BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. digital seperti sekarang ini dirasa semakin berkurang kualitas penyajian dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

PELESTARIAN BUDAYA LOKAL OLEH PEMPROV. Proses Pelestarian Upacara Sembahyang. generasi muda di Bangka) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Di dalam tubuh negara Indonesia terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

PENERAPAN MEDIA LAGU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA LOKAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prihantini, 2014

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

Generasi Penerus Perisai Budaya Bangsa Minggu, 20 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki kebiasaan yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dimana keanekaragaman tersebut terkandung berbagai nilai dan semuanya menyinarkan suatu kearifan lokal. Bila kearifan lokal itu dikemas dan dikelola dengan baik, ia bisa memberikan banyak manfaat, baik bagi masyarakat setempat, maupun bangsa dan negara. Derasnya arus globalisasi, modernisasi dan ketatnya puritanisme dikhawatirkan dapat mengakibatkan terkikisnya rasa kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan lokal yang dimiliki. Hal tersebut tidak memungkinkan bahwa kebudayaan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah yang merupakan warisan leluhur dapat terinjak-injak oleh budaya asing. Sehingga budaya lokal yang sudah diwariskan secara turun temurun akhirnya tereliminasi di kandangnya sendiri bahkan terlupakan oleh para pewarisnya. Tidak heran apabila banyak pelajar dan masyarakat yang menetap dalam suatu daerah yang tidak mengenali budaya daerahnya sendiri. Menurut Blumer dalam premisnya menyebutkan bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain dan disempurnakan pada saat proses interaksi sosial 1

2 berlangsung. Makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang atau aktor bertindak terhadap sesuatu dengan memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan mentransformasikan situasi di mana dia ditempatkan dan arah tindakannya. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan dimensi ruang dan waktu. Perubahan itu bisa dalam arti sempit, luas, cepat atau lambat. Perubahan dalam masyarakat pada prinsipnya merupakan proses terusmenerus untuk menuju masyarakat maju atau berkembang, pada perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Menurut Moore dalam karya Lauer, perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dalam struktur sosial. Yang dimaksud struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Perubahan sosial mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, karena seluruh aspek kehidupan sosial itu terus menerus berubah, hanya tingkat perubahannya yang berbeda. Dalam hal ini budaya atau kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Karena masyarakat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam kehidupan sehari-harinya dan hal tersebut berlangsung secara terus-menerus. Mulai dari proses pengenalan, adaptasi diri, pembiasaan, interaksi secara terus menerus sehingga membentuk sebuah pola dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang memiliki kepribadian. Masyarakat suatu daerah pastinya pun akan mendapat giliran menjaga budaya dan adat yang dimiliki daerah. Tentunya dengan generasi tua yang membagi pemahaman kepada generasi selanjutnya dengan cara mengkomunikasikannya ke dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Budaya asing dapat dikalahkan

3 dengan budaya lokal yang kita miliki apabila budaya tersebut dapat kita pahami dan pelajari dengan baik. Selain adanya pelestarian budaya dan pewarisan nilai budaya secara turun temurun, diperlukan adanya sosialisasi seorang Public Relations dan pemerintah provinsi setempat agar budaya tersebut dapat dikenal oleh masyarakat lokal bahkan dunia luar. Sama halnya dengan pulau Bangka, kebanyakan masyarakat Indonesia mengenal pulau bangka hanya sebagai pulau penghasil timah. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Humas Pemprov Bangka dan pemerintah provinsi Bangka kepada masyarakat luas terkait keberagaman yang dimiliki oleh pulau Bangka. Pemerintah provinsi Bangka bersama dengan humas PemProv Bangka seharusnya melakukan upaya pelestarian mengenai budaya lokal atau mengangkat kearifan lokal yang dimiliki oleh pulau Bangka agar keanekaragaman yang dimiliki dapat dikenal dan diketahui oleh masyarakat luas. Dengan keberagaman yang dimiliki pulau bangka mulai dari beragamnya penduduk baik penduduk asli maupun pendatang, bahasa yang digunakan, adat dan budaya, kepercayaan, makanan hingga kekayaan alam yang dimiliki menjadi keunikan tersendiri bagi pulau Bangka. Tak heran humas pemprov Bangka menjadikan keunikan tersebut menjadi suatu wisata daerah. Mulai dari wisata pendidikan, wisata alam, wisata sejarah, wisata pantai, wisata olahraga hingga wisata adat dan budaya. Berbicara mengenai wisata adat dan budaya, ada satu upacara yang menarik dan tergolong unik yakni Upacara Sembahyang Rebut.

4 Upacara ini dikenal dengan hari besar arwah-arwah yang bergentayangan atau tidak memiliki keluarga. Dimana masyarakat Bangka mempercayai dengan memberikan ritual khusus bagi mereka akan mendatangkan Fu atau keberkahan. Hingga saat ini upacara sembahyang rebut masih berjalan dengan baik, tetapi hanya segelintir generasi muda yang terlibat, masih banyaknya keterlibatan generasigenerasi yang lama yang seharusnya sudah memberikan tanggung jawab jalannya upacara kepada para generasi muda. Upacara sembahyang rebut tergolong upacara yang rumit dan butuh waktu lama pelaksanaanya. Agar eksistensi budaya Bangka tersebut tetap kukuh, maka kepada generasi penerus perlu ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal. Upaya mengembangkan dan melestarikan seni budaya merupakan apresiasi dalam menangkal pengaruh global yang dapat mengikis kearifan lokal. Padahal seni tradisi merupakan hasil karya budaya yang muncul dari proses peradaban masyarakat, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki corak multikultural. Keberadaan berbagai suku dan tradisi membentuk masyakat multikultural di Bangka Belitung yang tumbuh dari berbagai proses asimilasi. Dan kondisi ini memiliki peran besar dalam pembangunan. Para orang tua, opinion leader, pemuka agama, pemerintah wajib mengajarkan atau menurunkan pengetahuan mengenai nilai - nilai yang terkandung dalam setiap tradisi budaya bangka kepada generasi muda disana. Karena merekalah yang nantinya akan mewariskan nilai-nilai tradisi yang dimiliki pulau Bangka kepada anak cucu mereka. Fungsi pemerintah daerah Pulau Bangka dalam hal ini adalah Fungsi seorang

5 Public Relations diperlukan untuk mensosialisasikan upacara Sembahyang Rebut ini agar lebih dikenal yakni dengan program-program yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bangka. Fungsi Public Relations / PR dalam pelestarian budaya lokal juga merupakan salah satu fungsi yang melekat pada PR yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan/organisasi. Sama halnya dengan PR/ humas pemprov Bangka, sasaran dari program PR salah satunya adalah pengembangan sosial budaya masyarakat. Dalam hal ini PR sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan pemprov Bangka dengan masyarakat Bangka dapat mengambil peran yang strategis, yaitu mengembangkan upaya komunikasi internal dan eksternal yang berbasis budaya lokal dengan menyelenggarakan aktivitas-aktivitas komunikasi berbasis kearifan lokal serta membangun karakter generasi penerus berbasis kearifan budaya lokal sejak dini baik melalui jalur formal maupun non formal, salah satunya adalah dengan keluarga. Adi J Mustafa (2008) mengungkapkan bahwa sering masalah muncul di dalam sebuah keluarga karena terjadi kemacetan komunikasi. Komunikasi yang macet akan membuat segala tujuan di dalam keluarga tersebut gagal tercapai. Oleh sebab itu, komunikasi adalah satu hal yang sangat penting di dalam memelihara keharmonisan keluarga. 1 Seperti komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak Di pulau Bangka, komunikasi antara orang tua dan anak tidak dilakukan secara serius atau direncanakan. Dalam hal ini mereka berkomunikasi secara tidak sengaja, hanya 1 Dasrun, Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta : Graha ilmu. 2012. Hal 156

6 ketika mereka duduk bersama dan ada fenomena yang terjadi pada saat itu mereka baru melakukan komunikasi. Hal ini sudah berlangsung turun temurun dan tidak sedikit orang lain di luar pulau Bangka melihat hubungan mereka layaknya orang biasa bukan seperti keluarga. Berbeda dengan masyarakat Bangka yang merantau ke Jakarta, komunikasi yang mereka lakukan lambat laun berubah mengikuti lingkungan dimana mereka tinggal. Proses komunikasi menjadi salah satu kajian bagi Public Relations. Menjadikan sebuah pesan tersampaikan dengan efektif dari komunikator kepada komunikan adalah tugas utama dari seorang Public Relations. Karena keefektifan sebuah komunikasi akan bergantung dari berbagai faktor yang merupakan area kajian seorang Public Relations. Komunikasi antar pribadi antara anak dan orang tua dalam masyarakat Bangka menjadi objek kajian yang menarik karena keunikan aliran komunikasinya. Tidak seperti komunikasi organisasi yang cenderung hirarkis dan melalui berbagai prosedur. Komunikasi antara orang tua dan anak di masyarakat Bangka melalui sebuah proses yang jauh berbeda dari komunikasi organisasi, namun berpotensi memiliki dinamika yang lebih beragam. Apabila komunikasi tersebut dinilai kurang efektif, disinilah fungsi Public Relations menjadi penting untuk menemukan solusi terhadap dinamika komunikasi antara orang tua dan anak pada masyarakat Bangka. Komunikasi yang terjadi pada orang tua dan anak dalam masyarakat Bangka sangatlah menarik untuk dikaji. Hal yang menarik untuk dicermati oleh seorang

7 Public Relations ialah fakta bahwa berbagai upacara disana dapat berlangsung dengan baik hingga sekarang, namun melalui proses komunikasi yang tidak umum. Mengenai budaya yang terkena perubahan akibat perkembangan zaman, kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Arus perkembangan jaman yang pesat membuat masyarakat tak sadar ikut berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Namun walaupun banyak yang terbawa arus perubahan budaya, masih ada masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku kita sangat tergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagai sebuah aktivitas yang dinamis, komunikasi merupakan sarana untuk mesosialisasikan nilai-nilai budaya kepada masyarakat. Komunikasi dapat menjadi sarana transmisi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Komunikasi menciptakan, atau membuat segala kebimbangan menjadi lebih pasti, dan bagaimanapun juga budaya suatu daerah

8 menjadi ada dan terus ada karena mereka memiliki sejarah dan tradisi yang panjang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Dengan menyadari akan fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan lokal dalam rangka kekuatan keunggulan suatu daerah, maka diperlukan adanya upaya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya tersebut guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Kearifan lokal yang dimiliki oleh pulau Bangka, merupakan kekayaan yang bisa membuat kita semakin kokoh sebagai bangsa dari berbagai serangan budaya asing. Selain menjadi kebanggaan, semua itu harus lestarikan, diwariskan dan disosialisasikan. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti mengenai Bagaimana Upaya Pelestarian Budaya Lokal oleh Pemprov Bangka dan Proses pewarisan nilai Upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pelestarian Upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka, yang mengacu pada proses perencanaan Public Relations dan teori konstruksi realitas sosial budaya.

9 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan peneliti, maka terdapat dua pertanyaan utama sebagai masalah penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana upaya pelestarian budaya lokal oleh Pemerintah Provinsi Bangka? 2. Bagaimana proses orang tua dalam melestarikan upacara Sembahyang Rebut kepada generasi muda di Bangka? 3. Bagaimana orang tua dan anak di Bangka mengkonstruksi realitas mereka dalam pelestarian upacara Sembahyang Rebut? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Upaya Pemerintah Provinsi Bangka dalam melestarikan budaya lokal di Bangka. 2. Mengetahui proses orang tua dalam melestarikan upacara sembahyang rebut kepada generasi muda di Bangka. 3. Mengetahui makna apa yang didapat dalam proses pelestarian upacara sembahyang rebut kepada generasi muda di Bangka.

10 1.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis / akademis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan mengenai dinamika komunikasi yang diterapkan berbagai budaya lokal untuk mempertahankan dan juga melakukan regenerasi budaya diantara kemajuan pesat teknologi dan juga komunikasi. Menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai upaya pelestarian budaya lokal. Selain itu dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam teori-teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi komunikasi untuk memajukan ilmu komunikasi itu sendiri seiring dengan perkembangan zaman. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman masyarakat Bangka untuk selalu dapat mempertahankan budaya dari generasi ke generasi, agar budaya leluhur tetap terjaga kearifannya, serta tetap luhur. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat Bangka tentang bagaimana mewariskan nilai budaya kepada generasi muda.