BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi diri sendiri, agama, masyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20, 2003). Tercapainya tujuan pendidikan nasional merupakan tanggung jawab setiap institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya masing-masing yang pada dasarnya tidak terlepas dari tujuan nasional itu sendiri yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.tujuan institusional ini dapat dicapai melalui tujuan kurikulum setiap bidang studi. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikulum ini akan menggambarkan tujuan institusional. Artinya, semua tujuan kurikulum yang ada pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan sesuai dengan kurikulum melalui tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran. Sekolah Menengah Atas merupakan jenjang satuan pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Menengah Atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas X sampai kelas XII. Jurusan yang ada di SMA terdiri dari IPA, IPS dan Bahasa.Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. IPS dibagi menjadi beberapa mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu cabang dari rumpun ilmu pengetahuan sosial pada tingkat SMA, yang penyampaiannya dilakukan secara terpisah dari cabang rumpun ilmu pengetahuan sosial lainnya. Tujuan dari mata pelajaran Ekonomi SMA menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006:539) yaitu :(1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga,

masyarakat, dan Negara (2.) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi (3). Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara (4). Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Berdasarkan standar kompetensi lulusan SMA serta rujuan mata pelajaran ekonomi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka setiap siswa SMA seharusnya telah memiliki sejumlah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep-konsep ekonomi dalam kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara baik dalam skala nasional maupun internasional. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang belum dapat menguasai secara optimal kompetensi-kompetensi dasar dalam pembelajaran ekonomi. Rendahnya mutu siswa dalam mata pelajaran ekonomi tercermin pada banyaknya lulusan SMA yang belum memaham benar apa manfaat mempelajari ekonomi dan kegunaan ekonomi dam rangka pengaplikasiannya dalam dunia kerja, padahal jika standar kompetensi ekonomi tercapai secara maksimal, maka lulusan SMA setidaknya dapat berusaha mencari dan membuka lapangan kerja sendiri yang prinsipnya dipelajari dlam mata pelajaran ekonomi, sehingga jumlah pengangguran lulusan SMA tidak bertambah tiap tahunnya seperti yang terjadi saat ini.

Indikator lain yang membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran ekonomi belum tercapai secara optimal adalah masih rendahnya hasil belajar ekonomi pada tingkat SMA khususnya pada standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. Merujuk pada keberhasilan pembelajaran dalam memahami perekonomian terbuka, tampaknya kondisi di beberapa sekolah di kota Medan belum menunjukkan hasil yang ideal, khususnya di SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medan menunjukkan bahwa memahami perekonomian terbukadari siswa belum sesuai dengan yang diharapkan dalam KKM 75,00.Dalam pembelajaran Ekonomi, siswa harus mampu memahami perekonomian terbukadengan baik, komunikatif dalam mengemukakan ide yang ada di dalam pikirannya. Indikator keberhasilan pembelajaran memahami perekonomian terbukadapat dilihat dari nilai ideal siswa yakni 100,00 atau sekurang-kurangnya 75,00 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.hal ini diketahui dari hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika mengajarkan memahami perekonomian terbuka di SMA SwastaParulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medanyang dapat dilihat dari daftar nilai rata-rata memahami perekonomian terbukasiswa SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medankelas XI selama 3 (tiga) tahun terakhir seperti yang tertera pada Tabel 1 Tabel.1 Daftar Nilai Rata-rata memahami perekonomian terbuka siswa SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 MedanKelas XI Tahun 2012-2014 Nilai Rata-rata memahami No Nama Sekolah Tahun 1 SMA Swasta Parulian 1 Medan 2 SMA Swasta Parulian 2 Medan perekonomian terbuka 2012/2013 69,00 2013/2014 70,00 2014/2015 71,00 2012/2013 68,00 2013/2014 70,00

