LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 05 SERI C NOMOR 03

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 04 TAHUN 2005 T E N T A N G BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG KEWAJIBAN BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ETIKA BERBUSANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03

Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya suasana kehidupan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR : 1 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 04 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 1

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 2001 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 9 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 14 TAHUN 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PEMERINTAH KABUPATEN TAKALAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 08 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 4 TAHUN 2009

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 24 TAHUN 2001 TANGGAL 18 JULI 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH DAN BERITA DAERAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 40 TAHUN 2001 SERI: D NOMOR : 19 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR: 27 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN : 1999 SERI : C.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA JASA KONTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEGIATAN BULAN SUCI RAMADHAN TAHUN 1437 H/2016 M

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 05 SERI C NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 05 TAHUN 2003 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah daerah Tingkat II di Sulawesi (lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 TLN Nomor 1822) 2. Undang undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945, Negara menjamin kebebasan tiap-tiap Penduduk untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing; b bahwa sebagai salah satu perwujudan dari pelaksanaan ajaran Agama Islam adalah tercermin dari pakaiannya dalam kehidupan sehari-hari ; c. bahwa menutup aurat didalam islam hukumnya adalah wajib, baik didalam ibadah yang bersifat mahdah maupun yang bersifat ammah. d. bahwa untuk terwujudnya suasana kehidupan masyarakat yang mencerminkan kepribadian muslim dan muslimah serta dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Bulukumba yang beriman dan bertaqwa, maka dipandang perlu menetapkan peraturan Daerah tentang berpakaian Muslim dan Muslimah. 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN BULUKUMBA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bulukumba; c. Bupati Daerah adalah Bupati Bulukumba. d. Pakaian Muslim dan Muslimah adalah Pakaian yang bercirikan Islami yaitu menutup aurat e. Masyarakat Kabupaten Bulukumba adalah orang yang berdomisili dan bekerja di Kabupaten Bulukumba. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Bagian Ketiga F u n g s i Pasal 4 Fungsi berpakaian Muslim dan Muslimah adalah untuk menjalankan / melaksanakan perintah dalam ajaran agama islam, sebagai identitas Muslim dan Muslimah, serta untuk menghindari kemungkinan terjadinya ancaman dan gangguan dari pihak lain. BAB III KEWAJIBAN DAN PELAKSANAAN Bagian Pertama Kewajiban Pasal 5 Bagian Pertama M a k s u d Pasal 2 Maksud Berpakaian Muslim dan Muslimah bagi masyarakat adalah untuk menggambarkan seseorang atau masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata ala serta taat mengamalkan Agama Islam. Bagian Kedua T u j u a n Pasal 3 Tujuan berpakaian Muslim dan Muslimah adalah: (1) Membentuk sikap sebagai seorang Muslim dan Muslimah yang baik dan berakhlak mulia; (2) Membiasakan diri berpakaian muslim dan Muslimah dalam Kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dihadapan masyarakat umum. (3) Menciptakan masyarakat yang taat menjalankan agamanya Setiap Karyawan/ Karyawati, mahasiswa/ mahasiswi dan siswa Lanjutan Tingkat atas (SLTA) atau Madrasah Aliyah (MA) serta pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) yang beragama islam diwajibkan berbusana Muslim dan Muslimah, sedangkan bagi warga masyarakat umum yang beragama islam adalah bersifat himbauan. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 6 (1) Berpakaian Muslim dan Muslimah sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dilaksanakan pada: a. Kantor-kantor Pemerintah dan Swasta; b. Sekolah Negeri dan Swasta, mulai dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/ Madrasa Tsanawiyah (MTS), sekolah Lanjutan Tingkat atas (SLTA)/ Madrasah Aliyah (MA) sampai perguruan Tinggi c. Lembaga-lembaga pendidikan Sekolah dan luar Sekolah. d. Acara-acara Resmi.

(2) Bagi masyarakat umum dihimbau untuk berpakaian muslim dan muslimah dalam kehidupan sehari-hari termasuk pada acara hiburan umum. (3) Pakaian sebagaimana dimaksud ayat (2) diwajibkan bagi penyanyi / hiburan untuk menutup aurat; (4) Bagi masyarakat yang ingin mengadakan hiburan di masyarakat membuat pernyataan sanggup menampilkan pakaian muslim. Pasal 7 (1) Ketentuan mengenai pakaian muslim dan muslimah bagi karyawan/karyawati pada kantor Pemerintah dan Swasta sebagaimana tersebut dalam pasal 6 ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut: A. KARYAWAN : 1). Memakai Celana Panjang / Pendek sampai lutut 2). Memakai baju lengan panjang/ pendek. B. KARYAWATI; 1) Memakai Baju lengan panjang yang menutupi pinggul; 2) Memakai rok atau celana panjang yang menutupi sampai mata kaki; 3) Memakai kerundung yang menutupi rambut, telinga, leher, tengkuk dan dada. (2) Pakaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tembus Pandang, dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak ketat); (3) Ketentuan mengenai model pakaian Muslim dan Muslimah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 8 (1) Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah bagi siswa dan Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) huruf b adalah sebagai berikut: A. LAKI-LAKI 1) Memakai Celana Panjang; 2) Memakai Baju lengan Panjang/ pendek. B. PEREMPUAN 1) Memakai Baju lengan Panjang yang menutupi Pinggul dan dada. 2) Memakai rok atau celana panjang yang menutupi sampai mata kaki. 3) Memakai kerundung yang menutupi rambut, telinga, leher dan tengkuk serta dada. (2) Pakaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tembus pandang dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak Ketat). (3) Ketentuan mengenai model pakaian diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 9 Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah pada Lembaga pendidikan Sekolah dan luar Sekolah sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) huruf c menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada karyawan / karyawati; Pasal 10 Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah pada Acara Resmi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf d, menyesuaikan dengan jenis dan ketentuan yang berlaku setempat.

Pasal 11 Setiap pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Bagi Karyawan/ Karywati / Guru-guru/ dan kedudukannya dianggap sama dengan pegawai dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Disiplin Pegawai. b. Bagi Siswa dan mahasiswa dikenakan sanksi secara bertingkat sebagai berikut : 1) Ditegur secara Lisan 2) Ditegur secara tertulis. 3) Diberitahukan / disampaikan kepada orang tua; c. Bagi panitia yang menyelenggarakan Acara resmi, dikenakan sanksi berupa teguran secara lisan dalam undangan dicantumkan ketentuan berpakaian (pakaian muslim). BAB IV PENGAWASAN Pasal 12 Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati dan atau pejabat lain yang ditunjuk serta Tokoh masyarakat dan tokoh agama. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 (1) Hal-hal yang belum datur dalama Peraturan Derah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Peraturan Daerah ini berlaku efektif 1 (satu) tahun sejak tanggal di undangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba. Disahkan di : Bulukumba pada tanggal: 25 Agustus 2003 BUPATI BULUKUMBA t.t.d H.A. PATABAI PABOKORI Disetujui oleh : Dewan Perwakilan rakyat daerah Dengan Keputusan Nomor :05/KPTS/DPRD-BLK/VIII/2003 Pada tanggal 25 Agustus 2003. Diundangkan di : Bulukumba pada tanggal : 1 September 2003. (1) Peraturan Daerah ini hanya berlaku bagi masyarakat yang beragama SEKRETARIS DAERAH Islam dan berdomisili dan atau bekerja dalam wilayah Kabupaten Bulukumba. (2) Bagi Karyawan/ Karyawati, Mahasiswa/Mahasiswi, Siswa/Siswi dan pelajar serta masyarakat yang tidak beragama Islam busanannya Drs. H. MAPPIGAU SAMMA, MSi, MBA menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku bagi agama masingmasing. Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 010 071 921 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 05 SERI C NOMOR 03

