2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah industri kerajinan bordir. Persaingan di dunia perusahaan bordir di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Struktur Organisasi UMKM GZL Sumber : Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro kecil dan menengah memberikan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi di negara maju usaha mikro kecil dan menengah mempunyai peranan sangat penting terutama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian negara dengan penciptaan lapangan kerja baru dibandingkan usaha besar. Seperti halnya di negara sedang berkembang, usaha mikro kecil dan menengah memberikan kontribusi terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. (Tulus T.H Tambunan, 2009:1) Saat ini perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi satu fenomena perekonomian tersendiri ketika terjadi kenaikan harga pangan dan bahan bakar, sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya. Selain itu, Usaha Kecil dan Menengah terbukti relatif lebih mampu bertahan dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi dibandingkan dengan usaha besar, hal ini dibuktikan berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) menunjukkan bahwa kontribusi Usaha Kecil dan Menengah terhadap Produk Domestik Bruto (tanpa sektor migas) pada tahun 1997 ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, tercatat sebesar 62,71%. Selain itu, peranan Usaha Kecil dan Menengah juga sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia sering dianggap sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja. menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia mengatakan bahwa: UKM selama ini mampu menampung lebih dari 100 juta angkatan kerja dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar Dina Widiastuti, 2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

57 persen, dengan kontribusi tersebut yang perlu dilakukan adalah meningkatkan mutu serta peranan UKM agar mampu memberikan Dina Widiastuti, 2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2

3 No Skala Usaha kehidupan yang lebih layak kepada tenaga kerja dan dengan adanya UKM diharapkan dapat meningkatkan investasi. Selain itu, menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM mengatakan: kontribusi UKM digarapkan meningkat pada tahun selanjutnya menjadi 60-65 % dan sektor yang diutamakan adalah agribisnis, kelautan dan kerajinan. Hal tersebut menujukkan bahwa peningkatan kontribusi Usaha Kecil dan Menengah menjadi harapan bagi pertumbuhan perekonomian nasional, dengan demikian secara tidak langsung juga telah memberikan kontribusi dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Selain untuk memperkuat perekonomian, Usaha Kecil dan Menengah juga dapat mengurangi jumlah pengangguran, mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan daerah juga menciptakan kesadaran masyarakat dalam berwirausaha. Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia pada tahun 1997 dan 2010-2012 telah mengalami perkembangan yang positif jika dibandingkan dengan usaha yang berskala besar dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan PDB di Indonesia. Untuk mengetahui banyak sedikitnya perkembangan UKM terhadap PDB, dapat dilihat dalam tabel berikut: 1997 Tabel 1.1 Data Kontribusi UKM terhadap PDB di Inonesia (dalam Rp. Milyar) Persentase (%) 2010 Tahun Persentase (%) 2011 Persentase (%) 2012 Persentase (%) 1 Usaha Mikro dan Kecil 1.710.491,00 39,48 958.181,60 43,2 1.022.544,60 43,01 1.085.086,30 42,97 2 Usaha Menengah 78.523,70 18,13 324.390,20 14,63 346.781,40 14,59 366.373,90 14,51 3 Usaha Besar 183.673,30 42,39 935.375,20 42,17 1.007.784,00 42,4 1.073.660,10 42,52 Jumlah 1.972.688,00 100 2.217.947,00 100 2.377.110,00 100 2.525.120,30 100 Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa perkembangan UKM terhadap PDB tahun 1997 dan dari 2010 ke tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 1997 Kontribusi UKM terhadap PDB dengan tingkat pertumbuhannya mencapai 57,61%, sedangkan usaha besar hanya 42,39%. Pada tahun 2010 perkembangan UKM mencapai 57,83% sedangkan usaha besar mencapai 42,17%, tahun 2011 kontribusi UKM mencapai 57,60% sedangkan usaha besar 42,40% dan pada tahun

