BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. orang (Tambunan, 2013). Sedangkan menurut sebuah tulisan di harian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Koperasi syariah

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dari waktu ke waktu. Hal ini karena, hampir semua sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsep Islam, koperasi syariah kemudian didirikan.nilai-nilai koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam. Keberadaan umat Islam dengan berbagai macam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BMI). BMI ini menjadi pelopor perbankan lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat dalam segala bidang usaha. Hal ini terlihat pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun ke luar negeri. Selain itu lembaga keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perencanaan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dimana sektor ekonomi menjadi tolok ukur kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. halnya bank syariah, koperasi syariah maupun lembaga keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu, menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan. Perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang minus dana. Pihak-pihak surplus dana tersebut meliputi

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN BMT KUBE KARANGANYAR TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Mengenai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, serta penetapan tujuan jangka

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengalami perkembangan. Perkembangan ini diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. koperasi di indonesia merupakan bagian dari bagian usaha nasional secara keseluruhan. Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, merupakan pasar potensial bagi pengembangan bank syariah. Keberadaan umat Islam dengan berbagai macam atribut keislamannya yang penuh dengan nilai-nilai syariah membutuhkan sebuah wadah dalam aplikasi muamalahnya yang berdasarkan pada konsep syariah dan wadah tersebut berupa lembaga keuangan syariah. Hal tersebut dapat diketahui dari perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia tidak terlepas dari kondisi sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, jumlah penduduk Indonesia yang berada dalam kategori miskin adalah sebanyak 28,01 juta jiwa (11,13%). Sehingga, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan mewujudkan keadilan sosial yang sesuai dengan konsep islam, Koperasi Syariah kemudian didirikan. Nilainilai koperasi seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejahteraan bersama dinilai tepat untuk memberdayakan rakyat kecil. Koperasi merupakan organisasi yang unik, satu sisi menjalankan teori dan motif ekonomi, di sisi lain koperasi juga berwatak sosial, sehingga dalam menjalankan usahanya kedua sisi ini harus dijalankan secara simultan dan 1

2 secara bersamaan. Konsep dua sisi tersebut secara tegas dinyatakan dalam penjelasan UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. 1 Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia telah menjadi negara dengan Islamic Micro Finance terbesar di dunia dengan 22 ribu gerai koperasi syariah dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jumlah ini cukup signifikan mengingat secara hukum koperasi syariah baru didirikan pada tahun 2004. Hingga april 2012, jumlah Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah (KJKS/UJKS) secara keseluruhan terdapat 2.362 buah dengan tingkat nasional sebanyak 85 buah, tingkat propinsi sebanyak 189 buah dan tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 2.088 buah. Selain KJKS/UJKS, terdapat pula BMT dengan jumlah mencapai 3900 buah di tahun 2010. 2 Jumlah anggota KJKS/UJKS mencapai 232.558 orang pada April 2012. Sementara jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp. 1,64 triliun. Sedangkan jumlah simpanan yang diterima sebanyak Rp. 1,45 triliun. Aset KJKS dan UJKS mencapai Rp. 2,42 triliun. Sedangkan nasabah yang dilayani sekitar 3,5 juta orang, dan jumlah pekerja yang mengelola sekitar 20.000 orang. Data tersebut membuktikan bahwa koperasi syariah punya potensi yang sangat besar dalam mensejahterakan rakyat indonesia. 1 Muladi Wibowo, Jurnal Dinamika Manajemen: Perilaku konsumen dan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi nasabag pada KOPWAN syariah. 2 Perkembangan Koperasi Syariah & Potensinya 08 Januari 2014, (http://bmtamber.co.id/perkembangan-potensi-syariah-potensinya/&ei=hjeatyaq&lc= id- ID&s=1&m=563&host) diakses 02 Maret 2017

