BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada teori keagenan bahwa agen bertindak atas nama prinsipal, dan prinsipal mendelegasikan kekuasannya untuk membuat suatu keputusan kepada agen, yang dimaksud prinsipal adalah pemegang saham, sedangkan agen adalah manajer yang diamanatkan untuk mengelola suatu perusahaan. Prinsipal dalam hal ini menyediakan segala fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan, sedangkan agen mempunyai kewajiban untuk mengelola perusahaan yang diamanatkan oleh pemegang saham ( prinsipal ) dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Brigham (1996) ( dalam F.Kusumawati : 2001 ) menunjukkan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu ( pemilik ) membayar individu lain (agen) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen. Sudut pandang manajemen keuangan, tujuan perusahaan adalah untuk memakmurkan pemegang saham, untuk mencapai tujuan tersebut tidak sedikit pemilik modal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional atau insider. Insider yang diangkat oleh pemegang saham diharapkan akan bertindak yang terbaik bagi mereka dengan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.
2 Prakteknya tidak semua agen selalu ingin memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham dan lebih memilih kesejahteraan pribadinya tersebut dengan berbagai fasilitas yang diberikan missal gaya hidup mewah, kantor mewah dan berbagai fasilitas yang diterima oleh para agen atau manajer. Perilaku agen I manajer tersebut sangat mempengaruhi perusahaan dengan semakin tingginya pengeluaran I beban yang ditanggung oleh perusahaan, sehingga dividen yang diharapkan oleh pemegang saham akan mengalami suatu penurunan karena beban tersebut ( Carl R.Chen & Steiner, 1999 ). Pemegang saham menginginkan fasilitas yang dikeluarkan untuk membiayai para manajemya tersebut melalui suatu utang agar tidak mempengaruhi dividen perusahaan, akan tetapi manajer seringkali tidak menyukai hal tersebut karena utang mempunyai risiko yang tinggi, akibat adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dapat berakibat adanya Konflik Agensi (Agency Conflict). Konflik tersebut dapat dihindarkan atau diminimalisasi dengan adanya suatu system pengawasan yang dapat mensejajarkan diantara kepentingan yang terkait dan dari suatu mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut dengan Biaya Keagenan (Agency Cost). Jensen dan Mecling (1976) menunjukkan bahwa untuk mengurangi biaya keagenan tersebut dapat ditempuh dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh menejemen, dalam arti bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan perusahaan.
3 Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan langsung merasakan manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Crutchley dan Hansen (I 989) menunjukkan bahwa biaya keagenan dapat dikurangi dengan altematif meningkatkan Dividend Payout Ratio atau dengan kata lain adalah pembayaran dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan, karena dengan pembayaran dividen akan mengurangi cash flow perusahaan akibatnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya akan mencari altematif sumber pendanaan yang relevan. Altematif lainnya adalah meningkatkan pendanaan melalui utang dan apabila adanya penurunan utang, maka akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajeman, disamping itu juga utang dapat menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Institutional Investor sebagai pihak yang memonitor agen (Friend dan Lang, 1988) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar seperti institutional investor dapat mengurangi biaya keagenan dan hal ini disebabkan karena kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Penelitian ini akan menguji pengaruh antara kepemilikan manajerial, utang dan kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial adalah sebuah kekuatan
4 pemonitoran internal yang penting dan telah dilakukan penelitiannya sebagai sebuah fungsi dari rasio utang perusahaan. Jensen dan Mecling (1976) menunjukkan bahwa penggunaan modal utang akan mengurangi. kebutuhan akan modal dari luar dan karenanya akan meningkatkan proporsi kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Friend dan Lang (1988) menunjukkan bahwa hubungan kausal dari kepemilikan manajerial ke utang dan basil dari penelitiannya menyebabkan bahwa penggunaan utang yang tinggi I berlebihan akan meningkatkan risiko kebangkkrutan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan bagi para manajer sehingga mengecilkan kepemilikan manajerial. Carl R.Chen dan Steiner,(1999) menunjukkan bahwa sebuah hipotesis utang terjamin, jika utang dan asset tetap berkaitan secara positif. Myers dan Majluf (1984) menunjukkan bahwa sebuah hubungan negatif antara profitabilitas dan utang, bagi perusahaan yang lebih profitable akan mengurangi utang karena lebih banyak dana internal akan tersedia untuk membiayai investasi perusahaan. Sedangkan hubungan kausal dari dividen ke kepemilikan manajerial dapat dimotivasi lewat hipotesis cash flmrs bebas (Jensen, 1986) dapat membuktikan dalam penelitiannya bahwa dividen dapat mengurangi biaya keagenan. Rozeff (1982) menunjukkan bahwa level kepemilikan manajerial yang tinggi akan menyebabkan level pembayaran dividen yang rendah. Lebih
5 jauh Jensen et al, (1992) rnenunjukkan bahwa terdapat hubungan kausal negatif dari level utang ke pernbayaran dividen. Tujuan penelitian yang ingin karni dalarni adalah untuk rnernperluas bidang penelitian dengan rnernpertirnbangkan sebuah model ernpiris dirnana kepemilikan rnanajerial, utang dan kebijakan dividen masing-masing ditentukan sebagai variabel endogen atau variabel dimana dapat berfungsi sebagai variabel bebas dan dapat juga sebagi variabel terikat yang ditentukan secara gabungan. Berdasarkan kondisi nyata dan teori serta hasil penelitian terdahulu mendorong peneliti untuk melakukan analisis terhadap pengaruh ketiga variabel tersebut. Spesifikasi ini didukung oleh suatu fakta bahwa kepemilikan rnanajerial, utang dan kebijakan dividen rnerupakan bagian integral dari pembuatan keputusan perusahaan dalam kerangka kerja keagenan. B. Rumusan Masalah Teori keagenan, menyatakan bahwa kepernilikan rnanajerial, utang dan kebijakan dividen dapat dihubungkan secara langsung dan terkait satu sarna lain. Leland dan Pyle (1977) dan Easterbrook (1984) menunjukkan bahwa kepemilikan rnanajerial sebagai suatu variabel endogen perusahaan yang mernpengaruhi kebijakan dividend an utang. Sedangkan penelitian lain dari Demzets dan Harold (1983) dan Demzets dan Lehn (1985) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang beroperasi dipasar memiliki risiko, lebih sulit untuk dimonitor secara eksternal. Untuk itu dalam penelitian ini rnuncul
6 beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut: I. Apakah utang dan dividen berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial? 2. Apakah kepemilikan manajerial dan dividen berpengaruh pada utang? 3. Apakah kepemilikan manajerial dan utang berpengaruh pada dividen? C. Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh teori keagenan pada perusahaan di BEJ dengan tujuan penelitian : 1. Untuk membuktikan pengaruh utang dan dividen terhadap kepemilikan manajerial. 2. Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan manajerial dan dividen terhadap utang. 3. Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan manajerial dan utang terhadap dividen. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini sebagai tindak lanjut dari tujuan penelitian diatas adalah sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi, baik bagi investor. cajon investor ataupun bagi perusahaan tentang hubungan interdependensi variabel-variabel kepemilikan manajerial utang dan dividen khususnya perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta.
7 2. Bagi para investor dan calon investor, informasi diatas dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai mambeli atau menjual saham. Apabila perusahaan terjadi konflik agensi antara pihak insider, kreditor dan pemegang saham, maka keuntungan yang diharapkan oleh investor tidak akan terjadi. 3. Bagi para akademisi dan analisis sekuritas, informasi diatas dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk bahan acuan analisis berikutnya.