4 2012 kontribusi UKM mencapai 57,48% sedangkan usaha besar hanya 42,52%. Dari data tersebut telah menggambarkan bahwa UKM dalam empat tahun terakhir memberikan kontribusi terhadap PDB lebih besar dibandingkan dengan kontribusi usaha besar. Sehingga UKM mampu memberikan keuntungan yang cukup bagi golongan ekonomi lemah, maka UKM layak disebut tulang punggung perekonomian Indonesia. Keberadaan usaha kecil dan menengah belakangan ini memiliki kontribusi yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia, hal ini dikarenakan sifat usaha usaha kecil dan menengah yang lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Karena mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dan investasi kecil maka usaha-usaha usaha kecil dan menengah akan lebih diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi dimana pasar berfungsi secara efektif dalam menyediakan berbagai jasa yang memungkinkan pertumbuhan bisnis, dan banyak memanfaatkan sumber daya lokal. Dunia bisnis merupakan suatu hal yang banyak diminati orang untuk sekarang ini, terbukti dengan banyaknya bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Apalagi dengan kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini yaitu sullitnya mencari pekerjaan. Hal ini dikarenakan tidak seimbangnya antara lapangan pekerjaan dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan, selain itu juga disebabkan adanya persaingan yang semakin ketat diantara pencari kerja. Keadaan ini membuat sebagian orang berpikir untuk menciptakan perusahaan atau lapangan kerja sendiri dibandingkan dengan mencari pekerjaan. Dengan banyaknya orang menciptakan lapangan kerja atau membuat bisnis baru akan mengakibatkan semakin banyaknya pelaku bisnis dan secara tidak langsung akan menimbulkan persaingan diantara pelaku bisnis tersebut. Apalagi untuk sekarang ini persaingan antara pelaku bisnis semakin ketat. Persaingan itu merupakan hal yang wajar dalam dunia bisnis, kini tergantung bagaimana cara pelaku bisnis untuk bisa memenangkan persaingan dan juga dapat mempertahankan bisnis tersebut. Karena tidak sedikit perusahaan yang gulung tikar akibat tidak bisa bersaing dengan pesaing.

5 Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Kota yang memiliki banyak potensi bisnis kerajinan terutama dalam sektor UKM, adapun UKM yang ada di Kota Tasikmalaya yaitu: Industri bordir, industri kerajinan anyaman mendong, Industri alas kaki (kelom dan sandal), industri kerajinan kayu/meubel, batik, industri kerajinan bambu, dan industri payung geulis. Hal ini cukup membuktikan bahwa masyarakat Kota Tasikmalaya sangat kreatif terutama dalam usaha Home Industry. Berikut ini perkembangan industri kecil yang ada di Kota Tasikmalaya dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Potensi Kerajinan Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2013 Unit Usaha Tenaga Kerja No Komoditi Unggulan 2012 2013 2012 2013 1 Bordir 1.264 1.317 12.245 12.898 2 Kerajinan Anyaman Mendong 176 173 2.361 2.237 3 Alas Kaki (kelom dan sandal) 406 420 5.887 5.969 4 Kerajinan Kayu/Meubeul 246 253 1.656 1.705 5 Batik 41 42 703 475 6 Kerajinan Bambu 76 76 636 636 7 Payung Geulis 4 5 37 50 Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Salah satu industri kecil yang ada di Kota Tasikmalaya adalah industri alas kaki. Adapun jenis-jenis industri alas kaki adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Jenis Perusahaan Alas Kaki Kota Tasikmalaya No Jenis Perusahaan Jumlah perusahaan 1. Sandal Imitasi 135 2. Kelom Geulis 35 3. Sandal Spon 88 4. Sandal Pria dan Wanita 76 5. Sandal Kulit 60 6. Sepatu 26 Total 420 Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti industri alas kaki jenis Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari yang merupakan sentra industri kelom geulis. Kelom geulis adalah salah satu sandal yang menggunakan bahan baku kayu mahoni/albasia. Penduduk di Kecamatan ini rata-rata membuat kelom geulis sebagai lahan usaha dengan mengolahnya menjadi alas kaki yang memiliki nilai

6 jual. Produk yang dihasilkan oleh para pengrajin kelom geulis itu sendiri dimulai dari pembuatan kelom geulis anak, remaja dan dewasa. Pada umumnya indikator keberhasilan usaha dapat diukur dengan laba. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Apabila laba atau keuntungan perusahaan terus menurun maka keberhasilan usaha tidak akan tercapai, sedangkan apabila laba atau keuntungan terus meningkat maka keberhasiln usaha akan tercapai. Berdasarkan data yang dikumpulkan secara kumulatif pada industri kelom geulis di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, laba yang diperoleh pengusaha pada periode Januari-September 2014 mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.4 Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya (Periode Januari-September 2014) No Nama Pengusaha Bulan Laba Pertumbuhan (%) 1 Dede Farhani Januari 12.600.000 - Februari 12.879.000 2,21 Maret 13.860.000 7,62 April 13.104.000-5,45 Mei 13.050.000-0,41 Juni 13.500.000 3,45 Juli 13.950.000 3,33 Agustus 13.392.000-4 September 13.365.000-0,2 2 Wawan Rahman Januari 12.240.000 - Februari 11.594.000-5,28 Maret 10.948.000-5,57 April 11.475.000 4,81 Mei 11.730.000 2,22 Juni 11.050.000-5,8 Juli 12.750.000 15,38 Agustus 12.325.000-3,33 September 11.985.000-2,76 3 Dedi Januari 11.040.000 - Februari 11.160.000 1,09 Maret 11.040.000-1,08 April 11.040.000 0 Mei 10.320.000-6,52 Juni 10.752.000 4,19 Juli 11.200.000 4,17 Agustus 11.136.000-0,57 September 10.080.000-9,48 Dilanjutkan

