BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB II LANDASAN TEORI

MENGENAL SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK PENENTUAN CERTAINTY FACTOR

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

CERTAINTY FACTOR UTHIE

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

By: Sulindawaty, M.Kom

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER SERVIKS DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR KEPASTIAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB III ANALISIS SISTEM

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT PADA BURUNG PUYUH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya : Bisnis,

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA BABY BLUES PADA WANITA DALAM MASA NIFAS DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR

KETIDAKPASTIAN MACAM PENALARAN

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

Abstrak. Kata Kunci : Medical Expert System, Mycin PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. pencarian-pencarian materi pendukung yang penulis lakukan melalui internet. Seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar adalah program AI yang menggabungkan basis pengetahuan

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL KANKER SERVIKS DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

Feresi Daeli ( )

BAB III LANDASAN TEORI

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HARYO WICAKSONO

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

PEMBUATAN SITUS SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Yuanita Dwi Indah Wardhani 1 Dr. Onny Marleen, SKom.

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA RSUD BUMI PANUA KABUPATEN POHUWATO

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan/knowledge khusus untuk memecahkan masalah pada level human

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

Soal UAS Pengantar Kecerdasan Buatan. Kelas 3IA01, 03, 05, 07, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22 dan 23

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

Sistem Pakar Pertemuan 5. Diema Hernyka S, M.Kom

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN PENGOBATAN OBAT HERBAL MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT THT

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TUMOR OTAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF)

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization memperkirakan secara kasar bahwa di dunia terdapat ±120

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih dan pengetahuan yang semakin luas maka semakin banyak

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat. 3.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar. Sistem pakar dibangun untuk mencoba menyerupai kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah tertentu. Dengan adanya sistem pakar, diharapkan bahwa orang awam dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga dapat membantu aktifitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Mahmudi, et.al., 2016). Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang memecahkan masalah spesifik dan membuat suatu keputusan atau kesimpulan dengan menirukan proses penalaran dari seorang ahli karena pengetahuannya disimpan di dalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah (Ongko, 2013). Tujuan mengembangkan sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mengalihkan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dan tidak terbatas oleh waktu (Istiqomah dan Fadlil, 2013). 26

Menurut Kusrini (2010:14-15), suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Terbatas pada bidang yang spesifik. 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap. 3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami. 4. Berdasarkan rule atau kaidah tertentu. 5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. 7. Output tergantung dari dialog dengan user. 8. Knowledge base dan inference engine terpisah. Berikut ini merupakan kelebihan dari sistem pakar (Dahria, 2011): 1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. 2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. 4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka). 5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. 6. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. 7. Tidak memerlukan biaya saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari. 8. Dapat digandakan (diperbanyak) sesuai kebutuhan dengan waktu yang minimal dan sedikit biaya 27

9. Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama. 10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan. 11. Meningkatkan kualitas dan produktivitas. Menurut Arif (2011), disamping memiliki kelebihan, sistem pakar juga memiliki kelemahan, yaitu: 1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memelihara cukup mahal. 2. Sulit dikembangkan, hal ini tentu saja erat hubungannya dengan ketersediaan pakar dibidangnya. 3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. Sistem pakar terdiri dari 4 (empat) komponen sebagai pembentuk dari sistem pakar (Widiastuti, et.al., 2012), yaitu: 1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari program sistem pakar, dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi (Knowledge Representasion) dari seorang pakar. Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang cara bagaimana membangkitkan goal atau keputusan dari fakta yang sudah diketahui. 2. Basis Data (Data Base) Basis data adalah bagian yang mencatat semua faktafakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta-fakta yang didapat pada saat proses inferensi sedang berlangsung. Basis data berada didalam memori komputer. Kebanyakan sistem pakar mengandung basis data untuk menyimpan data 28

hasil observasi dan lainnya yang dibutuhkan selama pengolahan. 3. Mesin Inferensi (Inferensi Engineer) Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Proses ini dilakukan dengan cara mengadakan pelacakan terhadap isi dari basis pengetahuan. Mesin inferensi secara deduktif memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai suatu kesimpulan. Dengan demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaan pemakai meskipun jawaban tersebut tidak disimpan secara eksplisit didalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada didalam basis data. 4. Antar Muka Pemakai (User Interface) Antar muka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Antar muka pemakai merupakan bagian software yang menyediakan sarana untuk pengguna agar bisa berkomunikasi dengan sistem. Antar muka pemakai akan mengajukan pertanyaan dan juga menyediakan menu pilihan untuk memasukan informasi awal ke dalam basis data. Setiap komunikasi selama proses pemecahan masalah dikendalikan oleh antar muka pemakai. Pada bagian antar muka pemakai akan terjadi dialog antar program dengan pemakai. 29

3.2. Metode Certainty Factor Certainty Factor adalah suatu metode yang digunakan untuk menyatakan kepercayaan terhadap sebuah fakta berdasarkan penilaian dari pakar. Certainty Factor merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidak pastian dalam mengambil keputusan. Pada Certainty Factor terdapat konsep yang sering dikenal dengan Believe (Keyakinan) dan Disbelieve (Tidak Keyakinan). Certainty Factor menggunakan suatu nilai yang menggambarkan nilai kepercayaan seorang pakar terhadap suatu data. Faktor kepastian didapatkan dari nilai kepercayaan dikurangi dengan nilai ketidak percayaan. Menurut Gaol (2013), Certainty Factor dapat dirumuskan sebagai berikut: CF[h,e] = MB[h,e] MD[h,e] Keterangan: CF = Certainty Factor MB = Measure of Belief MD = Measure of Disbelief h = Probability e = Evidence (Fakta) Menurut Natalina (2013), nilai Certainty Factor dapat berasal dari interpretasi seorang pakar yang dirubah menjadi nilai Certainty Factor tertentu. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 3.1, yakni interpretasi dari seorang pakar menjadi sebuah nilai Certainty Factor. 30

Tabel 3.1 Nilai Certainty Factor dan Interpretasi Interpretasi Certainty Factor Tidak Pasti -1.0 Hampir Tidak Pasti -0.8 Kemungkinan Besar Tidak -0.6 Mungkin Tidak -0.4 Tidak Tahu -0.2 to 0.2 Mungkin 0.4 Kemungkinan Besar 0.6 Hampir Pasti 0.8 Pasti 1.0 Menurut Halim dan Hansun (2015),aturan hanya dengan fakta tunggal dengan konklusi tunggal, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: CF (H,E) = CF(E) X CF(Rule) Aturan dengan fakta lebih dari satu yang dihubungkan dengan operator (AND,OR) dengan menghasilkan konklusi tunggal, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Operator AND: Operator OR: CF (H,E) = min[cf(e1), CF(E2),..., CF(En)] x CF(Rule) CF (H,E) = max[cf(e1), CF(E2),..., CF(En)] x CF(Rule) Kombinasi dua buah aturan dengan fakta yang berbeda, tetapi menghasilkan konklusi yang serupa (Ritonga, 2013), maka dapat dirumuskan sebagai berikut: CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1+ [CF[H,E]2* [1-CF[H,E]1]] 31

3.3. Pengertian Organ Pankreas Pada Manusia Menurut Pendidikanku (2015), pankreas merupakan suatu organ yang terdapat pada sistem pencernaan dengan dua fungsi utama, yaitu: menghasilkan enzim pencernaan (fungsi eksorin) serta menghasilkan beberapa hormon (fungsi endokrin). Pankreas adalah suatu kelenjar yang panjangnya 12-15 centimeter serta lebar 4 centimeter yang terdapat didalam perut atas yang memanjang ke arah kiri, serta bagian kepalanya nampak menempel pada duodenum (usus 12 jari). Produk enzim yang berasal dari pankreas tersebut disalurkan ke duodenum dengan melalui saluran pankreas utama. Pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin. Eksorin adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan berupa enzim melalui salurannya sendiri menuju dunia luar baik di dalam maupun di permukaan tubuh. Sedangkan fungsi kelenjar endokrin adalah mengeluarkan hormon. Hormon ini tidak dialirkan melalui saluran pankreas, melainkan langsung ke aliran darah. Hormon tersebut adalah insulin. Selain itu fungsi pankreas adalah untuk mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati dan sebagai pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya (Fungsiklopedia, 2015). 32

3.4. Penyakit Pada Organ Pankreas Manusia Organ pankreas pada manusia yang terserang penyakit akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia menurun. Penyakit pada organ pankreas manusia antara lain: 1. Pankreatitis Akut Pankreatitis Akut merupakan peradangan yang terjadi di dalam pankreas. Penyakit pankreatitis akut mengalami peradangan pada organ pankreas dengan waktu yang singkat. Pankreatitis akut bisa diderita oleh segala kelompok usia, meskipun umumnya terjadi pada kelompok usia menengah hingga tua. Gejala pankreatitis akut ditandai adanya nyeri bagian atas perut seketika secara terus menerus dalam sehari, mual dan muntah lebih dari 5 kali per menit, demam setelah 2 hari mengalami sakit pada bagian atas perut, denyut jantung meningkat, dan pembengkakan pada perut bagian atas. 2. Pankreatitis Kronis Pankreatitis kronis merupakan peradangan yang menyebabkan kerusakan permanen di dalam organ pankreas. Penyakit pankreatitis kronis mengalami peradangan dalam jangka waktu yang lama. Pankreatitis kronis umumnya diderita oleh orang-orang di usia pertengahan, yaitu antara 45-54 tahun. Gejala pankreatitis kronis ditandai adanya terkadang nyeri pada bagian atas perut dalam sehari, mual dan muntah lebih dari 5 kali per jam, mengalami diare lebih dari 2 kali dalam seminggu, berat badan turun 2 kilogram per bulan, dalam seminggu sering hilang nafsu makan, urin berwarna gelap, dan penyeraapan nutrisi yang buruk. 33

3. Kanker Pankreas Kanker pankreas adalah penyakit yang disebabkan oleh tumbuhnya tumor di dalam pankreas. Kanker pankreas bisa dialami oleh pria maupun wanita, dan biasanya terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut atau di atas 75 tahun. Gejala kanker pankreas ditandai dengan terkadang nyeri pada bagian atas perut dan punggung, mual dan muntah lebih dari 5 kali per hari, demam lebih dari 2 kali per bulan, berat badan turun lebih dari 4 kilogram per bulan, terkadang hilang nafsu makan tiap minggu, tinja mengeluarkan darah atau berbau busuk, dan saluran pencernaan bermasalah. 4. Pseudokista Pankreas Pseudokista pankreas merupakan organ pankreas yang berisi kantong cari. Gejala pseudokista pankreas ditandai dengan mual dan muntah lebih dari 5 kali per minggu, diare lebih dari 5 kali per bulan, terkadang hilang nafsu makan dalam sebulan, rongga perut berisi cairan, dan trauma perut terbentur keras. 3.5. Sistem Operasi Android Android merupakan sebuah sistem operasi mobile. Pengertian mobile sendiri adalah tidak menetap di suatu tempat sehingga memungkinkan untuk dapat berpindahpindah tempat. Android digunakan untuk perangkat bergerak (mobile devices) yang sedang popular saat ini pada beberapa ponsel pintar (smartphone) di dunia maupun di Indonesia (Septiana, 2016). 34

3.6. Android Studio Android Studio merupakan pemrograman berbasis java yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis mobile dengan sistem operasi android. Android studio terdapat XML untuk membuat layout user interface dan code editor dimana pengguna dimudahkan untuk melihat error atau penulisan kode yang baik (Developer, 2013). 35