Pengaruh Model Pembelajaran Gerlach Dan Ely Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pola pikir siswa adalah pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. individu. Karena dalam pendidikan mengandung transformasi pengetahuan, nilainilai,

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

P. S. PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KECEMASAN MATEMATIS SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Scanned by CamScanner

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diana Utami, 2014

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

Transkripsi:

Pengaruh Model Pembelajaran Gerlach Dan Ely Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Elsa Nopita Sitorus 1, Martina Mutiara Purba 2 1 Jl.ParangII gg. Sejahtera No. 13 Padang Bulan Medan E-mail: eelsanopitasitorus@yahoo.co.id 2 Jl.Berdikari No. 22 Padang Bulan Medan E-mail: martinamutiarapurba14@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel kelas X di SMK Sandhy Putra 2 Medan. Penelitian ini menggunakan eksperimen pretest-posttes control grup. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Sandhy Putra 2 Medan. Sampel diambil teknik simple random sampling sejumlah 1 kelas. Kelas eksperimen dikenai model Gerlach dan Ely. Instrumen penelitian terdiri atas observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata 67,91 yang artinya bahwa nilai kemampuan komunikasi matematika siswa kategori cukup baik. Nilai koefisien korelasi artinya terdapat hubungan yang kuat antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika. Nilai koefisien determinasi r 2 sebesar 82,34% artinya model pembelajaran Gerlach dan Ely mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika sebesar 82,34% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan regresi sederhana yang diperoleh adalah. Pada persamaan tersebut koefisien arah regresi linier b sebesar 0,955 yang artinya hasil kemampuan komunikasi matematika siswa akan meningkat sebesar 0,955. Kata Kunci : Model, Pembelajaran, Gerlach dan Ely, Komunikasi. I. PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, terdidik, dan terampil. Semakin baik pendidikan dalam suatu bangsa, maka akan semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya, karena cukup disadari bahwa kemajuan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan (Suryabrata, 2004 : 293). Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh peserta didik, terbukti dari diberikannya pelajaran matematika sejak pendidikan dasar, menengah dan bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Penyebab pentingnya pelajaran matematika adalah kemampuan siswa dalam bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk melatih siswa berpikir jelas, logis, teratur, sistematis, bertanggung jawab, dan memiliki kepribadian yang baik serta kemampuan untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya siswa masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, akibatnya matematika kurang digemari oleh sebagian besar siswa. Hasil penelitian Trends in Mathematics and Science Study yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the 337

Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, lebih pada kemampuan menghapal dalam pembelajaran sains dan matematika. Menanggapi hasil penelitian ini, Wono Setyabudhi, dosen matematika dari Institut Teknologi Bandung (Rifandi, 2009 : 2) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia memang masih menekankan menghapal rumus-rumus dan menghitung. Bahkan, guru pun otoriter keyakinannya pada rumusrumus pengetahuan matematika yang sudah ada, padahal belajar matematika itu harus mengembangkan logika, reasoning, dan argumentasi, serta bisa meyakinkan orang lain. Namun hal ini masih kurang dikembangkan dalam pendidikan matematika di sekolah. Pada umumnya, pembelajaran matematika dilakukan guru kepada siswa adalah tujuan siswa dapat mengerti dan menjawab soal yang diberikan oleh guru, tetapi siswa jarang sekali dimintai penjelasan asal mula mereka mendapatkan jawaban tersebut. Sehingga siswa jarang sekali berkomunikasi dalam matematika. Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan dewasa ini adalah masalah yang nyata di dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai kemampuan dan selera guru. Padahal apabila siswa terlibat aktif dalam proses belajar, mereka akan lebih mampu membangun gagasan, ide, dan konsep matematika. Sehingga siswa akan memiliki konsep atas topik matematika tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang sulit di antaranya adalah karakterikstik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh lambang-lambang serta rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh hitungan dan miskin komunikasi. Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa salah satu kesulitan dalam mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa. Keadaan ini juga dapat dilihat dalam pembelajaran di kelas, misalnya siswa dapat mengerjakan soal matematika yang diberikan, namun ketika ditanya bagaimana langkahlangkah untuk mendapatkan hasilnya, siswa menjadi bingung dan kesulitan dalam menjelaskan. Selain itu, masih seringnya ditemukan kesalahan siswa dalam menyatakan notasi matematika, simbol dan istilah. Aplikasi praktis teknologi pendidikan akan mempengaruhi bidang pendidikan dalam berbagai macam bentuk model pembelajaran yang dikembangkan. Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran Gerlach dan Ely (Rusman, 2012 : 2). Gerlach dan Ely mendesain sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan. Selain itu, model pembelajaran Gerlach dan Ely menetapkan pemakaian produk teknologi pendidikan sebagai media dalam penyampaian materi. Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode perencanaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakan suatu garis pedoman suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik. Model ini memperlihatkan hubungan antara elemen yang satu yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan ke dalam suatu rencana untuk kegiatan pembelajaran. Ketika sebuah konsep informasi matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa pun siswa mendapatkannya sendiri melalui bacaan, maka saat itu sedang terjadi transformasi komunikasi matematika dari komunikator kepada komunikan. Respon yang diberikan komunikan merupakan interpretasi komunikan terhadap informasi yang diterima. Dalam matematika, kualitas interpretasi dan respon itu seringkali menjadi masalah istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu sendiri yang syarat istilah dan simbol. 338

Standar utama dalam pembelajaran matematika yang termuat dalam Standar National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (Rifandi, 2009 : 4) yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Kelima standar tersebut mempunyai peranan penting dalam kurikulum matematika. Selain itu, Standar Isi Permendiknas No. 22 tahun 2006 (Rifandi, 2009 : 6) menyatakan bahwa : Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan simbol, tabel, diagram, media lain untuk memperjelas keadaan masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis. Sedangkan kemampuan komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog yang terjadi di lingkungan kelas, di mana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gagasan matematika bisa berlangsung antara guru siswa, antara buku siswa, dan antara siswa siswa. Menurut Hiebert (Rifandi, 2009 : 9), setiap kali kita mengkomunikasikan gagasangagasan matematika, kita harus menyajikan gagasan tersebut suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan kemampuan orang yang kita ajak berkomunikasi. Kita harus mampu menyesuaikan sistem representasi yang mampu mereka gunakan. Tanpa itu, komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai sasaran. Pada umumnya, pembelajaran matematika dilakukan guru kepada siswa adalah tujuan siswa dapat mengerti dan menjawab soal yang diberikan oleh guru, tetapi siswa tidak pernah jarang sekali dimintai penjelasan asal mula mereka mendapatkan jawaban tersebut. Sehingga siswa jarang sekali berkomunikasi dalam matematika. Apabila siswa terlibat aktif dalam proses belajar, mereka akan lebih mampu membangun gagasan, ide, dan konsep matematika. Sehingga siswa akan memiliki konsep atas topik matematika tersebut. Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dalam belajar matematika juga dapat dilihat dalam pembelajaran di kelas, misalnya siswa dapat mengerjakan soal matematika yang diberikan, namun ketika ditanya bagaimana langkahlangkah untuk mendapatkan hasilnya, siswa menjadi bingung dan kesulitan dalam menjelaskan. Selain itu, masih seringnya ditemukan kesalahan siswa dalam menyatakan notasi matematika, simbol dan istilah. II. METODE Penelitian ini dilakukan di SMK Sandhy Putra 2 Medan pada kelas X semester II Tahun Ajaran 2013/1014. Populasi dalam penelitian 339

ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Sandhy Putra 2 Medan yang berjumlah 5 kelas sebanyak 131 orang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas yaitu kelas eksperimen yang diambil secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara random tanpa pandang bulu di mana semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan anggota sampel (Sudjana, 2002 : 5). Sampel penelitian yaitu kelas X TKJ 1 sebanyak 32 orang sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperiment, yakni penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada pengaruh akibat dari suatu perlakuan yang dikenakan pada subjek yaitu siswa. Desain penelitiannya berupa pretest-posttes control grup. Tabel 1. Two Group Pretes-Posttest Design Kelas Pretest Perlakuan Postest Eksperi men T 1 X 1 T 2 Keterangan : X 1 = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Gerlach dan Ely T 1 = Pretest diberikan pada kelas eksperimen sebelum perlakuan T 2 = Posttest diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran Gerlach dan Ely dan variabel terikat adalah kemampuan komunikasi matematika siswa. Instrumen yang digunakan untuk pengumpul data yang terdiri atas observasi dan tes hasil kemampuan komunikasi matematika siswa. Sebelum digunakan untuk menjaring data penelitian, instrumen tes tersebut terlebih dulu divalidasi untuk menguji validitas dan kehandalannya. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan keterampilan proses pembelajaran menggunakan Gerlach dan Ely dan kemampuan komunikasi matematika siswa. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji liliefors dan uji hipotesis menggunakan ANAVA. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Observasi Tabel 2. Hasil Observasi Observasi N Rata Postes Eksperimen Simpan -rata gan Baku 32 67,91 18,567 2. Kemampuan Komunikasi Matematika Tabel 3. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi matematika Siswa Postes Eksperimen N Ra tarata Simpan gan Baku 32 68,375 17,64 3. Analisis Data 3.1 Uji Normalitas Model Pembelajaran Gerlach dan Ely Dari hasil perhitungan diperoleh harga menggunakan tabel uji liliefors untuk n=32 dan taraf nyata maka harga Selanjutnya harga jika dibandingkan adalah Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa observasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3.2Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematika Dari hasil perhitungan diperoleh harga menggunakan tabel uji liliefors untuk n=32 dan taraf nyata maka harga Selanjutnya harga jika dibandingkan adalah Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3.3. Analisis Regresi 3.3.1 Persamaan Regresi Sederhana Regresi sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Persamaan regresi yang digunakan dikemukakan oleh Sudjana. Dari data hasil penelitian diperoleh persamaan regresi,. 3.3.2 Uji Linieritas Regresi 340