7 Lanjutan Tabel 1.4 Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya (Periode Januari-September 2014) Pertumbuhan No Nama Pengusaha Bulan Laba (%) 4 Daim Januari 8.400.000 - Februari 8.064.000-4 Maret 8.208.000 1,79 April 8.400.000 2,34 Mei 8.160.000-2,86 Juni 9.632.000 18,04 Juli 11.520.000 19,6 Agustus 10.032.000-12,92 September 9.216.000-8,13 5 Ade Husni Januari 6.960.000 - Februari 6.728.000-3,33 Maret 7.128.000 5,95 April 7.440.000 4,38 Mei 7.680.000 3,23 Juni 8.960.000 16,67 Juli 10.080.000 12,5 Agustus 9.248.000-8,25 September 7.680.000-16,96 6 Ahmad Januari 7.200.000 - Februari 6.307.500-12,4 Maret 6.525.000 3,45 April 6.300.000-3,45 Mei 6.750.000 7,14 Juni 7.350.000 8,89 Juli 9.000.000 22,45 Agustus 8.160.000-9,33 September 7.425.000-9,01 7 Imud Januari 6.750.000 - Februari 6.525.000-3,33 Maret 6.930.000 6,21 April 6.075.000-12,34 Mei 6.300.000 3,7 Dilanjutkan

8 Lanjutan Tabel 1.4 Perkembangan Laba Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya (Periode Januari-September 2014) Pertumbuhan No Nama Pengusaha Bulan Laba (%) Juni 6.930.000 10 Juli 7.897.500 13,96 Agustus 7.672.500-2,85 September 7.680.000 0,1 8 Abidin Januari 6.525.000 - Februari 6.930.000 6,21 Maret 6.720.000-3,03 April 6.525.000-2,9 Mei 7.200.000 10,34 Juni 8.325.000 15,63 Juli 9.135.000 9,73 Agustus 8.925.000-2,3 September 7.177.500-19,58 9 Romli Januari 6.090.000 - Februari 5.481.000-10 Maret 6.468.000 18,01 April 6.090.000-5,84 Mei 6.930.000 13,79 Juni 7.770.000 12,12 Juli 7.980.000 2,7 Agustus 7.105.000-10,96 September 6.699.000-5,71 10 Iim Januari 5.880.000 - Februari 5.684.000-3,33 Maret 5.859.000 3,08 April 5.460.000-6,81 Mei 5.880.000 7,69 Juni 7.140.000 21,43 Juli 7.840.000 9,8 Agustus 7.392.000-5,71 September 6.615.000-10,51 Sumber: Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, data diolah Adapun rata-rata laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya sebagai berikut:

9 Tabel 1.5 Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulis Di Kecamatan TamansariKota Tasikmalaya (Periode Januari-September 2014) Rata-Rata Bulan Laba/Bulan (Rupiah) Januari 8.368.500 - Februari 8.135.250-3 Maret 8.368.600 3 April 8.190.900-2 Mei 8.400.000 3 Juni 9.140.900 9 Juli 10.135.250 11 Agustus 9.538.750-6 September 8.792.250-8 Sumber: Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, data diolah Pertumbuhan (%) Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat dengan jelas bahwa pada umumnya pengusaha kelom geulis menyatakan adanya fluktuatif pada laba atau keuntungan yang mereka peroleh. Dari tabel diatas dapat di gambarkan grafiknya, yaitu: 15% 10% 5% 0% -5% -10% 11% 9% 3% 3% 1-3% 2 3-2% 4 5 6 7 8-6% -8% Gambar 1.1 Rata-Rata Laba Pengusaha Kelom Geulis (Pengusaha Kelom Geulis Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Dari gambar 1.1 terlihat bahwa dari bulan Januari sampai September 2014 laba pengusaha kelom geulis mengalami naik-turun (Fluktuatif). Pada bulan Februari diketahui laba pengusaha menurun dengan tingkat pertumbuhan -3%, bulan Maret laba pengusaha mengalami kenaikan sebesar 3%, bulan April laba pengusaha mengalami penurunan kembali dengan pertumbuhan -2%, bulan Mei sampai Juli lana yang diperoleh pengusaha megalami peningkatan dengan pertumbuhan 3%, 9% dan 11 %, akan tetapi pada bulan Agustus dan September laba pengusaha mengalami penurunan sebesar -6% dan -8%. Menurut hasil