2014/2015 71,00 Sumber: Data kumpulan nilai EkonomiSMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medan Melihat kompleksnya materi pembelajaran Ekonomi di SMA, sering kali siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan. Dilihat dari segi penyampaian oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami kesulitan dalam penyampaian materi secara efektif, apalagi dalam hal menyampaikan tentang materi memahami perekonomian terbuka menyebabkan materi yang disampaikan sulit untuk dipahami. Dalam setiap pertemuan belajar ekonomisebagian siswa tampak kurang bergairah dan cenderung tidak aktif, sikap kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, dan rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru. Penyebab lain pelajaran Ekonomi tidak disenangi adalah kurangnya minat dan motivasi mempelajari Ekonomi dengan senang hati, mereka belajar dengan terpaksa dan menganggap bahwa pelajaran Ekonomi merupakan suatu kewajiban.sebenarnya guru telah menggunakan beberapa model pembelajaran yang berbeda-beda misalnya dengan cara pemberian tugas yang dikerjakan siswa dengan mengerjakan soal-soal latihan dan membaca buku teks. Tetapi bila dicermati, guru juga hanya menjelaskan aspek kognitif yang cenderung teoritis dan jarang di kaitkan dengan dunia nyata dari pembelajaran memahami perekonomian terbuka tanpa melihat karakteristik dari siswa, guru kurang memberikan contoh atau model yang tepat dalam pembelajaran memahami perekonomian terbuka, dan guru hanya menggunakan model konvensional dengan metode ceramahyang pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa

masih kurang memahami perekonomian terbuka,yang harus dikuasai siswa sehingga mengakibatkan hasil pembelajaran dari memahami perekonomian terbukasiswa rendah. Kondisi psikologis dalam kecerdasan interpersonal dari siswa juga menyebabkan keoptimalan daya serap siswa karena model dan suasana pengajaran yang kurang tepat digunakan oleh guru dikelas. Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan membawa siswa pada suasana belajar yang lebih variatif pada saat pembelajaran berlangsung, yang menarik atau menyenangkan, melibatkan siswa sehingga akan meningkatkan aktivitas dan tanggung jawabnya, karena proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan maka aktivitas siswa sangat diperlukan sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan dan melaksanakan belajar dengan bimbingan guru.para siswa harus diberikan pemahaman atau pengertian bahawa mereka sesungguhnya memiliki kemampuan untuk belajar dan dapat berhasil dengan baik. Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus memberikan yang terbaik bagi siswanya. Pesan yang disampaikan seoang guru harus sampai ke siswa sehingga siswa atau peserta didik mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang diberikan oleh pendidik atau guru tersebut sehingga siswa seharusnya menjadi tahu pesan apa yang disampaikan guru terhadap mereka. Para guru disekolah sebagai penanggung jawab pembelajaran dalam institusi sekolah, harus mendesain pengajaran untuk membantu memecahkan permasalahan belajar para siswa.

Dunia pendidikan pada masa kini selalu berupaya mendewasakan manusia melalui berbagai strategi, metode dalam melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Seorang pendidik selalu berupaya mentransfer pengetahuan yang dimiliki dengan berbagai inovasi yang bervariasi dalam pembelajaran. Namun pada kenyataannya para pendidik banyak menghadapi tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas.sebuah pembelajaran akan menarik perhatian siswa jika ada keterpaduan antara pemilihan model pembelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disajikan. Model pembelajaran harus dikemas sedemikian rupa sehingga bahan ajar yang disajikan tidak hilang begitu saja seiring dengan bertambahnya pengetahuan yang baru dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Saat ini sudah banyak sekolah yang menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran. Model pembelajaran untukmemahami perekonomian terbukaadalah Model Pembelajaran berbasis masalahdan model pembelajaran langsung. Paradigma pembelajaran yang baik adalah guru harus memberikan sesuatu pandangan belajar khususnya tentang konsep dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Guru berceritera tentang konsep menjadi sebuah perspektif bahwa mengajar adalah mengubah lingkungan belajar serta mampu menyiapkan rangsangan-rangsangan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang ada. Masalah adalah suatu situasi yang membutuhkan sebuah pemecahan, yang mengkonfrontasikan kemampuan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban. Pemecahan masalah dalam proses pembelajaran penting, karena selain