3 Porsi industri keuangan syariah, termasuk Koperasi Syariah, di Indonesia masih berkisar di angka 4% dari keseluruhan kegiatan perekonomian di Indonesia. Dengan jumlah penduduk muslim yang sangat besar dan konsep Koperasi yang bersifat kerakyatan, Koperasi Syariah diyakini masih akan berkembang pesat. Bentuk usaha Koperasi memiliki keunggulan yaitu merupakan gerakan ekonomi kerakyatan dan mendapat dukungan besar dari pemerintah karena memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan usaha ekonomi rakyat dan mengentaskan kemiskinan. Namun, realitas memperlihatkan perkembangan Koperasi hingga kini masih memprihatinkan. Dari 140 ribu Koperasi yang ada di Indonesia, termasuk Koperasi Syariah, hanya sekitar 28,5% yang aktif dan lebih sedikit lagi Koperasi yang memiliki manajemen kelembagaan yang baik, partisipasi anggota yang optimal, usaha yang fokus, dan skala usaha yang besar. 3 Berdasarkan jumlah Koperasi Syariah di tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 150.233 unit usaha. 4 Koperasi Syariah tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, dan di daerah jawa timur, khususnya di Kabupaten/Kota Blitar. Di kota Blitar sendiri berdasarkan data yang ada di Dinas Koperasi dan UKM kota Blitar diketahui data sebagai berikut. 3 Perkembangan Koperasi Syariah & Potensinya 08 Januari 2014, (http://bmtamber.co.id/perkembangan-potensi-syariah-potensinya/&ei=hjeatyaq&lc= id- ID&s=1&m=563&host) diakses 02 Maret 2017 4 Berita Kementrian, Kinerja Koperasi Syariah Di Indonesia Sangat Baik 29 Oktober 2016, (http://www.depkop.go.id/content/read/kinerja-koperasi-syariah-di-indonesia-sangatbaik/&ei=no771rjb%lc=id-id&s=1&m=563&host) diakses 02 Maret 2017

4 Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Koperasi di Blitar Keterangan Tahun 2014 2015 2016 252 Unit 288 Unit 315 Unit Sumber: dinkop-ukm.blitarkota.go.id Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Koperasi di Blitar tahun 2014 hingga 2016 setiap tahunnya mengalami peningkatan. Di kota Blitar sendiri berdasarkan data yang ada di Dinas Koperasi dan UKM kota Blitar diketahui pada tahun 2016 sebanyak 315 koperasi, yang tersebar di wilayah Kota Blitar. Salah satu dari mitrakerja Dinas Koperasi dan UKM adalah Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. Koperasi Syariah Podojoyo merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki produk simpanan dan pembiayaan, dimana produk simpanan meliputi: simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan pokok khusus (saham), simpanan wadi ah, simpanan sukarela dengan pola mudharabah dan simpanan investasi khusus. Sebagaimana data dari kopsyah Podojoyo periode 2013-2015.

5 Tabel 1.2 Perkembangan Data Simpanan Koperasi Syariah Podojoyo Jenis Simpanan Tahun 2013 2014 2015 Simpanan Pokok Rp. 1,147,500 Rp. 1,165,000 Rp. 1,192,500 Simpanan Wajib Rp. 745,000 Rp.762,500 Rp. 790,000 Simpanan Saham Rp. 93,250,000 Rp. 104,700,000 Rp.104,700,000 Simpanan Wadi ah Rp. 151,192,562 Rp. 323,766,240 Rp. 259,134,309 Simpanan Sukarela Rp. 384,363,000 Rp. 330,363,000 Rp. 402,363,000 Simpanan Rp. 3,096,950 Rp. 3, 465,320 Rp. 2,234,900 Investasi Khusus Jumlah Rp. 633,795,012 Rp. 764,222,060 Rp. 770,414,709 Sumber: Data RAT Tahun 2013-2015 Kopsyah Podojoyo Blitar Seperti yang terlihat pada tabel diatas, perkembangan simpanan di Koperasi Syariah Podojoyo mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah simpanan dari tahun ke tahun menunjukkan kepercayaan anggota terhadap Koperasi Syariah Podojoyo dan menunjukkan bahwa anggota sangat antusias menyimpan uangnya di Koperasi Syariah Podojoyo. Sedangkan dalam produk pembiayaan sendiri meliputi: pembiayaan Musyarakah, pembiayaan Mudharabah, pembiayaan Bai Bitsaman Ajil, dan pembiayaan Qordhul Hasan.

6 Tabel 1.3 Perkembangan Data Pembiayaan Koperasi Syariah Podojoyo Jenis Pembiayaan pembiayaan Tahun 2013 2014 2015 Rp. 345.769.775 Rp. 324.221.938 Rp. 344.444.747 Musyarakah pembiayaan Rp. 367.503.345 Rp. 365.798.448 Rp. 351.844.634 Bai Bitsaman Ajil Jumlah Rp. 713.273.120 Rp. 690.020.386 Rp. 696.289.381 Sumber: Data RAT Tahun 2013-2015 Kopsyah Podojoyo Blitar Dari data diatas dapat diketahui bahwa dari tahun 2013-2015 sektor pembiayaan Koperasi Syariah Podojoyo mengalami peningkatan dan bersifat fluktuatif diawal. Data menunjukkan bahwa dari tahun 2013 sektor pembiayaan naik dari tahun ketahunnya hingga mencapai angka 713.273.120, kemudian ditahun 2014-2015 mengalami penurunan dengan angka akhir sebesar 696.289.381. Kemudian data tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2013 sampai 2015 sektor pembiayaan yang dilakukan Koperasi Syariah Podojoyo mengalami kenaikan disetiap tahunnya kecuali pada tahun 2013 ke 2014 dimana sektor ini mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa data atau kegiatan yang dilakukan fluktuatif dan pangsa pasar Koperasi Syariah Podojoyo baik. Sebagai lembaga yang baru berdiri pertumbuhan anggota dari tahun ketahun merupakan pencapain yang cukup baik yaitu mencapai

7 mencapai 805 anggota per Desember 2016. 5 Sebagian besar nasabah kopsyah Podojoyo ini merupakan pedagang dan ibu rumah tangga. Adapun untuk mengetahui apakah terdapat indikasi kepuasan nasabah Kopsyah Podojoyo Blitar, berikut ini tersaji tabel jumlah nasabah dari tahun 2013-2015. Tabel 1.4 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Syariah Podojoyo TAHUN NO ANGGOTA 2013 2014 2015 1 Anggota pendiri 27 Orang 27 Orang 27 Orang 2 Anggota tetap - 373 Orang 458 Orang 3 Calon anggota 145 Orang - - 4 Anggota kehormatan 1 Orang 1 Orang 1 Orang Total 173 Orang 401 Orang 486 Orang Sumber: Data RAT Tahun 2013-2015 Kopsyah Podojoyo Blitar Tabel 1.5 Jumlah Modal Koperasi Syariah Podojoyo Uraian 2013 2014 2015 Simpanan Pokok Rp. 93,250,000 Rp. 104,700,000 Rp.104,700,000 Khusus Simpanan Pokok Rp. 1,147,500 Rp. 1,165,000 Rp. 1,192,500 Simpanan Wajib Rp. 745,000 Rp.762,5000 Rp. 790,000 5 Data yang diambil dari sumber wawancara dengan Bapak Ali Mashudi, S. HI. (Manager Koperasi Syariah Podojoyo), RAT belum bisa diterbitkan karena beberapa alasan.

8 Dana Hibah Rp. - Rp. - Rp. 25,000,000 Cadangan Umum Rp. 1,770,995 Rp.3,467,568 Rp. 3,467,568 Cadangan Khusus Rp. 544,163 Rp. 544,163 Rp. 544,163 SHU Tahun Lalu Rp. - Rp. - Rp. - SHU Tahun Berjalan Rp. 16,965,729 Rp. 8,354,115 Rp. 21,547,878 Total Modal Rp. 114,423,387 Rp. 118,993,346 Rp. 157,242,109 Sumber: Data RAT Tahun 2013-2015 Kopsyah Podojoyo Blitar Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah anggota dan permodalan dari tahun ketahun mengalami peningkatan sehingga timbul persepsi dan motivasi nasabah dalam memutuskan untuk memilih Kopsyah Podojoyo sebagai pilihan bagi nasabahnya untuk menyimpan dana ataupun melakukan pembiayaan. Dilihat dari anggota masyarakat yang bergabung dalam produk pembiayaan maupun simpanan di Kopsyah Podojoyo, maka sudah terbukti adanya persepsi dan motivasi yang positif dari setiap masyarakat untuk memilih bergabung menjadi anggota di Kopsyah Podojoyo Blitar. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku konsumen berbeda-beda, dalam Islam perilaku konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah SWT. Islam telah mengatur segenap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu tidak menyimpang dari ajaran Islam. Sedangkan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan marketing untuk memberikan kepuasan dan meningkatkan anggotanya adalah melalui sistem jemput bola (door to door) atau melalui pemasaran langsung.

9 Strategi jemput bola merupakan strategi dimana kita sebagai penyedia jasa/penjual produk melakukan secara aktif kegiatan pemasaran dengan menghubungi calon pelanggan kita satu demi satu. Sistem jemput bola masih merupakan andalan utama dalam melayani anggota di Koperasi Syariah Podojoyo. Sistem ini dirasakan sangat mempermudah anggota dan anggota cenderung mau mengadopsi terus Koperasi Syariah Podojoyo dengan adanya kemudahan tersebut. Hampir disemua Lembaga Keuangan Syariah mikro memakai sistem strategi pemasaran jemput bola. Sebagai salah satu fasilitas untuk memberikan kemudahan kepada anggota untuk menyimpan dana yang mereka miliki setiap harinya sebagai investasi di masa depan secara rutin. Sistem jemput bola juga merupakan salah satu pelayanan langsung yang diberikan oleh Koperasi Syariah baik pelayanan pendanaan, pembiayaan, maupun customer servise kepada anggota. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan yang maksimal menumbuhkan sikap kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Syariah. Kemudahan untuk menyimpan dan mengambil dana yang dititipkan serta kepercayaan yang tinggi anggota terhadap Koperasi Syariah menjadi nilai tambah bagi pelayanan secara langsung melalui sistem jemput bola. Strategi Kopersi Syariah harus memperhatikan kondisi dan situasi yang ada sehingga Koperasi Syariah memerlukan faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menjadi anggota. Koperasi Syariah dituntut untuk mengetahui apa yang menjadi selera dan kebutuhan anggota sehingga pemahaman akan perilaku Anggota inilah yang akan

10 memberikan masukan kepada lembaga dalam mengevaluasi kebijakan strategi pemasaran. Faktor yang mempengaruhi perilaku anggota adalah faktor persepsi, motivasi dan promosi yang merupakan faktor internal anggota. Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna pada lingkungan mereka. 6 Pelayanan yang berkualitas akan mendorong persepsi anggota dalam menentukan tingkat keputusan menjadi anggota. Dalam keadaan yang sama persepsi seseorang terhadap suatu pelayanan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Persepsi yang dibentuk oleh anggota mendorong anggota untuk mempengaruhi perilaku actualnya. Persepsi juga membuat anggota mengetahui mengenai apa yang menjadi kelebihan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi lembaga tersebut. Selain persepsi yang diperhatikan oleh Koperasi Syariah, produk yang ditawarkan juga dapat menjadi salah satu pembentukan motivasi dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga muncul keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah. Motivasi merupakan merupakan tenaga pengerak/dorongan bawah sadar dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak sesuai dengan yang mereka inginkan yang ditimbulkan dari tekanan dan kebutuhan. 7 Motivasi membawa 6 Veitzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), hlm: 231 7 Leon Schiffman and Lesle Lazar Kanuk, Perilaku Organisasi Edisi 7, (Jakarta: Indeks, 2008), hal: 71

11 anggota dalam hal yang ditunjukkan dalam produk dan atribut produk yang ditawarkan dari kualitas produk, harga produk, dan kegunaan dari produk tersebut, sehingga dari motivasi tersebut membawa anggota untuk mencapai sebuah pertimbangan dalam menentukan tingkat keputusan anggota. Jadi kebutuhan masyarakat tersebut mendorong Koperasi Syariah untuk mengembangkan kinerja perusahaannya untuk mengamati perilaku anggota terhadap produk yang diberikan. 8 Dari uraian permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan mengenai Pengaruh Persepsi, Motivasi dan Promosi Terhadap Keputusan Menjadi Anggota Di Koperasi Syari ah Podojoyo Blitar. B. Identifikasi Masalah Penelitian persepsi, motivasi dan promosi ini mengambil tempat di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar, penentuan tema dan lokasi penelitian didasarkan pada: 1. Persepsi (X1) : dalam hal ini peneliti akan melihat tentang pandangan anggota terhadap Koperasi Syariah Podojoyo sehingga anggota memilih Koperasi Syariah tersebut. 2. Motivasi (X2) : Dalam hal ini peneliti akan melihat pengaruh motivasi anggota terhadap Koperasi Syariah Podojoyo sehingga anggota memilih Koperasi Syariah tersebut. 8 James J.Spillane. Managing Quality Customer Servise Pelayanan Yang Berkualitas.(Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.2006), hal. 51

12 3. Promosi (X3) : Dalam hal ini peneliti akan melihat pengaruh promosi produk dan jasa terhadap Koperasi Syariah Podojoyo sehingga anggota memilih Koperasi Syariah tersebut 4. Pengambilan keputusan (Y) : Dalam hal ini peneliti akan melihat seberapa besar pengaruh persepsi, motivasi, dan promosi terhadap pengambilan keputusan menjadi anggota Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis mengambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Persepsi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar? 2. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar? 3. Apakah Promosi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar? 4. Apakah Persepsi, Motivasi dan Promosi secara bersama-sama mempengaruhi Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

13 1. Untuk mengetahui Persepsi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. 2. Untuk mengetahui Motivasi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. 3. Untuk mengetahui Promosi berpengaruh terhadap Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. 4. Untuk mengetahui Persepsi, Motivasi dan Promosi memengaruhi Keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau nilai guna, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun dalam bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai dengan fenomena yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia perbankan syariah. 2. Secara Praktis a. Bagi akademik Hasil penelitian ini diharapan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya teori tentang persepsi dan

