BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki kebiasaan yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dimana keanekaragaman tersebut terkandung berbagai nilai dan semuanya menyinarkan suatu kearifan lokal. Bila kearifan lokal itu dikemas dan dikelola dengan baik, ia bisa memberikan banyak manfaat, baik bagi masyarakat setempat, maupun bangsa dan negara. Derasnya arus globalisasi, modernisasi dan ketatnya puritanisme dikhawatirkan dapat mengakibatkan terkikisnya rasa kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan lokal yang dimiliki. Hal tersebut tidak memungkinkan bahwa kebudayaan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah yang merupakan warisan leluhur dapat terinjak-injak oleh budaya asing. Sehingga budaya lokal yang sudah diwariskan secara turun temurun akhirnya tereliminasi di kandangnya sendiri bahkan terlupakan oleh para pewarisnya. Tidak heran apabila banyak pelajar dan masyarakat yang menetap dalam suatu daerah yang tidak mengenali budaya daerahnya sendiri. Menurut Blumer dalam premisnya menyebutkan bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain dan disempurnakan pada saat proses interaksi sosial 1
2 berlangsung. Makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang atau aktor bertindak terhadap sesuatu dengan memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan mentransformasikan situasi di mana dia ditempatkan dan arah tindakannya. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan dimensi ruang dan waktu. Perubahan itu bisa dalam arti sempit, luas, cepat atau lambat. Perubahan dalam masyarakat pada prinsipnya merupakan proses terusmenerus untuk menuju masyarakat maju atau berkembang, pada perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Menurut Moore dalam karya Lauer, perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dalam struktur sosial. Yang dimaksud struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Perubahan sosial mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, karena seluruh aspek kehidupan sosial itu terus menerus berubah, hanya tingkat perubahannya yang berbeda. Dalam hal ini budaya atau kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Karena masyarakat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam kehidupan sehari-harinya dan hal tersebut berlangsung secara terus-menerus. Mulai dari proses pengenalan, adaptasi diri, pembiasaan, interaksi secara terus menerus sehingga membentuk sebuah pola dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang memiliki kepribadian. Masyarakat suatu daerah pastinya pun akan mendapat giliran menjaga budaya dan adat yang dimiliki daerah. Tentunya dengan generasi tua yang membagi pemahaman kepada generasi selanjutnya dengan cara mengkomunikasikannya ke dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Budaya asing dapat dikalahkan
3 dengan budaya lokal yang kita miliki apabila budaya tersebut dapat kita pahami dan pelajari dengan baik. Selain adanya pelestarian budaya dan pewarisan nilai budaya secara turun temurun, diperlukan adanya sosialisasi seorang Public Relations dan pemerintah provinsi setempat agar budaya tersebut dapat dikenal oleh masyarakat lokal bahkan dunia luar. Sama halnya dengan pulau Bangka, kebanyakan masyarakat Indonesia mengenal pulau bangka hanya sebagai pulau penghasil timah. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Humas Pemprov Bangka dan pemerintah provinsi Bangka kepada masyarakat luas terkait keberagaman yang dimiliki oleh pulau Bangka. Pemerintah provinsi Bangka bersama dengan humas PemProv Bangka seharusnya melakukan upaya pelestarian mengenai budaya lokal atau mengangkat kearifan lokal yang dimiliki oleh pulau Bangka agar keanekaragaman yang dimiliki dapat dikenal dan diketahui oleh masyarakat luas. Dengan keberagaman yang dimiliki pulau bangka mulai dari beragamnya penduduk baik penduduk asli maupun pendatang, bahasa yang digunakan, adat dan budaya, kepercayaan, makanan hingga kekayaan alam yang dimiliki menjadi keunikan tersendiri bagi pulau Bangka. Tak heran humas pemprov Bangka menjadikan keunikan tersebut menjadi suatu wisata daerah. Mulai dari wisata pendidikan, wisata alam, wisata sejarah, wisata pantai, wisata olahraga hingga wisata adat dan budaya. Berbicara mengenai wisata adat dan budaya, ada satu upacara yang menarik dan tergolong unik yakni Upacara Sembahyang Rebut.
4 Upacara ini dikenal dengan hari besar arwah-arwah yang bergentayangan atau tidak memiliki keluarga. Dimana masyarakat Bangka mempercayai dengan memberikan ritual khusus bagi mereka akan mendatangkan Fu atau keberkahan. Hingga saat ini upacara sembahyang rebut masih berjalan dengan baik, tetapi hanya segelintir generasi muda yang terlibat, masih banyaknya keterlibatan generasigenerasi yang lama yang seharusnya sudah memberikan tanggung jawab jalannya upacara kepada para generasi muda. Upacara sembahyang rebut tergolong upacara yang rumit dan butuh waktu lama pelaksanaanya. Agar eksistensi budaya Bangka tersebut tetap kukuh, maka kepada generasi penerus perlu ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal. Upaya mengembangkan dan melestarikan seni budaya merupakan apresiasi dalam menangkal pengaruh global yang dapat mengikis kearifan lokal. Padahal seni tradisi merupakan hasil karya budaya yang muncul dari proses peradaban masyarakat, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki corak multikultural. Keberadaan berbagai suku dan tradisi membentuk masyakat multikultural di Bangka Belitung yang tumbuh dari berbagai proses asimilasi. Dan kondisi ini memiliki peran besar dalam pembangunan. Para orang tua, opinion leader, pemuka agama, pemerintah wajib mengajarkan atau menurunkan pengetahuan mengenai nilai - nilai yang terkandung dalam setiap tradisi budaya bangka kepada generasi muda disana. Karena merekalah yang nantinya akan mewariskan nilai-nilai tradisi yang dimiliki pulau Bangka kepada anak cucu mereka. Fungsi pemerintah daerah Pulau Bangka dalam hal ini adalah Fungsi seorang
5 Public Relations diperlukan untuk mensosialisasikan upacara Sembahyang Rebut ini agar lebih dikenal yakni dengan program-program yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bangka. Fungsi Public Relations / PR dalam pelestarian budaya lokal juga merupakan salah satu fungsi yang melekat pada PR yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan/organisasi. Sama halnya dengan PR/ humas pemprov Bangka, sasaran dari program PR salah satunya adalah pengembangan sosial budaya masyarakat. Dalam hal ini PR sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan pemprov Bangka dengan masyarakat Bangka dapat mengambil peran yang strategis, yaitu mengembangkan upaya komunikasi internal dan eksternal yang berbasis budaya lokal dengan menyelenggarakan aktivitas-aktivitas komunikasi berbasis kearifan lokal serta membangun karakter generasi penerus berbasis kearifan budaya lokal sejak dini baik melalui jalur formal maupun non formal, salah satunya adalah dengan keluarga. Adi J Mustafa (2008) mengungkapkan bahwa sering masalah muncul di dalam sebuah keluarga karena terjadi kemacetan komunikasi. Komunikasi yang macet akan membuat segala tujuan di dalam keluarga tersebut gagal tercapai. Oleh sebab itu, komunikasi adalah satu hal yang sangat penting di dalam memelihara keharmonisan keluarga. 1 Seperti komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak Di pulau Bangka, komunikasi antara orang tua dan anak tidak dilakukan secara serius atau direncanakan. Dalam hal ini mereka berkomunikasi secara tidak sengaja, hanya 1 Dasrun, Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta : Graha ilmu. 2012. Hal 156
6 ketika mereka duduk bersama dan ada fenomena yang terjadi pada saat itu mereka baru melakukan komunikasi. Hal ini sudah berlangsung turun temurun dan tidak sedikit orang lain di luar pulau Bangka melihat hubungan mereka layaknya orang biasa bukan seperti keluarga. Berbeda dengan masyarakat Bangka yang merantau ke Jakarta, komunikasi yang mereka lakukan lambat laun berubah mengikuti lingkungan dimana mereka tinggal. Proses komunikasi menjadi salah satu kajian bagi Public Relations. Menjadikan sebuah pesan tersampaikan dengan efektif dari komunikator kepada komunikan adalah tugas utama dari seorang Public Relations. Karena keefektifan sebuah komunikasi akan bergantung dari berbagai faktor yang merupakan area kajian seorang Public Relations. Komunikasi antar pribadi antara anak dan orang tua dalam masyarakat Bangka menjadi objek kajian yang menarik karena keunikan aliran komunikasinya. Tidak seperti komunikasi organisasi yang cenderung hirarkis dan melalui berbagai prosedur. Komunikasi antara orang tua dan anak di masyarakat Bangka melalui sebuah proses yang jauh berbeda dari komunikasi organisasi, namun berpotensi memiliki dinamika yang lebih beragam. Apabila komunikasi tersebut dinilai kurang efektif, disinilah fungsi Public Relations menjadi penting untuk menemukan solusi terhadap dinamika komunikasi antara orang tua dan anak pada masyarakat Bangka. Komunikasi yang terjadi pada orang tua dan anak dalam masyarakat Bangka sangatlah menarik untuk dikaji. Hal yang menarik untuk dicermati oleh seorang
7 Public Relations ialah fakta bahwa berbagai upacara disana dapat berlangsung dengan baik hingga sekarang, namun melalui proses komunikasi yang tidak umum. Mengenai budaya yang terkena perubahan akibat perkembangan zaman, kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Arus perkembangan jaman yang pesat membuat masyarakat tak sadar ikut berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Namun walaupun banyak yang terbawa arus perubahan budaya, masih ada masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat tergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagai sebuah aktivitas yang dinamis, komunikasi merupakan sarana untuk mesosialisasikan nilai-nilai budaya kepada masyarakat. Komunikasi dapat menjadi sarana transmisi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Komunikasi menciptakan, atau membuat segala kebimbangan menjadi lebih pasti, dan bagaimanapun juga budaya suatu daerah
8 menjadi ada dan terus ada karena mereka memiliki sejarah dan tradisi yang panjang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Dengan menyadari akan fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan lokal dalam rangka kekuatan keunggulan suatu daerah, maka diperlukan adanya upaya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya tersebut guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Kearifan lokal yang dimiliki oleh pulau Bangka, merupakan kekayaan yang bisa membuat kita semakin kokoh sebagai bangsa dari berbagai serangan budaya asing. Selain menjadi kebanggaan, semua itu harus lestarikan, diwariskan dan disosialisasikan. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti mengenai Bagaimana Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Pemprov Bangka dan Proses pewarisan nilai Upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pelestarian Upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka, yang mengacu pada proses perencanaan Public Relations dan teori konstruksi realitas sosial budaya.
9 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan peneliti, maka terdapat dua pertanyaan utama sebagai masalah penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana upaya pelestarian budaya lokal oleh Pemerintah Provinsi Bangka? 2. Bagaimana proses orang tua dalam melestarikan upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka? 3. Bagaimana orang tua dan anak di Bangka mengkonstruksi realitas mereka dalam pelestarian upacara Sembahyang Rebut? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Upaya Pemerintah Provinsi Bangka dalam melestarikan budaya lokal di Bangka. 2. Mengetahui proses orang tua dalam melestarikan upacara sembahyang rebut kepada generasi muda di Bangka. 3. Mengetahui makna apa yang didapat dalam proses pelestarian upacara sembahyang rebut kepada generasi muda di Bangka.
10 1.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis / akademis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan mengenai dinamika komunikasi yang diterapkan berbagai budaya lokal untuk mempertahankan dan juga melakukan regenerasi budaya diantara kemajuan pesat teknologi dan juga komunikasi. Menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai upaya pelestarian budaya lokal. Selain itu dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam teori-teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi komunikasi untuk memajukan ilmu komunikasi itu sendiri seiring dengan perkembangan zaman. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman masyarakat Bangka untuk selalu dapat mempertahankan budaya dari generasi ke generasi, agar budaya leluhur tetap terjaga kearifannya, serta tetap luhur. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat Bangka tentang bagaimana mewariskan nilai budaya kepada generasi muda.