DI BIDANG. remarkable. BAPPEBTI - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komodi. Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

M E M U T U S K A N :

Dalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.04/2016 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP WAKIL DAN PEGAWAI PERUSAHAAN EFEK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

2017, No undangan mengenai pencegahan dan pemberatasan tindak pidana pencucian uang dan wajib melakukan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Calon Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 111/BAPPEBTI/PER/Ol/2014 TENTANG

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 101/BAPPEBTI/PER/01/2013

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

BAB V PENUTUP. telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

HUKUM ACARA PERSAINGAN USAHA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Pengumuman Seleksi Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

M E M U T U S K A N :

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA YANG DIBUBARKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Pe

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.03/2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENANGANAN NASABAH DI BIDANG Perdagangan Berjangka Komoditi Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan D aya S a i n g E ko n o m i, s e r t a Pe n c i p t a a n Ke m a k m u ra n R a k ya t remarkable BAPPEBTI - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komodi

Kepatuhan (Compliance Director) 1

PENANGANAN SEBELUMNYA DIATUR DALAM SURAT EDARAN No. 198/2014 TTG PENANGANAN NASABAH Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) huruf o dan p Peraturan Kepala Bappebti Nomor 63/BAPPEBTI/Per/9/2008, Pialang Berjangka wajib: membuat dan melaksanakan POS tentang penanganan pengaduan Nasabah, dan membentuk unit yg berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan Nasabah & mengawasi kepatuhan peraturan; Berdasarkan Pasal 6 huruf d Peraturan Kepala Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/Per/1/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) Pialang Berjangka, Direktur Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab menerima & menangani pengaduan Nasabah. POKOK PENGATURAN SURAT EDARAN Pialang Berjangka diwajibkan untuk: menerima setiap pengaduan yang diajukan oleh Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah. mengupayakan terlebih dahulu penyelesaian pengaduan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat di antara Pihak yang berselisih, sebelum memanfaatkan sarana yang disediakan oleh Bappebti dan/atau Bursa Berjangka; melaksanakan POS tentang penanganan pengaduan Nasabah oleh Pialang Berjangka dan telah disetujui Bappebti; membentuk unit yg berfungsi u/ memberikan pelayanan pengaduan Nasabah & mengawasi kepatuhan thd peraturan; menyediakan hotline khusus, berupa nomor telepon khusus, e-mail khusus, dan kontak yang terdapat di website Pialang Berjangka u/ fungsi pelayanan terhadap Nasabah (customer service) dan juga menanggapi pengaduan Nasabah; mempublikasikan keberadaan unit di atas secara tertulis dan/atau elektronis termasuk nomor telepon dan kantor tempat melakukan pelayanan pengaduan, dan memastikan Nasabah mengetahui atas keberadaan unit tersebut dan fungsinya. DITEGASKAN KEMBALI 2 PERKA 125 / 2015

PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO 125/BAPPEBTI/PER/11/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN Tujuan: Meningkatkan kepastian hukum bagi pelaku di bidang Perdagangan Berjangka dan Nasabah dalam hal terjadi Pengaduan. Isu Penting dan Alasan : Belum adanya pedoman dalam bentuk pengaturan yang memuat ketentuan mengenai penanganan pengaduan Nasabah di bidang PBK; Banyak terjadi ketidakpastian skema dan waktu dalam menjalankan proses penanganan pengaduan Nasabah, sehingga banyak Nasabah yang tidak tahu dengan pasti bagaimanakah skema dari proses penanganan pengaduan tersebut; Transparansi proses penanganan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan integritas Perdagangan Berjangka 3

PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO 125/BAPPEBTI/PER/11/2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN NASABAH Pokok Pengaturan : PIHAK YANG MENGAJUKAN Pihak yang melakukan pengaduan hanya terbatas pada Nasabah atau kuasanya. DEFINISI Pemberitahuan yang disampaikan oleh Nasabah kepada Pialang Berjangka dan Bursa Berjangka atas adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Pialang Berjangka sehingga merugikan Nasabah secara materiil PENANGANAN DILAKUKAN SECARA BERJENJANG Penanganan Pengaduan dilakukan secara berjenjang, yakni Pialang Berjangka, Bursa Berjangka, dan Bappebti. Bappebti dalam hal ini sebagai pihak yang melakukan atas pemantauan penanganan Pengaduan; 4

PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO 125/BAPPEBTI/PER/11/2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN NASABAH Pokok Pengaturan : KEWAJIBAN PIALANG DALAM PENANGANAN membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan; memiliki dan menjalankan SOP penanganan pengaduan; menyediakan hotline khusus (nomor telepon, e-mail, dan kontak khusus di laman (website) Pialang Berjangka) secara khusus menyelenggarakan fungsi pelayanan Nasabah dan juga menanggapi pengaduan menatausahakan seluruh dokumen yang berkaitan dengan penanganan pengaduan menyampaikan laporan penanganan pengaduan setiap bulan kepada kepala Bappebti melalui laporan bulanan direktur kepatuhan 3 PROSES UTAMA PENANGANAN PADA PIALANG 1 Penerimaan Pengaduan 2 Penanganan Pengaduan 3 Penatausahaan dan Pelaporan Pengaduan 5

PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO 125/BAPPEBTI/PER/11/2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN NASABAH Pokok Pengaturan : PENANGANAN OLEH BERJANGKA Bursa Berjangka hanya dapat melakukan penanganan pengaduan, setelah pengaduan diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu oleh Pialang Berjangka; KESEPAKATAN PERDAMAIAN Dalam hal penanganan pengaduan menghasilkan kesepakatan perdamaian, kesepakatan perdamaian dimaksud bersifat final dan mengikat. Dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kesepakatan perdamaian, maka kesepakatan perdamaian batal demi hukum dengan mengecualikan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Dalam hal pihak yang tidak melaksanakan kesepakatan perdamaian adalah Nasabah, maka Nasabah tidak dapat mengajukan pengaduan kembali sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Kepala Bappebti ini. Dalam hal pihak yang tidak melaksanakan kesepakatan perdamaian adalah Pialang Berjangka, maka pengaduan diproses ketahap berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Kepala Bappebti ini. 6

PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO 125/BAPPEBTI/PER/11/2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN NASABAH Pokok Pengaturan : SANKSI Dalam hal laporan hasil pemeriksaan atas pengaduan ditemukan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf a, Bursa Berjangka wajib mengenakan sanksi administratif kepada Pialang Berjangka sesuai dengan peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka Sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan dalam PERKA 125 yang dikenakan kepada Pialang Berjangka oleh Bappebti berupa: a. peringatan tertulis; b. denda administratif, yaitu kewajiban membayar sejumlah uang tertentu; c. pembekuan kegiatan usaha; d. pencabutan izin usaha; dan/atau e. pembatalan persetujuan. 7

PENANGANAN & PROSES PENEGAKAN HUKUM (UU 32/1997 & PP 10/1999) PERKA 125 PENYELESAIAN PERSELISIHAN PBK PIALANG BERJANGKA BAKTI / PENGADILAN NASABAH PERSELISIHAN MUSYA- WARAH MEDIASI PROSES PERADILAN PERKA 11-13 LANGUNG, TELEPON, SURAT, FAX, E-MAIL, MEDIA MASSA, INTERNET, RUMOR, LAPORAN BERKALA, HASIL PEMANTAUAN, KEGIATAN RUTIN PENGAWASAN INDIKASI PELANGGARAN PEMERIKSAAN PENYIDIKAN SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI PIDANA BAPPEBTI PELANGGARAN KETENTUAN PBK 9 8

SKEMA PENANGANAN NASABAH SESUAI PERKA 125 Pengaduan Nasabah 1 PIALANG BERJANGKA SELESAI PENYELESAIAN SEPAKAT HASIL PENANGANAN LAPORAN KE BAPPEBTI 2 BERJANGKA TDK SELESAI KLARIFIKASI MEDIASI TDK SEPAKAT MELALUI BAKTI /PN? YA TIDAK ADA PELANGGARAN RIKSA HASIL PENANGANAN TDK ADA PELANGGARAN LAPORAN KE BAPPEBTI BAKTI /PN SANKSI ADM LIHAT SLIDE BERIKUTNYA 3 BAPPEBTI TDK ADA PELANGGARAN EVALUASI HASIL PENANGANAN INDIKASI ADA PELANGGARAN PROSES PENEGAKAN HUKUM PEMERIKSAAN PENYIDIKAN BAPPEBTI PELANGGARAN KETENTUAN PBK SANKSI ADMINISTRATIF SANKSI PIDANA 9

