I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1) Oleh

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

1. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Menurut Nana Syaodih &

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang membedakan dengan mata pembelajaran lain,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

I. PENDAHULUAN. yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Fokus dan Masalah Penelitian, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pembahasan pada bab ini difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih fokus maka pada bagian ini perlu dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah SMP Negeri 26 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP negeri di Kota Bandar Lampung, terletak di wilayah Kecamatan Tanjung Karang Barat, dan memiliki visi serta misi sekolah, yaitu: Menjadi Pusat Sumber Belajar yang Bermutu, sedangkan misi dari sekolah antara lain: (1) meningkatkan nilai ratarata ujian nasional pada setiap angkatan, (2) meningkatkan prestasi dalam bidang olimpiade MIPA dan KIR, (3) meningkatkan prestasi dalam bidang Kepramukaan dan PMR, (4) meningkatkan prestasi dalam bidang bola voli dan basket, (5) meningkatkan prestasi dalam bidang seni budaya daerah Lampung, (6) meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, (7) melaksanakan program pengambangan diri bagi warga sekolah untuk mendorong perkembangan potensi diri. (Visi dan Misi SMPN 26 Bandar Lampung)

2 Jumlah kelas yang terdapat di SMP Negeri 26 Bandar Lampung adalah 27 kelas dengan rincian untuk kelas 7 terdapat 10 kelas, kelas 8 ada 8 kelas dan kelas 9 ada 9 kelas dengan jumlah siswa 688 orang, jumlah siswa rata-rata perkelas 28 orang. Gedung SMP Negeri 26 Bandar Lampung hanya memiliki 20 ruang kelas sehingga antara jumlah kelas dengan jumlah ruangan kelas tidak memadai, oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan dua kali dalam sehari yaitu kelas pagi (masuk pukul 07.15 WIB sampai dengan 12.20 WIB) dan kelas siang (masuk pukul 12.30 WIB sampai dengan 17.00 WIB). Dengan adanya double shift ini, merupakan salah satu masalah dalam proses pembelajaran karena waktu belajar kurang efektif untuk kelas yang masuk siang. Input siswanya berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Kota Bandar Lampung, seperti Kecamatan Tanjung Karang Barat dan Kecamatan Kemiling, dan hanya sekitar 15% yang berasal dari luar kota, seperti dari Kecamatan Gedong Tataan. Dengan posisi sekolah yang berada dipinggiran kota dan sebagian siswa berasal dari daerah sehingga sebagian besar kualitas siswa yang masukpun rendah. Hasil observasi awal data distribusi frekuensi motivasi peserta didik dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1.1. Hasil observasi awal data distribusi motivasi belajar siswa Rentang Skor F absolut F relatif Kategori skor 32 51 19 56% Sangat kurang 52-65 15 44% Kurang Jumlah 34 100% Rata-rata skor 43% Sumber: Data Primer dan Pengamatan Peneliti T.P. 2012-2013

3 Berdasarkan pengamatan peneliti selain proses pembelajaran doble shift dan input siswa yang rendah, pembelajaran yang ada selama ini juga kurang didukung oleh fasilitas yang ada, seperti: fasilitas laboratorium komputer hanya terdapat 20 unit komputer untuk jumlah siswa sebanyak 688 orang, ini berarti jumlah komputer yang ada di laboratorium komputer sangat minim jumlahnya. Selain itu juga fasilitas buku-buku yang ada di perpustakaan jumlahnya terbatas, sehingga ketika para siswa membutuhkan buku yang mereka perlukan jumlahnya tidak mencukupi. LCD yang ada berjumlah 2 buah sehingga pemakaiannya harus secara bergantian. Ditinjau dari proses pembelajaran masih monoton dan masih berpusat pada guru (teacher centered), artinya guru sebagai pusat sumber belajar. Saat pembelajaran guru sering mendominasi kelas, siswa hanya menerima yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat atau gagasan sangat kurang, siswa terlihat pasif dalam belajar sehingga pembelajaran yang dialami siswa kurang memberikan makna sebab kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Selain aktivitas, peneliti juga mengamati motivasi belajar siswa yang rendah, hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa malas belajar, banyak mengantuk di kelas, kurangnya kemampuan bertanya, kurangnya semangat belajar, kurangnya minat membaca, rendahnya respon menjawab pertanyaan, penyelesaian tugas latihan dan pekerjaan rumah tidak tepat waktu, saat proses pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan baik, sebagai contohnya kurang memperhatikan materi yang

4 disampaikan oleh guru, sering membuat keributan dengan mengajak teman berbicara. Ini semua merupakan faktor dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun faktor dari luar diri siswa (ekstrinsik) yang merupakan penggerak (motivasi) yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Begitu pula dampak dari motivasi yang rendah ini adalah: aktivitas yang rendah, hal ini terlihat dari siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada siswa yang bertanya, meskipun ditunjuk nama siswa untuk menjawab maka siswa tersebut hanya diam. Ada juga siswa yang tidak mencatat pelajaran sehingga buku tulis kosong, siswa izin bergantian ke toilet, siswa tidak merangkum materi yang ditugasi guru untuk mencatat. Pada saat diberi kesempatan untuk membaca buku teks pelajaran siswa malah bermain dengan temannya sehingga kelas menjadi ramai. Orientasi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) sangat menekankan kemampuan intelektual, media pembelajaran sangat kurang bahkan tidak mendukung serta dilihat dari siswa kendalanya siswa yang pasif, minat belajar rendah. Ini berdampak pada suasana pembelajaran yang monoton. Kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan belum menggunakan media pembelajaran dengan maksimal atau guru kurang kreatif dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan masih sangat verbal atau hanya berupa kalimat-kalimat saja. Situasi kelas menjadi jenuh dan monoton walau guru telah berupaya untuk menarik perhatian siswa agar tetap berkonsentrasi pada guru yang mengajar di depan, namun tidak dapat bertahan lama, kembali perhatian

5 siswa terpecah dan ini sangat menyulitkan bagi guru untuk mengembalikan pada situasi awal. Hal ini terjadi jika guru hanya mengandalkan metode ceramah diselingi tanya jawab, akibatnya guru sering marah pada siswa karena suasana belajar mengajar yang tidak tenang. Terkadang guru memberikan materi selingan berupa cerita lucu atau kisah-kisah sukses untuk menarik perhatian siswa agar tetap dapat mengikuti pelajaran. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2.Hasil observasi awal data distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa Rentang Skor F absolut F relatif Kategori skor 52-65 27 71% Kurang 66-78 11 19% Sedang Jumlah 38 100% Rata-rata skor 60% Sumber: Data Primer dan Pengamatan Peneliti T.P. 2012-2013 Berdasarkan banyaknya permasalahan yang timbul di SMP Negeri 26 Bandar Lampung, yang paling dominan adalah permasalahan rendahnya motivasi dan aktivitas belajar siswa. Untuk itu diperlukan berbagai pemecahan masalah, salah satunya dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang membutuhkan banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: motivasi dan aktivitas belajar siswa, dengan dukungan orang tua dan yang sangat esensial yaitu pengembangan pembelajaran dan tersedianya berbagai fasilitas serta bahan ajar yang relevan. Menurut Arsyad (2011: 15), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan

6 motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman atau memudahkan penafsiran data, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan (learning with fun). Pemanfaatan multimedia selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran, salah satu multi media adalah media audio visual sehingga peneliti tertarik menggunakan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini menggunakan kelas VII F sebagai sample karena kelas ini dapat mewakili seluruh kelas VII yang ada di SMP Negeri 26 Bandar Lampung. Melalui penelitian menggunakan media audio visual ini diharapkan proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 26 Bandar Lampung dapat lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga motivasi dan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas yaitu pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Motivasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS masih kurang baik. 2) Aktivitas belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS masih kurang aktif. 3) Hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS masih kurang.

7 4) Sebagian besar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (Teacher Center). 5) Guru mengajar belum menggunakan ragam media. 6) Fasilistas belajar masih kurang 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran IPS? 2. Bagaimanakah pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media audio visual. 2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media audio visual. 1.5 Manfaat Penelitian Kegunaan dan manfaat hasil penelitian tindakan ini secara umum adalah dapat dijadikan acuan bagi tenaga pendidik agar senantiasa menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sehingga prestasi belajar siswa

8 juga dapat meningkat. Secara khusus dapat diuraikan manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoritis Beberapa manfaat yang dapat diperoleh secara teoritis atas hasil penelitian ini adalah dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Sebagai sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan, pembelajaran di SMP khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial. b. Sebagai kajian program studi Pendidikan IPS dalam peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya melalui pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar. c. Memberikan peluang peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori lain yang belum digunakan peneliti. 1.5.2 Manfaat Praktis Beberapa manfaat yang dapat diperoleh secara praktis atas hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1.5.2.1 Bagi Siswa a. Meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. b. Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 1.5.2.2 Bagi Guru a. Memperoleh pengalaman dalam penggunaan media audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS.

9 b. Memperbaiki proses dalam pembelajaran dan kemampuan merencanakan serta menggunakan media audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas VII F SMPN 26 Bandar Lampung. 1.5.2.3 Bagi Sekolah a. Memberikan tambahan informasi atau masukan untuk menciptakan berbagai inovasi yang berkaitan dengan media pembelajaran supaya dapat digunakan oleh para pendidik dengan memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang tepat. b. Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi tugas yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. 2. Peningkatan motivasi dan aktivitas belajar siswa yang meliputi enam indikator (mendengarkan penjelasan guru, merangkum peristiwa dari tayangan audio visual, menyimak, berdiskusi dalam kelompok, mengajukan pertanyaan/bertanya dan menjawab pertanyaan) 3. Peningkatan hasil belajar siswa yang mencakup ketuntasan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes formatif. 1.6.1 Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 28 orang.

1.6.2 Waktu Pelaksanaan 10 Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014. 1.6.3 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu bersumber dari kehidupan sosial dan masyarakat memiliki landasan dalam pengembangan, baik sebagai mata pelajaran maupun disiplin ilmu. Dalam IPS terdapat lima tradisi atau perspektif IPS yaitu: (1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizenship transmision), (2) IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social studies as social sciences), (3) IPS sebagai penelitian mendalam (social studies as reflective inquiry), (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social critism), (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (sosial studies as personal development of individual) (Sapriya, 2009: 13). Standar kompetensi dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah menengah pertama (SMP), meliputi kajian: sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran IPS. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang memang tidak dapat langsung tampak hasilnya tetapi melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai ketrampilan sosial dalam kehidupannya. Pendidikan IPS harus membekali siswa tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai sehingga semua itu dapat membentuk citra diri siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup ditengah masyarakat dengan damai dan

11 dapat dijadikan contoh teladan serta memberikan kelebihannya pada orang lain (Pargito, 2010: 54).