BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabat manusia untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. namun guru tersebut tidak mengarahkan siswa untuk merapikan kembali posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari satu orang, seperti: Hockey, Sepak Bola, Bola Basket, Bola Volly dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi terhadap kemampuan hasil passingbola yang benar

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang ilmu dan teknologi serta di bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta meningkatkan harkat dan martabat manusia untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian. Kemajuan teknologi yang di capai pada saat ini, malah mengukung anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti: menonton TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak-anak semakin menurun. Perkembangan dan pembinaan olahraga di Indonesia juga merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan watak dan sportivitas serta meningkatkan prestasi olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Terutama dikalangan remaja, karena pada usia ini dianggap paling cocok untuk mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestsi. 1

2 Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai atau kaki, kadangkala menggunakan kepala dan dada. Khusus untuk penjaga gawang diperbolehkan menggunakan seluruh bagian tubuhnya. Tujuan dari permainan sepak bola adalah masing-masing regu atau keseblasan berusaha menguasai bola, memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan permainan sepak bola, pemain harus menguasai teknik-teknik dasar sepak bola yang baik. Teknik dasar bermain sepak bola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerakan tubuh dalam bermain sepak bola. Dalam permainan sepak bola mutlak diperlukan beberapa teknik dasar yang antara satu dengan yang lain sangat erat kaitanya. Adapun teknik dasar yang dimaksud adalah mengoper bola (passing), menggiring bola (dribbling), mengontrol bola (controlling), dan menendang bola (shooting). Untuk memperoleh teknik dasar sepak bola yang baik dan benar, diperlukan latihan yang terprogram dan dilakukan dengan rutin serta penuh kedisiplinan. Selain itu diperlukan pembinaan, perhatian, dan penanggapan yang serius untuk mencapai prestasi tertinggi dalam permainan sepakbola baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental.

3 Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dalam proses pembelajaran ini, ranah sikap menggamit materi ajar agar sikap peserta didik tahu tentang mengapa. Ranah keterampilan menggamit materi ajar agar sikap peserta didik tahu tentang bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit materi ajar agar sikap peserta didik tahu tentang apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan dimensi paedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Hasil observasi peneliti dengan guru pendidikan jasmani SMP Negeri 12 Binjai pada tanggal 6 februari mengenai hasil belajar siswa dalam pelajaran sepak bola dengan materi dribbling dengan kaki bagian dalam, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah. Dari 32 orang siswa kelas VII, ternyata 24 orang siswa (75%) memiliki nilai dibawah rata-rata dan 8 orang siswa (25%) memiliki nilai diatas rata-rata. Sementara nilai kriteria ketuntasan minimal adalah 75. Hasil observasi peneliti ternyata siswa masih banyak yang kurang aktif mengikuti kegiatan sepak bola. Dikarenakan guru pendidikan jasmaninya kurang berkreatifitas dalam mengelola kelas. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa adalah kurangnya keberanian dalam melakukan materi dribbling dengan kaki bagian dalam dan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan materi dribbling terutama pada saat sikap pelaksaanaan.

4 Dengan demikian guru bersangkutan melakukan pendekatan secara konvensional Dalam pandangan Barringer (2010:125) pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesainnya tidak mudah dilihat. Terkait dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah yang kompleks melalui kegiatan curah gagasan, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualitas pengetahuan. Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu menggkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa. Sucipto, dkk (2000:28) mengatakan Dribbling bola adalah menedang terputus-putus atau pelan-pelan, untuk memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dribbling bola adalah bola harus dikuasai sepenuhnya, dapat mengawasi situasi permainan pada waktu menggiring bola, setiap pemain dianjurkan untuk menggunakan kedua kaki sebagai keperluan untuk melindungi bola terhadap serangan dari lawan, pandangan tidak boleh

5 selalu pada bola, melainkan diutamakan pengamatan situasi lapangan dan lawannya. Dribbling bola bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawanny, memeperlambat tempo permainan, memindahkan daerah permainan, memancing lawan untuk mendekati bola hingga daerah penyerangan terbuka. Disamping itu, kecepatan dribbling bola sangat dibutuhkan untuk menunjang teknik tersebut. Untuk mencapai prestasi dalam kelincahan dan kecepatan terhadap hasil menggiring bola harus didukung oleh kondisi fisik yang baik dan penguasaan teknik, dengan memiliki kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah mencapai prestasi yang maksimal. Sajoto (1988:3) mengatakan bahwa salah satu faktor penentu dalam mencapai prestasi olahraga adalah terpenuhinya kondisi fisik, yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan koordinasi, tenaga (power), daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelenturan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan dalam berolahraga. Di dalam aktivitas pembelajaran sepak bola seorang guru harus bisa mengarahkan siswanya untuk bebas dan kreatif dalam mempelajari suatu pembelajaran permainan olahraga namun tetap dalam pengawasan guru. Untuk mengakomodasi kreatifitas dan kebebasan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran permainan sepak bola, seorang guru penjas bisa menggunakan metode, model dan gaya mengajar yang sesuai, agar semua potensi siswa dapat berkembang.

6 Di dalam aktifitas pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing guru mata pelajaran, memiliki metode, model dan mengajar yang berbedabeda. Dan tugas guru adalah memilih metode, model dan gaya mengajar yang tepat agar materi yang diberikan dapat tersampaikan. Beberapa metode, metode dan gaya mengajar yang sering dipergunakan oleh seorang guru diantaranya adalah pemrosesan informasi, gaya mengajar komando, feedback, pembelajaran kooperatif dan sebagainya. Itulah beberapa metode, gaya dan strategi yang bisa dipergunakan oleh seorang guru, khususnya guru penjas. Untuk itu peneliti tertarik untuk memperbaiki peroses pembelajaran dribbling dengan menerapkan metode pendekatan saintifik dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dribbling dalam Permainan Sepak bola pada siwsa Kelas VII SMP Negeri 12 Binjai Tahun Ajaran 2015/2016. Dalam pembelajaran pendekatan saintifik siswa diajarkan memahami bagaimana cara belajar dan bagaiman cara berpikir sehingga siswa dapat menyerap dan menguasai materi sepak bola dengan suasana pembelajaran yang efektif, lebih menyenangkan serta lebih bermakna. Menggunakan penerapan pendekatan saintiifik merupakan metode pembelajaran yang bersifat membentuk suatu kelompok belajar untuk mempermudah suatu proses kegiatan belajar mengajar. Dimana suatu kelompok belajar itu adalah dengan cara : 1) Mengamati, 2) Menanya, 3) Mencoba, 4) Mengasosiasi, 5) Mengomunikasikan. Disamping itu, masing-masing kelompok harus mampu memecahkan masalah dan berdiskusi, dengan penerapan pendekatan scientific

7 diharapkan siswa dapat memahami dan melakukan dribbling kaki bagian dalam pada permainan sepak bola dengan benar dan sesuai dengan penerapan metode mengajar Kooperatif learning. Dalam pembelajaran penjas seorang guru di tuntut kreatifitasnya untuk menggunakan gaya, metode dan strategi mengajar yang tepat, sehingga antusias siswa dalam pembelajaran cukup tinggi. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar dribbling dengan kaki bagian dalam pada siswa, maka diterapkanlah pendekatan saintifik dengan model kooperatif. Untuk membuktikan itu apakah ada peningkatan hasil belajar. Maka dengan demikian penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 12 BINJAI TAHUN AJARAN 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang permasalahan, dapat diidentifikasi terkait dengan aktivitas pembelajaran permainan sepak bola dalam mata pelajaran Penjaskes di SMP N 12 Binjai adalah sebagai berikut: 1. Guru belum memahami antara aktivitas pembelajaran sepak bola dengan cabang olahraga sepakbola. 2. Guru Penjaskes cenderung memberikan aktivitas pelatihan cabang olahraga sepak bola, bukan memberikan aktifitas pembelajaran permainan sepak bola.

8 3. Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran dribbling bola. 4. Guru belum memberikan koreksi yang positif terhadap kesalhankesalahan siswa dalam melakukan dribbling bola pada permainan sepak bola. 5. Masih rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. 6. Terbatasnya media pembelajaran khususnya pembelajaran sepak bola. 7. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. C. Batasan Masalah. Untuk mempermudah masalah yang diteliti, maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah: penerapan gaya mengajar saintifik dengan model kooperatif dalam pem belajaran aktivitas permainan sepak bola di SMP N 12 Binjai. D. Rumusan Masalah. Bedasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Menjelaskan siswa untuk dapat melakukan dribbling yang baik dan benar dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model cooperative learning di kelas VII SMP N 12 Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. E. Tujuan Penelitian.

9 Adapun yang dijadikan penelitian oleh penuis adalah sebagi berikut: Untuk mengetahui bagaimana hasil dribbling kaki bagian dalam pada siswa maka peneliti menerapkan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan model cooperative learning di kelas VII SMP N 12 Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. A. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain ad yang bedasarkan teoritis dan ada yang bedasarkan praktis antara lain : Teoritis : 1. Memberikan gambaran bagi siswa dan agar bisa lebih memahami cara melakukan dribbing bagian dalam dengan baik dan benar. 2. Meningkatkan wawasan siswa untuk lebih kreatif dan aktif tentang belajar dribbling dengan kaki bagian dalam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw. Praktis : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pengajar dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat pada setiap pembelajaran. 2. Sebagai refrensi ilmiah bagi mahasiswa lainnya, terutama bekal kepada calon-calon guru,siswa, kepala sekolah dan pengamat pendidikan.