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA. NOMOR : TAHUN 2002

A. PENJELSAN UMUM BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DIKABUPATEN BULUKUMBA Sebagai salah satu pencerminan dari kepribadian manusia atau masyarakt anatara lain trgambar dari pakaian yang dikenakannya atau dipakainya dalam kehidupan sehari-hari sedangkan kpribadian itu dapat tumbuh dan berkembang melali berbagai hal antara lain melalui proses pembinaan dan pengembangan p pendidikan, pengaruh lingkungan dan sebagainya. Pakaian Muslin dan Muslimah adalah merupakan salah satu pencerminan dari kepribadian muslim dan muslimah dan dengan berpakaian muslim dan muslimah diharapkan akan dapat memberikan dorongan bagi yang memakainya untuk lebih meningkatkan kimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhnanahuwata ala. Walaupun belum seluruh masyarakat yang memakai pakaian muslim dan muslimah, tetapi setidak-tidaknya pada hari-hari tertentu terutama pada hari-hari besar keagamaan masyarakat selalu mengenakan pakaian muslim dan muslimah. Demikian juga dengan para karywan dan karyawati di Kabupaten Bulukumba terutama pada tahun-tahun terakhir telah banyak yang mengenakan pakaian muslin dan muslimah untuk pakaian bertugas seharihari baik karena atas kesadaran mereka sndiri maupun karena atas himbauan yang dilaksanakan. Namum demikian karena pada saat ini kita berada pada era globalisasi, maka untuk menbentengi diri dan generasi penerus sehingga tidak terjerumus kepada budaya yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya yang dimiliki, karena salah satu bnetuk pejajahan budaya yang mungkin terjadi adalah melalui pakaian sehingga bisa saja nanti disadari pakaian yang dipakai tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya yang dimiliki selama ini. Sehubungan dengan hal tersebut kiranya masyarakat Kabupaten Bulukumba terutama bagi aparatur. Para siswa dan siswi serta mahasiswa/mahasiswi dapat mengenakan pakaian muslin dan muslimah dalam kehidupan seharai-hari-. Apabila nanti seluruh aparatur yang beragama Islam, para siswa dan siswi serta mahasiswa/ mahasiswi memakai pakai muslim dan muslimah sebagai pakaian tugas atau pakaian sekolahnya diharapkan akan dapat menjadi contoh bagi warga masyarakat umum lainnya sehingga pada gilirannya masyarakat umumpun akan menjadikan pakaian muslim dan muslimah sebagai pakaiannya sehari-hari. Oleh karena itu untuk memberikan legalitas bagi penerapan perkantoran baik Negeri maupun swasta, dilingkugan sekolah pada lembaga-lembaga pendidikan dan pada lembaga-lamabag pendidikan dan pada acara resmi. Maka perlu adanya suatu Peraturan Dearah tentang berpakaian Muslim dan Muslimah. Dengan ditetapkan peraturan Daerah ini diharapkan upaya mewujudkan suasana kehidupan yang mencerminkan kepribadian muslim dabn muslimah serta meweujudkan masyarakat Kabupaten Bulukumba yang beriman dan bertaqwa tidak hanya sekedar menghimbaui tetapi telah mempunyai dasar hukum untuk menggerakkan dan menotivasi masyarakat B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas. Pasal 2 : Berpakaian Muslim dan Muslimah bagi masyarakat merupakan salah satu pencerminan dari kepribadian Muslim dan Muslimah dan dengan berpakaian muslim dan dan muslimah tersebut diharapkan akan dapat memberikan dorongan bagi yang memakainnya untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan kepada Allah Subhanhuwata ala. Pasal 6