Menguji kelinieran regresi dilakukan uji regresi sederhana antara model pembelajaran Gerlach dan Ely kemampuan komunikasi matematika. Dari perhitungan analisis varians disusun tabel ANAVA seperti di bawah ini : Tabel 4. Varians untuk Uji Kelinieran Regresi (ANAVA) Sumb er Varia nsi Tot al Ko efisen( a) Re gresi (b/a) Res idu Tu na Cocok Ke kelirua n 32 158 247 1 157 405 1 879 9,4 894 30 188 7,2 306 20 131 2,7 306 10 547,5 158 247 157 405 879 9,4 894 60, 907 7 65, 636 54, 750 Pada taraf nyata daftar distribusi F nilai - diperoleh maka dan dari. Karena maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang linier dan berarti antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika. 3.3.3 Uji Keberartian Regresi Perhitungan diperoleh hasil bila dikonsultasikan pada yaitu maka diperoleh karena dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, artinya terdapat pengaruh antara model pembelajaran Gerlach dan Ely kemampuan komunikasi matematika. 3.3.4 Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai artinya terdapat hubungan yang kuat antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika digunakan koefisien determinasi. Melalui perhitungan diperoleh sebesar 82,34% artinya model pembelajaran Gerlach dan Ely mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel sebesar 82,34% selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. 3.3.5 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Dalam perhitungan uji keberartian koefisien korelasi perhitungan uji t (lampiran 26) diperoleh hasil harga dan oleh karena (salah) artinya ada hubungan yang kuat dan berarti antara model pembelajaran Gerlach dan Ely kemampuan komunikasi matematika siswa. B. PEMBAHASAN Hasil perhitungan observasi diperoleh nilai rata-rata 68,375 dan simpangan baku 17,64 yang artinya model pembelajaran Gerlach dan Ely sudah dijalankan cukup baik. Kemudian nilai rata-rata posttest sebesar 67,91 dan simpangan baku 18,567 artinya nilai kemampuan komunikasi matematika siswa dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan persamaan regresi sederhana yang diperoleh adalah. Pada persamaan tersebut koefisien arah regresi linier b sebesar 0,955 yang artinya hasil kemampuan komunikasi matematika siswa akan meningkat sebesar 0,955 jika model pembelajaran Gerlach dan Ely meningkat sebesar satu satuan. Dari uji kelinieran regresi diperoleh artinya terdapat hubungan antara model pembelajaran Gerlach dan Ely kemampuan komunikasi matematika kemudian dari uji 341

keberartian regresi diperoleh artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa. Nilai koefisien korelasi artinya terdapat hubungan yang kuat antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika. Nilai koefisien determinasi r 2 sebesar 82,34% artinya model pembelajaran Gerlach dan Ely mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika sebesar 82,34% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dari uji keberartian koefisien korelasi perhitungan uji t diperoleh hasil harga (salah), artinya ada hubungan yang kuat dan berarti antara model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa. Belajar juga merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Sabri, 2010 : 19). Helvetia Tahun Ajaran 2013-2014. Medan : Universitas Negeri Medan. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : Raja Grafindo Persada. Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching. Padang : Quantum Teaching. Sihombing, Notalia. 2013. Modul Matematika X SMK. Medan : SMK Sandhy Putra 2. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. IV. KESIMPULAN Dari analisis data dan pengujian hipotesis maka sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh model pembelajaran Gerlach dan Ely terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi P&PtLSV kelas X di SMK Sandhy Putra 2 Medan. Dengan demikian model pembelajaran Gerlach dan Ely secara nyata dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar 82,34% artinya model pembelajaran Gerlach dan Ely mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika sebesar 82,34% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dapat dijelaskan melalui hubungan linier. DAFTAR PUSTAKA Rifandi, Ahmad. 2009. Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Pada Kelas VIII SMP PAB 2 342