini responden yang menjadi obyek penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita umur 0-6 bulan di posyandu yang menjadi tempat penelitian. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), dalam hal ini tingkat pengetahuan pada domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2007). Dimana tingkat pengetahuan seseorang nantinya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, pengalaman, sosial budaya, dan informasi ( Mubarak, 2007). Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan ibu balita diukur dari kuesioner yang akan dapat menunjukan seberapa besar tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif. Dalam hal ini tingkat pengetahuan yang menjadi sasaran penelitian yaitu pengetahuan ibu dalam tingkat tahu (know). Dimana tahu (know) merupakan tingkatan yang paling dasar atau rendah. Kata kerja untuk mengukurnya yaitu menyebutkan, mendefinisikan, dan menyatakan segala hal yang ibu ketahui mengenai asi eksklusif ( Notoatmodjo, 2007). ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI (Air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan ( Purwanti, 2004). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif dari hasil penelitian sebagian besar adalah tingkat pengetahuan kurang. Dimana dalam penelitian ini faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu balita di BPS Ny. Diyah dalam kategori kurang adalah sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMP, selain itu juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, karena pekerjaan ibu sebagian besar adalah petani. Hal ini yang mungkin menyebabkan ibu tidak memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang asi eksklusif karena terhalang oleh pekerjaan rutin diluar rumah. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa status pemberian PASI di BPS Ny. Diyah Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen mayoritas ibu memberikan PASI pada bayinya, yaitu sebanyak 28 responden (84,5%). 15
Pemberian PASI merupakan pemberian makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Semakin meningkat umur bayi atau anak, kebutuhan zat gizi semakin bertambah untuk tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. Pemberian PASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak ( Maryunani, 2010). Dampak bila bayi usia 0-6 bulan diberikan PASI terlalu cepat sangat berbahaya karena seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini, dan makanan tersebut dapat menggantikan ASI. Jika makanan diberikan, anak akan minum ASI lebih sedikit dan ibupun memproduksinya lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga risiko infeksi meningkat dan resiko diare karena PASI tidak sebersih ASI serta ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil lagi jika jarang menyusui ( Juwono, 2004). Faktor yang mempengaruhi pemberian PASI yaitu untuk memenuhi nutrisi bagi bayi saat bayi sedang sakit dan tidak mau minum ASI, ASI tidak keluar setelah persalinan (Juwono, 2004). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah, Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen sebagian besar diberi PASI. Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisa menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS versi 16, pada taraf kesalahan 5% didapatkan chi square hitung 26,069 dan chi square tabel dengan df=2 adalah 5,991. Hasil uji chi square diperoleh chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi ekskusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan. Dari hasil penelitian terhadap 33 responden diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan balita yang diberi PASI sebanyak 16 orang (48,5%). Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya ( Notoatmodjo, 2005). Perilaku seseorang tidak semata-mata oleh pengetahuan saja, tetapi pengetahuan mempunyai peranan yang cukup besar dalam perilaku seseorang. Secara umum pengetahuan seseorang terhadap suatu hal akan diikuti dengan rasa ketertarikan untuk ingin tahu, kemudian berusaha beradaptasi dengan 16
apa yang diketahui. Dengan demikian pengetahuan seseorang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perilaku seseorang. Hal ini dapat dipahami karena adanya pengetahuan telah menumbuhkan kesadaran seseorang untuk berbuat dengan menimbang baik buruk dan untung ruginya bagi pihak yang bersangkutan ( Notoatmodjo, 2005). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal yang dapat dipahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Begitu juga sebaliknya, jika tingkat pendidikanya rendah akan menghambat pengetahuan seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan ( Mubarak, 2007). Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif maka semakin banyak bayi yang tidak diberi PASI. Begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif maka semakin sedikit bayi yang tidak diberi PASI. Dari kenyataan yang diperoleh saat penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif akan berhubungan erat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang asi eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah Desa Kabupaten Sragen yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuanibu balita tentang asi eksklusif terhadap pemberian PASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Ny. Diyah Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, ditunjukan dengan X 2 hitung > X 2 tabel. Berdasar simpulan maka saran meliputi: Hendaknya ibu mencari informasi tentang Asi eksklusif secara menyeluruh dan mendetail agar dapat mermotivasi ibu untuk memberikan Asi secara eksklusif pada bayinya dan agar kebutuhan nutrisi bayi dapat tercukupi meskipun ibu bekerja, Peneliti Selanjutnya dapat mengembangkan menjadi lebih baik lagi dan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni,Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihama:Yogyakarta Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta; Jakarta. Baskoro, A. 2008. ASI Paduan Praktis Ibu Menyusui, Bayu Media: Jakarta. Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Anaalisi Data, Salemba Medika: Yogyakarta. 17
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info Media: Jakarta. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan, Graha Ilmu: Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta., S. 2010. Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC: Jakarta Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia: Yogyakarta. Sibagariang, E. E. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma kesehatan, Trans Info Media: Jakarta Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta: Bandung. 18