Ayat (1) angka 1 sampai dengan angka 3 Cukup jelas. angka 4- Acara-acara resmi yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah acara-acara resmi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemerintah Lembaga-lembaga keagamaan dan lembaga-lemaba resmi lainnya termasuk dalam hal ini pada tingkat pemerintahanan Negeri. Ayat (1) Pengaturan lebih lanjut berpakaian muslim bagi masyarakat umum dilaksanakan oleh Pemerintah Negeri. Pasal 7 - Cukup Jelas. Pasal 8 - Cukup jelas. Pasal 9 - Cukup jelas Pasal 10- Ketentuan yang berlaku setempat yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah ketentuan yang berlaku di tempat pelaksanaan acara, sedangkan tata cara berpakaian tetap memakai pakaian muslim dan muslimah. - Bagi Panitia yang melaksanakan acara resmi dalam undangan harus mencantumkan acara resni dalam undangan harus mencantumkan kewajiban berpakaian muslim dan muslimah bagi panitia dan undangan. Pasal 11- Huruf a Cukup Jelas. Huruf b- Tenggang waktu memberikan teguran bagi siswa dan mahasiswa adalah 7 hari. Pasal 12 - Cukup jelas. Pasal 13 - Cukup Jelas. Pasal 14 - Cukup Jelas. Pasal 15 - Cukup Jelas. KEPUTUSAN BUPATI NOMOR TAHUN TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PERSONIL POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945, Negara menjamin kebebasan tiap-tiap Penduduk untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-

masing; b bahwa sebagai salah satu perwujudan dari pelaksanaan ajaran Agama Islam adalah tercermin dari pakaiannya dalam kehidupan sehari-hari ; c. bahwa menutup aurat didalam islam hukumnya adalah wajib, baik didalam ibadah yang bersifat mahdah maupun yang bersifat ammah. d. bahwa untuk terwujudnya suasana kehidupan masyarakat yang mencerminkan kepribadian muslim dan muslimah serta dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Bulukumba yang beriman dan bertaqwa, maka dipandang perlu menetapkan peraturan Daerah tentang berpakaian Muslim dan Muslimah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah daerah Tingkat II di Sulawesi (lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 TLN Nomor 1822) 2. Undang undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390) 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundangundangan dan Bentuk Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN BULUKUMBA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : f. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba g. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bulukumba; h. Bupati Daerah adalah Bupati Bulukumba. i. Pakaian Muslim dan Muslimah adalah Pakaian yang bercirikan Islami j. Masyarakat Kabupaten Bulukumba adalah orang yang berdomisili dan bekerja di Kabupaten Bulukumba. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Bagian Pertama M a k s u d Pasal 2 Maksud Berpakaian Muslim dan Muslimah bagi masyarakat adalah untuk menggambarkan seseorang atau masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata ala serta taat mengamalkan Agama Islam. Bagian Kedua

T u j u a n Pasal 3 Tujuan berpakaian Muslim dan Muslimah adalah: (4) Membentuk sikap sebagai seorang Muslim dan Muslimah yang baik dan berakhlak mulia; (5) Membiasakan diri berpakaian muslim dan Muslimah dalam Kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dihadapan masyarakat umum. (6) Menciptakan masyarakat yang mencintai budaya Islam; Bagian Ketiga F u n g s i Pasal 4 Fungsi berpakaian Muslim dan Muslimah adalah untuk menjaga kehormatan dan Harga diri, sebagai identitas Muslim dan Muslimah, serta untuk menghindari kemungkinan terjadinya ancaman dan gangguan dari pihak lain. BAB III KEWAJIBAN DAN PELAKSANAAN Bagian Pertama Kewajiban Pasal 5 Setiap Karyawan/ Karyawati, mahasiswa/ mahasiswi dan siswa/ siswi Sekolah Lanjutan Tingkat atas (SLTA) atau Madrasah Aliyah (MA) serta pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) diwajibakan berbusana Muslim dan Muslimah, sedangkan bagi warga masyarakat umum adalah bersifat himbauan. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 6 (5) Berpakaian Muslim dan Muslimah sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dilaksanakan pada: e. Kantor-kantor Pemerintah dan Swasta; f. Sekolah Negeri dan Swasta, mulai dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/ Madrasa Tsanawiyah (MTS), sekolah Lanjutan Tingkat atas (SLTA)/ Madrasah Aliyah (MA) sampai perguruan Tinggi g. Lembaga-lembaga pendidikan Sekolah dan luar Sekolah. h. Acara-acara Resmi. (6) Bagi masyarakat umum dihimbau untuk berpakaian muslim dan muslimah dalam kehidupan sehari-hari termasuk pada acara hiburan umum. Pasal 7 (4) Ketentuan mengenai pakaian muslim dan muslimah bagi karyawan/karyawati pada kantor Pemerintah dan Swasta sebagaimana tersebut dalam pasal 6 ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut: C. KARYAWATI : 1). Memakai Celana Panjang; 2). Memakai baju lengan panjang/ pendek.