PROSES SETELAH ADANYA HASIL LAPORAN PENANGANAN HASIL PEMERIKSAAN BERJANGKA YA ADA PELANGGA RAN TIDAK PIALANG BERJANGKA SANKSI ADM NASABAH / KUASANYA LAPORAN KE BAPPEBTI SELESAI EVALUASI HASIL PENANGA NAN TIDAK ADA PELANGGARAN INDIKASI ADA PELANGGARAN PROSES PENEGAKAN HUKUM SURAT HASIL PENANGANAN KETERANGAN Sanksi Administratif Bursa hanya diberikan kepada Pialang Berjangka (kecuali kondisi tertentu sanksi administratif dapat diumumkan, Ex. Pembekuan / Pencabutan SPAB) Laporan hasil penanganan pengaduan hanya diberikan kepada nasabah apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran; dengan demikian apabila pialang dikenakan sanksi, nasabah tidak menerima surat hasil penanganan pengaduan. KONDISI: 1. Pialang dikenakan sanksi, nasabah masih tidak terima (minta tindak lanjut Bappebti / minta sanksi diberikan kepada nasabah) 2. Pialang tidak dikenakan sanksi; nasabah masih tidak terima (minta tindak lanjut Bappebti); 3. Pialang tidak terima atas sanksi yang diberikan. ANTISIPASI: Semua hasil laporan (sanksi ke pialang & surat hasil penanganan pengaduan) dilakukan evaluasi oleh Bappebti. hasil evaluasi dijadikan dasar untuk menjawab setiap kondisi di atas. Evaluasi dilakukan secara berkala dan dalam bentuk tim (tidak subjektif). Proses yang dilakukan oleh Bappebti merupakan proses pembinaan dan penegakan hukum; untuk permintaan pengembalian dana kerugiaan merupakan peranan lembaga yudikatif (arbitrase & peradilan). 10

TIME FRAME PENANGANAN NASABAH - PIALANG PIALANG BERJANGKA KEGIATAN 1 MENERIMA 2 3 4 5 MENJELASKAN SOP MEMBERIKAN BUKTI PENERIMAAN MELAKUKAN PENANGANAN MEMBERIKAN HASIL PENANGANAN LAP KE BAPPEBTI & NASABAH WAKTU LANGSUNG/ SURAT SAAT DITERIMA 5 HARI KERJA (BUKTI LENGKAP) 30 HARI KERJA SETELAH BUKTI DITERBITKAN SEBELUM 30 HARI KERJA BERAKHIR TOTAL 35 HARI KERJA APABILA TIDAK SELESAI DOKUMEN BERKAS YG WAJIB DILAMPIRKAN SOP BUKTI PENERIMAAN KERTAS KERJA PIALANG SEBELUM 30 HARI KERJA BERAKHIR DOK LAP KE BAPPEBTI 1. kronologis atau uraian Pengaduan; 2. fotokopi identitas Nasabah; 3. Surat Kuasa, apabila Pengaduan dilakukan oleh kuasanya; 4. fotokopi Perjanjian Amanat; 5. fotokopi Laporan Harian Transaksi; dan 6. fotokopi Bukti Transfer Dana. 1. nomor registrasi Pengaduan; 2. tanggal penerimaan Pengaduan; 3. nama dan identitas Nasabah; 4. nama dan nomor telepon petugas Pialang Berjangka yang menerima Pengaduan; dan 5. deskripsi singkat Pengaduan. 1. nomor registrasi Pengaduan; 2. permasalahan yang diadukan; 3. hasil penanganan Pengaduan yang disertai penjelasan dan alasan yang cukup. 11

TIME FRAME PENANGANAN NASABAH - BERJANGKA KEGIATAN 1 MENERIMA 2 3 4 5 MELAKUKAN PENJELASAN SOP SAMPAIKAN BUKTI PENERIMAAN MELAKUKAN KLARIFIKASI MEMBUAT RESUME KLARIFIKASI NASABAH WAKTU LANGSUNG/ SURAT SAAT DITERIMA 5 HARI KERJA (BUKTI LENGKAP) 14 HARI KERJA + 14 HARI KERJA (TAMBAHAN) 5 HARI KERJA SETELAH KALRIFIKASI PROSES SELANJUT NYA DOKUMEN BERKAS YG WAJIB DILAMPIRKAN SOP BUKTI PENERIMAAN KERTAS KERJA RESUME 1. kronologis Pengaduan; 2. Hasil Penanganan Pengaduan dari Pialang Berjangka; 3. fotokopi identitas Nasabah,; 4. Surat Kuasa, apabila Pengaduan dilakukan oleh kuasa Nasabah ; 5. fotokopi Perjanjian Amanat; 6. fotokopi Laporan Harian; dan 7. fotokopi Bukti Transfer Dana. 1. nomor registrasi Pengaduan; 2. tanggal penerimaan Pengaduan; 3. nama dan identitas Nasabah; 4. nama dan nomor telepon petugas Bursa Berjangka yang menerima Pengaduan; dan 5. deskripsi singkat Pengaduan 1. Resume atas klarifikasi 12

