BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah, dan lain lain) Namun meskipun matematika telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan begitu penting baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan melalui pengajaran dan di amalkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan mempunyai banyak manfaat yang bisa diperoleh contohnya seperti mengembangkan bakat seseorang yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain atau masyarakat bisa juga melestarikan budaya agar tidak diakui oleh negara lain. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan munculnya pendekatan pada pembelajaran berbasis KBK, setelah itu pendekatan komunikatif muncul, lalu pendekatan komunikatif yang digunakan dalam pembelajaran. Sekarang ini lahir kurikulum baru, meneruskan pendekatan kurikulum sebagai kurikulum yang menggunakan pembelajaran tematik intergratife. Kurikulum ini dinamakan Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah. Pendekatan yang digunakan adalah sistemik fungsional. Secara umum, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Dengan hadirnya pendekatan inilah, maka pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan. Perubahan dalam sebuah pendekatan akan membawa efek dalam pembelajaran bahasa. Perhatian utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia 1

2 dalam Kurikulum 2013 adalah berbasis sebuah teks. Teks merupakan salah satu media secara tulisa ataupun lisan dengan tata cara tertentu untuk mengungkapkan makna yang kontekstual. Tim Kemendikbud (2013:203) menyatakan, bahwa teks merupakan satuan bilingual yang dimediakan secara tulisan dengan tata tertentu dan makna secara kontekstual. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perubahan pada proses pembelajaran akan berdampak positif terhadap peserta didik dan pada pemahaman seorang guru. Guru bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan dalam mengimpletasikan Kurikulum 2013 yang menekankan pada keragaman sebuah teks karena teks-teks tersebut tidak pernah dipelajari oleh peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum yang sebelumnya salah satunya teks anekdot yang ada di dalam Kurikulum 2013. Peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam pembelajaran berbasis teks dengan sebuah pendekatan yang ada dalam Kurikulum 2013. Peserta didik mendapat kendala untuk memahami teks-teks yang dipelajari karena pembelajaran sebelumnya atau Kurikulum yang sebelumnya belum diperkenalkan dengan teksteks yang disajikan pada Kurikulum 2013 ini. Guru merupakan seseorang yang ada dalam proses pembelajaran tersebut, guru dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai. Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas tidak hanya menyampaikan informasi dari seorang guru kepada siswanya. Akan tetapi, lebih

jauh, guru selalu memikirkan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan proses pembelajaran itu dan terjadinya proses interaksi antara siswa dengan guru. Sudarwan (2010:17) mengemukakan pengertian guru sebagai berikut: Guru merupakan pendidik profesioanl dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. Dalam kurikulum 2013 terdapat materi tentang menganalisis teks anekdot yang baik secara lisan maupun tulisan. Teks anekdot adalah sebuah jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu dan konyol yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang menarik dan mengesankan. Pembelajaran menganalisis dengan metode paradigma kritis diharapkan mampu membuat siswa pada kelas X memungkinkan keterlibatan tiap siswa sebagai usaha mencapai tujuan pengajaran. Dalam metode ini diharapkan kemampuan siswa dapat ditingkatkan serta menjadi sebuah semangat dan motivasi yang baru untuk para siswa. Ada masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam menganalisis sebuah teks anekdot seperti siswa tidak mengerti harus menganalisis apa namun permasalahan-permasalahan yang ada bisa dibereskan dengan menjelaskan kepada siswa. Pelaksanaan pembelajaran di kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung masih kurang efektif. Guru kurang melibatkan siswa selama proses pembelajaran yang pada akhirnya menjadikan siswa hanya berperan sebagai subjek belajar yang pasif. 3

4 Kegiatan pembelajaran didominasi oleh aktivitas guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran serta diselingi sesekali siswa menanyakan hal yang belum dipahami. Itupun dilakukan oleh siswa yang sama. Adanya aktivitas siswa, aktivitas tersebut bukan merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan belajar siswa, melainkan aktivitas yang justru mengganggu kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat bersemangat hanya ketika di awal pembelajaran, tetapi pada pertengahan pembelajaran siswa mulai jenuh dan bosan. Hal ini, disebabkan karena mereka hanya duduk, diam mendengarkan penjelasan guru. Akibatnya pembelajaran dikelas menjadi tidak bermakna, pemahaman terhadap konsep berkurang, yang pada puncaknya berimbas pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menganalisis Teks Anekdot dengan Menggunakan Metode Paradigma Kritis pada Siswa Kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

