BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak tentang Badan Usaha Milik Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4274); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737). Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 91 Tahun 1991 tentang Pasar Desa; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK
dan BUPATI SIAK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Siak; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; Kepala Daerah adalah Bupati Siak; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat; Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Siak; Peraturan Desa adalah perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa; Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDES adalah suatu lembaga/ badan perekonomian Desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh
Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis, mandiri dan professional dengan modal seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan; Pasar Desa adalah Pasar yang berada diwilayah administrasi Pemerintah Desa, bersifat histories, tradisional dan dikelola atau dikembangkan oleh Pemerintah Desa. BAB II ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI BUMDES Bagian Pertama Asas Pasal 2 BUMDES dikelola berdasarkan asas-asas : Transparan, pengelolaan kegiatan BUMDES harus terbuka sehingga dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga masyarakat Desa secara luas; Akuntabel, pengelolaan kegiatan BUMDES harus mengikuti kaidah dan peraturan yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa; Partisipasi, masyarakat dan anggota warga masyarakat Desa terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan; Berkelanjutan, pengelolaan kegiatan harus memberikan hasil dan manfaat kepada warga masyarakat secara berkelanjutan; Akseptabel, keputusan-keputusan dalam pengelolaan kegiatan harus berdasarkan kesepakatan antar pelaku dalam warga masyarakat Desa sehingga memperoleh masukan dari semua pihak; Otonomi, pengelolaan BUMDES didasarkan pada perhitungan-perhitungan professional perusahaan yang tidak dipengaruhi kepentingan kekuasaan atau kepentingan lainnya; Keterpaduan, pengelolaan BUMDES terpadu dengan kegiatan ekonomi lainnya di Desa; h. Keswadayaan, Masyarakat berpartisipasi terutama dalam penyertaan modal BUMDES, dengan demikian masyarakat merasa ikut memilikinya Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 BUMDES dibentuk dengan tujuan : Memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa; Memajukan perekonomian Desa; Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat;
Meningkatkan pengelolaan aset - aset Desa yang ada. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 BUMDES berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian Desa dan kesejahteraan masyarakat Desa dengan cara : Pembentukan usaha baru yang berakar dari sumber daya yang ada serta optimalisasi kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat Desa yang telah ada; Pengumpulan modal usaha dari berbagai sumber; Peningkatan kesempatan berusaha dalam rangka memperkuat otonomi Desa dan mengurangi pengangguran; Membantu Pemerintah Desa dalam mengurangi dan meningkatkan kesejahteraan warga terutama masyarakat miskin di Desanya; Memberikan pelayanan dan bantuan sosial kepada masyarakat Desa. BAB III SIFAT USAHA, WILAYAH USAHA DAN JENIS USAHA Bagian Pertama Sifat Usaha Pasal 5 Dalam menjalankan usahanya BUMDES berorientasi mendapatkan keuntungan. Bagian Kedua Wilayah Usaha Pasal 6 Lingkup wilayah kerja BUMDES pada dasarnya meliputi satu Desa atau beberapa Desa sesuai dengan potensi ekonomi yang layak untuk dikelola atau dikembangkan secara berdaya guna dan berhasil guna; Lingkup wilayah beberapa Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan terlebih dahulu membentuk kerjasama antar Desa. Bagian Ketiga
Jenis Usaha BUMDES Pasal 7 Jenis Usaha BUMDES dapat berupa : Pemberdayaan lembaga keuangan mikro yang telah ada di Desa; Pelayanan jasa antara lain simpan pinjam, perkreditan, angkutan darat dan air, listrik Desa dan lain sejenisnya; Penyaluran 9 ( sembilan ) bahan pokok; Perdagangan umum antara lain hasil pertanian, pertambangan, industri kecil dan kerajinan rakyat. Pasar Desa; Kegiatan perekonomian lainnya yang sesuai potensi Desa dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat antara lain wisata Desa dan pengelolaan galian c. BAB IV PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA Bagian Pertama Pendirian Pasal 8 BUMDES didirikan dengan prinsip-prinsip : Desa dapat memiliki usaha untuk meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa; Sebagai pusat pelayanan ekonomi dan merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat setempat; Didirikan bersama dengan cara musyawarah oleh Pemerintah Desa dan warga masyarakat; Menjamin kelestarian lingkungan dan kesetaraan gender; Menyangkut kepentingan dan hajat hidup sebagian besar warga Desa dan memberikan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Pasal 9 Inisiatif pendirian BUMDES dapat berasal dari Pemerintah Desa, BPD, tokoh masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
Sebelum BUMDES dibentuk terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan yang sekurangkurangnya meliputi : a. Identifikasi potensi dan kebutuhan yang di dalamnya berisi peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan melalui musyawarah Desa; b. Bentuk kelembagaan BUMDES yang disesuaikan dengan potensi Desa; c. Jenis usaha yang tepat bagi potensi dan kebutuhan Desa; d. Permodalan; e. Kepengurusan dan pertanggungjawaban; f. Pola pembagian saham dan keuntungan; (3) Studi Kelayakan dilakukan oleh Pemerintah Desa dibantu oleh Tim Pendamping yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten; (4) Ketentuan lebih lanjut pendirian BUMDES diatur dalam Peraturan Desa. Pasal 10 (1) Pembentukan BUMDES ditetapkan dengan Peraturan Desa berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan; (2) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (4) huruf a sampai c dibentuk melalui Peraturan Kepala Desa dengan persetujuan BPD serta berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan. Bagian kedua Permodalan Pasal 11 Modal BUMDES diperoleh dari : a. Modal sendiri yang diusahakan oleh Pemerintah Desa yakni modal yang berasal dari kekayaan Desa atau aset Desa merupakan aset yang dipisahkan pembukuannya; b. Tabungan masyarakat; c. Bantuan, yang berasal dari Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten; Sumbangan pihak lain yang sah; e. Pinjaman, yang diperoleh dari lembaga-lembaga keuangan dan lembaga lain atau dari masyarakat baik secara kelompok maupun perorangan; f. Modal penyertaan dalam bentuk penyertaan modal masyarakat Desa, pihak lain, atau kerjasama bagi hasil dan lainnya atas dasar saling menguntungkan. Pasal 12
(1) BUMDES dapat melakukan pinjaman sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; (2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan Kepala Desa dan BPD. Pasal 13 (1) Jika modal BUMDES merupakan modal penyertaan, maka modal yang berasal dari Pemerintah Desa sedikit-dikitnya 51 % (Lima puluh satu per seratus); (2) Kepemilikan saham Pemerintahan Desa atas nama kelembagaan. Bagian ketiga Bentuk Badan Usaha Pasal 14 Bentuk badan usaha dirumuskan dan diputuskan melalui musyawarah Desa antara Pemerintah Desa, BPD, tokoh masyarakat, lembaga pemberdayaan masyarakat, dan dapat mengundang tenaga ahli; Pilihan bentuk Badan Usaha mengacu pada potensi Desa setempat; Mengundang ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam terhadap potensi dan bentuk Badan Usaha yang akan dipilih. BUMDES dapat berbentuk Badan Usaha : Perusahaan Desa; Perseroan Terbatas; Usaha bersama; Koperasi. Pasal 15 BAB V ORGANISASI PENGELOLAAN BUMDES Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 16
(1) BUMDES merupakan bagian dari sistem Pemerintahan Desa yang berada di Desa; (2) BUMDES berada di bawah koordinasi Pemerintah Desa; (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diletakkan pada Kepala Urusan Pembangunan yang berpedoman kepada Peraturan Desa.