D. KARYAWATI; 4) Memakai Baju lengan panjang yang menutupi pinggul; 5) Memakai rok atau celana panjang yang menutupi sampai mata kaki; 6) Memakai kerundung yang menutupi rambut, telinga, leher, tengkuk dan dada. (5) Pakaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tembus Panjang, dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak ketat); (6) Ketentuan mengenai model pakaian Muslim dan Muslimah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 8 (4) Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah bagi siswa dan Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) huruf b adalah sebagai berikut: C. LAKI-LAKI 3) Memakai Celana Panjang; 4) Memakai Baju dengan Panjang/ pendek. D. PEREMPUAN 4) Memakai Baju lengan Panjang yang menutupi Pinggul dan dada yang dalamnya sampai lutut. 5) Memakai rok atau celana panjang yang menutupi sampai mata kaki. 6) Memakai kerundung yang menutupi rambut, telinga, leher dan tengkuk serta dada. (5) Pakaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tembus pandang dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak Ketat). (6) Ketentuan mengenai model pakaian diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 9 Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah pada Lembaga pendidikan Sekolah dan luar Sekolah sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (21) huruf c menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada karyawati; Pasal 10 Ketentuan memakai pakaian Muslim dan Muslimah pada Acara Resmi sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf d, menyesuaikan dengan jenis dan ketentuan yang berlaku setempat. Pasal 11 Setiap pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi sebagai berikut: d. Bagi Karyawan/ Karywati/ Dosen/ Guru-guru/ dan lain-lain dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Disiplin Pegawai. e. Bagi Siswa dan mahasiswa dikenakan sanksi secara bertingkat sebagai berikut ; 4) Ditegur secara Lisan 5) Ditegur secara tertulis. 6) Diberitahukan kepada orang tua; 7) Tidak dibolehkan mengikuti pelajaran di Sekolah; 8) Dikeluarkan/ dipindahkan dari sekolah. f. Bagi panitia yang menyelenggarakan Acara resmi, dikenakan sanksi berupa teguran secara lisan agar Panitia menerbitkan undangan;

BAB IV PENGAWASAN Pasal 12 Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati dan atau pejabat lain yang ditunjuk serta Tokoh masyarakat. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (3) Peraturan Daerah ini hanya berlaku bagi masyarakat yang beragama Islam dan berdomisili dan atau bekerja di Daerah. (4) Bagi Karyawan/ Karyawati, Mahasiswa/Mahasiswi, Siswa/Siswi dan pelajar serta masyarakat yang tidak beragama Islam busanannya menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku bagi agama masingmasing. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Disetujui oleh : Dewan Perwakilan rakyat daerah Dengan Keputusan Nomor :. Pada tanggal.. Diundangkan di Bulukumba pada tanggal. SEKRETARIS DAERAH Drs. H. MAPPIGAU SAMMA, MSi Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 010 071 921 Disahkan di Bulukumba pada tanggal. BUPATI BULUKUMBA H.A. PATABAI PABOKORI (3) Hal-hal yang belum datur dalama Peraturan Derah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (4) Peraturan Daerah ini berlaku efektif 1 (satu) tahun sejak tanggal di undangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba.