PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENGGUNAAN STRATEGI SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENGGUNAAN MEDIA EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG TRANSPARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

Kata Kunci : Group Investigation, pemahaman konsep kegiatan ekonomi. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, SAVI, IPS. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALLY) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC) Salvina Wahyu Prameswari ), Siti Istiyati ), Lies Lestari ) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 9 Surakarta 7 email:salvinawepe@gmail.com Abstract: The purpose of this research is to improve the understanding of activities of buying and selling on the rd grade students of SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta in academic year of 0/0 by applying VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) learning model. The type of this research is Classroom Action Researches (CAR) that consist of two cycles, each cycles consist of two meets with each consisting of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the rd grade amount students, consist of males and 9 females. The techniques of collecting data are observation, interview, documentation, and test. Data validity technique is tested by using data content. The techniques of analysis data used interactive analyses model consist of three components, they are data reduction, data display, and conclusion. Based on the result of research, it can be concluded that application VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) learning model can improves the concept understanding of activities of buying and selling in the rd grade students of SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta in academic year of 0/0. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada siswa kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/0 melalui penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic). Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan dengan masing-masing terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah siswa, terdiri dari siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik uji validitas data menggunakan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada siswa kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/0. Kata kunci: pemahaman konsep, kegiatan jual beli, model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) Dalam pembelajaran di kelas, guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi siswa melalui proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dengan cara siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif mengembangkan kemampuan diri daripada hanya mendengarkan penjelasan guru. Dengan cara tersebut pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan. Dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan maka siswa akan memperoleh materi belajar lebih banyak serta lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Salah satu pembelajaran yang diajarkan di SD adalah pendidikan IPS. Pendi-dikan IPS menurut Soemantri (Sapriya, 0: ) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial atau humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar antara lain mengenalkan kepada siswa konsep tentang kehidupan bermasyarakat, memiliki kesadaran terhadap nilai sosial, dan melatih kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat majemuk. Salah satu pokok bahasan pembelajaran IPS adalah materi kegiatan jual beli. Widjaja dan Muljadi (00: 7), berpendapat bahwa jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau perikatan untuk memberikan sesuatu, yang dalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Ke- ) Mahasiswa PGSD FKIP UNS,) Dosen PGSD FKIP UNS

giatan jual beli merupakan kegiatan yang berhubungan dengan ilmu sosial karena adanya interaksi antara dua orang atau lebih. A- danya interaksi tersebut menimbulkan komunikasi sosial, yaitu antara penjual dan pembeli. Jika dikaitkan dengan pendidikan, kegiatan ini dapat memberikan contoh bentuk kehidupan sosial. Pembelajaran mengenai jual beli ini dapat memberikan pengertian kepada siswa mengenai kehidupan bermasyarakat, kesadaran terhadap nilai sosial, dan kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat majemuk, seperti tujuan pembelajaran IPS yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembelajaran IPS memerlukan proses pembelajaran bermakna dan menyenangkan agar mendorong siswa untuk aktif dan semangat dalam kegiatan belajar mengajar. Namun kenyataannya pembelajaran bermakna dan menyenangkan belum tampak pada kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti terlihat siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran hanya berlangsung satu a- rah, yaitu guru menjelaskan dan murid mendengarkan atau mencatat. Siswa menganggap IPS cenderung mengutamakan hafalan daripada memahami konsepnya. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPS tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dan ha-sil pratindakan yang peneliti lakukan, lebih dari 0 siswa kelas III SD Negeri Soropadan. 08 tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari KKM yang telah ditentukan, yakni 70, sebanyak dari siswa atau,7 dari jumlah siswa kelas tidak mencapai batas KKM. Hanya 8, atau siswa yang tuntas. Fakta tersebut merupakan bukti bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan masih kurang maksimal. Sehubungan dengan masalah di atas maka diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak. Diperlukan model, metode, strategi, media maupun sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran di kelas. Pemilihan model, metode, atau strategi pembelajaran yang cocok dengan materi pembelajaran akan menumbuhkan motivasi belajar siswa dan siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir. Salah satu model pembelajaran yang menunjang pembelajaran mata pelajaran IPS a- dalah model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic). Karena model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan penggabungan tiga modalitas (visual, auditory, kinesthetic) yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masingmasing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda (Ghufron dkk., 0:). Penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) sangat tepat diterapkan pada pembelajaran IPS kelas III khususnya materi kegiatan jual beli. Hal ini dikarenakan dalam materi kegiatan jual beli diperlukan kegiatan yang memancing keaktifan siswa agar siswa lebih memahami konsep kegiatan jual beli. Model VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) yang mengkombinasikan tiga gaya belajar siswa, diharapkan semua siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik. Jika model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Ki-nesthetic) diterapkan dalam pembelajaran IPS, maka akan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, melibatkan siswa secara aktif, mengembangkan penge-tahuan dan potensi siswa sehingga dapat meningkatkan pembelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang upaya peningkatan pemahaman konsep kegiatan jual beli melalui penerap-an model VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) pada siswa kelas III SD Negeri Soropa-dan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/ 0. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran

0/0 dengan jumlah siswa, terdiri dari siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 0/0. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan dilaksanakan selama bulan, yakni mulai bulan Juni 0 sampai dengan bulan Juni 0. Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer berupa hasil tes evaluasi pemahaman konsep kegiatan jual beli, hasil wawancara guru dan siswa kelas III, dan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Sedangkan, sumber data sekunder berupa arsip pendukung seperti silabus dan RPP kelas III mata pelajaran IPS materi kegiatan jual beli. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik uji validitas data menggunakan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan diketahui pemahaman konsep kegiatan jual beli siswa masih rendah. Terbukti sebagian besar siswa belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, yaitu 70. Ketuntasan klasikal siswa adalah 8, ( siswa) dan sebesar,7 ( siswa) belum mampu mencapai ketuntasan. Dengan nilai rata-rata kelas 8,7. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, yaitu dengan penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli, tampak adanya peningkatan dibandingkan pada tahap pratindakan. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 8,8. Data nilai pemahaman konsep pratindakan dapat diliat pada Tabel sebagai berikut: Tabel. Distribusi Pemahaman pada Pratindakan - -9 0-7 8-7 7-8 8-9 7 Jumlah Rata-rata 8,7 Ketuntasan Klasikal 8,,9 7,,9,7 0,9,7 Dengan melihat Tabel di atas dapat dibuktikan bahwa nilai pemahaman konsep kegiatan jual beli masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan menerapkan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic). Data nilai pemahaman konsep siklus I dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel. Distribusi Pemahaman pada Siklus I 7- -0-8 9-7 7-8 8-89 7 9 Jumlah Rata-rata 7,9 Ketuntasan Klasikal 8,8,9 7, 0,9,7,7 7, Pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) menunjukkan adanya peningkatan, nilai siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 sebanyak 0 siswa (8,8) dan siswa yang masih di bawah KKM sebanyak siswa atau,8 dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 7,9. Meskipun telah mengalami peningkatan pada nilai dan rata-rata klasikal kelas sudah mencapai batas KKM yang telah ditentukan, namun indikator kinerja pada penelitian masih belum tercapai. Oleh sebab itu, tindakan

dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada siswa. Ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 88,. Perolehan nilai siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel. Distribusi Pemahaman pada Siklus II -0-8 9-7 77-8 8-9 9-00 8 Jumlah Rata-rata 78,8 Ketuntasan Klasikal 88, 8,8,9 8,,7,,7 Hasil pada siklus II tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep kegiatan jual beli. Terlihat sebesar 88, atau 0 dari siswa mencapai nilai 70 dengan nilai rata-rata 78,8. Setelah pembelajaran siklus II dilaksanakan, hasil evaluasi pemahaman konsep siswa meningkat dan telah mencapai indikator yang telah ditetapkan sebesar 80. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil. PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada pratindakan, siklus I, dan siklus II dikaji sesuai rumusan masalah dan selanjutnya dikaitkan dengan teori-teori yang telah dikemukakan. Berdasarkan hasil observasi, tes, wawancara, dan analisis data dalam penelitian ini ditemukakan a- danya peningkatan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada siswa kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/0. Berdasarkan analisis dan perbandingan nilai pemahaman konsep pada pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada siswa kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/ 0. Hasil dari peningkatan pema-haman konsep siswa secara bertahap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel. Perbandingan Evaluasi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Pra Siklus Keterangan tindakan I Terendah 8, Siklus II Tertinggi 9 88, 00 Frekunsi Ketuntasan 0 0 Persentase Ketuntasan 8, 8,8 88, Berdasarkan data dari Tabel. tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep kegiatan jual beli, peningkatan tersebut diiringi dengan peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif. Sebelum dilakukan tindakan, aktivitas siswa tampak pasif dan tidak tertarik pada materi pembelajaran yang disampaikan. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) siswa menjadi lebih antusias dan fokus mengikuti pembelajaran. Penerapan model pembela-jaran ini mendorong siswa untuk lebih aktif sesuai dengan pendapat Huda (0: 89) bahwa gaya belajar VAK adalah gaya belajar multi-sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar, yaitu penglihatan, pen-dengaran, dan gerakan. Gaya belajar multi-sensorik ini mempresentasikan bahwa guru sebaiknya tidak hanya mendorong siswa untuk menggunakan satu modalitas saja, tetapi berusaha mengombinasikan semua modalitas tersebut untuk memberi kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing siswanya. Kinerja guru juga mengalami peningkatan. Pada tahap pratindakan guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran. Setelah diterapkannya model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) tampak dominasi guru berkurang. Guru melibatkan siswa da-

lam kegiatan pembelajaran. Pada siklus I penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) memang masih belum maksimal. Namun, setelah dilakukan refleksi bersama, keku-rangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II guru mulai menguasai langkah-langkah model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Meningkatnya pemahaman konsep siswa dikarenakan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan tiga modalitas belajar siswa agar siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan akan membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut bersesuaian dengan pendapat Shoimin (0:) bahwa model pembelajaran VAK merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pembelajarnya di masa depan. SIMPULAN Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan jual beli pada siswa kelas kelas III SD Negeri Soropadan. 08 Surakarta tahun ajaran 0/ 0. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas dari tahap pratindakan sebesar 8,7 dengan siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak siswa (8,), meningkat pada siklus I dengan rata-rata nilai kelas sebesar 7,9 dengan siswa yang tuntas sebanyak 0 siswa (8,8), dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II dengan ratarata nilai kelas sebesar 78,8 dengan siswa yang tuntas sebanyak 0 siswa (88,). Peningkatan pemahaman konsep siswa juga diiringi dengan peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru selama kegiatan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ghufron, M. Nur. & Risnawita, Rini. (0). Gaya Belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar. Huda, Miftahul. (0). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sapriya. (0). Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Shoimin, Aris. (0). 8 Model Pembelajaran Inovatif dan Kurikulum 0. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Widjaja, G. & Muljadi, K. (00). Seri Hukum Perikatan Jual Beli. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.