14 motivasi sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan menjadi anggota. b. Bagi Lembaga Keuangan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak koperasi syariah Podojoyo Blitar untuk dapat meningkatkan anggotanya agar berhasil menjadi koperasi syariah yang dibanggakan anggota. c. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai sarana pijakan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan memperluas penelitian dari sisi yang berbeda. F. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian Dalam penelitian ini akan membatasi ruang lingkup obyek penelitian pada Variabel Persepsi (X 1 ), Motivasi (X 2 ), Promosi (X 3 ), dan Keputusan menjadi anggota (Y). Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada nasabah Koperasi Syariah Podojoyo Blitar. G. Definisi Operasional 1. Secara Konspetual : a. Persepsi adalah anggapan langsung atas sesuatu. 9 Sedangkan menurut Vietzhal Rivai Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna pada lingkungan mereka. 10 9 Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 849 10 Veitzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), hlm: 231

15 b. Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. 11 Sedangkan menurut Schiffman motivasi merupakan tenaga pengerak/dorongan bawah sadar dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak sesuai dengan yang mereka inginkan yang ditimbulkan dari tekanan dan kebutuhan. 12 c. Promosi adalah perkenalan produk untuk menaikan penjualan. 13 Menurut Simamora Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan pengimbasan keputusan pembelian konsumen. 14 d. Keputusan adalah perihal yang berkaitan dengan putusan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan,dsb). 15 Keputusan yang dimaksud dalam penelitian adalah keputusan anggota untuk ikut bekerjasama atau bergabung dalam koperasi syariah. e. Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian dalam suatu golongan (perserikatan, organisasi, perusahaan, dewan, panitia, dsb). 16 Anggota atau nasabah merupakan pihak yang menggunakan jasa 11 Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 439 12 Leon Schiffman and Lesle Lazar Kanuk, Perilaku Organisasi Edisi 7, (Jakarta: Indeks, 2008), hal: 71 13 Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 516 14 Henry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional Jilid II, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hal. 753 15 Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.523 16 Ibid., hal.42

16 bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan. 17 f. Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan sehari-hari dengan harga murah ( tidak bermaksud mencari untung). 18 Syariah adalah hukum agama. 19 Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang mendukung kegiatan ekonomi kecil dan menengah dengan berlandaskan prinsip syariah. 20 2. Secara Operasional Dari penegasan konseptual tersebut, maka dapat diambil pengertian yang dimaksud dengan pengaruh persepsi, motivasi dan promosi terhadap keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar adalah penganalisisan variabel persepsi dan motivasi dalam pengaruhnya terhadap keputusan menjadi anggota di Koperasi Syariah Podojoyo Blitar H. Sistematika Pembahasan Sistematika penelitian ini berisi tentang isi keseluruhan penelitian yang terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir penelitian. Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan skripsi ini, terlebih dahulu penulis uraikan sistematika penelitian yang terdiri dari: 17 M. Nadratuzzaman Hosen dkk, Kamus Populer keuangan Dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), hal. 60 18 Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 360 19 Ibid., hal.592 20 Muhammad Abdul Karim Mustofa, Kamus Bisnis Syariah, (Yogyakarta:Asnalitera, 2012), hal. 31.

17 a) Bagian Awal Bagian awal usulan penelitian ini meliputi: sampul atau cover depan, halaman judul dan halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, translitersi dan abstrak. b) Bagian Inti Bagian inti dari penelitian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Membahas mengenai (a) latar belakang masalah, (b) identifikasi masalah, (c) rumusan masalah, (d) tujuan penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) ruang lingkup dan batasan penelitian, (g) penegasan istilah dan (h) sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini memuat teori teori yang relevan yang menjadi acuan dalam penelitian. Landasan teori memuat (a) teori tentang Persepsi, (b) teori tentang Motivasi, dan (c) teori tentang Promosi, (d) teori tentang keputusan menjadi anggota, (e) kajian penelitian terdahulu, (f) kerangka konseptual, (g) hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Berisi metode penelitian yang memiliki subbab, antara lain: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi, sampling,

18 dan sampel penelitian, (c) sumber data, variabel, dan skala pengukuran, (d) teknik pengumpulan data dan instrument penelitian, dan (e) teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi deskripsi data dan pengujian hipotesis BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan mengenai temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan pada hasil penelitian. BAB VI PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. c) Bagian Akhir Bagian akhir meliputi daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslians skripsi, daftar riwayat hidup.