BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia. Dalam hidup, manusia perlu berinteraksi dengan orang lain dan dengan lingkungannya. Tujuan manusia dalam bersosialisasi secara esensial yaitu untuk mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan agar manusia dapat terus bertahan hidup. Sifat tersebut timbul karena manusia adalah makhluk yang selalu diliputi berbagai kebutuhan atau keinginan dalam hidupnya, baik kebutuhan material maupun non-material. Melalui kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia dihadapkan pada situasi yang mengharuskan dirinya untuk bermasyarakat. Ketika manusia terjun langsung dalam kehidupan masyarakat, tentunya tidak mudah, ada hak dan kewajiban yang harus ditaati maupun dilaksanakan oleh setiap warga negara agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan tentram. Tanpa adanya kesadaran dari setiap orang, aturan apapun tidak akan berjalan dengan baik. Disini pendidikan menjadi sarana dalam menjembatani ketika seseorang akan terjun langsung ke dunia masyarakat. Pendidikan merupakan lembaga sosial antara manusia serta interaksi sosial. Secara sosiologis pendidikan bertujuan untuk memampukan manusia dalam bersosialisasi secara efektif dan efisien. Kemampuan bersosialisasi secara efektif dan efisien merupakan nilai penting pada lembaga pendidikan. Seperti dikemukakan Daoud Joesoef (Zubaedi, 2011: 279), bahwa Esensi pendidikan adalah proses yang membiasakan manusia sedini mungkin untuk mempelajari, mamahami, menguasai, dan menerapkan nilai-nilai yang disepakati bersama sehingga berguna bagi individu, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi pendidikan yang dilakukan secara formal itu untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas. Hal ini juga sejalan dengan fungsi dari Sistem

2 Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan memang dirasakan sangat penting pada dewasa ini, bukan hanya sebagai tempat agar dapat bersosialisasi yang baik dengan orang lain, tetapi pendidikan juga mempersiapkan generasi baru yang berkualitas yang akan hidup di situasi yang baru pula. Tapi hal ini sering mendapat hambatan dalam prakteknya, gererasi muda justru banyak yang terjerumus pada hal-hal negatif. Maka dari itu harus ada pendidikan yang berusaha membina nilai dan membentuk karakter. Dan salah satu tujuan pendidikan yaitu pendidikan sebagai penegakkan nilai. Pendidikan sebagai penegakkan nilai diharapkan dapat memberdayakan peserta didik menjadi warga negara yang baik (to be good citizenship) yang sadar akan tanggungjawabnya dan berpartipasi aktif kepada kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia wacana pendidikan nilai secara kulikuler ada dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai yang terdapat dalam PKn diantaranya nilai budi pekerti, cinta tanah air, keberagamaan, demokrasi, dan lain sebagainya. Nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki setiap siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas. Warga negara yang baik dan cerdas tentunya yang memiliki nilai-nilai luhur Pancasila. Di sini bukan hanya saja pendidikan di luar mata pelajaran yang dijadikan sebagai wadah mencari ilmu. Tetapi ada juga wadah yang bisa menyalurkan bakat dan minat siswa yang didukung oleh pihak sekolah guna menambah potensi dalam diri siswa yaitu melalui kegiatan yang dinamakan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan wadah untuk mendapat pengalaman baru, menambah teman, mendapat ilmu dan juga keterampilan baru.

3 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai tentunya berkesinambungan dengan kegiatan siswa di luar proses belajar mengajar, salah satunya yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR. Kegiatan ekstrakurikuler PMR bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa kemanusiaan. Nilai kemanusiaan yang ingin ditingkatkan sesuai dengan sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam materi dasar pelatihan PMR Wira dan Madya Palang Merah Indonesia (2006: 16) yang menjadi tujuan umum PMR yaitu: a. Berbakti kepada masyarakat. b. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan. c. Mempererat persahabatan nasional/internasional. Sejalan dengan penjelasan di atas maka kegiatan ekstrakurikuler PMR tidak bisa terlepas dari perannya yang mulia yaitu untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara serta menjalin persahabatan antar satu dengan yang lain dibidang sosial untuk kesehatan serta kebersihan. Di sekolah kegiatan ektrakurikuler PMR banyak berpartisipasi dalam kegiatan amal, seperti penggalangan dana untuk korban bencana, membantu kegiatan donor darah, dan lain sebagainya. Semua yang itu dilakukan atas dasar rasa kemanusiaan. Al Marsudi (2008: 52) mengatakan, bahwa Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Maka dari itu perlakuan manusia terhadap sesamannya harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan fitrahnya, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia harus hormat terhadap sesamanya, tidak memandang rendah atau merendahkan, apalagi menginjak-nginjak dan memperbudak sesamanya, karena dihadapan Tuhan status manusia sama, sedang yang membedakan hanyalah ketakwaan terhadap Tuhan, sehingga sikap dan perilakunya harus mencerminkan manusiawi. Sikap kemanusiaan yang ingin ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR, yaitu diharapkan siswa dapat memberikan pertolongan kepada orang lain yang terkena musibah tanpa membedakan dari segi apapun, dan

4 hal ini juga untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan PMR siswa mampu meningkatkan sikap kemanusiaannya. Siswa mempunyai sikap saling pengertian, kerjasama dan menciptakan perdamaian dalam kehidupannyannya sehari-hari. Begitu pentingnya peningkatan sikap kemanusiaan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR, yang berguna untuk mewujudkan tujuan dari PKn yaitu untuk menjadikan warga negara yang baik yang menjunjung tinggi nilainilai Pancasila. Maka dari itu penulis bermaksud meneliti tentang: Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam Upaya Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Siswa B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pendidikan bukan saja menekankan untuk mencari ilmu pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar saja, tetapi di sini peran kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga sangat penting untuk meningkatkan semangat kreatifitas dan bakat siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR diharapkan siswa mempunyai soft skill yang baik, dan berguna ketika mereka hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun ketika mereka terjun langsung ke masyarakat. PKn merupakan pendidikan yang mengembangkan pendidikan nilai, yang berfungsi membentuk karakter siswa. Pendidikan nilai di sini tentunya sesuai dengan jiwa luhur Pancasila. Pendidikan nilai bisa dikembangkan melalui kegiatan eksrakurikuler PMR. Kegiatan ekstrakurikuler PMR berupaya untuk membina karakter siswa agar memiliki jiwa rela berkorban, kesetiakawanan sosial, kepemimpinan dan lain sebagainya. Anggota ini PMR dididik, dilatih, dan dibina menjadi manusia yang berkeprimanusiaan. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler PMR diharapkan dapat meningkatkan sikap kemanusiaan siswa. Sikap kemanusiaan siswa merupakan pendidikan nilai yang membentuk karakter siswa sesuai dengan tujuan PKn dalam membentuk warga negara yang baik (to be good citizenship). Maka permasalahan pokok dari penelitian yang akan di kaji yaitu mengenai Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)

5 Dalam Upaya Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Siswa. Untuk lebih memudahkan pembahasan hasil penelitian, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam bentuk sub-sub masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)? 2. Materi dan program apa saja yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam upaya meningkatkan sikap kemanuisaan siswa? 3. Bagaimana peran kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa? 4. Apa saja yang menjadi permasalahan dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian mengenai Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam Upaya Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Siswa adalah: 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh gambaran tentang sejauh mana peranan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa. 2. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh gambaran tentang: a. Pemahaman siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). b. Materi dan program apa saja yang diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) ini dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa.

6 c. Peran kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa. d. Permasalahan yang ada dalam upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) ini. D. Manfaat Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR), terutama yang berkenaan dengan upaya meningkatkan sikap kemanusiaan siswa. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi siswa, khususnya bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pedoman dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari yang syarat dengan nilai-nilai kebajikan terutama sikap kemanusiaan ini serta dapat melihat nilai guna dari kegiatan ini untuk bekal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Bagi lembaga pendidikan, khususnya sekolah formal dalam memberi masukan tentang pentingnya sikap kemanusiaan kepada siswa baik dalam pelajaran di kelas maupun diluar kelas. c. Bagi pembaca, dapat dijadikan wawasan dalam kehidupan sehari-hari bahwa sikap kemanusiaan ini sangat penting dipupuk agar kehidupan ini berjalan dengan serasi dan selaras. d. Bagi penulis, untuk dijadikan bahan pedoman dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya yang tentunya akan bermanfaat bagi kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Seperti sikap kemanusiaan ini.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahulan Bab I ini berisi tentang uraian mengenai: a. Latar belakang masalah, menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingya masalah itu diteliti dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut baik dari sisi teoritis maupun praktis. b. Identifikasi dan perumusan masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi opersionalnya. c. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian. d. Manfaat penelitian, bisa dilihat dari salah satu atau beberapa aspek, misalnya dari segi teori, segi kebijakan, segi praktik, dan segi isu serta aksi sosial. e. Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang uraian urutan penulisan dari setiap bab dan bagian skripsi mulai Bab I hingga Bab terakhir. 2. Bab II Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi mengenai konsep-konsep utama dan turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta posisi teoritik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yang diturunkan dalam subjudul. 3. Bab III Metode Penelitian Metode penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, temasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek popolasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya serta analisis data.

8 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada Bab IV ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada Bab V ini berisi mengenai penafsiaran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.