mencoba menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, siswa juga termotivasi untuk bekerja keras.hal seperti ini ditentukan oleh cara mengajar guru untuk merangsang dan mendorong bagaimana cara berfikir siswa dapat dipacu karena mengajar bukan berfokus pada how to teach tetapi lebih berorientasi pada how to stimulate learning dan learning how to learn(santyasa, 2009: 19). Sebuah pembelajaran harus senantiasa menghadirkan ide-ide dalam kemasan situasi masalah disepanjang proses pembelajaran. Selain itu, dalam pembelajaran guru harus lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan identifikasi terhadap masalah, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan masalah, dan mencoba memberikan alternatif penyelesaian. Dalam hal ini, para siswa melakukan sebuah proses investigasi yang difasilitasi oleh guru dalam menemukan dan mengkonstruksi pemahamanan konsep dan ingatan siswa. Kemampuan pemahaman konsep bukanlah pengetahuan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek yang membentuk skema koognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan dan meningkatkan kerja ilmiah siswa. Arends mengemukakan bahwa, dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengarahkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah (Trianto, 2007: 15). Model Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata. Model pembelajaran ini menjadikan siswa tentang cara berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, serta apa

konsep yang esensial dari materi pelajaran. ModelPembelajaran berbasis masalahmenyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Margetson mengemukakan bahwa, model pembelajaran dengan berbasiskan dengan masalah membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar dalam pola fikir, refketif berfikir, kritis dan belajar aktif (Rusman, 2011: 230). Model Pembelajaran berbasis masalahmemberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan memahami perekonomian terbukamelalui pemecahan masalah, sehingga diharapkan siswa terampil memahami perekonomian terbuka. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia memiliki pola gerakan seperti berfikir, berprilaku simbolik, dan berprilaku nyata. Dalam suatu situasi yang khusus, individu memodifikasi prilakunya sesuai dengan umpan balik yang diterima dari lingkungannya. Dengan Model Pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan memahami perekonomian terbuka siswa meningkat. Selain Model Pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran langsung juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan memahami perekonomian terbuka.menurut Arends (Setaya, 2013), pembelajaran langsung adalah salah satu pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) dan pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) yang terstruktur dengan baik, dan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah. Joyce (2009: 427) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung terdiri dari lima tahapan, yakni orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik di bawah bimbingan guru, dan praktik mandiri. Sesuai dengan namanya, inti dari model pembelajaran langsung adalah aktivitas praktik. Peran guru dalam praktik terstruktur yakni menuntun siswa dengan contoh praktik dan memberikan koreksi kesalahan serta memberikan penguatan terhadap praktik yang telah benar. Kemudian setelah melaksanakan praktik terstruktur, siswa melaksanakan praktik dan guru mengamati dan memberikan tanggapan balik berupa pujian maupun petunjuk. Setelah itu siswa melakukan praktik mandiri. Dengan model pembelajaran langsung, diharapkan memahami perekonomian terbukasiswa akan meningkat karena semakin sering siswa mempraktikkan memahami perekonomian terbuka, maka memahami perekonomian terbukasiswa akan semakin baik. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunyaadalah faktor internal. Faktor internal meliputi intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat dan sebagainya. Faktor-faktor internal tersebut diantaranya adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan siswa dan faktor non intelektif yaitu motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa. Faktor intelektif (kecerdasan) mempunyai pengaruh yang cukup jelas dalam hal pencapaian hasil belajar. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif rendah.kecerdasan adalah kapasitas seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah dan membuat caranya dalam konteks yang beragam, dan wajar.

Gardner (1999) menyebutkan ada Sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu (1) kecerdasan ruang dan visual, (2) kecerdasan lisan atau bahasa, (3) kecerdasan matematis dan logis, (4) kecerdasan fisik dan gerak, (5) kecerdasan music dan ritme, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal, (8) kecerdasan naturalis, dan (9) kecerdasan ekstensialis. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap individu memiliki kesembilan kecerdasan tersebut, setiap individu dapat mengembangkan kecerdasan tadi sampai mencapai suatu tingkat yang memadai, kecerdasan bekerja satu sama lain secara kompleks, dan dalam tiap kecerdasan ada berbagai cara untuk menumbuhkan salah satu aspeknya. Kecerdasan interpersonal atau bisa dikatakan sebagai kecerdasan sosial dalam penelitian ini yang diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang untuk mempersepsi dan menangkap perbedaan-perbedaan suasana hati, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain meliputi tiga dimensi yakni social sensitivity, social insight, dan social communication yang dikembangkan berdasarkan skala kecerdasan interpersonal. Berbagai permasalahan di atas perlu dicari pemecahannya yang lebih dititik beratkan pada perbaikan kualitas proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar Ekonomi siswa SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medan, yaitu coba diupayakan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan kecerdasan interpersonal yang dimiliki siswa, yaitu Model Pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah-masalah penelitian ini yakni: yakni (1) Apakah hasil belajar di SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medansudah sesuai dengan tuntutan kurikulum Sekolah Menengah Atas? (2) Bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medan? (3) Apakah model pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dapat memberi pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Ekonomi? (4) Apakah model pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar Ekonomi? (5) Apakah guru mempertimbangkan tingkat pengetahuan siswa dalam proses pembelajarannya? (6) Apakah dalam pembelajaran ekonomi guru memperhatikan kecerdasan interpersonal siswa? (7) Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar ekonomi? C. Pembatasan Masalah Untukdapatmemberiruanglingkup yang jelas dan memperdalam pembahasan, makamasalahdalampenelitianiniperludibatasi.berdasarkanidentifikasimasalahterse but, makabatasanmasalahdalampenelitianiniyakni: 1. Hasil belajar ekonomi yang akan diteliti adalah pada ranah kognitif, diperoleh melalui tes hasil belajar yang dibatasi pada aspek pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), dengan aspek pembelajaran ekonomi yang merupakan bahan pelajaran ekonomi menurut KTSP untuk kelas XI IPS semester ganjil yang diberikan pada siswa SMA Swasta Parulian 1 dan SMA Swasta Parulian 2 Medan dengan standar kompetensi memahami perekonomian terbuka. 2. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran berbasis masalahdan model pembelajaran langsung. 3. Kecerdasan Interpersonal siswa dibatasi pada kecerdasan interpersonal siswa yang dibedakan atas kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalahmemperoleh hasil belajar Ekonomi lebih tinggi dibanding siswa yang diajar dengan modelpembelajaran langsung? 2. Apakah hasil belajar Ekonomi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengankecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar Ekonomi?

E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untukmengetahui : 1. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalahmemperoleh hasil belajar Ekonomi lebih tinggi dibanding siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung. 2. Hasil belajar Ekonomi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah. 3. Interaksi antara model pembelajaran dengankecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar Ekonomi. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan pada umumnya dan mata pelajaran Ekonomi pada khususnya, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran dengan kecerdasan interpersonal siswa serta sebagai kerangka acuan metode penelitian tentang pembelajaran yang sejenis. Secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengambil kebijakan agar diperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran Ekonomi di SMA swasta Parulian 1 dan SMA swasta Parulian 2 Medan. Selanjutnya diharapkan pula penelitian ini dapat memperkenalkan model pembelajaran berbasis masalah dalam proses belajar mengajar yang berguna untuk memperbaiki

proses belajar mengajar, selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Ekonomi di samping itu penelitian itu juga diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar Ekonomi.