5 1. Tingkat minat membaca siswa SMK Pakuan Lembang Bandung Barat rendah. 2. Kurang dan terbatasnya buku pembelajaran teks anekdot. 3. Siswa kesulitan dalam menganalisis teks anekdot. 4. Kurangnya pengetahuan peserta didik dalam menganalisis teks anekdot. 5. Guru kurang menarik dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya media untuk pembelajaran serta kurangnya pemahaman yang mengakibatkan kekeliruan dalam penentuan atau penggolongan struktur. Jadi, penelitian ini dimaksudkan untuk menambah keamampuan siswa dalam mengolah atau menggolongkan struktur dengan metode pembelajaran yang telah disiapkan sebagai metode pembelajaran yang baik dan menarik. C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskandengan baik, tidak hanya membantu memusatkan

6 pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir agar menghasilkan suatu kinerja yang baik dan tepat. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, menilai pembelajaran menganalisis teks anekdot dengan menggunakan metode Paradigma Kritis pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat? b. Mampukah siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur, ciri kebahasaan dan kaidah penulisan? c. Efektifkah metode Paradigma Kritis diterapkan dalam pembelajaran menganalisis teks anekdot pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat? Berdasarkan kesimpulan pada keterangan di atas menjelaskan bahwa diujinya penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran dengan metode pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu metode Paradigma Kritis terhadap pembelajaran siswa. Pada tahap inilah penulis harus mampu mengembangkan sebuah masalah pada materi pembalajaran atau bahan ajar yang sesuai dan yang terjadi di sekolah atau di lingkungan sekolah baik secara formal maupun non formal menjadi suatu penemuan yang membuat siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih terarah dan lebih baik sehingga pada saat proses kegiatan pembelajaran siswa akan menjadi lebih baik pada proses belajar.

7 2. Batasan Masalah Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak terlalu luas dan hasil yang diperoleh menjadi lebih terarah dan terstruktur. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis diuji dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, kaidah penulisan dengan menggunakan metode Paradigma Kritis pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat. b. Kemampuan siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat diuji melalui tes dalam melaksanakan pembelajaran menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur. c. Keefektifan metode pembelajaran Paradigma Kritis yang diuji dengan tes dalam pembelajaran menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur teks. Pembatasan masalah yang dijelaskan penulis bertujuan untuk membatasi permasalahan yang ada di penelitian ini. Pembatasan masalah yang akan diteliti harus didasarkan pada alasan yang tepat, baik itu alasan teoretis maupun alasan praktis. Kesimpulan pada keterangan di atas menjelaskan bahwa penulis pada tahap inilah harus mampu mengembangkan sebuah masalah yang terjadi menjadi

suatu penemuan yang membuat siswa atau kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. 8 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil dari sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian berkaitan dengan pernyataan rumusan masalah. Tujuan penelitian harus harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan. Setiap upaya pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan penelitian untuk memeroleh jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sesuai dengan latar belakang serta rumusan masalah setiap kegiatan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian merupakan rumusan dari tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut: 1. untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, menilai pembelajaran menganalisis teks anekdot dengan menggunakan metode Paradigma Kritis pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat; 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat dalam menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur, ciri kebahasaan; dan kaidah penulisan.

9 3. untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode Paradigma Kritis dalam pembelajaran menganalisis teks anekdot pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, penulis dapat memperlihatkan hasil yang ingin dicapai penulis setelah melakukan penelitian. Kesimpulan bahwa sebuah tujuan penelitian sebagai alur sebuah penulisan karya ilmiah yang menuntun proses penulisan atau penelitian yang sebelumnya telah terencana serta penjelasan terhadap maksud dibuatnya penulisan penelitian ini. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka manfaatnya secara praktis maupun secara teoretis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoretis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan pengembangan pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan dan diperoleh saat telah melaksanakan sebuah penelitian pada suatu penulisan sebuah karya ilmiah berdasarkan fakta. Dalam kegiatan ini manfaat penelitian diharapkan dapat member sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan bisa diperoleh sebagai berikut.

10 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis dalam pembelajaran menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikancara alternatif pembelajaran apabila siswa menemukan kesulitan atau masalah dalam menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur teks yang telah dipelajari. 3. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran keterampilan menulis, terutama dalam pembelajaran menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur menggunakan metode Paradigma Kritis pada siswa kelas X SMK Pakuan Lembang Bandung Barat. 4. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. 5. Bagi Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini dapat membantu menjadi sarana untuk menambah ilmu bagi mahasiswanya dan bahan informasi bagi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung.