10 wawancara dengan para pengusaha kelom geulis yang mempengaruhi naikturunnya laba pengusaha disebabkan oleh waktu-waktu tertentu, keniakan laba pengusaha cukup tinggi karena banyaknya pesanan kelom geulis untuk dibawa sebagai oleh-oleh pada saat tahun baru, liburan dan lebaran. Sedangkan penurunan laba tersebut disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan baku, terjadinya pergantian musim menjadi musim hujan, adanya penurunan ekspor dari kenaikan harga dolar dan adannya kenaikan harga barang-barang pokok lainnya. Selain itu juga, pengusaha dihadapkan dengan tantangan pasar yang terus mengalami perkembangan dan kualitas sumber daya yang kurang memadai. Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan banyak pengusaha yang gulung tikar. Pada dasarnya semua pengusaha ingin meningkatkan keuntungan atau laba maksimum yang biasanya dilakukan melalui penjualan produknya. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya laba usaha diantaranya menurut Indra Budi (2010:2) faktor yang mempengaruhi laba diantaranya biaya promosi, persaingan, lokasi usaha, kurangnya kreativitas dan diferensiasi. Dalam teori dinamis Schumpeter mengemukakan bahwa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal terdapat pada perekonomian yang dinamis.pengusaha yang dinamis disebut juga sebagai captain of entrepreneur yaitu pengusaha-pengusahayang berani menempuh jalan baru. Seorang pengusaha bisa mendapatkan laba yang besar apabila pengusaha tersebut bisa menjadi yang terdepan diantara pesaingnya. (T. Gilarso, 2004:398). Selain itu menurut hasil wawancara dengan pengusaha Home Industry kelom geulis tersebut faktor yang mempengaruhi penurunan laba adalah jiwa kewirausahaan dari pengusaha-pengusaha kelom geulis yang kurang kreatif dan inovasi merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya laba, karena keberhasilan usaha diperoleh dari para pengusaha yang dinamis dan memiliki jiwa kewirausahaan. Sebagian besar para pengusaha tidak menyadari bahwa hal yang mendasar untuk mencapai laba adalah berasal dari diri pengusaha itu sendiri yang dalam hal ini kreativitas dan inovasi sebagai penentu keberhasilan suatu usaha, terlebih melihat kondisi saat ini tentu diperlukan wirausaha yang modern, yang

11 lebih memiliki wawasan, berpikir jauh kedepan, senantiasa mengikuti perkembangan dan terbuka terhadap konsep dan ide baru. Menurut Masruroh dan Winda, 2010 faktor lain yang mempengaruhi laba suatu usaha yaitu diferensiasi produk dengan cara mengubah karakter produk dan memiliki perbedaan yang bersifat khusus terhadap produk yang dihasilkan dan ditawarkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk terhadap laba pengusaha terutama pada pengusaha kelom gaulis. Maka, penulis mengambil judul penellitian Pengaruh Kreativitas, Inovasi Dan Diferensiasi Produk Terhadap Laba Pengusaha (Suatu Kasus pada Pengusaha Kelom Geulis di Kecamatan Tamansari - Kota Tasikmalaya). 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka dirumuskanlah perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari? 2. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari? 3. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari? 4. Bagaimana pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan beberapa permasalahan tadi, maka ada hal yang menjadi tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui pengaruh kreativitas terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari. 2. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari.

12 3. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari. 4. Mengetahui pengaruh kreativitas, inovasi dan diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kelom geulis di Kecamatan Tamansari. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang Pengaruh Kreativitas, Inovasi dan Diferensiasi Produk terhadap laba pengusaha kelom geulis b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laba pengusaha industri. b. Bagi pemerintah, dapat pula sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong usaha kecil rakyat. c. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laba pengusaha industri. d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan wawasan pembaca terkait masalah laba dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.