BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya. tertentu demi mencapai suatu tujuan. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB II KAJIAN TEORI. Spencer mendefenisikan kemampuan sebagai karakteristik atau superior. dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. mampu bekerja sama. Kemampuan tersebut diberikan agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. menusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SUKU KATA PADA SISWA KELAS 1 SDN RAMBIPUJI 03 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

SKRIPSI. Oleh ZAIMATUL MA RIFA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sekolah di Indonesia menjadikan bahasa Inggris sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan terbaik begi semua anak didik. memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai teknik-teknik atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi yang bersifat rohani (pikir, rasa,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran. Bagi murid, penggunaan teknik pembelajaran dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya inpit secara

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB III METODE PENELITIAN. mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran di dalam kelas. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

Penggunaan Model Pembelajaran Kooeperatif

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi permasalahan-permasalahan dan tantangan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Memasuki era globalisasi persaingan semakin ketat sehingga secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Q.S. Al Baqoroh ayat Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB II LANDASAN TEORI. ilmu pengetahuan), cara menyelidiki (mengajar). 19. mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dengan ilmu yang dimiliki. Kemampuan mengembangkan diri ini

BAB I PENDAHULUAN. guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara yang belajar

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Motivasi Belajar Matematika Kajian ini berkenaan dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, kata motif diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. 1 Harold Koontz yang dikutip Alek Sobur memberikan pengertian motivasi sebagai berikut : Motif is an inner state that energizes, activates, or mover (hence motivation ),and that directs or channels behavior toward goals (motivasi adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakkan, sehingga disebut penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan). 2 Sedangkan secara umum belajar menurut Slameto yaitu : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 3 hlm. 2 1 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hlm. 2 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, hlm. 267 3 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, 7

8 Sebagaimana firman Allah Swt Q.S. Al- Alaq ayat 1-5 yang berbunyi : اق ر أ ب اس م ر ب ك ال ذ ي خ ل ق خ ل ق الا ن س ان م ن ع ل ق اق ر أ و ر بك الا ك ر م ال ذ ي ع ل م ب ال ق ل م ع ل م الا ن س ان م ا ل م ی ع ل م Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantara Kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak belum diketahuinya. Surat diatas menerangkan bahwa belajar sangat penting dalam kehidupan manusia. Allah menciptakan manusia dari benda yang hina dan memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis, dan memberinya pengetahuan. Surat diatas juga bisa diartikan bahwa manusia dihadapan Allah memiliki pengetahuan dan pengetahuan itu bisa dimiliki dengan belajar. Melihat pentingnya belajar tersebut bagi kehidupan manusia, maka manusia diharuskan untuk selalu belajar hingga ajal menjemput. Belajar tidak pandang usia, biarpun muda atau tua diharuskan untuk belajar Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. 4 Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar. Kaitannya dengan pembelajaran, motivasi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa, tanpa adanya motivasi maka proses 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 80

9 belajar siswa akan sukar berjalan lancar. Motivasi dapat dipahami sebagai suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran. 5 Sebagaimana diungkapkan Sardiman bahwa motivasi belajar dapat dikatakan sebagai seluruh daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat dicapai. 6 Kemudian, menurut Uno motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. 7 Dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 Allah Swt berfirman : Artinya:... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Di ayat 9 dalam surat Az-Zumar Allah Swt juga berfirman :.. Artinya:...Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. 5 Syaipul Sagala, Konsep Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 100 6 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2009, hlm. 75 7 Hamzah Uno, Op.Cit, hlm. 16

10 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar yang menimbulkan dorongan untuk belajar matematika. Motivasi belajar dapat memberi gairah, semangat, dan rasa senang yang akan menjamin kelangsungan kegiatan belajar matematika untuk mencapai tujuan belajar matematika tersebut. Pendidik sebagai tenaga pengajar sangatlah berperan penting dalam memotivasi dan membangkitkan semangat belajar peserta didik. Sardiman mengungkapkan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang meliputi: a. Tekun dalam menghadapi tugas b. Ulet dalam menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang berulang-ulang f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah 8. Dari sudut sumbemya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Arden N. Frandsen yang termasuk dalam motivasi intrinsik 8 Sardiman, AM, Op.Cit, hlm. 83