Pasal 17 Susunan organisasi pengelolaan BUMDES terdiri dari : Ketua Badan Pengurus yang membawahi : a. Bidang Usaha Produksi; b. Bidang Usaha Jasa; c. Sekretaris; d. Bendahara; e. Anggota. Pengawas Bagian Kedua Tugas, Kewajiban, dan Hak Pengurus Pasal 18 Pengurus BUMDES bertugas : a. Mengembangkan dan membina badan usaha agar tumbuh dan berkembang menjadi lembaga yang dapat melayani kebutuhan ekonomi masyarakat; b. Mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan ekonomi Desa yang adil dan merata; c. Memupuk usaha kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya; d. Menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa; Memberikan laporan perkembangan kepada Pemerintah Desa. Pasal 19 Pengurus berkewajiban : Menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun kepada Pemerintah Desa; Laporan kegiatan utama usaha dan perubahan selama tahun buku berjalan; Laporan rincian neraca rugi laba dan penjelasan atas dokumentasi. Pasal 20 (1) Pengurus berhak mendapat gaji dan tunjangan penghasilan yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan usaha; (2) Standar besaran gaji dan tunjangan pengurus diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa. Bagian Ketiga Pemilihan dan Pemberhentian Pengurus
Pasal 21 Syarat-syarat pengurus BUMDES : Warga Desa setempat yang memiliki jiwa wirausaha; Bertempat tinggal dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian terhadap perekonomian Desa; Pendidikan minimal SLTA; Usia sekurang-kurangnya 25 tahun; Bukan perangkat Desa atau anggota BPD. Pasal 22 (1) Pengurus dipilih melalui musyawarah yang dihadiri oleh Pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa; (2) Pengurus disahkan melalui Keputusan Kepala Desa; (3) Tata cara pemilihan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Desa. Pasal 23 Kepengurusan dapat diberhentikan apabila : Meninggal dunia; Mengundurkan diri; Telah selesai masa baktinya; Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik selama-lamanya 2 (dua) bulan; Tersangkut tindakan pidana yang telah berketetapan hukum sedikitnya 6 (enam) bulan. Pasal 24 Masa bakti kepengurusan 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan. Bagian Keempat Pengawas Pasal 25 Syarat-syarat anggota Badan Pengawas BUMDES : Warga Desa setempat yang memiliki kemampuan organisasi dan pembukuan keuangan; Bertempat tinggal dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian terhadap perekonomian Desa;
Pendidikan minimal SLTA; Usia sekurang-kurangnya 25 tahun; Bukan perangkat Desa atau anggota BPD. Pasal 26 (1) Anggota Badan Pengawas dipilih melalui musyawarah Pemerintah Desa, BPD, Tokoh masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Desa; (2) Tata cara pemilihan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Desa; (3) Jumlah anggota Badan Pengawas 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang sesuai dengan kebutuhan; Masa bakti Badan Pengawas 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan. Pasal 27 Pengawas dapat diberhentikan apabila : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Telah selesai masa baktinya; d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik selama-lamanya 2 (dua) bulan; e. Tersangkut tindakan pidana yang telah berketetapan hukum sedikitnya 6 (enam) bulan. Pasal 28 Apabila BUMDES belum berbadan hukum, Badan Pengawas terdiri dari : Pemerintah Desa; BPD; Tokoh masyarakat yang dianggap mampu dan memenuhi syarat yang akan diatur dalam Peraturan Desa. Pasal 29 Dalam melakukan tugasnya Badan Pengawas berkewajiban : Melaporkan hasil pengawasan perkembangan kegiatan usaha BUMDES setiap triwulannya kepada Pemerintahan Desa dan juga apabila terjadi gejala menurunnya kinerja kepengurusan; Memberikan pendapat dan saran kepada Pemerintahan Desa terhadap pelaksanaan BUMDES; Mengikuti perkembangan kegiatan usaha dan memberikan pendapat serta saran mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BUMDES.
Pasal 30 Untuk melaksanakan kewajibannya Badan Pengawas memiliki kewenangan : Meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan BUMDES; Melindungi BUMDES dari hal-hal yang dapat merusak kelangsungan dan citra BUMDES; Melakukan audit terhadap BUMDES. BAB VI BAGI HASIL Pasal 31 Penggunaan laba BUMDES : Setiap tahun wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan dari masing-masing unit usaha; Jumlah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penyisihan laba bersih sampai sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen) dari modal; Bila belum mencapai jumlah 20 % (dua puluh persen) hanya dapat dipergunakan menutup kerugian. BAB VII POLA HUBUNGAN KELEMBAGAAN Bagian Pertama Pemerintah Desa dengan Bumdes Pasal 32 Dalam menjalankan usahanya BUMDES bersifat otonom dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Desa; Dalam rangka penyehatan BUMDES, Pemerintah Desa wajib : Membina dan mengembangkan usaha agar tunbuh dan berkembang menjadi lembaga dan atau Badan usaha yang bermanfaat bagi warga Desa; Mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan yang adil dan merata; Memupuk kerjasama yang baik dengan lembaga perekonomian lainnya; Mengusahakan kekompakan dalam tubuh BUMDES untuk mencegah kemungkinan adanya orang-orang yang akan menjadikan BUMDES mencapai kepentingan pribadi atau golongan.