TIME FRAME PENANGANAN NASABAH - (LANJUTAN) BERJANGKA KEGIATAN 6 MELAKUKAN MEDIASI 7 8 9 10 MEMBUAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN PEMERIKSAAN (TDK DAMAI) MEMBUAT HASIL PEMERIKSAAN SANKSI / HASIL PENANGANAN SELESAI PROSES LANJUTAN WAKTU 14 HARI KERJA + 14 HARI KERJA (TAMBAHAN) SEBELUM JK WAKTU MEDIASI BERAKHIR 14 HARI KERJA + 14 HARI KERJA (TAMBAHAN) 14 HARI KERJA 5 HARI KERJA SETELAH HASIL PEMERIKSAAN TOTAL 71 HARI KERJA LAPORAN KE BAPPEBTI DOKUMEN HASIL / NOTULEN MEDIASI KESEPAKATAN KERTAS KERJA HASIL PEMERIKSAAN SANKSI / HASIL PENANGANAN DOKUMEN KE BAPPEBTI, PIALANG, NASABAH ADA PELANGGARAN 1. Nomor registrasi Pengaduan; 2. permasalahan yang diadukan; 3. sifat dan jenis pelanggaran; 4. bukti adanya pelanggaran; 5. akibat dari pelanggaran; 6. peraturan perundang-undangan di bidang PBK yg dilanggar; 7. hal-hal lain yg ditemukan dlm pemeriksaan. TIDAK ADA PELANGGARAN 1. Nomor registrasi Pengaduan; 2. Permasalahan yang diadukan; dan 3. Fakta, bukti, dan/atau pentujuk yang membuktikan bahwa permasalahan yang diadukan tidak terbukti terjadi pelanggaran. 1. Sanksi administratif ke Pialang apabila ada pelanggaran; 2. Surat Hasil Penanganan Pengaduan ke Nasabah apabila tidak ada pelanggaran 13

DIREKTUR KEPATUHAN DASAR HUKUM Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2011; Peraturan Pemerintah No 49 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi Peraturan Kepala Bappebti No. 63/BAPPEBTI/Per/9/2008 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Bappebti No. 110/BAPPEBTI/PER/01/2014; Peraturan Kepala Bappebti No. 67/BAPPEBTI/Per/1/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) Pialang Berjangka. PASAL 51 AYAT (1) PP NO 49 TAHUN 2014: Pialang Berjangka wajib memiliki 1 (satu) orang direktur kepatuhan yang tidak berkedudukan sebagai Wakil Pialang Berjangka. 14

REFRESHMENT: BERDASARKAN PERATURAN KEPALA BAPPEBTI NO. 67/BAPPEBTI/PER/1/2009 TENTANG PENUGASAN DIREKTUR KEPATUHAN (COMPLIANCE DIRECTOR) PIALANG BERJANGKA : Tujuan : Meningkatkan kepatuhan Pialang Berjangka terhadap peraturan perundang- undangan di bidang PBK dan peraturan perundang-undangan terkait. Pasal 3 ayat (1): Untuk dapat diangkat sebagai Direktur Kepatuhan wajib memenuhi persyaratan : Memahami peraturan perundang-undangan di bidang PBK dan peraturan perundangundangan terkait; Mampu bekerja secara independen; Memiliki kemampuan dan pengalaman kerja di bidang Perdagangan Bejangka paling sedikit 2 (dua) tahun. 15

PASAL 6 : DIREKTUR KEPATUHAN MEMPUNYAI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB : a. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan, agar Pialang Berjangka mematuhi; b. Memantau dan menjaga agar kegiatan Pialang Berjangka tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan di bidang PBK dan peraturan perundang-undangan terkait; c. Memantau dan menjaga kepatuhan Pialang Berjangka terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat Pialang Berjangka kepada Pihak lain; dan d. Menerima dan menangani pengaduan Nasabah Pasal 7: Direktur Kepatuhan wajib mencegah Direksi Pialang Berjangka agar tidak mengambil kebijakan dan langkah-langkah yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan di bidang PBK dan peraturan perundang-undangan terkait. Pasal 9 ayat (1) : Pialang Berjangka wajib menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan Tugas Direktur Kepatuhan kepada BAPPEBTI paling lama tanggal 7 pada bulan berikutnya 16

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Gedung Kementerian Perdagangan Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta Pusat Website : www.bappebti.go.id SMS Center Bappebti : 0811 1109 901 Terbitan Tahun 2017