11 untuk belajar antara lain adalah sebagai: a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginanan untuk maju c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya 9. Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar, seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru dan lainnya. Beberapa motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel diantaranya adalah sebagai berikut: a. Belajar demi memenuhi kewajiban b. Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan c. Belajar demi memperoleh hadiah materil yang disajikan d. Belajar demi meningkatkan gengsi e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang 10 Menurut Sardiman, Motivasi memiliki fungsi sebagai berikut: a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari 9 Baharuddin,dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2007, hlm. 23 10 Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, hlm. 164

12 setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut 11. Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar c. Mengilustrasikan kegiatan belajar d. Membesarkan semangat belajar e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan besar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan 12. Menurut Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu antara lain: a. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan bila siswa tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara bila 11 Sardiman, AM, Op.Cit, hlm. 85 12 Sutikno, Sobri, M,Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram: NTP Press, 2007, hlm. 139

13 semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacamragam. Dengan bermacamragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi dalam pembelajaran. c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran. d. Memberi peluang guru untuk unjuk kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil 13. Guru dapat melakukan berbagai cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Untuk itu, guru membutuhkan strategi khusus yang dapat menghilangkan kebosanan siswa terhadap Matematika. Salah satunya dengan cara menjadikan pelajaran Matematika sebagai pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Oleh sebab itu telah menjadi kewajiban guru untuk mencari strategi yang tepat. Ini juga termasuk kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru yang profesional. Termasuk kemampuan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Jadi, motivasi belajar matematika yang dimaksud disini adalah sebagai suatu dorongan yang muncul pada diri seseorang siswa tersebut dengan semangat melakukan kegiatan belajar matematika untuk tujuan yang dikehendaki. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil indikator motivasi dalam belajar matematika di dalam penelitian ini adalah: 13 Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit, hlm. 86

14 a. Tekun dalam menghadapi tugas b. Ulet dalam menghadapi kesulitan c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang berulang-ulang f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah 14. 1. Pembelajaran Turnamen Belajar Turnamen belajar merupakan versi sederhana dari Turnamen- Permainan Tim. Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim. Robert Slavin dan rekan-rekannya mengemukakan bahwa penggunaan teknik turnamen belajar dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pembelajaran aktif dalam beragam fakta, konsep, dan keterampilan. 15 Langkah-langkah teknik Turnamen Belajar adalah : 1. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa, pastikan bahwa tim memiliki jumlah yang sama. (jika ini tidak bisa dilakukan, guru harus merata-ratakan skor dari tiap tim). 2. Berikan materi untuk dipelajari bersama. 3. Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman atau pengingatan akan materi pelajaran. Gunakan format yang memudahkan penilaian 14 Sardiman, AM, Op.Cit, hlm. 83 15 Melvin L. Silberman, Op. Cit, hlm. 171

15 sendiri, misalnya pilihan ganda, mengisi titik-titik, benar/salah, atau defenisi istilah. 4. Berikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai ronde satu dari turnamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan. 5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab secara benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim. 6. Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari ronde kedua perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama. 7. Guru bisa membuat ronde sebanyak yang guru mau namun pastikan untuk memberi kesempatan tim untuk menjalani sesi belajar antar masing-masing ronde. (lamanya turnamen belajar juga bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa jam). 2. Hubungan Antara Penggunaan Strategi Turnamen Belajar Dengan Motivasi Belajar Matematika Turnamen belajar atau belajar melalui turnament merupakan cara aktif dan menyenangkan yang digunakan untuk meninjau ulang materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Dengan menggunakan strategi