11 Berdasarkan manfaat, penelitian ini melihat seberapa jauh peranan suatu penelitian. Penelitian akan memegang peran penting jika dilakukan dengan baik dan benar. Hasil akhir penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi siswa, bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, bagi peneliti lanjutan, dan bagi lembaga. Oleh sebab itu, manfaat yang dapat dijelaskan sebagai salah satu pedoman penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan adanya peningkatan dan perubahan kearah lebih baik dan terstruktur serta secara sistematis. Adapun manfaat penelitian yang telah dipaparkan di atas, penelitian yang telah dilakukan olehpenulisdapat dimanfaatkan dan digunakan bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. F. Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki presepsi yang sama tentang penelitian yang dilakukan. Definisi operasional merupakan penjabaran tafsiran sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian menganalisis teks anekdot. Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Penjelasan ini akan dijabarkan dengan menggunakan bahasa yang mudah singkat dan dipahami. Memahami pengertian dari judul penelitian ini, penulis akan menjelaskan pengertian istilah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar yang terjadi interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar.

12 2. Menganalisis adalah suatu penyelidikan dalam memecahkan masalah pada proses pembelajaran teks. 3. Struktur teks adalah suatu susunan yang terdiri atas unsur-unsur yang saling mendukung dengan satu sama lainnya dan dengan keseluruhannya. 4. Teks Anekdot adalah cerita lelucon atau humor yang di dalamnya terkandung pelajaran ataupun nasihat. Tujuannya untuk menyindir atau mengingatkan seseorang tentang suatu kebenaran. 5. Metode Paradigma Kritis adalah melakukan pembelajaran dengan cara mengkritik sebuah informasi yang didapat atau diperoleh. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa menganalisis struktur teks anekdot merupakan suatu proses pembelajaran yang berusaha mengarahkan siswa untuk mampu menemukan sebuah masalah yang terdapat dalam teks anekdot seperti pada bagian struktur, ciri kebahasaan, kaidah penulisan dengan metode secara individu yang betujuan agar siswa mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan mandiri. Melalui metode Paradigma Kritis memperkenankan siswa untuk melakukan hal secara mandiri dan mengeluarkan ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Pembelajaran ini banyak diterapkan pada kehidupan sehari-hari di lingkungan bermasyarakat, sehingga dapat membantu kita dalam lingkungan bermasyarakat. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode dapat berkembang dengan baik serta member kesan yang tidak membosankan pada saat kegiatan proses belajar mengajar. Siswa dapat melatih kemampuan siswa dalam berpikir

13 kritis memecahkan suatu permasalahan, bekerja sama memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dengan anggota kelompok, dan sesuai dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Teks anekdot itu merupakan teks yang berisi tentang sindiran lelucon tentang kehidupan sehari-hari yang berada di lingkungan sekitar. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan dengan sistematika penulisan yang runtun. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi skripsi di mulai dari bab I sampai bab V. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, indentifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. BabII Kajian teori dan kerangka pemikiran. Bab ini berisi kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah SMK tentang landasan teoretis yang berisi tentang kedudukan pembelajaran menganalisis teks anekdot pada Kurikulum 2013, konsep dasar pembelajaran menganalisis teks anekdot, metode paradigma kritis, hasil

14 penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, anggapan dasar dan hipotesis, serta prosedur penilaian. Bab III Metodologi penelitian. Bab ini berisi tentang metodologi penelitian. Pada bab ini, penulis mengupas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, operasionalisasi variabel, rancangan pengumpulan data dan instrumen penelitian, serta rancangan analisis data pembelajaran menganalisis teks anekdot dengan menggunakan metode paradigma kritis melalui kegiatan membaca, menulis dan berpikir kritis secara individu. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran menganalisis teks anekdot dengan menggunakan metode paradigma kritis. Pada bab ini, penulis melakukan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab V Simpulan dan saran. Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian dan penganalisisan data hasil penelitian yang telah dilakukan, serta mencantumkan saran. Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan Isi skripsi berisi mengenai langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode untuk menghasilkan data yang relevan dan dapat diuji hasil data berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan. Berdasarkan uraian struktur organisasi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa skripsi memiliki lima bab yang sudah tersusun mulai dari pendahuluan sampai simpulan dan saran.