Bagian Kedua BPD dan BUMDES Pasal 33 Terhadap BUMDES BPD wajib : Melindungi BUMDES bagi kemanfaatan kesejahteraan warga Desa; Melindungi BUMDES terhadap hal-hal yang dapat merusak kelangsungan dan citra BUMDES; Melakukan evaluasi kinerja BUMDES bersama Pemerintah Desa. Bagian Ketiga Mekanisme Pertanggungjawaban Pasal 34 BUMDES bertanggungjawab kepada Pemerintah Desa yang sekurang-kurangnya dilakukan satu kali dalam setahun; Tata cara pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur melalui Peraturan Desa. Bagian Keempat Audit Keuangan Pasal 35 Setiap akhir tahun anggaran dilakukan audit independen terhadap BUMDES; Hasil audit diserahkan kepada Pemerintah Desa; Tata cara penunjukan audit independen diatur lebih lanjut melalui Peraturan Desa. BAB VIII PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN Pasal 36 Suatu Badan Usaha dapat digabung atau dibubarkan hanya apabila setelah dilakukan audit bidang usaha yang bersangkutan tidak memenuhi kelayakan untuk diteruskan; Kelayakan sebagiamana dimaksud pada ayat (1) meliputi keuangan, usaha, potensi, SDM, manajemen, dan kebutuhan masyarakat; Penggabungan dan/atau pembubaran setiap bidang usaha dilakukan melalui Peraturan Kepala Desa dengan persetujuan BPD.
Pasal 37 Pembubaran BUMDES ditetapkan melalui Peraturan Desa; Semua asset atau modal usaha BUMDES yang dibubarkan setelah dikurangi kewajiban-kewajiban sebagai tanggungan kepada Pemerintah Desa sebagai asset Desa. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 38 Kepengurusan, pengawas, permodalan, tata cara pengelolaan, pertanggungjawaban, pembubaran dan lain-lain selain usaha Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan yang mengatur masing-masing Badan Usaha tersebut. Pasal 39 Segala bentuk Badan Usaha yang dipilih tidak menghilangkan pertanggungjawaban BUMDES kepada Pemerintah Desa setiap tahunnya dan hubungan BUMDES dengan Pemerintah Desa dan BPD sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Segala peraturan pelaksanaan yang mengatur mengenai BUMDES yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 41 Peraturan Desa sebagai pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini ditetapkan. Pasal 42 Camat memfasilitasi pelaksanaan Peraturan Daerah ini. Pasal 43 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 44 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak. Ditetapkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 4 September 2007 BUPATI SIAK, H. ARWIN AS, SH Diundangkan di Siak Sri indrapura pada tanggal 6 September 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK, Drs. H. ADLI MALIK Pembina Tk. I NIP. 420003914 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2007 NOMOR 18
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA 1. UMUM Pemerintah Desa sebagai satuan Pemerintahan terendah merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memiliki tugas menyelenggarakan Pemerintahannya yang memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan Desa itu sendiri. Dengan demikian urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa mencakup urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada Desa, tugas pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan yang diserahkan kepada Desa. Dalam rangka melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa dan untuk peningkatan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat, Desa mempunyai sumber pendapatan yang terdiri atas Pendapatan Asli Desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten / Kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten / Kota. Bantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah serta hibah dan sumbangan dari pihak ketiga. Sumber pendapatan Desa dapat diusahakan oleh Desa berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar Desa, pengelolaan kawasan wisata kala Desa, pengelolaan galian C dengan tidak menggunakan alat berat dan sumber lainnya. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDES adalah suatu lembaga/badan perekonomian Desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis, mandiri dan professional dengan modal
seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan. Pada akhirnya BUMDES dibentuk dengan tujuan memperoleh ketentuan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa, Memajukan perekonomian Desa. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pengelolaan aset-aset Desa yang ada sehingga dapat berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Pasal 2 Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 3 Pasal 4
Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Huruf f Pasal 8 Pasal 9 Huruf f Ayat (3) Ayat (4) Pasal 10
Pasal 11 Huruf f Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (3) Pasal 15 Pasal 16 Ayat (3) Pasal 17 Pasal 18
Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Huruf f Pasal 22 Ayat (3) Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Huruf f
Pasal 26 Ayat (3) Ayat (4) Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Ayat (3) Pasal 32
Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Ayat (3) Pasal 36 Ayat (3) Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 Pasal 44
PAGE TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN