BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka 9
10 menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Menurut Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agen), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agen), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Jama an, 2008).
11 2. Arus Kas Per Lembar Saham (CFPS) a. Definisi Kas Dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.2 (IAS 7, 2015), Kas terdiri atas saldo kas (Cash On Hand) dan rekening giro (Demand Depostis). Dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.2 (IAS 7, 2015), Setara kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. b. Pengertian Arus Kas Dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.2 (IAS 7, 2015), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Dalam PSAK No.2 IAS 7, 2015) menyatakan entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap
12 jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut. c. Pengertian Laporan Arus Kas Dalam laporan dini suatu badan standar akuntansi keuangan di Amerika yaitu Financial Accounting Standard Board, pernyataan No.95 memberikan definisi laporan arus kas sebagai berikut : Laporan Arus Kas merupakan suatu laporan keuangan yang menunjukkan atau menggambarkan arus masuk kas dan arus keluar kas, dan perubahan bersih dalam kas yang berasal dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan dari suatu entitas selama periode akuntansi tertentu. Dan laporan ini juga merupakan suatu media yang dapat menelusuri atau mencocokkan saldo awal kas dengan saldo kas pada akhir tahun anggaran. Pengertian laporan arus kas menurut Ardiyos (2004:172) menyatakan bahwa : Laporan aliran kas (cash flow statement) adalah suatu laporan keuangan yang menunjukan sumber-sumber kas dan penggunaan kas yang masuk atau keluar dalam suatu bisnis. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, pengertian laporan arus kas adalah : Memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
13 Dalam akuntansi komersial, yang dimaksudkan dengan setara kas adalah dana kas yang ditanamkan oleh suatu perusahaan dalam investasi jangka pendek atau investasi yang sangat likuid (mudah untuk dicairkan menjadi kas tanpa risiko dan tanggal jatuh temponya sangat dekat), seperti dana kas yang diinvestasikan dalam surat berharga yaitu dalam bentuk obligasi pemerintah dan surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar bursa. d. Kegunaan Laporan Arus Kas Dengan melakukan analisis arus kas, menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:257) kegunaan laporan arus kas yang didapat untuk mengetahui: 1) Kemampuan perusahaan meng generate kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu. 2) Kemungkinan keadaaan arus kas masuk dan keluar arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan memabayar deviden di masa yang akan datang. 3) Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 4) Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.
14 5) Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. e. Penggolongan Arus Kas Dalam penyajiannya laporan Arus kas ini memisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:258) penggolongan arus kas yaitu : 1) Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan operasional 2) Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan investasi 3) Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan keuangan atau pembiayaan. Berikut mengenai penjelasan hal tersebut : 1) Arus Kas dari Kegiatan Operasional Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan Laba Rugi dikelompokkan dalam golongan kegiatan operasional. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional misalnya : a) Penerimaan dari langganan b) Penerimaan dari piutang bunga c) Penerimaan dari supplier Arus kas yang keluar berasal dari :
15 a) Kas yang dibayakan untuk pembeli barang dan jasa yang akan di jual b) Bunga yang dibayar atas utang perusahaan c) Pembayaran pajak penghasilan d) Pembayaran gaji Laporan laba rugi yang berasal dari bukan kegiatan operasional seperti penjualan, peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk sebagai kelompok kegiatan opersional kas yang diterima dari kegiatan ini dimasukkan sebagai kelompok kegiatan investasi atau keuangan mana yang dianggap lebih dominan. 2) Arus Kas dari Kegiatan Investasi Di sini dikelompokkan transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi nonkas lainnya yang digunakan oleh perusahaan arus kas masuk menjadi jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya misalnya dari hasil penjualan. Arus kas yang diterima misalnya dari : a) Penjualan aktiva tetap b) Penjualan surat berharga yang berupa investasi c) Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kerugian atas investasi) Arus kas keluar dari kegiatan ini misalnya adalah :
16 a) Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap b) Pembelian investasi jangka panjang c) Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan transaksi yang berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat disamakan dengan aktiva tetap) 3) Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya dalam kategori arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas pembiayaan adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya. Dalam arus kas masuk dari kegiatan pembiayaan adalah : a) Pengeluaran saham b) Pengeluaran wesel c) Penjualan obligasi d) Pengeluaran surat utang, hipotek dan lain-lain Dalam arus kas keluar dari kegiatan pembiayaan adalah : a) Pembayaran dividen dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik b) Pembelian saham pemilik (treasury stock)
17 c) Pembayaran hutang pokok dana yang dipinjam f. Perhitungan Cash Flow Per Share (CFPS) Arus kas operasi per lembar saham (Cash Flow From Operating Per Share / CFOPS) saham diperoleh dari Arus kas investasi per lembar saham (Cash Flow From Investing Per Share / CFIPS) saham diperoleh dari Arus kas pendanaan per lembar saham (Cash Flow From Financing Per Share / CFFPS) saham diperoleh dari 3. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share) Tandelilin (2001:241) mendefinisikan Earning Per Share (EPS) sebagai perbandingan antara jumlah laba (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah saham yang beredar. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning
18 perusahaan. di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Lukman Syamsudin, 1992 : 66). Laba Perlembar Saham (Earning Per Share) diperoleh dari (Eugene, p445) : Menurut Kieso dalam Intermediate Accounting (P 150) laba per lembar saham diperoleh dari : Membeli saham berarti membeli prospek perusahaan, yang tercermin pada laba per lembar saham. Jika laba per lembar saham lebih tinggi, maka propek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per lembar saham lebih rendah berarti kurang baik, dan jika laba per lembar saham negatif berarti tidak baik (perusahaan rugi). Selain dua perhitungan tersebut, terdapat perhitungan laba per lembar saham apabila perusahaan mempunyai surat berharga delutif. Surat berharga delutif merupakan surat berharga yang mempunyai pengaruh mengurangi laba per lembar saham bila surat berharga tersebut dikonversikan mejadi saham biasa. Surat berharga tersebut antara lain Obligasi yang dapat dikonversi, saham preferen yang dapat dikonversi
19 (Convertible preffered Stock), waran, opsi dan hak atas saham. Berikut perhitugan laba per lembar saham apabila terdapat sekuritas delutif : 4. Return Saham Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Jadi semua investasi mempunyai tujuan utama mendapatkan return (Ang, 1997: 202) a. Pengertian Return Saham 1) Menurut Jogiyanto (2009: 199), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. 2) Menurut Samsul (2006: 291), return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. 3) Menurut Brigham dan Houston (2006: 215), return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara jumlah yang diterima dan
20 jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa return saham merupakan tingkat pengembalian berupa imbalan yang diperoleh dari hasil jual beli saham. b. Jenis-jenis Return Saham Menurut Jogiyanto (2009: 199), return saham dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Return realisasian Return realisasian merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. 2) Return ekspektasian Return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. c. Komponen Return Saham Menurut Tandelilin (2001: 48), return saham terdiri dari dua komponen, yaitu: 1) Capital gain (loss) Capital gain (loss) yaitu kenaikan (penurunan) harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
21 2) Yield Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham. d. Rumus Menghitung Return Saham Secara sistematis, perhitungan return saham adalah sebagai berikut: 1) Return saham = (Jogiyanto, 2009: 201) 2) Return saham = (Brigham dan Houston, 2006: 410) Keterangan: t atau 1 = Price, yaitu harga untuk waktu t 1 atau 0 = Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya = Dividen periodik Karena pada laporan keuangan telah diketahui harga penutupan pada perusahaan setiap tahunnya dan karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan rumus return saham yang di ambil dari Brigham dan Houston (2006: 410) untuk memudahkan peneliti dalam menghitung return saham tersebut. Pada penelitian sebelumnya juga banyak peneliti yang menggunakan rumus tersebut.
22 e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham Menurut Samsul (2006: 200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro. 1) Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu: a) Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi internasional. b) Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup. 2) Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu: a) Laba bersih per saham b) Nilai buku per saham c) Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio keuangan lainnya.
23 TABEL 2.1 JURNAL PENELITIAN SEBELUMNYA No. Nama Peneliti Judul Jurnal Kesimpulan Persamaan 1 Pradhono (2004) 2 I G. K. A Ulupui (2005) Pengaruh Econimic value Added, Residual Income, Earning dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Yang Diterima Oleh pemegang saham Analisis Pengaruh Rasio likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh paling signifikan terhadap return saham Berdasaarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap return saham Memiliki variabel yang sama yaitu pengaruh arus kas operasi terhadap return saham Memiliki variabel yang sama yaitu pengaruh likuiditas terhadap return saham Menggunakan ukuran arus kas operasi, likuiditas dan return saham sebagai objek yang akan di teliti
24 B. Rerangka Pemikiran 1. Hubungan Arus Kas Per Lembar Saham (CFPS) terhadap return saham Dalam suatu perusahaan perbankan arus kas merupakan salah satu faktor yang sangat penting sebagai dasar pengembalian keputusan penanaman modal bagi investor. Laporan arus kas dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dengan dipublikasikannya laporan keuangan akan menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan penjualan atau pembelian saham. Selanjutnya, reaksi ini akan tercermin dalam perubahan return saham. Menurut (Eduardus.Tandelilin 2010:342) menyatakan bahwa arus kas berpengaruh terhadap return saham adalah sebagai berikut : Arus kas merupakan informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. Sedangkan menurut Triyono (2000) menyebutkan : Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dengan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. 2. Hubungan Laba Per Lembar Saham (EPS) terhadap return saham Laba Per Saham merupakan rasio yang menunjukkan laba yang diperoleh investor atau pemegang saham setiap lembar sahamnya. Umumnya calon
25 pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share karena menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Earning Per Share yang besar merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Peningkatan Earning Per Share menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Semakin tinggi nilai Earning Per Share akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Ketertarikan investor ini akan meningkatkan jumlah saham yang dibeli investor, maka harga saham akan naik dan return saham akan meningkat pula.
26 GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN Variabel x1 Cash Flow From Operating Per Share (CFOPS) CFOPS Cas Flow from Operating Outstanding S are Variabel x2 Cash Flow From Investing Per Share (CFIPS) CFIPS Cas Flow from Investing Outstanding Stock Variabel x3 Variabel y Return Saham Cash Flow From Financing Per Share (CFFPS) CFIPS Cas Flow from Financing Outstanding Stock Earning Per Share (EPS) Variabel x4 EPS Net Income Weig ted Average Of Common S ares Outstanding
27 C. Hipotesis Kata hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya lemah dan tesis berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, di sebut demikian karna masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya. Menurut Jonathan Sarwono (2006:26), hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Cash Flow From Operating Per Share (CFOPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. H2 : Cash Flow From Investing Per Share (CFIPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. H3 : Cash Flow From Financing Per Share (CFFPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. H4 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.