16 ini siswa akan termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Siswa tidak akan menganggap matematika sebagai pelajaran yang rumit dan membosankan. Selama ini siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang rumit, tapi motivasi siswa akan meningkat dengan penerapan strategi turnamen belajar. Hasil belajar siswa juga dapat mengalami peningkatan dan siswa akan aktif dalam proses pembelajaran. B. Penelitian yang Relevan Setelah peneliti membaca dan mempelajari karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lusi mahasiswi UIN tahun 2008 yang berjudul Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca yang Benar Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pujian dan Hadiah Pada Siswa Kelas I SD Negeri 028 Ganting Kecamatan Salo. 16 PenelitianLusi tersebut dilakukan dalam dua siklus yang mana motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I motivasi siswa dalam belajar Bahasa Indonesia hanya 60% dan pada siklus II kemudian meningkat menjadi 80%. Dengan demikian motivasi siswa dalam belajar berada pada klasifikasi Tinggi. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Lusi adalah sama-sama upaya meningkatkan motivasi belajar. Namun perbedaannya adalah mata pelajaran yang diteliti oleh Lusi yaitu Bahasa Indonesia dan menggunakan strategi yang berbeda yakni menggunakan strategi melalui pujian dan hadiah. Selain itu Lusi melakukan 16 Lusi, 2009, Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca yang Benar Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pujian dan Hadiah Pada Siswa Kelas I SD Negeri 028 Ganting Kecamatan Salo.

17 penelitian di tempat yang berbeda dengan penulis. Lusi dalam penelitiannya menggunakan Pujian dan Hadiah dan melaksanakan penelitiannya di SD Negeri 028 Ganting Salo, sedangkan penulis menggunakan strategi Turnamen BelajarUntuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 005 Bukit Ranah Kecamatan Kampar. C. Indikator Keberhasilan 1. Aktivitas Guru Indikator aktivitas guru dalam penelitian ini, peneliti menggunakan acuan indikator-indikator penelitian pada penerapan strategi learning tournament yaitu sebagai berikut : a) Persiapan 1. Membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok Bagilah peserta didik ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok harus memiliki jumlah yang sama (kalau tidak dapat, harus membuat skor rata-rata untuk setiap kelompok) 2. Berilah materi untuk dibahas bersama b) Penyajian Kelas 1. Pendahuluan Pendahuluan menekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam kegiatan kelompok. 2. Memberi pertanyaan untuk menguji pemahaman dan mengingat materi pelajaran. Gunakan bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan

18 ganda, soal isian, betul/salah, atau istilah untuk didefinisikan. c) Kegiatan Kelompok 1. Berikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik sebagai babak pertama untuk turnamen belajar. Setiap peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi. 2. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah peserta didik menghitung pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Kemudian suruhlah mereka menyatakan skor mereka kepada anggota lain dalam kelompok tersebut untuk mendapat skor kelompok. 3. Mintalah kelompok mempelajari lagi turnamen pada babak kedua. Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai bagian babak kedua. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya. 4. Lakukanlah beberapa ronde seperti yang diinginkan. Akan tetapi, pastikan membolehkan kelompok memiliki sesi untuk belajar antara ronde (lama turnamen belajar dapat bervariasi, mungkin 20 menit atau beberapa jam). d) Evaluasi Evaluasi dikerjakan secara individu dalam waktu yang telahditentukan guru. Pada saat evaluasi ini siswa harus menunjukkan penguasaan tentang materi yang telah dibahas dalam kegiatan kelompok.

19 e) Penghargaan Kelompok Guru memberikan penghargaan kelompok berdasarkan skor individu yang diperoleh dari setiap turnamen yang dilakukan dalam setiap kali pertemuan dan disumbangkan untuk anggota kelompoknya. Penghargaan kelompok berdasarkan kriteria menurut aturan Slavin. 2. Motivasi Belajar Matematika Adapun indikator keberhasilan dari motivasi belajar matematika siswa adalah sebagai berikut: a. Tekun dalam menghadapi tugas b. Ulet dalam menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang berulang-ulang f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini h. Senang mencari dan memecahkan masalah 3. Indikator Keberhasilan Penelitian ini berhasil apabila setelah melaksanakan strategi pembelajaran learning tournament dalam proses belajar siwa yang memperoleh motivasi belajar mencapai 75% dari keseluruhan siswa. Kriteria interpresentasi skor motivasi adalah sebagai berikut: Kurang dari 40% = Motivasi rendah 40% - 55% = Motivasi kurang tinggi

20 56% - 75% = Motivasi cukup tinggi 76% - 100% = Motivasi tinggi 17 D. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika diterapkan pembelajaran turnamen belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 005 Bukit Ranah Kecamatan Kampar pada mata pelajaran Matematika, maka akan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. cipta, 1998, hlm. 246 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka