PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 8 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 17 TAHUN 2002 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 156 TAHUN : 2012 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

TENTANG BUPATI SERANG,

TENTANG. dan Jaminan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2006

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2015

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 51 SERI E

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 6 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 5 SERI E NOMOR SERI 4 PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 40

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1997 SERI D NO. 9

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal perlu dilakukan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan yang bersifat menyeluruh, berkesinambungan dan bermutu; Mengingat : b. bahwa salah satu upaya yang perlu dilaksanakan adalah menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan berdasarkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat; c. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud huruf a dan b, maka perlu mengatur Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Tengah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495 ); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 527/MENKES/PER/VII/1993 tentang Paket Pemeliharaan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program JPKM ; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 571/MENKES /PER/VII/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 568/MENKES/PERAT/1996 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57l/Menkes/Per/VH/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 588/Menkes/PEKNLT996 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71/Menkes/PEKNI/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 595/MENKESSK/VU/1993 tentang Standar Pelayanan Medis;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produkproduk Hukum Daerah); 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 2001 tentang Bentuk Produk-Produk Hukum Daerah ; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 23 Tahun 2000 Seri D Nomor 23 ); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TENTANG JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Purbalingga b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Purbalingga. c. Bupati adalah Bupati Purbalingga. d. Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut DKKS adalah Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Purbalingga. e. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut JPKM adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang paripurna berdasarkan asas bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilakukan secara pra upaya. f Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Program JPKM adalah upaya pemeliharaan kesehatan untuk peserta oleh suatu Badan Penyelenggara yang pembiayaannya dilakukan secara pra upaya dan dikelola berdasarkan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. g. Paket Pemeliharaan Kesehatan adalah kumpulan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara untuk kepentingan Peserta dalam rangka melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan. h. Badan Penyelenggara JPKM yang selanjutnya disebut Bapel JPKM adalah badan yang menyelenggarakan JPKM. i. Pra Bapel adalah badan yang menyelenggarakan JPKM sebelum kelembagaan Bapel terbentuk sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. j. Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pada peserta dalam penyelenggaraan Program JPKM.

k. Peserta adalah setiap orang dan keluarga yang ikut dalam Program JPKM. l. Badan Pembina JPKM yang selanjutnya, disebut Bapim JPKM adalah lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pendorongan. m. Pemberi Pelayanan Kesehatan I (Pertama) yang selanjutnya disebut PPK I adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa, Dokter keluarga n. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjurnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas pada DKKS yang merupakan sarana untuk melaksanakan pelayanan bidang kesehatan secara paripurna kepada masyarakat. o. Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disebut Pustu adalah unit organisasi kesehatan yang merupakan penunjang kegiatan Puskesmas. p. Puskesmas Keliling yang selanjutnya disebut Pusling adalah pelayanan kesehatan secara keliling ke desa-desa atau kelurahan. q. Pondok Bersalin Desa yang selanjutnya disebut Polindes adalah tempat pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan, nifas (pelayanan setelah melahirkan) dan keluarga berencana yang merupakan bagian kegiatan Puskesmas. r. Dokter Keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan dasar paripurna untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dalam keluarga dan oleh setiap keluarga di dalam kelompok masyarakat yang memilihnya sebagai mitra untuk pemeliharaan kesehatan. s. Pemberi Pelayanan Kesehatan II (Kedua) yang selanjutnya disebut PPK II adalah pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah atau Rumah Sakit Swasta yang telah memiliki kerjasama dengan Bapel JPKM. t. Rumah Bersalin Daerah adalah Rumah Bersalin Daerah Kabupaten Purbalingga. u. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Purbalingga. v. Rumah Sakit Swasta adalah Rumah Sakit Swasta yang ada di wilayah Kabupaten Purbalingga dan telah memiliki kerjasama dengan Bapel. w. Keluarga Miskin yang selanjutnya disebut Gakin adalah keluarga yang karena alasan ekonomi memenuhi indikator/kriteria kemiskinan yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati. x. Keluarga Pasca Keluarga Miskin yang selanjutnya disebut Pasca Gakin adalah keluarga pada saat pendataan sudah tidak termasuk keluarga miskin. y. Keluarga Mampu atau Non Keluarga Miskin yang selanjutnya disebut Non Gakin adalah keluarga yang sudah tidak termasuk Gakin (sudah tidak termasuk dalam kriteria tentang keluarga miskin berdasarkan Keputusan Bupati). z. Premi Kepesertaan JPKM yang selanjutnya disebut Premi adalah besarnya uang yang dibayarkan peserta kepada Bapel untuk 1 (satu) tahun bagi keluarga inti. BAB II TUJUAN DAN SASARAN JPKM Pasal 2 Tujuan JPKM adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui: a. pembudayaan perilaku hidup sehat; b. penciptaan kemandirian masyarakat dalam memilih dan membiayai pelayanan kesehatan yang diperlukan secara mandiri ; c. penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna dengan mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; d. pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dengan pelayanan yang paripurna, berkesinambungan, bermutu dan disusun dalam bentuk paket pemeliharaan kesehatan melalui kepesertaan JPKM.

Pasal 3 Kisaran JPKM adalah seluruh masyarakat dalam wilayah Daerah. BAB III KELOMPOK PESERTA DAN KEPESERTAAN JPKM Pasal 4 Kelompok peserta JPKM meliputi : Gakin, Pasca Gakin, Non Gakin. Pasal 5 (1) Kepesertaan JPKM digunakan untuk Keluarga Inti. (2) Pendaftaran Kepesertaan JPKM dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Pendaftaran Kepersertaan JPKM secara berkelompok sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini dilakukan oleh koordinator kelompok dengan mencantumkan daftar anggota kelompok. Pasal 6 (1) Kepesertaan JPKM dimulai pada saat ditandatangani kesepakatan. (2) Prosedur dan tata cara kepersertaan sebagaimana JPKM sebagaimana dimaksud Pasal 5 Peraturan Daerah ini diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 7 Kartu identitas (Kartu Anggota) kepersertaan JPKM sebagaimana dimaksud Pasal 5 Peraturan Daerah ini diterbitkan oleh Bapel JPKM. (1) Setiap Peserta wajib membayar premi. BAB IV KEWAJIBAN DAN HAK PESERTA Pasal 8 (2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) Pasal ini khusus untuk Gakin dan Pasca Gakin pembayaran premi disubsidi oleh Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (3) Besarnya premi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Kewajiban membayar premi sebagaimana dimaksud Pasal 8 Peraturan Daerah ini dilakukan untuk suatu jangka waktu tertentu. Pasal 10 Peserta berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dalam paket pemeliharaan kesehatan dasar dan pemeliharaan kesehatan tambahan sesuai dengan kesepakatan.

Pasal 11 Peserta berhak untuk mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian atas keluhan yang diajukannya baik yangmenyangkut pelayanan oleh Bapel maupun Pemberi Pelayanan Kesehatan. BAB V PEMELIHARAAN KESEHATAN Pasal 12 (1) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui paket pemeliharaan kesehatan. (2) Paket Pemeliharaan kesehatan dalam penyelenggaraan JPKM, meliputi : a. paket pemeliharaan kesehatan dasar atau Paket Dasar b. paket pemeliharaan kesehatan tambahan atau Paket Tambahan. Pasal 13 Supaya Pemeliharaan kesehatan dalam penyelenggaraan JPKM dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis antara Bapel dengan Peserta, dan Bapel dengan Pemberi Pelayanan rsehatan. Pasal 14 Sepanjang pelayanan kesehatan yang diperoleh sesuai dengan paket pemeliharaan bagaiamana dimaksud Pasal 12 Peraturan Daerah ini, Peserta tidak dikenakan tambahan BAB VI PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN Pasal 15 Sarana pelayanan kesehatan yang ingin menjadi Pemberi Pelayanan Kesehatan harus : a. memiliki akreditasi dari Departemen Kesehatan yang meliputi ketenagaan, peralatan atau fasilitas, kemampuan memberikan pelayanan dan ketentuan lain yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; b. mengadakan ikatan kerjasama dengan Bapel; c. memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan kemudian. Pasal 16 (1) Pemeliharaan kesehatan dalam JPKM dapat dilakukan pada sarana pelayanan Pemberi Pelayanan Kesehatan, antara lain : a. PPK I untuk pelayanan kesehatan dengan rawat jalan dan atau rawat inap bagi Puskesmas yang menyediakan fasilitas tersebut; b. PPK II untuk pelayanan kesehatan dengan rawat jalan dan atau rawat inap serta sebagai pusat rujukan; c. Polindes untuk pelayanan kesehatan persalinan normal dan rawat jalan ; d. Dokter Keluarga sebagai rawat jalan. (2) Pelayanan kesehatan sebagaimana ayat (1) Pasal ini terdiri dari : a. pemeriksaan dan tindakan medis meliputi : 1) pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan yang tersedia pada sarana pelayanan Pemberi Pelayanan Kesehatan

tersebut atau Pemberi Pelayanan Kesehatan yang menjadi rujukan sesuai dengan paket pemeliharaan kesehatan. 2) pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. 3) pemberian pelayanan kesehatan pencegahan termasuk imunisasi yang diberikan sesuai kebutuhan. b. perawatan; c. pelayanan obat; d. pemeriksaan penunjang diagnostik. Pasal 17 Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (1) Perahiran Daerah ini, diberikan pada kelas perawatan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Pasal 18 Pemberi Pelayanan Kesehatan dilarang memungut biaya tambahan dari Peserta, sepanjang layanan yang diberikan sesuai dengan paket kesehatan yang telah disepakati. Pasal 19 Pemberi Pelayanan Kesehatan tidak boleh menolak Peserta yang memerlukan pertolongan pelayanan. Pasal 20 Pemberi Pelayanan Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan harus melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam sistem rujukan dan dilarang menghentikan perawatan dalam suatu proses pelayanan karena adanya alasan administratif. Pasal 21 Pemberi Pelayanan Kesehatan harus tetap mempertahankan dan meningkatkan segala yang ada dan mutu pelayanan yang diberikan serta melaksanakan rekam medis secara cermat. Pasal 22 (1) Pemberi Pelayanan Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan harus dilalaikan sesuai dengan kebutuhan medis peserta dan standar pelayanan. (2) Ketentuan mengenai standar pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilakukan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KELEMBAGAAN BAPEL DAN PRA BAPEL Pasal 23 (1) Penyelenggaraan JPKM diselenggarakan oleh Bapel yang berbentuk Badan Hukum dan memiliki izin operasional sebagai penyelenggara program JPKM. (2) Badan Hukum sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dapat diselenggarakan oleh Pemerintah atau Swasta. (3) Bentuk Badan Hukum sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi atau Bentuk Badan Hukum lainnya.

(4) Bentuk Badan Hukum sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini harus telah memenuhi persyaratan sebagai badan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 24 (1) Bapel dalam menyelenggarakan JPKM harus memberikan kemudahan peserta untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan. (2) Kemudahan bagi peserta untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan dilakukan dengan : a. memberikan kartu identitas (kartu anggota) bagi setiap peserta yang dapat digunakan untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan; b. menyediakan sarana pelayanan Pemberi Pelayanan Kesehatan yang dapat dipilih peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan. c. memberikan informasi secara jelas tentang jenis pelayanan yang dapat diperoleh peserta untuk paket pemeliharaan kesehatan. Pasal 25 Bapel dalam menyelenggarakan JPKM berfungsi untuk : a. menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan yang paripurna, terstruktur, bermutu dan berkesinambungan; b. melakukan pengelolan keuangan secara cermat; c. melakukan pengelolaan kepersertaan; d. melakukan pengelolaan sistem informasi manajemen. Pasal 26 Bapel dalam menyelenggarakan JPKM harus membuat ketentuan-ketentuan secara tertulis mencakup : a. Pemberi informasi bagi peserta dan Pemberi Pelayanan Kesehatan ; b. Paket pemeliharaan kesehatan; c. Taat cara memperoleh pelayanan. Pasal 27 (1) Dikecualikan dari ketentuan Pasal 23 Peraturan Daerah ini, sebelum Bapel terbentuk maka penyelenggaraan JPKM dilaksanakan oleh Pra Bapel. (2) Tugas dan fungsi Pra Bapel sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini sama dengan tugas Bapel. (3) Pembentukan dan tata kerja Pra Bapel diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VIII KELEMBAGAAN BAPIM Pasal 28 (1) Dalam penyelenggaraan JPKM dibentuk BAPIM. (2) Bapim sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pendorongan penyelenggaraan JPKM. (3) Pembentukan Bapim diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IX SANKSI Pasal 29 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku. (2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, Kepala DKKS dapat mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. (3) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud ayal (2) Pasal ini dapat berupa : a. Teguran lisan atau tertulis ; b. Pembatasan kegiatan usaha; c. Pencabutan izin operasional. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Kepala DKKS bertanggungjawab atas pelaksanaan penyelenggaraan JPKM. Pasal 31 Bapel yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini harus menyesuaikan menjadi Bapel sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini selambatlambatnya 3 (tiga) ahun setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Pasal 32 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaanya Ban diatur dengan Keputusan Bupati. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini engan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Disahkan di Purbalingga pada tanggal 24 Juni 2003 BUPATI PURBALINGGA, cap ttd TRIYONO BUDI SASONGKO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT I. PENJELASAN UMUM Dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 571/Mekes/Per/Vn/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perahiran Menteri Kesehatan Nomor 568/Menkes/Pet7W1996 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 571/Menkes/Per/VlI/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. Disamping peraturan perundangan tersebut, Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 527/Menkes/Per/VII/l993 tentang Paket Pemeliharaan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program JPKM, maka dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal perlu dilakukan upaya pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat pada hakekatnya adalah program Nasional yang kegiatan utamanya adalah menitikberatkan pada upaya pemeliharaan kesehatan untuk Peserta oleh Suatu Badan Penyelenggara yang pembiayaannya dilakukan secara pra upaya dan dikelola berdasarkan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat Selanjutnya dalam rangka mensukseskan Program Nasional tersebut guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah membentuk Pra Badan Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Pra Bapel JPKM) sebagai langkah awal (embrional) sebelum dibentuknya Badan Penyelenggara JPKM sesuai ketentuan Peraturan perundangan yang berlaku. Disamping itu dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan mendasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan adalah implementasi sistem pembiayaan kesehatan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dan atau sistem lain. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu menetapkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal1 s/d 4 : Cukup jelas. Pasal 5 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Keluarga Inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. Pasal 5 ayat (2) : Cukup jelas Pasal 5 ayat (3) : Cukup jelas Pasal 6 s/d 11 : Cukup jelas

Pasal 12 ayat 1 : Cukup jelas Pasal 12 ayat 2 : Yang dimaksud : Pasal 13 s/d 33 : Cukup jelas. a. Paket Pemeliharaan Kesehatan Dasar atau Paket Dasar adalah merupakan paket yang disusun sesuai dengan kebutuhan medis, tidak lebih tidak kurang dan wajib diselenggarakan oleh PPK I, meliputi : Rawat Jalan, Rawat Inap, Penunjang dan Gawat Darurat, b. Paket pemeliharaan kesehatan tambahan atau Paket Tambahan bersifat tidak wajib dan diberikan oleh PPK sesuai kesepakatan. Paket tambahan hanya dapat diselenggarakan bagi peserta yang telah mengikuti paket dasar.