BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan satu sistem simbol vocal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi dan berinteraksi (Finocehiarno dalam Alwasila, 1992:2). Fungsi bahasa merupakan suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan. Oleh karena itu, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting. Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa, karena bahasa merupakan salah satu pembeda ciri utama umat manusia dengan makhluk lainnya yang ada di dunia ini. (Tarigan, 1987:4-5). Salah satu bidang ilmu yang dipelajari dalam bahasa (linguistik) adalah sintaksis. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Sintaksis mempelajari mengenai struktur sintaksis, satuan-satuan sintaksis, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya. (Chaer, 2003:206) Struktur sintaksis mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis sedangkan satuan-satuan sintaksis mencakup kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. (Chaer, 2003:206) Seperti yang disampaikan oleh Tarigan (1987:27) bahwa satuan-satuan bahasa secara linguistik mempunyai urutan yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu wacana, kalimat, klausa, frase, kata, morfem dan fonem. Dalam teori bahasa, sebenarnya antara teks, konteks, dan wacana merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Misalnya Cook dalam Sobur (2004:56) menyebutkan ada tiga hal yang penting dalam pengertian wacana yaitu teks, konteks, dan wacana. Cook mengartikan teks sebagai semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas tetapi juga semua jenis ekspresi, komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, dan sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan sebagainya. Wacana di sini dimaknai sebagai teks dan konteks.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Asrori, 2004:96) Menurut Kridalaksana dalam Asrori (2004:69), klausa adalah satuan gramatik berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Frase adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. Sedangkan menurut Kridalaksana, frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. (Asrori, 2004:32) Kata adalah satu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. (http://en.wikipedia.org/wiki/kata).. Menurut Asrori (2004:79) berdasarkan kategori kata, klausa dapat dibagi menjadi empat golongan: 1. Klausa Nominal adalah klausa yang P-nya (predikat) terdiri dari kata atau frase golongan nominal. /Marwānu qā`idan aẓīman/ Marwan adalah seorang pemimpin yang besar 2. Klausa Verbal adalah klausa yang P-nya (predikat) terdiri dari kata atau frase verbal. /Yaqzifūna al-muslimīna binīrānin syadīdatin/ Mereka melempar umat Islam dengan api yang keras 3. Klausa Bilangan adalah klausa yang P-nya (predikat) terdiri dari kata atau frase golongan bilangan. /Qāma ṡalāṡatu junūdun/ Tiga orang tentara berdiri. 4. Klausa Preposisional (depan) adalah klausa yang P-nya (predikat) terdiri dari frase kata depan yaitu frase yang diawali oleh kata depan sebagai kata penanda.
/Wā fī yadihi fa sun hā ilatun/ Di tangannya pedang yang sangat besar. Dalam penelitian ini, objek penelitian difokuskan pada klausa verbal yang terdapat dalam hikayat /jundīyyun muslimun/ dalam buku Al-Qirā atu Al Arabiyyatu karya Ibnu Malik DKK. Pemilihan objek penelitian tersebut dilakukan untuk membatasi objek penelitian agar tidak terlalu luas dan adanya asumsi bahwa dalam hikayat /jundīyyun muslimun/ banyak ditemukan klausa verbal. Peneliti tertarik menganalisis masalah klausa verbal ini karena kehadiran klausa verbal dalam bahasa Arab sangat dominan. Berbagai kenyataan bahasa menunjukkan bahwa kehadiran verba selalu terkait dengan kehadiran nomina sebagai pelakunya. Hikayat /jundīyyun muslimun/ menceritakan tentang keberanian seorang pemimpin yang bernama Maslamah Ibnu Malik Ibnu Marwan pada masa kepemimpinan saudaranya Walid Ibnu Abdu Malik ketika melawan tentara Romawi. 1.2. Perumusan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu diberikan perumusan masalah sehingga tidak keluar dari topik permasalahan yang ingin dibahas. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Berapa banyak klausa verbal yang terdapat pada hikayat /jundīyyun muslimun/? 2. Jenis klausa verbal apa saja yang ditemukan pada hikayat /jundīyyun muslimun/? 1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui jumlah klausa verbal yang terdapat pada hikayat /jundīyyun muslimun/. 2. Untuk mengetahui struktur intern klausa verbal yang ditemukan pada hikayat /jundīyyun muslimun/. 3.untuk mengetahuai klausa verbal berdasarkan peran fungtor S (subjek). 4. Untuk mengetahui klausa verbal berdasarkan urutan fungtor S (subjek) dan (predikat). 5. Untuk mengetahui klausa verbal berdasarkan urutan fungtor P (predikat) S (subjek) O (objek). 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Untuk memperluas wawasan dan pemahaman penulis dan pembaca tentang klausa dalam bahasa Arab khususnya mengenai klausa verbal. 2. Untuk menambah referensi dalam bidang ilmu kebahasaan (linguistik) bahasa Arab dan menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Arab untuk menganalisis masalah klausa. 1.5. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yakni metode yang berawal dari data kemudian mengaplikasikannya ke dalam teori. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori Imam Asrori sebagai landasan teori dalam bukunya Sintaksis Bahasa Arab. Adapun data primer yang digunakan dalam penelelitian ini bersumber dari buku Al-qira atu Al-Arabiyatu karya Ibnu Malik DKK. Sedangkan sebagai data sekunder, peneliti mengumpulkan buku-buku dan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah klausa verbal ini. Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158/1987 dan No. 0543 b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis deskriptif. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mencari buku dan memilih buku yang berkaitan dengan judul penelitian dan membacanya dengan cermat berulang kali. 2. Mengklasifikasi data yang telah diperoleh dari referensi yang ada. 3. Menganalisis data yang diperoleh. 4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah yang kemudian disajikan dalam bentuk skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA